Anda di halaman 1dari 11

Mineral Makro

Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari
100mg sehari. Yang termasuk mineral makro yaitu : Natrium (Na), Klorida (Cl),
Kalium (K), Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S).

1. Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 %
terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan
empedu dan pancreas mengandung banyak natrium. Sumber utama
Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang lain berupa
monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang diawetkan
dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan buah
mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur,
ikan, mentega dan makanan laut lainnya.
2. Klorida (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang
belakang), lambung dan pancreas. Sumber Klor terdapat bersamaan
dengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan buah juga
mengandung klor.
3. Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel
dan cairan intraseluler. Sumber Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Sumber utama adalah makanan segar/ mentah, terutama buah,
sayuran dan kacang-kacangan.
4. Kalsium (Ca)
Kalisum merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada
dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler
dan intraseluler, kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel,
seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan
menjaga permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormone
dan factor pertumbuhan. Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya,
seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering
merupakan sumber kalsium yang baik, udang, kerang, kepiting, kacang-
kacangan dan hasil olahanannya, daun singkong, daun lamtoro.
5. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari
berat badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot
dan cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA
dan RNA. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural
dinding sel. Sebagai fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang
berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk
Adenin Trifosfat (ATP). Sumber Fosfor terdapat pada semua sel mahluk
hidup, terutama makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur,
susu dan hasilnya, kacang-kacangan serta serealia.
6. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan
interselular. Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan
magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam
ikatan hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan.
Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme. Magnesium
terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan tubuh
lainnya. Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, serealia tumbuk, 
biji-bijian dn kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat
merupakan sumber magnesium yang baik.
7. Sulfur (S)
Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin
dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul
sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga
membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam menstabilkan
molekul protein. Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut dan
kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku. Sumber
sulfur adalah makanan yang mengandung berprotein.
B.     Mineral Mikro

Mineral mikro sangatlah penting untuk menopang hidup kita,walaupun


jumlah yang dibutuhkan sedikit.Tapi,jika kita mengalami kekurangan mineral
mikro ini,akibatnya bisa mempengaruhi kesehatan kita seluruhnya. Mineral
mikro terdapat dalam tubuh kurang dari 0.01% berat tubuh dan hanya
dibutuhkan dalam jumlah kurang dari 100 mg/hari seperti besi (Fe), tembaga
(Cu), iodine (I2), zinc (Zn), kobalt (Co), dan Se (selenium). Masing-masing
mineral memiliki fungsi yang penting untuk tubuh.

1. Besi (Fe)

Zat besi merupakan salah satu mineral yang dapat membuat tubuh sehat
Tubuh manusia mengandung lebih kurang 3,5 - 4,5 gram zat besi, di mana
dua per tiganya ditemukan di dalam darah, sementara sisanya ditemukan di
dalam hati, sumsum tulang, otot. Sel darah merah mengandung protein
yang bernama hemoglobin, dan setiap hemoglobin memiliki 4 atom zat
besi. Zat besi dalam hemoglobin inilah yang mengikat oksigen dalam
darah pada paru-paru untuk bisa disebarkan ke seluruh tubuh. Setelah
melepas oksigen, hemoglobin kemudian mengikat karbondioksida (C02)
untuk dilepaskan oleh paru-paru. Sumber-sumber alami zat besi adalah:
daging sapi, daging ayam, telur, beberapa jenis buah, dan sayur-sayuran
berwarna hijau tua.

2. Zinc/Seng (Zn)

Seng adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh dan
dikelompokkan dalam golongan trace mineral. Seng dapat mudah
ditemukan pada berbagai jenis makanan yang kaya akan kandungan
protein seperti daging, kacang-kacangan dan polong polongan. Asupan
seng yang dibutuhkan tubuh manusia sebenarnya sangat sedikit, namun
ternyata penyerapan seng oleh tubuh pun sangatlah kecil. Dari sekitar 4-14
mg/hari jumlah seng yang dianjurkan untuk dikonsumsi, hanya sekitar 10-
40% saja yang dapat diserap. Sumber paling baik adalah sumber protein
hewani, terutama daging, hati, kerang, biji-bijian (lengkap), serealia,
leguminosa dan telur.

3. Yodium (I)

Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar


yang agak besar dan berada di leher depan bagian bawah). Namun, sumber
yodium terbesar adalah seafood, seperti: kerang, udang, rumput laut dan
aneka ikan serta hasil olahannya. Untuk memenuhi kecukupan yodium
sebaiknya di dalam menu sehari-hari sertakan bahan bahan pangan yang
berasal dari laut. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg
berat badan. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari
untuk anak sampai umur 10 tahun, 150 mikrogram/ hari untuk orang
dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-
masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.

4. Selenium (Se)
Selenium telah menunjukkan diri sebagai salah satu dari agen-agen
antikanker yang lebih kuat. Apabila ia digabungkan dengan vitamin E,
efektivitas keduanya terhadap kanker akan sangat meningkat. Mereka
bersama-sama bekerja sebagai antikanker yang kuat, sistem anti penuaan
yang disebut glutation peroksidase (GSH).
5. Tembaga (Cu)
Sumber makanan utama adalah Daging, tiram, kacang-kacangan, tanaman
polong yang dikeringkan, gandum. Dalam saluran cerna, tembaga dapat
diabsorpsi kembali dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran
melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit
tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat dan haid.
6. Mangan (Mn)
Sumber mangan adalah beras giling, pisang, sayuran hijau, gandum,
kacang-kacangan, ikan, ayam dan buah-buahan yang dikeringkan. Setelah
di absorpsi dikeluarkan melalui feses.

7. Cobalt (Co)
Merupakan komponen vitamin B12 yang diperlukan dalam perkembangan
normal sel-sel darah merah. Sumber utamanya adalah sayuran berdaun
hijau.
8. Fluor (F)

Sudah ada kontroversi tentang fluor yang ditambahkan ke dalam air.


Walaupun tidak begitu diperlukan, fluor terbukti dapat melindungi lubang
gigi saat dikonsumsi dalam jumlah menengah (di bawah 4 mg/l). Sumber
fluor di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan.

Interaksi Obat dengan Makanan


Interaksi Obat dengan Makanan merupakan proses
ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu
obat, perubahan tersebut dianggap sebagai interaksi obat
dengan makanan. Interaksi seperti itu bisa terjadi, tetapi
tidak semua obat dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa
obat hanya dipengaruhi oleh makanan-makanan tertentu.
Interkasi obat dengan makanan dapat terjadi dengan obat-
obat yang diresepkan. Obat yang dibeli bebas, produk herbal
dan suplemen. Meskipun beberapa interkasi mugkin
berbahaya atau bahkan fatal pada kasus yang langka,
interkasi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya tidak akan
menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan
tubuh.
Kemungkinan- kemungkinan yang menyebabkan dapat
terjadinya interkasi obat dengan makanan adalah :
1. Perubahan mortilitas lambung dan usus, terutama
kecepatan pengosongan lambung dari saat
masuknya makanan.
2. Perubahan pH, sekresi asam serta produksi empedu.
3. Perubahan suplai darah di daerah splanchnicus dan
di mukosa saluran cerna.
4. Dipengaruhi absorpsi obat oleh proses adsborpsi
dan pembentukan kompleks
5. Dipengaruhinya proses transport aktif obat oleh
makanan.
6. Perubahan biotransformasi dan eliminasi

Fase pada Interaksi Obat dan Makanan


a. Fase Farmasetis
Sekitar 80% obat diberikan melalui mulut; oleh
karena itu, farmasetik (disolusi) adalah fase pertama dari
kerja obat. Dalam saluran gastrointestinal, obat-obat perlu
dilarutkan agar dapat diabsorsi. Obat dalam bentuk padat
(tablet atau pil) harus didisintegrasi menjadi partikel-
partikel kecil supaya dapat larut ke dalam cairan, dan
proses ini dikenal sebagai disolusi.
Tidak 100% dari sebuah tablet merupakan obat. Ada
bahan pengisi dan pelembam yang dicampurkan dalam
pembuatan obat sehingga obat dapat mempunyai ukuran
tertentu dan mempercepat disolusi obat tersebut.
Beberapa tambahan dalam obat sperti ion kalium (K) dan
natrium (Na) dalam kalium penisilin dan natrium penisilin,
meningkatkan penyerapan dari obat tersebut. Penisilin
sangat buruk diabsorbsi dalam saluran gastrointestinal,
karena adanya asam lambung. Dengan penambahan
kalium atau natrium ke dalam penisilin, maka obat lebih
banyak diabsorbsi.
Disintegrasi adalah pemecahan tablet atau pil
menjadi partikel-partikel yang lebih kecil, dan disolusi
adalah melarutnya partikel-partikel yang lebih kecil itu
dalam cairan gastrointestinal untuk diabsorbsi. Rate
limiting adalah waktu yang dibutuhkan oleh sebuah obat
untuk berdisintegrasi dan sampai menjadi siap untuk
diabsorbsi oleh tubuh. Obat-obat dalam bentuk cair lebih
cepat siap diserap oleh saluran gastrointestinal daripada
obat dalam bentuk padat. Pada umumnya, obat-obat
berdisintegrasi lebih cepat dan diabsorpsi lebih cepat
dalam cairan asam yang mempunyai pH 1 atau 2
daripada cairan basa. Orang muda dan tua mempunyai
keasaman lambung yang lebih rendah sehingga pada
umumnya absorpsi obat lebih lambat untuk obat-obat
yang diabsorpsi terutama melalui lambung.
Obat-obat dengan enteric-coated,EC (selaput enterik)
tidak dapat disintegrasi oleh asam lambung, sehingga
disintegrasinya baru terjadi jika berada dalam suasana
basa di dalam usus halus. Tablet anti coated dapat
bertahan di dalam lambung untuk jangka waktu lama;
sehingga, oleh karenanya obat-obat demikian kurang
efektif atau efek mulanya menjadi lambat. Makanan
dalam saluran gastrointestinal dapat menggaggu
pengenceran dan absorpsi obat-obat tertentu.
b. Fase farmakokinetik
Fase farmakokinetik adalah absorbsi, transport,
distribusi, metabolisme dan ekskresi obat. Interaksi obat
dan makanan paling signifikan terlibat dalam proses
absorbsi. Obat-obatan yang dikenal luas dapat
mempengaruhi absorbsi zat gizi adalah obat-obatan yang
memiliki efek merusak terhadap mukosa usus.
Antineoplastik, antiretroviral, NSAID dan sejumlah
antibiotik diketahui memiliki efek tersebut.
Mekanisme penghambatan absorbsi tersebut
meliputi: pengikatan antara obat dan zat gizi (drug-
nutrient binding) contohnya Fe, Mg, Zn, dapat berikatan
dengan beberapa jenis antibiotik;  mengubah keasaman
lambung seperti pada antacid dan antiulcer sehingga
dapat mengganggu penyerapan B12, folat dan besi; serta
dengan cara penghambatan langsung pada metabolisme
atau perpindahan saat masuk ke dinding usus.
Interaksi dalam proses absorpsi dapat terjadi dengan
berbagai cara misalnya,
1) Perubahan (penurunan) motilitas gastrointestinal
oleh karena obat-obat seperti morfin atau
senyawa-senyawa antikolinergik dapat mengubah
absorpsi obat-obat lain.
2) Kelasi yakni pengikatan molekul obat-obat
tertentu oleh senyawa logam sehingga absorpsi
akan dikurangi, oleh karena terbentuk senyawa
kompleks yang tidak diabsorpsi. Misalnya kelasi
antara tetrasiklin dengan senyawa-senyawa
logam /berat akan menurunkan absorpsi
tetrasiklin.
3) Makanan juga dapat mengubah absorpsi obat-
obat tertentu, misalnya: umumnya antibiotika
akan menurun absorpsinya bila diberikan
bersama dengan makanan.
Usus halus, organ penyerapan primer, berperan
penting dalam absorbsi obat. Fungsi usus halus seperti
motilitas atau afinitas obat untuk menahan sistem karier
usus halus, dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat
absorbsi obat. Makanan dan nutrien dalam makanan
dapat meningkatkan atau menurunkan absorbsi obat dan
mengubah ketersediaan hayati obat. Kecepatan
pengosongan lambung secara signifikan
mempengaruhi komposisi makanan yang dicerna.
Kecepatan pengosongan lambung ini dapat mengubah
ketersediaan hayati obat. Makanan yang mengandung
serat dan lemak tinggi diketahui secara normal menunda
waktu pengosongan lambung. Beberapa obat seperti
nitrofurantoin dan hidralazin lebih baik diserap saat
pengosongan lambung tertunda karena tekanan pH
rendah di lambung. Obat lain seperti L-dopa, Penicillin G
dan digoxin, mengalami degradasi dan menjadi inaktif
saat tertekan oleh pH rendah di lambung dalam waktu
lama. Obat dieliminasi dari tubuh tanpa diubah atau
sebagai metabolit primer oleh ginjal, paru-paru, atau
saluran gastrointestinal melalui empedu.

c. Fase farmakodinamik
Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap
fisiologi dan biokimia selular dan mekanisme kerja obat.
Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer
atau sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah
efek yang diinginkan, dan efek sekunder bisa diinginkan
atau tidak diinginkan.
Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan
sekunder adalah difenhidramin (benadryl) suatu
antihistamin. Efek primer dari difenhidramin adalah untuk
mengatasi gejala-gejala alergi, dan efek sekundernya
adalah penekanan susunan saraf pusat yang
menyebabkan rasa kantuk. Efek sekunder ini tidak
diinginkan jika sedang mengendarai mobil, tetapi pada
saat tidur, dapat menjadi diinginkan karena menimbulkan
sedasi ringan.
Penelanan tablet dengan air yang cukup atau cairan
lain penting untuk beberapa obat karena jika ditelan
tablet tersebut cenderung merusak saluran esophagus.
Petunjuk pada pasien untuk mencegah iritasi dan atau
ulcer pada oesophagus, tablet atau kapsul obat harus
ditelan dengan segelas air oleh pasien dengan posisi
berdiri, misalnya untuk obat seperti analgesik
(contohnya aspirin), NSAID (contohnya Phenylbutazone,
oxyphenbutazone, indometacin), kloralhidrat,
emepromium bromida, kalium klorida, tetracyclin
(terutama Doxycyclin).
Obat diminum dengan atau tanpa makanan. Interaksi
obat-makanan dalam saluran gastrointestinal dapat
bermacam-macam dan banyak alasan mengapa makanan
dapat berpengaruh pada efek obat. Contohnya obat
mungkin terikat pada komponen makanan; makanan
akan mempengaruhi waktu transit obat pada usus; obat
dapat mengubah first-pass metabolism obat dalam usus
dan dalam hati; dan makanan dapat meningkatkan aliran
empedu yang mampu meningkatkan absorbsi beberapa
obat yang larut lemak.
Petunjuk pada pasien untuk mencegah interaksi
tersebut adalah dengan meminum obat dengan segelas
air pada saat perut kosong, misalnya seperti
pada obat- obat sefalosporin (kecuali sefradin),
dipyridamol, erythromycin, Isoniazid (INH), lincomycin,
penicillamin, pentaerithritel tetranitrat, rifampicin,
penisilin oral dan tetracyclin. Absorbsi semua penisilin oral
optimal jika diminum pada saat perut kosong dengan
segelas air .Pivampicillin harus diminum bersama
makanan karena dapat mengiritasi lambung atau perut.
Tetracyclin kadang kala menyebabkan mual dan muntah
jika diminum pada saat perut kosong. Meskipun makanan
mengurangi absorbsi tetracyclin tetapi tidak terjadi pada
doxycyclin danminocyclin.Adanya makanan juga dapat
meningkatkan perubahan bentuk profil serum obat tanpa
mengubah ketersediaan hayati obat. Hal ini terlihat pada
studi sefradin, makanan tidak memiliki efek signifikan
terhadap ekskresi urin antibiotik tetapi pada nilai t-
max. Beberapa obat yang diminum bersama susu atau
makanan berlemak antara lain alafosfalin, griseofulvin
dan vitamin D. Sedangkan obat yang tidak boleh diminum
bersama susu antara lain bisacodyl (dulcolax), garam
besi, tetracyclin (kecuali doxycyclin dan minocyclin).

DAFTAR PUSTAKA

Leni, I Wayan, oktaviani & Zainab. 2018. Makalah Interaksi Obat


dan Makanan. ( diakses 19 Januari 2020).
https://www.academia.edu/39193744/Makalah_Interaksi_Obat_Dan_Ma
kanan.

Ester muki. 2013. Interaksi Obat dengan makanan. ( diakses 19


Januari 2020). https://www.slideshare.net/Easterrkey/farmakologi-
interaksi-obat-dengan-makanan

https://www.scribd.com/document/387177481/Mineral-Makro-
Dan-Mikro

Anda mungkin juga menyukai