Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN TENTANG RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT, MASA INBUKASI BEBERAPA PENYAKIT

NAMA : FITRIANI MARSAOLY

NIM : 19134510015

SEMESTER : III(TIGA)

JURUSAN: D-III SANITASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TERNATE

2020.
Masa inkubasi adalah waktu yang diperlukan dari saat masuknya patogen (penyebab penyakit) ke dalam
tubuh, sampai mulai menimbulkan gejala pertama kali. Proses masuknya patogen yang berupa
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia disebut dengan infeksi. Mikroorganisme dapat berupa bakteri,
virus, jamur, atau parasit. Selain mikroorganisme, patogen dapat berupa paparan bahan kimia, radiasi,
dan sebagainya.

Dalam dunia medis, ada pembahasan khusus tentang riwayat alamiah penyakit (natural history of
disease) yakni deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai
sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan
atau kematian, tanpa terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik.

Perjalanan penyakit diawali dengan terpaparnya individu sebagai penjamu yang rentan (suseptibel) oleh
penyebab penyakit (patogen). Paparan (exposure) adalah kontak atau kedekatan (proximity) dengan
sumber agen penyakit. Sebagai contoh seseorang yang terpapar virus influenza karena berdekatan
dengan sumber (penderita influenza), maka virus akan masuk ke dalam tubuh dan berpotensi
menimbulkan penyakit flu. Paparan tidak hanya berlaku pada penyakit infeksi, tetapi juga non-infeksi,
misalnya paparan stres, zat beracun, dan lain-lain.

Setelah terpapar dan agen penyebab berhasil masuk, maka fase selanjutnya adalah masa inkubasi. Ini
merupakan waktu yang diperlukan mulai dari paparan patogen hingga timbulnya manifestasi klinis atau
masa laten pada penyakit kronis. Pada fase inkubasi ini penyakit belum menampakkan tanda dan gejala,
maka dari itu disebut juga penyakit subklinis (asimtomatis).

Pada proses infeksi, masa inkubasi ini dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk berkembang biak sampai
akhirnya dapat menimbulkan gejala pada manusia. Setiap mikroorganisme memiliki masa inkubasi yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Secara umum, untuk infeksi mikroorganisme yang sama,
masa inkubasi pada orang dewasa membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan anak-anak atau
bayi.

Masa inkubasi bisa berlangsung dalam hitungan detik pada reaksi keracunan ataupun alergi
(hipersentivitas). Sebagai contoh, pada seseorang yang terpapar bakteri Vibrio cholera yang toksigenik,
gejala kolera bisa timbul beberapa jam hingga 2-3 hari sejak paparan. Sedangkan pada penyakit kronis
masa inkubasi (masa laten) bisa berlangsung sampai beberapa dekade. Ada dua faktor yang
mempengaruhi masa laten (masa inkubasi), yakni faktor risiko dan faktor protektif.

Faktor risiko adalah faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit secara klinis.

Faktor protektif adalah faktor yang menurunkan risiko terjadinya penyakit secara klinis.

Faktor yang memengaruhi kecepatan masa inkubasi

Masa inkubasi dari suatu penyakit infeksi ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :

1. Dosis atau jumlah patogen yang masuk ke dalam tubuh


Semakin banyak jumlah patogen yang masuk ke dalam tubuh, maka kemungkinan untuk menimbulkan
gejala penyakit semakin cepat. Karena terlalu banyak pathogen yang masuk tidak dapat dimusnahkan
oleh sistem imun tubuh.

2. Jalur masuk pathogen

Tergantung dari jenis mikroorganisme dan rute penyebarannya. Mikroorganisme paling cepat menyebar
ke seluruh tubuh apabila masuk melalui pembuluh darah mengikuti sirkulasi aliran darah.

3. Kecepatan suatu mikroorganisme untuk bereplikasi (berkembang biak).

Siklus hidup suatu mikroorganisme untuk bereplikasi berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain,
ada yang membutuhkan waktu cepat, ada juga yang membutuhkan waktu lama. Ada juga
mikroorganisme yang membutuhkan hewan perantara untuk berkembangbiak, sebagai contoh parasit.
Sebagian besar jenis parasit akan berkembang atau menjadi parasit dewasa di dalam tubuh nyamuk,
kemudian akan masuk kembali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.

4. Daya tahan tubuh atau kemampuan sistem imun seseorang

Dalam keadaan normal, seluruh permukaan tubuh manusia dijaga oleh sistem kekebalan tubuh, seperti
permukaan kulit dan lapisan mukosa bertugas untuk mencegah masuknya patogen. Pada saat ada luka
di kulit atau mukosa, maka pathogen akan mudah masuk ke dalam tubuh.

Adanya pengaruh dari penyakit tertentu dan efek samping penggunaan obat, juga dapat menurunkan
daya tahan tubuh seseorang sehingga mudah terjadi infeksi.

Tidak semua penyakit infeksi itu menular


Walapun hampir semua infeksi dapat menular, namun tidak semua infeksi tersebut dapat menularkan
ke orang lain, hanya terjadi pada satu orang saja. Hal ini tergantung dari jenis mikroorganisme dan cara
penyebarannya. Contoh infeksi yang tidak menular dari satu orang ke orang lain, yaitu :

 Infeksi pada telinga


 Sinusitis (peradangan pada rongga sinus yang biasa disebabkan karena adanya infeksi)
 Infeksi lambung
 Infeksi saluran kemih
 Infeksi pada sistem limfe dan pembuluh darah
 Penyakit menular sexual, hanya terjadi penularan pada saat melakukan hubungan seksual denan
penderitanya.
 Dan sebagainya.

Berikut beberapa contoh masa inkubasi dari berbagai jenis penyakit infeksi:
 Polio, 1 – 3 minggu
Poliomielitis atau polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus. Di sekitar
0,5% dari kasus polio terdapat kelemahan otot yang mengakibatkan kelumpuhan.[1] Hal ini
dapat terjadi selama beberapa jam sampai beberapa hari.[1][2] Kelemahan paling sering terjadi
pada kaki tetapi kadang-kadang terjadi pada otot-otot kepala, leher dan diafragma. Banyak tapi
tidak semua orang sepenuhnya pulih. Pada penderita polio dengan kelemahan otot sekitar 2%
sampai 5% dari anak-anak dan 15% sampai 30% dari orang dewasa mati.25% lainnya mengalami
gejala ringan seperti demam dan sakit tenggorokan dan hingga 5% mengalami sakit kepala, leher
kaku dan nyeri di lengan dan kaki.[1][2] Orang-orang ini biasanya kembali normal dalam waktu
satu atau dua minggu. Dalam hingga 70% dari infeksi tidak terjadi gejala. Beberapa tahun
setelah sembuh sindrom pasca-polio dapat terjadi, dengan perkembangan kelemahan otot yang
lambat, sama dengan yang dialami selama infeksi awal.
 Tetanus, 7 – 10 hari
Tetanus adalah kondisi kaku dan tegang di seluruh tubuh akibat infeksi kuman. Kaku dan tegang
seluruh tubuh ini terasa menyakitkan dan dapat menyebabkan kematian. Gejala tetanus akan
muncul dalam 4-21 hari setelah terinfeksi.
Kuman atau bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka pada kulit, dan akan
mengeluarkan racun untuk menyerang saraf. Bakteri ini bernama Clostridium tetani, yang
banyak ditemukan pada tanah, debu, atau kotoran hewan.
 Rabies, Sangat bervariasi; 1 – 3 bulan, tergantung lokasi gigitan
Virus penyebab rabies ditularkan oleh anjing melalui gigitan, cakaran, atau air liur. Namun,
terdapat pula hewan lain yang dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia,
seperti kucing, kera, musang, bahkan kelinci. Pada kasus yang tergolong sangat jarang,
penularan virus rabies juga dapat terjadi dari manusia ke manusia, melalui transplantasi organ.
 Penyakit Kolera, 2 – 5 hari
Kolera disebabkan oleh infeksi bakteri Vibrio cholerae. Bakteri kolera hidup di alam bebas,
terutama di lingkungan perairan seperti sungai, danau, atau sumur. Sumber penyebaran utama
bakteri kolera adalah air dan makanan yang terkontaminasi bakteri kolera.
Bakteri kolera dapat masuk bersama makanan jika makanan tersebut tidak dibersihkan dan
dimasak dengan baik sebelum dimakan. Contoh jenis makanan yang dapat menjadi sarana
penyebaran bakteri kolera adalah:
Makanan laut seperti kerang dan ikan.
Sayuran dan buah-buahan.
Biji-bijian seperti beras dan gandum.
 Diare, Tergantung penyebab diare, umumnya 1 – 7 hari
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar, dengan
kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat makanan dan minuman yang
terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil
kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia adalah
sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus.
 Demam berdarah dengue, 4 – 10 hari
DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat
virus dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Sarana penularan
demam berdarah sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus.
 HIV, Sangat bervariasi; dari beberapa bulan – tahun
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh,
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan,
kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
 Influenza, 1 – 3 hari
Penyebab influenza atau common cold adalah virus. Sedikitnya ada 100 jenis virus yang dapat
menyebabkan influenza. Namun di antara banyaknya jenis virus tersebut, yang paling sering
adalah rhinovirus. Virus tersebut sangat menular.
Virus penyebab influenza atau common cold mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan
atau dibersinkan oleh penderitanya. Selain itu, tangan ataupun benda- benda lain yang
terkontaminasi virus juga dapat menjadi media berpindahnya virus.
 Cacar Air, 8 – 12 hari
Penyakit cacar air atau dalam istilah medis disebut varicella adalah infeksi yang disebabkan virus
Varicella zoster. Penderita yang terinfeksi virus ini ditandai dengan munculnya ruam kemerahan
berisi cairan yang sangat gatal di seluruh tubuh.
Pada sebagian besar penderitanya, cacar air merupakan penyakit ringan, khususnya setelah
digalakkan program vaksinasi cacar air pada pertengahan tahun 1990-an. Kendati demikian,
cacar air tetap dapat menimbulkan komplikasi yang lebih serius pada penderita yang memiliki
sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya penderita HIV/AIDS.
 Scabies, 4 – 6 minggu
Scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh kutu Sarcoptes scabiei. Scabies pada
anak dapat menyebabkan kulitnya sangat gatal dan luka akibat digaruk. Penyakit ini mudah
sekali menular dan perlu segera diobati.
Kutu penyebab scabies atau kudis dapat menular jika terjadi kontak langsung dengan kulit
penderita, tidur berdekatan dengan penderita, atau menggunakan pakaian dan handuk yang
dipakai oleh penderita. Oleh karena itu, jika anak menderita scabies, seluruh anggota keluarga
juga harus diperiksa dan diobati.
 Herpes, 2 – 12 hari
Herpes adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia. Infeksi virus
herpes umumnya ditandai dengan kulit kering, luka lepuh, atau luka terbuka yang berair. Herpes
simplex virus (HSV) dan varicella- zoster virus adalah dua jenis virus herpes yang cukup sering
menyerang manusia.
Virus ini dapat menyerang siapa saja. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi virus ini
dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang sedang lemah adalah faktor yang bisa meningkatkan
risiko seseorang terinfeksi virus herpes.
 Konjungtivitis, 1 – 3 hari
 Hepatitis A, 2 – 7 minggu
 Hepatitis B, Sekitar 75 hari, bervariasi antara 30 – 180 hari
 Hepatitis C, 14 – 180 hari

Anda mungkin juga menyukai