Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH GIZI KERJA

Nama : Rafika ulfa.b


Stambuk : 14120170182
Kelas : Tutup

PEMINATAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kesempatan serta kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Kesehatan dan keselamatan kerja tentang “GIZI
KERJA” tepat pada waktunya.
Penyusun laporan ini dalam melakukan penulisan makalah
kesehatan dan keselamatan kerja ini. Dengan menyadari segala
keterbatasan penyusun,kritik dan saran yang sifatnya membangun dan
konstruktif sangat penyusun perlukan dalam penyempurnaan makalah ini
nantinya. Akhir kata, penyusun hanya bisa berharap semoga apa yang
telah tersaji dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 7 Maret 2022


Penyusun

Rafika Ulfa. B

ii
BAB I

SEJARAH PERKEMBANGAN GIZI KERJA

A. Latar belakang
Gizi kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat Kesehatan dan produktivitas pekerja. Secara khusus, gizi
adalah zat yang terkandung dalam makanan yang bersumber dari
bahan makanan yang diperlukan oleh pekerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja ialah untuk
meningkatkan dan mempertahankan ketehanan tubuh serta
menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntunan tugas
kerja.
Prestasi pekerja dapat ditentukan oleh status gizi pekerja.
Kecukupan dan distribusi kalori yang seimbanng selama bekerja
dapat membuat pekerja lebih berenergi selama bekerja dan melakukan
pekerjaan dengan baik. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak
mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi
kerja dipengaruhi oleh derajat Kesehatan seseorang. Pekerja yang
sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat
mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi pada saat bekerja.

B. Sejarah gizi kerja didunia


Perkembangan Kesehatan kerja berawal dari kesadaran bahwa
pekerja dapat menimbulkan gangguan Kesehatan atau penyakit akibat
kerja yang memerlukan upaya pencegahan. Sejarah mencatat bahwa
pada awalnya manusia purba takut pada api yang berasal dari
kebakaran hutan dan bencana alam, seperti peledakan, gempa bumi,
banjir, dan letusan gunung berapi. Bencana tersebut dapat
menimbulkan luka, penyakit dan kematian.

1
Pada zaman prasejarah tercatat upaya manusia melindungi
kesehatannya dalam bekerja, dilakukan oleh orang mesir yang
mengenal mangaat cadar bagi perlindungan saat menambang sinabar
(red mercury oxide). Kemudian, pada tahun 1753 james lind
menemukan cara mengobati dan mencegah penyakit gusi berdarah
dengan menggunakan lemon dan jeruk. Hal ini merupakan salah satu
bukti bahwa zat gizi dalam makanan dimanfaatkan sebagai upaya
pencegahan. Pada era ini pula banyak penemuan zat-zat gizi bagi
Kesehatan tubuh. Sebelumnya, james Lancaster pada tahun 1601
mencatat upaya pencegahan skorbut dengan minum air jeruk.
Kemudian, secara empiris james lind pada tahun 1747 membuktikan
khasiat air jeruk untuk penyembuhan skorbut. Namun, baru pada abad
ke-20 ditemukan zat antiskorbut kemudian dikenal dengan nama
vitamin C.
Rudolf Virchow pada tahun 1848 meneliti adanya kejadian luar
biasa (KLB) penyakit tifus pada pekerja tambang di Silesia. Dari
kejadian tersebut ditemukan beberapa faktor resikonya, yaitu
kemiskinan, rendahnya asupan nutrisi, dan pekerjaan yang terlalu
berat. Upaya yang dilakukan ialah memperbaiki kondisi secara medis
dan menurunkan jam kerja untuk buruh yang bekerja tanpa
menggunakan mesin. Hal tersebut merupakan beberapa catatan
sejarah Kesehatan kerja yang telah lebih dulu berkembang di dunia
barat tentang apa, mengapa, dan bagaimana melaksanakan upaya
perlindungan Kesehatan bagi pekerja.
Program Kesehatan kerja mulai popular pada tahun 1990-an dan
sebagai peningkatan momentum bahwa pengusaha menyadari
manfaat dari pekerja yang lebih sehat. Program-program Kesehatan
kerja ini berfokus pada Kesehatan secara keseluruhan dengan insentif
untuk Latihan, pemeriksaan medis rutin, berhenti merokok, dan makan
lebih baik. Hasilnya positif. Dari studi kasus yang telah di lakukan
selama enam tahun kepada staf dan pensiunan di Distrik Nevada,

2
diketahui bahwa program promosi Kesehatan menghemat perbaikan
Kesehatan dan tingkat asuransi yang lebih rendah.

C. Sejarah gizi di Indonesia


Tingkat Kesehatan bangsa Indonesia masih tergolong rendah.
Hasil survei yang dilakukan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) Urusan Pembangunan (United Nations Development program,
UNDP) menunjukan bahwa human development index (HDI) bangsa
Indonesia tahun 2001 menduduki peringkat 110 yang jauh lebih rendah
daripada Malaysia dan jepang. Hal ini juga termasuk banyak dijumpai
kasus kurang gizi. Sejalan dengan survei UNDP, data dari World
Health Organization (WHO) pada tahun 2004 diketahui bahwa hamper
satu miliar orang mengalami gizi kurang dan lebih dari satu miliar
lainnya mengalami obesitas atau kelebihan berat badan. Masalah gizi
tersebut selanjutnya akan menentukan kondisi seseorang di kemudian
yang berkaitan dengan produktivitas kerja dan kualitas hidup
seseorang di kemudian hari. Gizi dalam ini merupakan salah satu
faktor penentu kapasitas kerja. Kualitas dan kuantitas gizi yang cukup
sangat di perlukan untuk pertumbuhan dan pembangunan fisik
maunpun mental. Berbagai penelitian menurun daya kerja serta
produtivitas kerjanya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perundang-Undangan Terkait Gizi Kerja dan Kesehatan Kerja


Upaya perlindungan kesehatan pekerja diwujutkan dalam
undang-undang dan peraturan yang terkait dengan Kesehatan kerja.
Undang-undang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang
Kesehatan kerja, sedangkan peraturan pemerintah, instruksi presiden,
peraturan atau keputusan Menteri mengatur tentang pelaksanaan
serta hal-hal yang berhubungan dengan Kesehatan kerja. Tujuan
peraturan perundangan ini ialah memberikan kepastian hukum
sehingga hak, kewajiban, dan wewenang antara pekerja dan pemberi
kerja menjadi jelas. Diharapkan mereka dapat memitra kerja secara
harmonis dalam pelaksanaan perlindungan pekerja untuk
mendapatkan pekerjaan yang produktif dan layak serta berkontribusi
dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkesinambungan. Lantasan peraturan perundangan dibidang
Kesehatan dan ketenagakerjaan sebagai upaya perlindungan
Kesehatan pekerja tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 27 ayat (2) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan
pasal 28 H ayat (1) bahwa setiap warga negara berhak atas pelayanan
Kesehatan.

B. Prinsip Dasar Ilmu Gizi


Makanan dan gizi yang terkandung didalamnya sangat penting
bagi kehidupan manusia. Selain untuk mempertahankan hidup dan
menjaga Kesehatan, makanan juga mempengaruhi kinerja manusia
sehari-hari. Makanan yang di konsumsi akan dipecah oleh tubuh
menjadi zat gizi yang lebih sederhana sebagai energi untuk
beraktivitas dan memperbaiki jaringan yang rusak. Tidak ada satu jenis

4
makanan yang mengandung zat gizi yang lengkap. Oleh karena itu,
konsumsi makanan harus beraneka ragam sehingga antara makanan
satu dan yang lain saling melengkapi. Manusia memerlukan jumlah
energi dan zat gizi yang berbeda-beda, tergantung pada tingkat
aktivitas, jenis kelamin, usia, dan penyakit yang di alami.
1. Energi
Energi merupakan bahan bakar yang digunakan manusia
supaya dapat bekerja. Selain untuk menjalankan aktivitas sehari-
hari energi juga diperlukan untuk menjalankan metabolisme basal
dalam organ vital dan mencerna makanan. Energi dapat diperoleh
dari makanan yang kita konsumsi, sedangkan yang tidak diubah
menjadi energi akan disimpan dalam tubuh. Oleh karena, energi
dalam jumlah berlebih akan mengakibatkan kenaikan berat badan.
Kekurangan energi akan menyebabkan penurunan berat badan,
letih, penurunan produktivitas, dan peningkatan resiko kecelakaan
kerja. Salah satu bentuk gangguan bila asupan tidak baik adalah
malnutrisi energi dan protein.
2. Protein
Protein merupakan bagian besar tubuh setelah air. Separuh
protein tubuh terdapat pada otot dan sisanya terdapat pada tulang,
kulit, jaringan, dan carian tubuh. Fungsi khas yang tak tergantikan
dari protein adalah membangun dan memelihara sel-sel dan
jaringan tubuh. Asam-asam amino penyusun protein juga membantu
proses pembentukan enzim, hormon, dan antibody. Selain itu
protein berfungsi untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh atau
mencegah edema, dan mengangkut zat gizi.
3. Lemak
Lemak seringkali dianggap sebagai zat gizi yang tidak baik
bagi Kesehatan. Walaupun demikian lemak dalam jumlah tertentu
sangat diperlukan supaya tubuh dapat menjalankan fungsinya
dengan baik.

5
Lemak sangat penting dikonsumsi oleh para pekerja. Ketika
beraktivitas, manusia menggunakan karbohidrat sebagai sumber
energi pada 20 menit pertama. Kemudian, setelah 20 menit, lemak
akan digunakan sebagai energi. Orang dewasa yang aktif dan tidak
mengalami obesitas menggunakan hingga 35 % energi dari lemak.
Sementara itu, orang dewasa dengan aktivitas rendah
menggunakan hingga 35% energi dari lemak. WHO
merekomendasikan komsumsi lemak 15-30% dari total kebutuhan
energi dalam sehari. Konsumsi lemak jenuh maksimal 10% dari
kebutuhan lemak dalam sehari dalam konsumsi lemak tak jenuh
ganda 3-7%. Sementara itu, sementara itu konsumsi bahan
makanan sumber kolestrol sebaiknya juga dibatasi dengan jumlah
maksimal asupan kolestrol sebanyak 300 mg.Lemak tersusun atas
asam lemak dan gliserol. Asam lemak dapat dibedakan asam lemak
esensial dan nonesensial.
4. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdapat
pada makanan yang kita konsumsi. Karbohidrat memiliki 4 kkal per
gram. Karbohidrat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
a. Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederhana dapat dibedakan menjadi monosakarida,
disakarida, gula alcohol, danoligosakarida.
b. Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks mengandung hingga 3000 unit gula
sederhana dalam bentuk rantai lurus maupun cabang.
Karbohidrat kompleks seperti pati dan serat memerlukan waktu
yang lama untuk dicerna menjadi molekul yang sederhana.
5. Asesmen gizi
Status gizi dapat mempengaruhi status Kesehatan secara
umum. Malnutrisi yang terjadi pada seorang pekerja dapat
mengakibatkan perubahan metabolic dan fisiologis, penurunan

6
fungsi organ dan jaringan, dan kehilangan massa tubuh. Dalam
jangka Panjang, hal ini dapat berujung pada penurunan
produktivitas dan kerugian di tempat kerja.
Asesmen gizi adalah proses menilai keadaan atau status gizi
seseorang. Asesmen gizi pada pekerja bermanfaat untuk
mendeteksi permasalahan-permasalahan gizi yang ada sehingga
dapat dilakukan intervensi gizi secara cepat dan tepat. Proses ini
dilakukan berdasarkan empat parameter, yaitu secara antropometri/
pengukuran tubuh, status biokimia, penilaian fisik klinis, dan riwayat
makan seseorang.
a. Antropometri
Salah satu parameter antropometri yang digunakan untuk
menentukan status gizi seseorang ialah mengukur berat badan.
b. Biokimia
Pemeriksaan biokimia adalah salah satu metode asesmen
gizi dengan melakukan pengujian terhadap spesimen di
laboratorium
c. Fisik Klinis
Pemeriksaan fisik klinis umumnya digunakan untuk
mengetahui status dan survei secara cepat. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan melihat kondisi pada jaringan epitel/ jaringan
paling luar tubuh, terkait dengan defisiensi zar gizi.
d. Riwayat makanan

Asesmen gizi dengan melihat riwayat makan merupakan


metode tidak langsung untuk mengetahui gambaran pemenuhan
asupan gizi seseorang dari makanan yang dikonsumsi.

7
C. Tempat Kerja Sebagai Sasaran Intervensi Gizi
1. Pengaruh terhadap Produktivitas, Penyakit Akibat Kerja, dan
Penyakit Kerja
Bekerja dapat menimbulkan gangguan Kesehatan maupun
penyakit akibat kerja. Data International Labour Organization (ILO)
tahun 2013 menunjukkan bahwa satu pekerja didunia meninggal
setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja
mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnyaa ILO mencatat
angka kematian karena kecelakaan dan penyakit akibat kerja
(PAK) sebanyak dua juta kasus setiap tahun.
Tempat kerja merupakan sarana yang dapat digunakan
untuk mengubah kesadaran, sikap, dan keterampilan terhadap
makan sehat. Strategi global World Health Organization (WHO)
juga mendukung kesadaran ditempat kerjadengan pendekatan
pada diet untuk mempromosikan makan sehat, aktivitas fisik, dan
Kesehatan.
Mempromosikan makan sehat ditempat kerja dapat memiliki
banyak manfaat. Manfaat yang didapat antara lain dapat
mencegah kerugian yang berkaitan dengan penurunan kehadiran,
penurunan produktivitas, peningkatan premi asuransi, biaya medis,
biaya resep obat dan kompensasi kerja. Manfaat lainnya ialah
dapat menurunkan tingkat resiko cedera, cacat dan pension dini.
Selain itu, perubahan ditempat kerja yang mendukung makan
sehat dapat meningkatkan produktivitas dan membantu pekerja
yang memiliki penyakit kronis untuk mengelola kondisi
kesehatannya.

2. Pengaturan Gizi yang Baik di Tempat Kerja


Tempat kerja merupakan komunitas yang tepat untuk
mengaplikasikan manajemen gizi. Akses terhadap makanan sehat
atau sebaliknya, yaitu perlindungan darimakanan yang tidak aman

8
dan tidak sehat serta mengatur tentang makanan merupakan
aspek yang sama pentingnya denganperlindungan dari bahan
kimia atau kebisingan ditempat kerja.
Banyak kasus di duniaakibat kerja dari makanan yang tidak
aman atau berbahaya, yang meyebabkan penyakit hingga
kematian. Di seluruh dunia, satu dari tiga orang setiap tahunnya
menderita penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dalam
makanan. Sebanyak 1,8 juta anak meninggal akibat makanan yang
berbahaya dan diare yang ditularkan melalui air.

3. Hal yang Harus Dipertimbangkan dalam Penyelenggaraan


Makanan Sehat Bagi Pekerja
Ada jumlah pertanyaan penting yang harus ditanyakan
kepada perusahaan dalam merancang program gizi untuk
memberikan solusi makan kepada pekerja. Pertanyaan tersebut
teridiri atas dua poin utama. Pertanyaan pertama ialah apakah
perusahaan memiliki tempat. Pertanyaan kedua ialah apakah
perusahaan memiliki uang atau anggaran.
a. Tersedia tempat yang memadai dan uang untuk diinversitas:
Kantin
b. Kesediaan tempat yang memadai dan uang dalam jumlah
terbatas: Catering
c. Tersedia tempat yang memadai, namun tidak tersedia
anggaran: On site food van (van makanan)
d. Tempat terbatas, tetapi tersedia uang untuk diinvestasikan:
Mess room/kitchenette
e. Tempat dan uang terbatas: Vednding machine
f. Tempat terbatas dan tidak tersedia anggaran khusus: Pasar
petani
g. Tidak ada tempat, tetapi terdapat uang untuk diinvestasikan:
Voucher

9
h. Tidak ada tempat dan anggaran terbatas: Street food
i. Tidak ada tempat dan tidak tersedia anggaran: Vendor local

D. Manajemen Gizi Di Tempat Kerja


1. Elemen penting lingkungan kerja yang sesuai dengan prinsip
gizi dan Kesehatan
Tempat kerja yang sehat dilengkapi dengan dukungan
Kesehatan dan kesejahteraan pekerja. Kebijakan kesehatan dan
keselamatan kerja membantu menjaga pekerja dari bahaya fisik,
kimia, dan biologis. Tempat kerja yang sehat
mengimplementasikan program kebijakan Kesehatan dan
keselamatan kerjauntuk menciptakan budaya yang mendukung
dan lingkungan fisik yang mendorong gaya hidup sehat.
Lingkungan makan saat ini memprpmosikan pola diet yang
terkait dengan Kesehatan yang buruk. Perlu intervensi yang
bergerak diluar pendekatan pendidikan tradisonal untuk
mendukung penyediaan lingkungan makan yang sehat.
Untuk membuat lingkungan kerja yang sesuai dengan prinsip
gizi dan Kesehatan, OSNPPH mengidentifikasi Sembilan elemen
yang pentik untuk diimplementasikan dilingkungan kerja. Sembilan
elemen penting menggabungkan standar nutrisi untuk tempat kerja
yang digunakan sebagai bagian dari pendekatan promosi
Kesehatan komrehensif untuk menciptakan lingkungan kerja yang
sesuai dengan prinsip gizi dan Kesehatan.
a. Komitmen organisasi terhadap budaya makan sehat
Komitmen organisasi adalah komitmen berkelanjutan
antara manejer dan pihak-pihak yang berkepentingan terkait
untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan
mendorong budaya makan yang sehat. Elemen ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara:
1) Mmperoleh dukungan manajemen

10
2) Membentuk sebuah komite Kesehatan
3) Mengatasi bias berat badan ditempat kerja
4) Terlibat dalam masyarakat
b. Lingkungan makan social yang mendukung
Lingkungan makan sosial yang mendukung merupakan
salah satu bentuk interaksi harian ditempat kerja dalam
mendukung perilaku makan yang sehat dan mencegah
peningkatan konsumsi makanan yang kurang sehat. Elemen ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1) Penjadwalan waktu istirahat yang tepat
2) Tidak menggunakan makanan sebagai insentif atau hadiah
3) Memastikan area umum tidak digunakan sebagai tempat
untuk menempatkan makanan
4) Perayaan ditempat kerja
5) Memastikan bahwan penggalangan dana mendukung
makan sehat

c. Mendukung lingkungan makan fisik


Lingkungan makan fisik mendorong pekerja untuk
makan siang dan mengomsumsi makanan dan makanan
ringan, serta makan siang dibawah dari rumah waktu istirahat.
Beristirahat setelah bekerja sangat penting untuk meredakan
stress dilapangan pekerja. Waktu istirahat yang dihabiskan jauh
dari area kerja dapat mengurangi rasa Lelah dan mengisi
Kembali energi yang hilang.

d. Akses terhadap makanan sehat, terjangkau yang sesuai


dengan budaya
Memastikan akses ke makanan sehat, cukup murah, dan
sesuai dengan budaya akan meningkatkan kemungkinan

11
bahwa pekerja akan memilih makanan sehat. Elemen ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara:
1) Memastikan akses terhadap makanan dalam pengaturan
ritel (makanan yang dijual di kafetarian, kantin, dan mesin
penjual/Vending machine
2) Selama pertemuaan dan acara khusus

e. Pendidikan gizi dan dukungan sosial bagi pekerja dan keluarga


yang kredibel
Memberikan Pendidikan gizi yang kredibel untuk pekerja
dan keluarga dapat meningkatkan kemungkinan bahwa
inidividu membuat pilihan yang sehat di dalam dan di luar
tempat kerja. Elemen ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara:
1) Pendidikan bagi pekerja
2) Pendidikan bagi keluarga
3) Meningkatkan dukungan sosial ditempat kerja

f. Pendidikan gizi para pengambil keputusan yang disediakan


oleh registered dietitin (RD) atau ahli gizi
Menyediakan Pendidikan dari registered dietitian
merupakan usaha untuk memastikan bahwa pemangku
kepentingan kerja memiliki informasi yang kredibel yang
menjadi dasar keputusan. Elemen ini dapat dicapai dengan
memberikan Pendidikan kepada manejer, pekerja, perwakilan
serikat pekerja, operator kantin, penyediaan Kesehatan, dan
pemangku kepentingan kerja terkait lainnya.
g. Akses kelayanan dan registered dietitian
Ahli gizi dapat membantu pekerja dalam membangun
rencana makan. Selain itu, mereka dapat pula memberikan
Pendidikan dan bimbingan kepada individu dan kelompok

12
mengenai jumlah kondisi Kesehatan dan gizi. Saat ini ada bukti
yang baik bahwa konseling ahli gizi intensif untuk orang
dewasa dengan kondisi tertentu dapat meningkatkan resiko
terkait gizi, terutama bila di kombinasikan dengan aktivitas fisik.
Namun, konseling gizi tidak efektif mempromosikan makan
sehat diantara orang dewasa tanpa identifikasi resiko gizi.

h. Keamanan pangan dan akomodasi kebutuhanan makanan


khusus
Tempat kerja dapat mengurangi resiko Kesehatan yang
berhubungan dengan penyakit bawaan makanan dan energi
makanan. Elemen ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1) Mengikuti peraturan keamanan pangan
2) Menyediakan penjamah makanan dengan pelatihan dan
keamanan pangan
3) Memastikan kebutuhan diet khusus

i. Kebijakan gizi yang mendorong makan sehat


Kebijakan gizi ditempat kerja merupakan posisi formal
yang diambil oleh tempat kerja. Kebijakan berbeda dari
pedoman karena sebuah kebijakan memiliki konsekuensi untuk
ketidakpatuhan, sedangkan pedoman bukanlah posisi formal.
Kebijakan Kesehatan ditempat kerja menunjukan komitmen
organisasi terhadap Kesehatan dan kesejahteraan pekerja.
Elemen ini dapat dicapai dengan menciptakan kebijakan
gizi kerja yang komprehensif. Kebijakan berfungsi untuk
membimbing Tindakan pada masalah dengan menentukan
harapan dan peraturan untuk mencapai hasil tertentu.
Pengembangan, diseminasi, dan pemeliharaan kebijakan gizi
ditempat kerja sangat penting dalam menciptakan lingkungan
kerja yang sesuai dengan prinsip gizi dan Kesehatan.

13
2. Monitoring dan evaluasi program gizi
a. Sistem surveilans gizi
Surveilans didefensikan sebagai Langkah pengumpulan
atau pemrosesan data personal, baik yang teridentifikasi
maupun tidak untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan. Menurut WHO tahun 2013 suveilans gizi
didefenisikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk mengubah
data gizi menjadi Tindakan atau program melalui formulasi,
modifikasi, dan aplikasi kebijakan gizi yang diterapkan dalam
suatu wilayah. Karakteristik surveilans adanya data hasil survei
yang diperoleh secara berkala sehingga dapat menggambarkan
perubahan musiman atau tren yang terjadi dalam kurun waktu
tersebut.

b. Surveilans gizi di tempat kerja


Tempat kerja merupakan tempat yang strategis untuk
melakukan Pendidikan gizi. Pendidikan gizi dilakukan Ketika
terjadi masalah seperti kebutuhan zat gizi yang tidak tercapai
atau kebiasaan makan sehat yang belum diterapkan secara
benar.
Data surveilans haruslah mampu mengidentifikasi
permasalahan yang ada, mengutamakan isu-isu yang
berkembang, data mengevaluasi efektifitas strategi pencegahan
yang telah dilakukan. Adanya system data yang baik dapat
dimanfaatkan oleh tempat kerja sebagai dasar dalam membuat
kebijakan sehingga dimasa yang akan datang diharapkan terjadi
perubahan perilaku para pekerja dan berdampak terhadap
pencegahan malnutrisi tempat kerja.
1) Berkelanjutan surveilans
2) Hubungan informasi dan aksi
3) Penggunaan system surveilans

14
4) Sumber data
5) Berkelanjutan dana
6) Kepemilikan system surveilans

3. Studi kasus surveilans di tempat kerja


Surveilans gizi ditempat kerja diawali dengan pengumpulan
data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam skala kecil maupun
besar. Semakin besar pengumpulan data yang dilakukan, semakin
banyak pula pekerja yang dilibatkan dan menghasilkan data yang
lebih baik.

1) Menentukan jumlah sampel (responden)


2) Menentukan kritera pekerja yang dapat mengikuti survei (kriteria
inklusi dan eksklusi)
3) Menentukan kuesioner yang akan dipakai

E. Kebutuhan Makanan Kelompok Khusus


Pola makan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Ras, etnis,
agama, daerah, dan kebudayaan dapat mempengaruhi kebiasaan
makan seseorang. Dalam hal agama, seringkali terdapat ajaran-ajaran
mengenai makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
1. Agama dan kepercayaan

Makanan merupakan bagian penting dari kebutuhan agama


dan ritual spiritual bagi banyak kepercayaan, termasuk islam,
Kristen, hindu, budha, konghucu, dan yahudi. Peran makanan
dalam praktik-praktik budaya dan agama yang kompleks dan
bervariasi antara individu dan masyarakat merupakan bagian
penting dari ulasan iman mereka.

a. Islam

15
Agama islam menjelaskan makanan dan pola makan yang
benar dengan gambling. Islam menjelaskan berbagai petunjuk
makanan yang halal, tatacara makan, serta pengaruh makanan
terhadap moral dan psikologi manusia. Berdasarkan Alquran
dan Hadist, tubuh manusia membutuhkan makanan yang baik.
Dalam Alquran juga dijelaskan urgensi gizi bagi jiwa manusia.
Islam menjelaskan bahwa makanan yang benar merupakan
sebuah proses memberi kekuatan pada tubuh untuk bisa
menggerakan sekaligus melindunginya dari segala macam
gejala penyakit. Sementara itu, makanan dan minuman yang
haram adalah semua makanan dan minuman yang dilarang
oleh Allah SWT. Melalui Alquran dan Hadist Nabi Muhammad
SAW. Berikut ini beberapa kategori makanan yang diharamkan:
1) Bangkai
2) Darah yang mengalir
3) Hewan ternak yang disembelih tanpa menyebut nama Allah
4) Minuman yang memabukkan
5) Haram makan keledai, hewan buas, dan bertaring
6) Pengaturan makanan saat puasa Ramadan

b. Kristen
Salah satu pokok ajaran Kristen ialah bahwa yesus
dikorbankan untuk membawa pembebasan bagi manusia dan
bahwa tuhan (dalam injil) adalah tuhan yang hidup. Dengan
demikian, selama makanan itu membawa Kesehatan dan
kebaikan bagi manusia, hal tersebut diizinkan dan dianggap
dapat mendekatkan diri kepada tuhan dan sebagai wujud iman.

Beberapa makanan yang boleh dan tidak boleh


dikonsumsi dalam ajaran agama Kristen katolik umumnya
berkaitan dengan upacara atau perayaan keagamaan
tertentu. Misalnya, makanan yang dikonsumsi khusus pada

16
upacara keagamaan/ekaristi diantaranya roti/hosti yang
diletakan dilidah atau tangan umat sebagai lambang tubuh
kristus dan anggur yang diminum sebagai lambang darah
kristus.

c. Hindu
Ajaran hindu telah berlangsung salama puluhan tahun.
Berbeda dari ajaran agama lain, agama ini tidak ditemukan dan
tidak berpusat pada seseorang. Umat hindu memiliki kitab suci
berupa kumpulan naskah-naskah kuno yang berisi ajaran-ajaran
agama. Kitab ini disebut dengan Weda. Dimasa sekarang,
selain mempertahankan kekhasannya sendiri, agama ini banyak
mengadopsi unsur-unsur agama lain. Pokok ajaran agamai ini
ialah kepercayaan kepada banyak dewa, reinkarnasi, dan
karma/Tindakan seseorang sebelum ia meninggal akan
berpengaruh terhadap kehidupan setelah ia dilahirkan Kembali.
d. Buddha
Buddhaisme merupakan ajaran yang disebarkan oleh
sidartha Gautama yang dipanggil buddha. Ajaran buddha mulai
berkembang di india mulai tahun 566-486 SM. Buddha memiliki
arti ‘mereka yang telah mencapai pencerahan’. Salah satu
ajaran utama dari buddha ialah tidak membunuh atau melukai
mahluk hidup lain akan tetapi, pandangan mengenai
vegetarianisme atau dilarang mengkonsumsi daging sangat
beragam diberbagai aliran agama buddha.
e. Konghucu
Agama konghucu merupakan istilah yang muncul sebagai
dari keadaan politik diindonesia. Agama konghucu banyak
dianut oleh rakyat tiongkok atau bangsa tionghoa. Agama
konghucu berarti agama orang-orang yang lembut hati,
terpelajar, dan berbudi luhur. Konghucu merupakan
penyempurnaan agama yang sudah ada. Dalam agama

17
konghucu, kebutuhan akan makanan merupakan kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Tubuh memerlukan
pasokan makanan berupa makanan dan minuman.
f. Yahudi
Bagi orang yahudi, makan merupakan cara untuk aktif
membangun hubungan dengan tuhan. Sebagai agama islam
yang menetapkan syarat halal bagi pengambilan suatu
makanan, yahudi menuntut supaya memilih makanan yang
telah ditetapkan dalam kitab perjanjian lama, yaitu kosher.
Undangan-undangan pemakaman yahudi ialah berdasar kitab
suci yang membedakan antara makanan kosher/yang
dibenarkan dan makanan therifah/yang dilarang.
g. Vegetarian
Diet vegetarian saat ini sedang menjadi tren dikota-kota
besar untuk menjaga Kesehatan tubuh. Vegetarian secara
umum didefenisikan sebagai orang yang menghindari konsumsi
daging, terutama daging merah. Kelompok vegetarian hanya
focus mengkonsumsi makanan yang bersumber dari tumbuh-
tumbuhan/nabati seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-
kacangan, biji-bijian, maupun bahan nabati lainnya. Penerapan
pola hidup sehat dengan vegetarian merupakan solusi tetap
dalam mengatasi dan mencegah berbagai penyakit. Kondisi fisik
dan mental seseorang dapat dipengaruhi oleh makanan yang
dikonsumsi.

2. Fisiologis
Kebutuhan gizi pekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Menurut Tarwaka, kebutuha gizi setiap orang berbeda satu sama
lain tergantung beberapa faktor, seperti ukuran tubuh/tinggi dan
berat badan, usia, jenis kelamin, beban kerja sehari-hari/ringan,
sedang, berat, iklim dan suhu lingkungan tempat kerja, serta

18
kondisi fisiologis tertentu seperti Wanita hamil yang menyusui yang
membutuhkan kalori dan zat gizi yang lebih besar daripada
keadaan biasa.
a. Anemia pada Wanita usia subur (WUS)
Anemia merupakan salah satu masalah Kesehatan
didunia dan memiliki prevalensi yang tinggi diberbagai negara
diseluruh dunia. Anemia didefenisikan sebagai suatu keadaan
kadar hemoglobin didalam darah yang lebih rendah daripada
nilai normal untuk kelompok orang berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Terdapat dua tipe anemia yaitu: anemia gizi dan
anemia non gizi.
Anemia defesiensi besi merupakan isu utama secara
langsung terkait dengan masalah Kesehatan, produktivitas, dan
kinerja pekerja. Setiap orang dapa beresiko mengalami anemia
dan salah satu kelompok yang memiliki resiko tinggi mengalami
anemia adalah Wanita usia subur.
b. Ibu hamil dan menyusui
Ibu hamil dan menyusui merupakan salah satu kelompok
populasi yang rentan mengalami malnutrisi. Ibu hamil dan
menyusui mengalami peningkatan kebutuhan zat gizi
dibandingkan Wanita yang tidak hamil dan tidak menyusui.
Adanya kekurangan zat gizi dapat menyebabkan ibu mengalami
malnutrisi yang berdampak pada resiko kehamilan, baik lahir
tidak optimal, dan kualitas ASI kurang baik. Ada beberapa
kondisi kehamilan memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan
yang lain. Yaitu:
1) Anemia
2) Vegetarian
3) Hipertensi
a) Landasan hukum

19
Pada tahun 2008, gabungan beberapa kementerian
seperti kementerian pemberdayaan perempuan,
kementerian tenaga kerja dan transmigrasi, dan
kementerian Kesehatan mengeluarakan peraturan No.
48/Men.PP/XII/2008, No. PER.27/Men.XII/2008, dan
No.1117/Menkes/PB/XII/2008 tentang peningkatan
pemberian air susu ibu selama waktu bekerja ditempat
kerja.
b) Manfaat menyusui
Menyusui dapat memberikan nutrisi yang optimal,
membantu perkembangan fisik dan emosional, menurukan
insiden dan keparahan penyakit menular masa kanak-
kanak, menurunkan kematian bayi dan rawat inap, serta
menurunkan resiko penyakit kronis. Bagi ibu yang menyusui
didapatkan manfaat seperti membantu ibu Kembali ke berat
badan sebelum kehamilan, mengurangi resiko kanker pra-
menopouse, mengurangi resiko kanker ovarium,
mengurangi resiko osteoporosis dan masalah pinggul, dan
dapat menginspirasi pilihan gaya hidup sehat lainnya untuk
ibu seperti berhenti merokok.
c) Keuntungan bagi tempat kerja
Mendukung ibu menyusui di tempat kerja juga
memberikan keuntungan tersendiri bagi tempat kerja.

d) Fasilitas dan kebijakan di tempat kerja


Untuk mendukung ibu menyusui ditempat kerja, perlu
dikembangkan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan
ibu menyusui.

20
c. Kelompok difabel
Kelompok difabel atau penyandang disabilitas adalah
setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual,
mental, dan /atau sensoris dalam jangka waktu yang lama
yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengakibatkan hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi
secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya
berdasarkan kesamaan hak seperti tertera dalam Undang-
Undang No.8 2006.

3. Patologis
a. Obesitas
Obesitas merupakan penumpukan lemak tubuh yang
berlebihan sehingga berat badan seseorang menjadi jauh diatas
normal. Hal ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara
energi yang masuk dan energi yang keluar. Obesitas dibedakan
menjadi 2 golongan yaitu :
1) Obesitas sentral (tipe apel)
Kondisi berlebihan lemak dibawah kulit dibagian perut
sehingga memiliki bentuk tubuh yang mirip seperti buah
apel. Obesitas tipe ini seringkali terjadi pada laki-laki.
2) Obesitas perifer (tipe pir)
Obesitass perifer merupakan kondisi Ketika lemak
tubuh disimpan didaerah pinggul sehingga bentuk tubuhnya
menyerupai buah pir. Obesitas jenis ini umum terjadi pada
wanita
b. Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan kumpulan gejala yang
dialami karena adanya peningkatan kadar gula darah, baik
relatif maupun absolut. Para penyandang diabetes memilki
gejala yang khas yang dikenal dengan tiga P, yaitu poliuri
(banyak buang air kecil), polidipsi (banyak minum), polifagi

21
(banyak makan). Menurut penyebabnya, diabetes melitus
diklasifikasikan menjadi :
1) Diabetes melitus tipe 1(tergantung insulin)
2) Diabetes melitus tipe 2 (tidak tergantung insulin)
3) Diabetes melitus saat kehamilan
c. Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi merupakan keadaan Ketika
tekanan darah melebihi normal. Hipertensi termasuk dalam
penyakit mematikan karena dapat meningkatkan resiko
terjadinya penyakit-penyakit lain tanpa adanya gejala awal
terlebih dahulu.
d. Dislipdemia
Dislipidema adalah kelainan metabolisme lipid yang
ditandai dengan peningkatan atsu penurunan fraksi lipid dalam
plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama ialah kenaikan kadar
kolesterol total, kolesterol low density lipoprotein, trigliserida,
serta penurunan kadar kolesterol high density lipoprotein.
Peningkatan kadar kolesterol, utama LDL atau trigliserida darah
perlu mendapatkan perhatian karena merupakan predisposisi
terhadap terjadinya aterosklerosis atau penyakit jantung
koroner.
Penyebab utama peningkatan kolesterol dalam darah
ialah faktor keturunan dan asupan lemak yang tinggi. Asupan
lemak total berhubungan dengan kegemukan yang merupakan
faktor resiko utama untuk terserang arteroklerosis. Pengaruh
lemak makan pada penyakit jantung coroner berhubungan
dengan pengaruh komponen akan lemak dan kolesterol
terhadap kolesterol darah, terutama kolseterol LDL.

e. Penyakit jantung

22
Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan,
yakni jantung akan kehilangan kemampuannya untuk
melakukan fungsi secara normal secara bertahap. Seseorang
dengan penyakit jantung pada awalnya masih mampu
mengompensasi ketidakefisienan fungsinya dan
mempertahankan fungsi darah normal melalui pembesaran dan
peningkatan denyut nadi. Dalam keadaan tidak terkompensasi,
sirkulasi darah yang tidak normal menyebabkan sesak nafas,
rasa Lelah, dan rasa sakit didaerah jantung.

F. Penerapan Perencanaan Gizi Di Tempat Kerja


Perencanaan gizi di tempat kerja merupakan salah satu faktor
pendukung tercapainya produktivitas kerja yang optimal. Terdapat
banyak aspek ditempat kerja yang dapat menjadi sumber masalah dari
tercapainya situasi gizi yang baik. Disinilah peran ahli gizi sebagai
manejer diperlukan.
Suatu PT X merupakan sebuah perusahan garmen skala kecil
yang berlokasi di jawa barat. Perusahaan ini memiliki 500 pegawai
yang bekerja mulai dari pukul 08:00 – 16:00. Pemilik perusahaan
memiliki rencana untuk memanfaatkan lahan itu secara efektif untuk
kegiatan perusahaan, terutama meningkatkan kesejahteraan
pegawainya selama bekerja. Berdasarkan pemeriksaan Kesehatan
pegawai dan kuesioner yang diberikan kepada pegawai, diketahui
bahwa perusahaan belum memilki pola pengaturan makan pegawai
selama ditempat kerja yang baik. Selain itu, diketahui bahwa 40%
pegawai mengalami obesitas. Pemilik perusahaan berkonsultasi
dengan ahli gizi untuk menyelesaikan permasalah tersebut.
Terdapat tiga buah program yang direncanakan untuk
mengatasi permasalahan situasi gizi di PT X.

1. Pengadaan ruang kuliner

23
Ruang kuliner merupakan program pengadaan tempat makan
diperusahaan dengan memanfaatkan lahan yang ada secara efektif
dalam keterbatasan dana. Pengadaan tempat ini mengadopsi jenis
on site food, yakni perusahaan bekerjasama dengan
pengusaha/penjual makanan untuk mendirikan stand atau food van
dilingkup area perusahaan. Perusahaan hanya menyewakan lahan
dan menyediakan bangku untuk duduk, sedangkan pengusaha
makanan yang menyewa lahan memiliki kewajiban untuk menjual
makanan yang aman, bersih, dan bergizi.
2. Edukasi gizi bagi pekerja dan penjual
Edukasi gizi dilakukan dengan poster. Poster di tempelkan di
tempat strategis seperti ditempat makan dan kamar mandi. Poster
yang telah di tempel akan diganti setiap tahun atau Ketika sudah
rusak.
Selain dengan media poster, edukasi terhadap penjual
makanan dilakukan melalui penyuluhan yang dilaksanakan setiap 6
bulan. Penyuluhan berfungsi untuk selalu menyegarkan
pengetahuan para penjual makanan mengenai pentingnya menjaga
keamanan makanan yang dijual.
3. Makanan Surveilans gizi
Sistem suveilans gizi di tempat kerja perlu dibangun. Sistem ini
berfungsi untuk terus memantau keberlangsungan dan
keberhasilan program gizi yang telah dilaksanakan dan
mengidentifikasi perlunya pengadaan program baru. Surveilans gizi
diharapkan dapat membantu meningkatkan situasi gizi para
pekerja. Surveilans gizi dapat dilaksanakan dalam skala kecil
maupun besar. Survei skala kecil dapat dilaksanakan beberapa
kali dalam setahun tergantung dengan program yang dijalankan.
Sementara itu, survei skala besar dapat dilaksanakan satu kali
setiap tahun. Survei secara rutin sangat diperlukan untuk
mengetahui perkembangan program yang dijalankan dan situasi
gizi para pekerja.

24
BAB III
KESIMPULAN

1. Sejarah Gizi Kerja


Gizi kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat Kesehatan dan produktivitas pekerja. Ketika perusahaan ingin
memaksimalkan produktivitas pekerja perusahaan tersebut perlu
memberikan makanan yang bergizi/ memberikan kemudahan terhadap
akses makanan sehat. Peran praktisi kerja gizi dalam lingkungan kerja
tercatat dalam sejarah pada tahun 1956 yaitu dalam keterlibatan pada
penetapan indicator Kebutuhan Fisik Minimum (KFM). Selanjutanya
pada periode 2000-2010 pemerintah telah berhasil mengembangkan
sumber daya manusia dibidang Kesehatan kerja, salah satunya
dengan meningkatkan kepedulian dan kemampuan petugas yang
terdiri dari dokter, petugas penyuluhan gizi dan lain-lain.

2. Perundang-undangan terkait gizi dan Kesehatan kerja


Upaya perlindungan Kesehatan pekerja diwujudkan dalam
undang-undang dan peraturan yang terkait dengan Kesehatan kerja.
Landasan peraturan perundangan dibidang Kesehatan dan ketenaga
kerjaan sebagai upaya perlindungan Kesehatan pekerja tercantum
dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 menyebutkan
bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan dan pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap
warga negara berhak atas pelayanan Kesehatan.

3. Prinsip dasar ilmu gizi


Gizi yang terkandung dalam makanan sangat penting bagi
manusia untuk menjaga Kesehatan dan sebagai sumber energi
manusia dalam beraktivitas. Namun dalam satu jenis makanan tidak
cukup kandungan gizi yang lengkap. Untuk itu harus memerlukan

25
beragam jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Kandungan
gizi yang diperlukan oleh tubuh dan sebagai sumber energi antara lain
yaitu seperti protein, karbohidrat dan lemak. Secara umum status gizi
sangat mempengaruhi status Kesehatan. Ketika asupan gizi tidak
seimbang dengan energi yang dikeluarkan maka terjadi malnutrisi.
Malnutrisi dapat menyebabkan penyakit dan penyakit dapat
memperburuk status gizi.

4. Tempat kerja sebagai sasaran intevensi gizi


Tempat kerja memainkan peran penting dalam menciptakan
dan memelihara budaya yang mendorong praktik kerja yang wajar dan
sehat. Mengingat bahwa banyak pekerja menghabiskan waktu mereka
ditempat kerja dan setidaknya makan satu kali ditempat kerja. Selain
itu tempat kerja merupakan tempat yang ideal untuk mempromosikan
makan sehat. Pentingnya makan sehat ditempat kerja menghadirkan
hubungan antara gizi, produktivitas dan pencegahan penyakit kronis
dikalangan pekerja. Tempat kerja juga merupakan sarana yang dapat
digunakan untuk mengubah kesadaran, sikap dan ketrampilan
terhadap makan sehat. Mempromosikan makan sehat ditempat kerja
dapat memiliki banyak manfaat. Manfaat yang didapat antara lain
dapat mencegah kerugian yang berkaitan dengan penurunan
kehadiran, penurunan produktivitas, peningkatan premi asuransi, biaya
medis, biaya resep obat dan kompensasi kerja.

5. Manajemen gizi di tempat kerja


Dukungan manajemen memegang peran vital dalam
pelaksanaan program gizi ditempat kerja. Dukungan manajemen
diperlukan untuk mengatasi faktor-faktor organisasi yang
mempengaruhi kebiasaan makan pekerja, seperti stress terkait
pekerjaan dan jadwal pekerjaan yang secara negative dapat

26
mempengaruhi pemilihan makanan, misalnya kelangkaan waktu
karena jam kerja yang Panjang.
Tempat kerja yang sehat dilengkapi dengan dukungan
Kesehatan dan kesejahteraan pekerja. Tempat kerja yang sehat
mengimplemantasikan program kebijakan Kesehatan dan keselamatan
kerja untuk menciptakan budaya dan lingkungan fisik yang mendorong
gaya hidup sehat.

6. Kebutuhan makanan kelompok khusus


Pola makanan dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Ras, etnis,
agama, daerah dan kebudayaan dapat mempengaruhi kebiasaan
makan seseorang. Contoh dalam hal ini seperti;
- agama Islam dilarang makan makanan yang haram atau semua
makanan yang dilarang oleh Allah SWT.
- Vegetarian yang menghindari konsumsi daging, terutama daging
merah. Dan yang difokuskan hanya mengkonsumsi makanan yang
bersumber dari tumbuh-tumbuhan.

7. Penerapan perencanaan gizi ditempat kerja


Perencanaan gizi di tempat kerja merupakan salah satu faktor
pendukung tercapainya produktivitas kerja yang optimal. Terdapat 3
program yang direncanakan untuk mengatasi permasalahan situasi
gizi di perusahaan, diantaranya:
a. Pengadaan ruang kuliner
pengadaan tempat makan diperusahaan dengan memanfaatkan
lahan yang ada secara efektif dalam keterbatasan dana.
b. Edukasi gizi bagi pekerja dan penjual makanan
Edukasi gizi dilakukan dengan poster. Poster di tempelkan di
tempat strategis seperti ditempat makan dan kamar mandi

27
c. Survelans gizi
Sistem ini berfungsi untuk terus memantau keberlangsungan
dan keberhasilan program gizi yang telah dilaksanakan dan
mengidentifikasi perlunya situasi pekerja.

Pertanyaan pertanyaan tentang gizi kerja

Bab I Sejarah Perkembangan Gizi Kerja


1. Apa yang dimaksud dengan gizi kerja ?
a. Gizi yang yang diperlukan pekerja untuk memenuhi kebutuhan
sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungannya.
b. Gizi yang diperlukan oleh keluarga pekerja
c. Gizi yang hanya butuhkan oleh pemberi kerja
d. Disiplin ilmu yang membahas mengenai gizi seseorang
Jawaban A

2. Apa manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja ?


a. Menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tugas
kerja.
b. Untuk meningkatkan dan mempertahankan ketahanan tubuh
c. A dan b benar
d. A dan b salah
Jawaban C

3. Manejemen yang diperlukan untuk mengatasi pekerja mengalami


kendala untuk mendapatkan makanan sehat ialah, kecuali
a. biaya
b. tempat
c. waktu
d. keluarga
jawaban D

28
4. siapa yang menemukan cara mengobati dan mencegah gusi
berdarah dengan menggunakan lemon dan jeruk.
a. James Lancaster
b. Rudolf virchow
c. Jemes lind
d. wanjek
Jawaban C
5. Manejemen gizi kerja menurut (kurwaniawiidjaja, 2010) antara lain,
keucali
a. Kegiatan perhitungan kebutuhan gizi dan penyelenggaraan
makanan
b. Aksesbilitas dalam membuat intervensi makan ditempat kerja
c. Surveilens gizi makanan
d. Monitoring dan evaluasi gizi kerja
Jawaban B

Bab II Perundang-Undangan Terkait Gizi Dan Kesehatan Kerja


1. Apa tujuan peraturan perundang-undangan terkait gizi dan
Kesehatan kerja
a. Kapasitas hukum pekerja dan pemberi kerja
b. Hak dan kewajiban pekerja dan pemberi kerja
c. Wewenang antara pekerja dan pemberi kerja menjadi jelas
d. Semuanya benar
Jawaban D

2. Sebutkan pasal dan ayat berapa dalam UUD 1945 yang


menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
a. Pasal 27 ayat 1
b. Pasal 27 ayat 2
c. Pasal 28 ayat 1
d. Pasal 28 ayat 2
Jawaban B

29
3. Sebutkan pasal dan ayat berapa dalam UUD 1945 yang
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas pelayanan
Kesehatan.
a. Pasal 27 ayat 1
b. Pasal 27 ayat 2
c. Pasal 28 H ayat 1
d. Pasal 28 H ayat 2
Jawaban D

4. Sebutkan pasal dan ayat berapa dalam Undang-undang No.23


tahun 1992 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa perbaikan
gizi diselenggarakan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
gizi.
a. Pasal 27 ayat 2
b. Pasal 28 ayat 1
c. Pasal 20 ayat 1
d. Pasal 20 ayat 2
Jawaban C

5. Sebutkan pasal dan ayat berapa dalam Undang-undang No.23


tahun 1992 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa perbaikan
gizi meliputi upaya peningkatan status dan mutu gizi, pencegahan,
penyembuhan,dan atau pemulihan akibat gizi yang salah.
a. Pasal 27 ayat 2
b. Pasal 28 ayat 1
c. Pasal 20 ayat 1
d. Pasal 20 ayat 2
Jawaban D

30
Bab III Prinsip Dasar Ilmu Gizi
1. Salah satu bentuk gangguan bila asupan energi tidak baik ialah
a. obesitas
b. Malnutrisi energi dan protein
c. cacat
d. gangguan kognitif
jawaban B

2. Fungsi khas yang tak tergantikan dari protein ialah


a. Sumber kebutuhan utama dalam tubuh
b. Membangun dan memelihara sel-sel dan jaringan tubuh
c. Membantu proses metabolisme
d. Bahan bakan tubuh
Jawaban B

3. Akibat dari seseorang kekurangan asam lemak esensial adalah


a. Gangguan sensorik
b. Gangguan motorik
c. Gangguan saraf dan penglihatan
d. Gangguan pendengaran
Jawaban C

4. Apa yang dimaksud dengan asesmen gizi?


a. Menejemen gizi dalam suatu wilayah
b. Penilain gizi pada seluruh pekerja
c. Proses menilai keadaan dan status gizi seseorang
d. Perbandingan gizi antara para pekerja
Jawaban D

5. beberapa metode untuk melakukan analisis Riwayat makan antara


lain, keucali;
a. recall 24 jam

31
b. fast food
c. food frequencies questionnaire (FFQ)
d. Visual Comstock
Jawaban B

Bab IV Tempat Kerja Sebagai Sasaran Intervensi Gizi


1. Sebutkan Manfaat apa saja yang didapat dari tujuan
mempromosikan makan sehat ditempat kerja, kecuali;
a. Dapat mencegah kerugian yang berkaitan dengan penurunan
kehadiran
b. Penurunan produktivitas
c. Penurunan premi asuransi
d. Biaya medis
Jawabannya c

2. Apa solusi tepat bagi perusahaan yang memiliki tempat yang


memadai namun tidak tersedia anggaran adalah
a. Perusahan membiarkan pekerja makan diluar tempat kerja
b. Bekerja sama dengan food van atau van makanan local
c. Memberikan arahan ke pekerja untuk membawa makanan ke
tempat kerja
d. Memotong gaji pekerja untuk menambah anggaran
Jawaban B

3. Apa defenisi makanan jalanan menurut FAO


a. Makanan cepat saji
b. Makanan dan minuman siap saji yang disiapkan atau dijual di
jalanan
c. makanan yang dijual lewat online
d. makanan dijual dengan harga murah
Jawaban B

32
4. Sebutkan apa saja yang termasuk lima kunci untuk makanan lebih
aman menurut WHO tahun 2002, kecuali;
a. jaga makanan pada suhu aman
b. masak secara menyeluruh (misalnya, didihkan, panaskan)
c. hindari kontak antara makanan mentah dan makanan yang
telah dimasak
d. jaga agar tetap bersih (termasuk tangan permukaan , peralatan
dan makanan).
Jawaban c

5. apa solusi terakhir yang dapat ditawarkan kepada perusahaan yang


tidak memiliki tempat dan anggaran ialah
a. kantin
b. vendor local
c. katering
d. pasar petani
jawaban B

bab v manajemen gizi di tempat kerja


1. program gizi ditempat kerja memiliki tujuan yang sesuai dengan
prinsip gizi dan Kesehatan. Tujuan tersebut antara lain, kecual;
a. memanfaat tempat kerja untuk setting ideal
b. mempromosikan makanan sehat
c. memastikan keselarasan antara pesan Kesehatan dan praktik
kerja
d. praktik Kesehatan dan gaya hidup
jawaban D

2. untuk mencapai salah satu elemen dalam komitmen oraganisasi


terhadap budaya makan sehat dapat dicapai dengan beberapa hal,
kecuali
a. memperoleh dukungan manejemen

33
b. penjadwalan waktu istirahat yang tepat
c. membentuk sebuah komitmen Kesehatan
d. terlibat dalam masyarakat
jawaban b

3. menurut WHO 2013, surveilans gizi didefenisikan sebagai


a. kegiatan yang bertujuan untuk mengubah data gizi menjadi
Tindakan atau program melalui formulasi, modifikasi, dan
aplikasi kebijakan gizi yang diterapkan dalam satu wilayah.
b. Hasil survei yang diperoleh secara berkala sehingga dapat
menggambarkan perubahan musiman atau tren.
c. Mampu membuat prediksi berdasarkan tren yang terjadi didunia
gizi
d. Surveilans berperan sebagai pedoman yang paling mungkin
dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Jawaban A

4. Sebutkan secara umum fungsi dari surveilans gizi


a. Mempromosikan kebijakan pemerintah
b. Memonitor program gizi dan mengevaluasi efektivitasnya
c. Menyediakan dan memberikan informasi mengenai situasi gizi
suatu populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi
d. Kebijakan gizi yang mendorong makan sehat
Jawaban C

5. Manfaat dari suveilans gizi ditempat kerja ialah, kecuali;


a. Mengukur dan memantau asupan makan dan zat gizi para
pekerja
b. Hubungan informasi dan aksi
c. Mengetahui status gizi pekerja
d. Mengetahui dan memantau tingkat aktivitas fisik pekerja
Jawaban B

34
Bab VI Kebutuhan Makanan Kelompok Khusus
1. Dalam islam makanan dikatakan halal bila memenuhi tiga kriteria
sebagai berikut, kecuali:
a. Berasal dari bahan baku yang dihalalkan serta tidak
mengandung bahan yang diharamkan
b. Makanan diperoleh dari hasil kerja yang halal
c. Diolah dengan cara yang halal
d. makanan yang berasal dari hewan tanpa melakukan kosher
jawaban D

2. makanan dan minuman haram yang dilarang oleh Allah SWT


melalui Alquran dan Hadist Nabi Muhammad SAW yaitu
a. darah yang mengalir
b. daging rusa yang cacat
c. daging unta
d. jawabannya semua benar
jawaban A

3. bagaimana cara menghindari lemah saat berpuasa adalah


a. mengkonsumsi suplemen yang mengandung vitamin B
kompleks
b. mengkonsumsi minuman bersoda
c. mengkonsumsi suplemen penambah nafsu makan
d. makan yang banyak saat sahur
jawaban A

4. obesitas dibedakan menjadi dua golongan yaitu


a. obesitas sentral dan obesitas perifer
b. obesitas sentral dan obeitas genetik
c. obesitas perifer dan obesitas patologi
d. obesitas perifer dan obesitas genetic
jawaban A

35
5. obesitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor kecuali,
a. faktor genetic
b. faktor lingkungan
c. faktor kehamilan
d. faktor psikis
jawaban C

bab VII Penerapan Perencanaan Gizi Ditempat Kerja


1. terdapat tiga buah program yang direncanakan untuk mengatasi
permasalahan situasi gizi di PT X kecuali;
a. pengadaan ruang kuliner
b. fasilitas dan kebijikan ditempat kerja
c. edukasi gizi bagi pekerja dan penjual makanan
d. serveilans gizi
jawaban B

2. edukasi gizi bagi pekerja dan penjual makanan dapat dilakukan


dengan media poster antara lain kecuali;
a. poster 10 pesan gizi seimbang
b. poster cara mencuci tangan yang baik dan benar
c. poster menjaga kebersihan tempat makan
d. poster wisata kuliner

3. sistem suveilans gizi ditempat kerja perlu dibangun. Sistem ini


berfungsi untuk, kecuali;
a. memantau keberlangsunga dan keberhasilan program gizi yang
telah dilaksanakan
b. mengidentifikasi perlunya pengadaa program baru
c. membantu meningkatkan situasi gizi pekerja
d. mengetahui kepuasan pegawai terhadap makanan yang makan
jawaban D

36
4. monitoring yang dilakukan pada pengadaan ruang kuliner ialah
a. ahli gizi dan tim yang ditunjuk melakukan survei kepuasan
pegawai terhadap makanan yang dijual setiap 6 bulan
b. ahli gizi mengontrol makanan yang dijual antara lain jenis bahan
makanan yang digunakan, kebersihan proses pemasakan, dan
porsi makanan yang disajikan.
c. A dan B benar
d. A dan B salah
Jawaban C

5. Program pengadaan tempat makan di perusahaan dengan


memanfaatkan lahan yang ada secara efektif dalam keterbatasan
dana adalah
a. Edukasi gizi bagi pekerja dan penjual makanan
b. Pengadaan ruang kuliner
c. Surveilans gizi
d. Edukasi penggunaan lahan kuliner
Jawaban B

37

Anda mungkin juga menyukai