Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Penyakit Akibat Kerja


Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah ​penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja (Permennaker No. Per. 01/Men/1981) yang akan
berakibat cacat sebagian maupun cacat total.Cacat Sebagian adalah hilangnya atau
tidak fungsinya sebagian anggota tubuh tenaga kerja untuk selama-lamanya.
Sedangkan Cacat Total adalah keadaan tenaga kerja tidak mampu bekerja sama
sekali untuk selama-lamanya.
Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Faktor-faktor penyebab Penyakit Akibat Kerja (PAK) tergantung pada bahan yang
digunakan dalam proses kerja, lingkungan kerja ataupun cara kerja. Pada
umumnya faktor penyebab dapat dikelompokkan dalam 5 golongan:
1. Golongan fisik : suara (bising), radiasi, suhu (panas/dingin), tekanan yang
sangat tinggi, vibrasi, penerangan lampu yang kurang baik.
2. Golongan kimiawi : bahan kimiawi yang digunakan dalam proses kerja,
maupun yang terdapat dalam lingkungan kerja, dapat berbentuk debu, uap, gas,
larutan, awan atau kabut.
3. Golongan biologis : bakteri, virus atau jamur.
4. Golongan fisiologis : biasanya disebabkan oleh penataan tempat kerja dan cara
kerja.
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang mengakibatkan stress.

2.2 Jenis- jenis Penyakit Akibat Kerja


Berdasarkan Keputusan presiden RI no 22 tahun 1993, terdapat 31 jenis
penyakit akibat kerja, dimana dibedakan atas 26 penyakit yang disebabkan oleh
faktor kimia, 4 penyakit yang disebabkan oleh faktor fisika, dan 1 penyakit yang
disebabkan oleh faktor biologi.
Dalam makalah ini kelompok akan membahas 5 point pertama terkait
penyakit akibat kerja, yaitu

A. Pneumokoniosis.
Pneumokoniosis yang disebebkan oleh debu mineral pembentuk jaringan
parut (silikosis, antrakosis, asbestosis) dan silikutuberkolosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian. Pneumokoniosis adalah
sekumpulan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu didalam
jaringan paru-paru. Biasanya berupa debu mineral, tergantung dari jenis debu
mineral yang ditimbun. Diantara penyakit Pneumokoniosis yaitu :
- Silikosis
Merupakan penyakit paru yang disebabkan oleh inhalasi dan refensi kristal silica
dioxide diparu. Gejala Silokosis yaitu batuk, demam dan nyeri dada, kesulitan
bernapas, dan penurunan berat badan.
- Asbestosis
Asbestosis merupakan penyakit progresif paru berupa jaringan parut di jaringan
paru yang disebabkan oleh inhalasi filamen asbes kedalam paru. Adapun
gejala menderita asbetosis yaitu Asbestosis : berkurangnya kemampuan
untuk melakukan gerak badan, mengalami napas berat, dan kegagalan
pernapasan.
- Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara.
Adapun gejala dari Antrakosis yaitu diawali dengan sesak nafas karena di
dalam debu batubara biasanya juga ada debu silikat, karena itu penyakit
antakosis biasanya disertai dengan silikosis, batuk mengeluarkan sputum
berwarna hitam.
Jenis pekerjaan yang dapat menyebabkan pnemokoniosis Umumnya
disebabkan oleh debu yang masuk ke dalam paru-paru, yang kemudian
membuat paru-paru menjadi hitam. Beberapa contoh industri yang
menghasilkan debu diantaranya;
- ​Serat Asbes: Penyakit biasanya belum berkembang selama 10 atau 20 tahun
setelah pajanan pertama.
- kristal Silika: Tingkat paparan yang lebih rendah selama bertahun-tahun paling
sering mengarah pada “silikosis sederhana kronis” di mana banyak nodul
kecil peradangan terbentuk di paru-paru. Umumnya terdapat pada pasir
dan batu di pengecoran.
- Debu batu bara: Umumnya mengandung karbon.
- Berilium: Logam yang sangkat kuat dan ringan umumnya digunakan pada
industri elektronik, aerospace & tenaga nuklir.
- Debu kapas: Umumnya di industri tekstil.
- Debu mineral lain umumnya termasuk kobalt, talc and aluminium oksida.

B. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang


disebabkan oleh debu logam keras
Penyakit saluran pernapasan akibat menghirup debu silika (debu
logam keras) yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan
parut pada paru-paru. Hal ini terjadi pada oarang-orang yang telah
menghirup debu silika selama beberapa tahun.
Sasaran penyakit ini adalah para pekerja yang bekerja pada industri
pengolahan besi dan logam.

C. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang


disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep, dan sisal (bissiniosis)
Adalah penyakit pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu kapas atau serat
kapas diudara yang kemudian terhirup kedalam paru-paru. Bissiniosis adalah
suatu penyakit paru-paru akibat pekerjaan yang terjadi karena menghirup debu
kapas atau debu dari serat tanaman lainnya, seperti rami.
Penyebab bissiniosis terdapat pada bahan kapas mentah dan bahan tekstil lain
yang memiliki material biologis pemicu reaksi pada tubuh yang dapat menjadi
respon alergi. Selain itu sisal, rami, dan lenan juga dapat diketahui dapat
menyebabkan gejala. Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi respons
hipersensitivitas pada individu yang rentan.
Gejala dari bissionisis ini adalah asma dan meliputi sesak pada nafas, nafas
tersengal, dan batuk. Jika mengalamo kondisi yang serius dapat mengalami gejala
yang meyerupai flu seperti demam, nyeri otot dan sendi, menggigil, dan batuk
kering.
Sasaran dari penyakit ini adalah pekerja yang bekerja pada industri
pembuatan kain , dan industri pengolahan batang dan serat-serat kayu dan
terurtama bekerja di industri tekstil dan tenunan.

D. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal dengan berada dalam proses pekerjaan
Asma akibat kerja yang dikenal sebagai occupational asthma yang
disebabkan oleh memburuknya pernapasan yang dikarenakan lingkungan
ditempat kerja seperti asap kimiawi, gas, dan debu. Asma bisa
menyebabkan beberapa gejala seperti rasa nyeri pada dada, mengi, dan
mengalami nafas pendek.
Pekerja yang akan terkena penyakit ini adalah pekerja yang bekerja
pada ​industri yang menggunakan bahan bakar yang berbau menyengat atau
banyak menggunakan bahan kimia yang berbau sangat menyengat.

E. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai


akibat penghirupan debu organik
Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik adalah suatu peradangan yang tejadi akibat reaksi
alergi terhadap alergen (bahan asing) yang terhirup. Alergen ini bisa berupa debu
organik atau bahan kimia. Debu ini berasal dari hewan, jamur, atau tumbuhan.
Alveolitis allergika memiliki gejala pada pernapasan dan demam mulai dari
18 jam setelah terpapar debu. Alveolitis alergi akut terjadi 4-8 jam setelah paparan
antigen dosis tinggi, sehingga timbul gejala sistemik berupa demam, mialgia, dan
nyeri kepala disertai batuk dan sesak napas.
Penyakit ini akan menyerang pekerja yang bekerja ​di industri yang
menghasilkan linmbah organik, seperti debu kayu yang beterbangan dan
lain-lain.

2.3 ​Pencegahan Penyakit Akibat Kerja


Beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur,
2. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut,
3. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng
berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh
agar tempat kerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit, yaitu;
a) Pencegahan Pimer – Healt Promotion
- Perilaku kesehatan
- Faktor bahaya di tempat kerja
- Perilaku kerja yang baik
- Olahraga
- Gizi
b) Pencegahan Skunder – Specifict Protection
- Pengendalian melalui perundang-undangan
- Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
- Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
- Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c) Pencegahan Tersier
- Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
- Pemeriksaan kesehatan berkala
- Pemeriksaan lingkungan secara berkala
- Surveilans
- Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
- Pengendalian segera ditempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai