Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Puskesmas Tlogosari Wetan


1. Kondisi Geografis Puskesmas Tlogosari Wetan
UPTD Puskesmas Tlogosari Wtan dibangun pada tahun 1979 dengan
Luas Tanah ± 6.550 M ber operasional pada tahun 1980 sampai sekarang.
Puskesmas Tlogosari Wetan terletak dibagian timur Kota Semarang,
termasuk dalam wilayah Kelurahan Tlogosari Kulon. Mempunyai batas-
batas sebagai berikut:
a. Utara : Kecamatan Genuk
b. Selatan: Kecamatan Tembalang
c. Timur : Keluharan Tlogosari Kulon dan Kalicari
d. Barat : Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak

Gambar 4.1 Peta Wilayah Puskesmas Tlogosari Wetan


2. Kondisi Demografis Puskesmas Tlogosari Wetan
UPTD Puskesmas Tlogosari Wetan dibangun pada tahun 1979 dengan
Luas Tanah ± 6.550 M ber operasional pada tahun 1980 sampai sekarang.
Jumlah penduduk adalah 100.817 jiwa sesuai data monografi masing-
masing kelurahan tahun 2019 adalah sebagai berikut :
No. Kelurahan Laki-laki Perempuan
1. Tlogosari Wetan 4409 4377
2. Tlogomulyo 8306 8208
3. Pedurungan Lor 4583 4603
4. Pedurungan Tengah 7594 7694
5. Pedurungan Kidul 7231 7278
6. Penggaron Kidul 3604 7278
7. Plamongansari 7096 3509
8. Palebon 7548 7091
Jumlah 50.371 7686
Sumber: monografi kelurahan 2018

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk Tahun 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan


lebih banyak dari laki-laki, hal ini masih sama dengan data kependudukan
tahun sebelumnya (2018), jumlah penduduk mengalami kenaikan sebesar
11.59%, hal ini karena wilayah kelurahan banyak berkembang menjadi
wilayah pemukiman baru.

No KELURAHAN LUAS JUMLAH JUMLAH JUMLA JUMLA JUMLAH


. WILAYAH RUMAH PENDUDUK H KK H RT RW
1. Tlogosari Wetan 121.555 Ha 2.040 8.786 2.763 43 4
2. Tlogomulyo 203.313 Ha 3.380 16.514 4.216 86 11
3. Pedurungan Lor 139.650 Ha 1.920 9.186 2.337 58 9
4. Pedurungan 181.000 Ha 3.574 14.509 3.742 69 12
Kidul
5. Pedurungan 18.900 Ha 3.894 15.288 9.603 100 14
Tengah
6. Penggaron Kidul 20.105 Ha 2.049 7.113 2.213 30 6
7. Palebon 13.648 Ha 3.619 15.234 3.978 80 11
8. Plamongansari 265.931 Ha 3.084 14.187 3.184 90 16
Jumlah 100.817 32.036 553 83
B. Gambaran Khusus Puskesmas Tlogosari Wetan
1. Moto, Visi dan Misi Puskesmas Tlogosari Wetan
a. Moto
Ikhlas Melayani dengan Salam Senyum, Sapa dan Santun
b. Visi
Menjadikan UPTD Puskesmas Tlogosari Wetan sebagai Pusat
Pelayanan Kesehatan Prima di Kota Semarang.
c. Misi :
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, proaktif,
terjangkau, terintegrasi dan paripurna, yang berorientasi
pada kepuasan pengguna layanan / pasien.
2) Menjadikan puskesmas sebagai pusat informasi kesehatan
dan pusat data kesehatan yang akurat dan up to date.
3) Menjadikan puskesmas sebagai pusat penggerakan peran
serta masyarakat melalui peningkatan pemberdayaan
masyarakat
4) Menerapkan management yang transparan pada setiap
program melalui peningkatkan kerjasama lintas program
dan sektor Yang kuat dan bersinergi.

2. Tata Nilai Puskesmas Tlogosari Wetan


T = Tanggap, Terampil
S = Santun
W = Wawasan Luas
P = Profesional
R = Ramah
I = Integritas
M = Menjunjung Nilai Kemanusiaan
A = Adil
3. Sumber Daya Manusia
Informasi ketenagaan atau sumber daya manusia (SDM)
diperlukan bagi perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan serta
pengelolaan kepegawaian. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas
Tlogosari Wetan Tahun 2020 terdiri dari 48 orang. Jumlah sumber
daya manusia berdasarkan kualifikasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tlogosari Wetan

N Jenis jabatan Jumlah Lebih Kurang Keterangan


o
1 Kepala puskesmas 1 - - PNS
2 Pelaksana TU 1 - - PNS
3 Dokter Umum 4 - 1 PNS+ 3 BLUD
4 Dokter Gigi 1 - 1 PNS
5 Bidan 7 - 1 PNS+ 1 BLUD
6 Perawat 6 - 1 PNS+ 1 BLUD
7 Perawat gigi 3 - - PNS
8 Sanitarian 1 - 0 BOK
9 Penyuluh Kesehatan 2 - - PNS+ 1 BOK
10 Ass. Apoteker 2 - - PNS
11 Apoteker 1 - - 1 BLUD
12 Analis kesehatan/laborat 3 - - PNS+ 1 BLUD
13 Nutrisionis 2 - - PNS+ 1 BOK
14 Epidemilogi Kesehatan 2 - - PNS + 1 BLUD
15 Akuntansi 1 - - BOK
16 Pengadministrasi Umum 3 - 2 PNS
17 Rekam medis 1 - - 1 BLUD
18 Teknologi Informasi 1 - - 1 BLUD
19 Penjaga kantor 1 - 3 1 PNS
20 Costumer Service 0 - 2
21 Pengemudi 0 - 1
22 Cleaning service 5 - - BLUD
Total 48 - 12

4. Anggaran Puskesmas Tlogosari Wetan


Sumber anggaran untuk operasional dan kegiatan di Puskesmas
Tlogosari Wetan berasal dari APBD, BOK, dan BLUD.
Tabel 4.4 Sumber Pembiayan Puskesmas Tlogosari Wetan Tahun 2019
Sumber Dana Jumlah Dana Realisasi Dana Rencana
APBD 214.992.000,- 77.414.882,- 0,-
BOK 679.000.000,- 679.000.000,- 616.500.000,-
BLUD 3.392.935.363,- 3.210.188.217,- 2.348.105.000,-
Jumlah 4.286.927.363,- 3.966.603.099,- 3.064.600.000,-
C. Tugas Pokok Dan Fungsi
UPTD Puskesmas Tlogosari Wetan Kota Semarang mempunyai tugas pokok
melakukan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara
paripuma kepada masyarakat di wilayah kerjanya
Untuk melaksanakan tugas tersebut sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut.
1. Pelayanan Kesehatan Dasar meliputi :
a. Pengobatan
b. KIA / KB
c. Perbaikan Gizi
d. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
e. Kesehatan Lingkungan
f. Perawatan Kesehatan Masyarakat
g. Kesehatan Gigi dan Mulut
h. Laboratorium
i. Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Lansia Upaya
j. Kesehatan Mata
k. Upaya Kesehatan Jiwa
l. Pencatatan dan Pelaporan (SP3)
2. Pembinaan Upaya Kesehatan yang meliputi .
a. Peran sena masyarakat dalam rangka mewujudkan kemandirian kesehatan di
wilayah kerja.
b. Mengkoordinasikan semua upaya kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya.
c. Menerima pelayanan rujukan medik dan rujukan kesehatan di wilayah kerja dan
masyarakat sekitarnya.
d. Menibina serta membantu sarana dan pembinaan teknis kepada sarana
kesehatan yang lainnya termasuk kader kesehatan dimasyarakat.

3. Pengembangan Upaya Kesehatan


a. Pengembangan kader pembangunan di bidang kesehatan di Wilayah kerjanya.
b. Pengembangan kegiatan swadaya masyarakat
3. Melaksanakan tugas Iain yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang
D. PROGRAM PUSKESMAS
1. Program Kesehatan Wajib
a. Pengobatan
1) Kunjungan Rawat Jalan Urnum dan Gigi ( Umum, BPJS )
2) Pelayanan Rujukan Umum dan Gigi ( Umum, BPJS )
3) Pelayanan Tindakan Medik Umum dan Gigi (Ringan, Sedang , Besar)
4) Pelayanan test kesehatan untuk pencari kerja, anak sekolah dan calon
haji.
b. Kesehatan Ibu dan Anak
1) Kesehatan Maternal dan Neonatal
a) Pelayanan Kesehatan ibu hamil (KI dan K4) sesuai standar
b) Pelayanan Neonatus (KNI dan KN2) sesuai standar
c) Pelayanan Ibu nifas sesuai satandar
d) Pelayanan MTBM dan MTBS
e) Pelayanan imunisasi TT bumil dan capeng
f) Konsultasi
2) Upaya kesehatan Balita dan anak prasekolah
a) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang balita
(kontak pertama)
b) Pelayanan deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang anak pra
sekolah (kontak kedua)
3) Pelayanan KB
a) Pelayanan aksepgor KB aktif di wilayah kerja puskesmas dan
sekitarnya.
b) Pelayanan komplikasi KB dan rujukan
c) Konseling KB bagi calon akseptor KB baru dan lama.
4) Usaha Kesehatan Lansia
a) Pemeriksaan rutin lansia di puskesrnas, panti dan posyandu.
b) Pembinaan senam lansia pada kelompok lansia yang ada.
c) Pembentukan kelompok lansia baru
c. Gizi
1) Pemberian kapsul vitamin A pada balita (12-59 bin).
2) Pemberian tablet besi (Fe 90) pada ibu hamil, bufas dan remaja
putri.
3) Pemberian PMT pemulihan dan penyuluhan pada balita Gizi Buruk
dan BGM.
4) Melakukan pemantauan hasil penimbangan menggunakan SKDN.
5) Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dananak 6— 11 bulan.
6) Pendataan status Gizi, konsumsi Gizi, Garam [odium dan
KADARSI.
d. Perkesmas
1) Kegiatan asuhan keperawatan pada keluarga , kelompok atau
masyarakat resiko tinggi.
2) Pemberdayaan dalam upaya kemandirian pada keluarga lepas asuh.
3) Pemberdayaandalam upaya kemandirian pada kelompok lepas
asuh.
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
1) TB Paru
2) Kusta
3) Pelayanan Imunisasi
4) Diare
5) ISPA
6) DBD
7) Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
8) SIstem Kewaspadaan Dini
f. Kesehatan Lingkungan
1) Penyehatan air
a) Inspeksi sanitasi sarana air bersih
b) Pembinaan kelompok masyarakat pemakai air
2) Hygiene dan sanitasi makanan dan minuman
a) Inspeksi dan sanitasi tempat pengolahan makanan (non industry RT)
b) Pembinaan tempat pengelolaan makanan (non industri RT).
3) Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah
a) Inspeksi dan sanitasi sarana pembuangan sampah dan limbah (TPS
dan IPLT)
b) Pengawasan tempat pembuangan sampah sementara.
c) Penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga
d) Inspeksi dan sanitasi (IS) rumah
4) Pengawasan sanitasi tempat — tempat umum dan industri
a) Inspeksi sanitasi tempat - tempat umum.
b) Pemantauan berkala sanitasi 'ITU.
c) Pengawasan sanitasi industri rumah tangga (makanan dan
minuman).
5) Pengamanan tempat pengelolaan pestisida
a) Inspeksi dan sanitasi sarana pengelolaan pestisida
b) Pembinaan tempat pengelolaan pestisida
6) Pengendalian vektor
Pengawasan tempat - tempat potensial perindukan vektor di
pemukiman penduduk dan sekitarnya.

7) PAMSIMAS ( Penyehatan air Minim Berbasis Masyarakat)


Pembuatan Klinik Sanitasi di masyarakat.

8) Promosi Kesehatan
a) Kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada sasaran
tatanan .
b) Rumah Tangga
c) Institusi Pendidikan (Sekolah)
d) Institusi TTU
e) Institusi tempat kerja.
9) Penyuluhan Napza / Narkoba pada kelompok beresiko (Remaja
/Mahasiswa)
10) Usaha Kesehatan Sekolah
a) Kegiatan penjaringan kesehatan SD / Ml, SMP/ MTs dan
SMA/MA
b) Pembinaan UKS / UKGS TK/ SD/Ml, SMP / MTs dan
SMA/MA
c) Pelatihan dokter kecil anak sekolah kelas IV dan V SD.
d) Konseling kesehatan Reproduksi Remaja di sekolah dan
puskesmas.
11) Laboratorium
a) Pemeriksaan darah rutin, urin rutin dan feces rutin.
b) Pemeriksaan Cholesterol, GDS/ GDPP, Trigliserid dan
Asam Urat.
c) Pemeriksaan Test Kehamilan.
d) Pemeriksaaan Sputum BTA
e) Pemeriksaan urin protein ibu hamil.
f) Pemeriksaan paket laborat Calhaj sesuai standart
puskesmas
2. Program Kesehatan Unggulan
a. Puskesmas Sahabat Gizi kurang
1) Pelatihan kader motivator gizi di masing - masing
kelurahan.
2) Pengisian form rujukan dari kader mozi ke puskesmas
3) Memasukkan data status gizi ke dalam SIM Gizi secara
terus menerus
4) Pemutaran film Gizi sebagai media promkes di
puskesmas
E. Gambaran mutu pelayanan Informed cconsent di poli KIA puskesmas Tlogosari
Wetan
1. Input
a. Man (Sumber Daya Manusia)
Terdapat empat orang Bidan yang dapat memberikan pelayanan
Informed consent di poli KIA Puskesmas Tlogosari Wetan adapun
keseharian yang melaksanakan pelayanan pelayanan Informed Consent di poli
KIA terdapat dua perawat, terdapat dua pembagian shift kerja yaitu pagi dan
siang, dalam penelitian ini peneliti mengobservasi dua petugas (Bidan)
memiliki latar belakang pendidikan D3 dan D4 Kebidanan
b. Money (Pendanaan)
Biaya operasional pelayanan Informed Consent Puskesmas Tlogosari
Wetan menggunakan dana yang berasal dari Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD)
c. Method (Cara Kerja)
Metode pelayanan Informed Consent dilaksanakan berdasarkan SOP
pelayanan informed consent Puskesmas Tlogosari Wetan. Pada penelitian ini
menggunakan SOP pelayanan informed consent yang telah direvisi dan
disesuaikan dengan referensi, selanjutnya disosialisasikan kepada petugas
(Bidan) dan digunakan untuk observasi kepatuhan petugas (Bidan) pelayanan
anamnesis terhadap SOP tersebut. Waktu pelayanan Informed consent di
Puskesmas dilaksanakan setiap hari Senin – kamis pukul 07.00 – 17.00 WIB,
hari Jumat pukul 07.00-15.00 dan Sabtu pukul 07.00 – 12.00 WIB
d. Material (Fasilitas)
Fasilitas ruang yang berhubungan dengan anamnesis terdiri dari 2 meja
panjang (dana dari BLUD), 2 kursi petugas (Bidan), Formulir Informed
Consent (BLUD), 2 kursi pasien (dana dari APBD), 2 kipas angin (dana dari
APBN) dan 2 komputer dengan program SIMPUS/P-care (dana dari APBD,.
selain itu fasilitas yang di danai BLUD barang seperti: hanscoon, masker,
wastafel, sabun, tempat sampah, gaun/apron, pelindung kepala (head cap).
e. Marketing
SOP Pelayanan informed Consent revisi yang sudah disesuaikan
dengan referensi dan telah disetujui oleh Kepala Puskesmas selanjutnya
disosialisasikan kepada Bidan yang memberikan pelayanan Informed Consent
kepada pasien. Sosialisasi SOP revisi dilaksanakan kepada bidan pelayanan
Informed consent Puskesmas Tlogosari Wetan pada hari Selasa, 1 Desember
2020
f. Environment
Selama penelitian tanggal 2 dan 3 Desember 2020 pasien yang
berkunjung mendapatkan pelayanan Informed consent di Poli KIA. Ruang
tunggu di Puskesmas Tlogosari Wetan cukup luas, nyaman dan kursi yang
sudah diseting social distancing
2. Process
a. P1 (Perencanaan)
SOP tentang pelayanan Informed Consent telah direvisi dan disetujui oleh
Kepala Puskesmas dan pelaksana program. Bidan siap melayani pelayanan
Informed Consent pada hari rabu s/d kamis pukul 07.00-12.00 WIB. Bidan
pelayanan Informed consent mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan terdiri
pena bolpoin, formulir Informed consent, komputer untuk memasukkan data
pelayanan Informed Consent dan SIMPUS ke Dinas Kesehatan Kota secara
online.
b. P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)
1) Petugas (Bidan) melayani informed selama jam pelayanan, yakni setiap
Senin–Kamis pukul 07.00-17.00 WIB, sedangkan hari Jum’at pukul
07.00-15.00 WIB dan Sabtu pukul 07.00-12.00 WIB.
2) Bidan yang memberikan pelayanan Informed Consent terdiri dari 2 bidan
3) Bidan melakukan prosedur pelayanan Informed consent sesuai dengan
SOP yang telah disepakati
c. P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)
Pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas Tlogosari wetan melalui
SIMPUS. Kepuasan pasien diwujudkan dalam bentuk pengisian lembar yang
dimasukkan ke kotak saran. Format penulisan dapat berupa kalimat kritik dan
disertakan pelayanan yang dituju. Penindak lanjutan dari kritik dibahas dalam
bentuk mini lokakarya.
3. Output
Jumlah kunjungan pasien pelayanan Informed consent selama penelitian tanggal 2
dan 3 desember 2020 berjumlah 70 pasien
4. Outcome
a. Diharapkan terjadi peningkatan mutu pelayanan Informed Consent kepada
pasien yang sesuai dengan kepatuhan Bidan di poli KIA.
b. Diharapkan terjadi peningkatan kepuasan pasien terhadap pelayanan Informed
Consent
5. Impact
derajat kesehatan di wilayah Puskesmas Tlogosari Wetan

F. SIMPLE PROBLEM
1. Identifikasi Masalah Mutu Pelayanan Informed Consent
Observasi kepatuhan Bidan terhadap SOP pelayanan informed consent
dilaksanakan di ruang KIA Puskesmas Tlogosari Wetan. Observasi kepatuhan ini
dilakukan selama dua hari (2 Desember 2020 dan 3 Desember 2020). Observasi ini
mengamati kegiatan Bidan yang melakukan pelayanan Informed Consent
menggunakan daftar tilik kepatuhan Bidan. data yang diamati kemudian ditabulasi
dan dinilai tingkat kepatuhan/compliance Rate (CR), CR dinilai patuh, bila lebih
dari 80% dan dinilai kurang patuh jika kurang dari sama dengan 80%. Hasil
perhitungan CR Bidan yang memberikan pelayanan Informed Consent di Puskesma
s Tlogosari Wetan adalah sebagai berikut:
Compliance Rate kepatuhan Bidan terhadap SOP pelayanan anamnesis:
CR kepatuhan bidan Ny. I terhadap SOP pelayanan Informed Consent:

∑ Ya x 100 %=
195
x 100 %=81 %
∑ Ya+ ∑ Tidak 195+ 45
CR kepatuhan Bidan Ny. S terhadap SOP pelayanan Informed Consent adalah:
∑ Ya x 100 %=
196
x 100 %=81,66 %
∑ Ya+∑ Tidak 196+ 44
CR Total kepatuhan Bidan terhadap SOP pelayanan Informed Consent adalah:
∑ Ya x 100 %=
391
x 100 %=81.45 %
∑ Ya+ ∑ Tidak 391+89

Dari data diatas menunjukkan angka kepatuhan Bidan terhadap pelayanan


Informed Consent memiliki CR ≥ 80 %. Angka kepatuhan masing-masing bidan
secara total sudah baik (patuh). Pada penelitian ini di temukan penilaian yang
kurang dari 80% dan ditemukan pada beberapa item SOP pelayanan Informed
Consent yaitu:

a. Masalah A: Bidan tidak mejelaskan maanfaat atas tindakan yang akan


dilakukan (53 %)
b. Masalah B: Bidan tidak menjelaskan efek samping dari tindakan yang akan
dilakukan (69 % ¿
c. Masalah C: Bidan tidak menjelaskan resiko yang akan terjadi apabila tidak
melakukan tindakan medis (44 % ¿
d. Masalah D : bidan tidak mengecek pemahaman pasien (0 % ¿
2. Prioritas Masalah
Peneliti menentukan prioritas masalah, dengan menggunakan matrix problem
priority dari empat masalah tersebut diatas (masalah A, masalah B, masalah C dan
masalah D). Matriks prioritas masalah atau problem priority matriks merupakan
salah satu alat dalam menyusun urutan prioritas dari sejumlah masalah, setiap
masalah ditentukan rangking manfaat dan rangking usahanya untuk menyelesaikan
masalah, Rangking dimulai dari yang terbaik dengan urutan 1-5, rangking manfaat
kemudian dikalikan dengan nilai rangking usaha sebagai extended value, nilai
extended value terkecil dapat dipilih sebagai prioritas masalah.
a. Penilaian dengan manfaat dengan skala 1-5 :
1) Angka 5 melambangkan manfaat besar
2) Angka 4 melambangkan manfaat cukup
3) Angka 3 melambangkan manfaat sedang
4) Angka 2 melambangkan manfaat kurang
5) Angka 1 melambangkan manfaat kecil.
b. Penilaian dengan usaha dengan skala 1-5:
1) Angka 5 melambangkan usaha besar
2) Angka 4 melambangkan usaha cukup
3) Angka 3 melambangkan usaha sedang
4) Angka 2 melambangkan usaha kurang
5) Angka 1 melambangkan usaha kecil.
Kemudian rangking manfaat dikali nilai rangking usaha sebagai extended
value. Berdasarkan nilai extended value yang terkecil dapat dipilih prioritas
masalah. Berikut adalah matriks prioritas masalah dari beberapa masalah dalam
penelitian ini:
Tabel 4.6 Matriks Prioritas Masalah Pelayanan Informed Consent

Rangking
Masalah Rangking usaha Extended value Urutan prioritas
manfaat

Masalah A 4 3 12 1V

Masalah B 5 2 10 III

Masalah C 4 2 8 I

Masalah D 3 3 9 II

Berdasarkan tabel diatas urutan proritas berdasarkan matriks prioritas


masalah adalah:
1) Bidan tidak menjelaskan resiko yang akan terjadi apabila tidak melakukan
tindakan medis (Masalah C)
2) Bidan tidak mengecek pemahaman pasien (Masalah D)
3) Bidan tidak menjelaskan efek samping dari tindakan yang akan dilakukan
(Masalah B¿
4) Bidan tidak mejelaskan maanfaat atas tindakan yang akan dilakukan
(Masalah A)

Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan matriks prioritas mas


alah, yang menjadi prioritas masalah pada penelitian ini adalah Rendahnya
tingkat kepatuhan bidan dalam menjelaskan tentang resiko yang akan terjadi
apabila tidak dilakukan tindakan medis kepada pasien pada saat informed
consent (Masalah C)

3. Identifikasi Penyebab Masalah


Identifikasi penyebab masalah potensial dapat dianalisis dengan
pendekatan system yaitu Rendahnya tingkat kepatuhan Bidan dalam menjelaskan
resiko yang akan terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis kepada pasien
pada saat informed consent
Tabel 4.7 Identifikasi penyebab masalah Rendahnya tingkat kepatuhan bidan
dalam menjelaskan resiko yang akan terjadi apabila tidak dilakukan tindakan
medis kepada pasien pada saat informed consent

Input Penyebab Masalah

Man - bidan masih membedakan pasien baru dan pasien lama


sehingga resiko yang akan terjadi apabila tidak dilakukan
tindakan medis hanya dijelaskan kepada pasien yang baru
- Bidan mempersingkat waktu dikarenakan jumlah pasien yang
banyak lebih dari 35 pasien perhari sehingga tidak menjelaskan
resiko yang akan terjadi apabila tidak melakukan tindakan

Money

Material

Method - Waktu sosialisasi yang terlalu singkat kurang dari 2 hari dan
SOP Revisi yang rumit

Marketing
Environment
- bidan masih membedakan pasien baru dan pasien lama sehingga resiko yang
akan terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis hanya dijelaskan kepada
Waktu sosialisasi
pasien yang baru yang terlalu singkat
- Bidan mempersingkat waktu dikarenakan jumlah pasien yang banyak lebih dari dan SOP Revisi yang
35 pasien perhari sehingga tidak menjelaskan resiko yang akan terjadi apabila rumit
tidak melakukan tindakan

MAN MONEY METHODE

Rendahnya tingkat
kepatuhan bidan dalam
menjelaskan resiko
yang akan terjadi
LINGKUNGAN
apabila tidak dilakukan
tindakan medis kepada
pasien pada saat
informed consent (44
%)

MATERIAL MARKETING

Gambar 4.3 Pendekatan Analisis Fish Bone Pelayanan Informrd Consent di Poli KIA
Puskesmas Tlogosari Wetan
4. Menentukan Penyebab Masalah Paling Mungkin
Penentuan prioritas penyebab masalah atau penyebab masalah yang paling
mungkin dapat menggunakan diagram pareto, untuk membuat diagram pareto
berikut langkah – langkahnya:
a. Paired Comparison
Pada perbandingan berpasangan (paired comparison), digunakan untuk
membandingkan penyebab masalah dibandingkan dengan penyebab masalah
lainnya, pada penulisan ini terdapat Tiga penyebab masalah. Berdasarkan
analisa penyebab masalah dengan metode paired comparison didapatkan
urutan prioritas penyebab masalah sebagai berikut:
Tabel 4.8. Perbandingan Berpasangan (Paired Comparison)

No Penyebab masalah I II

bidan masih membedakan pasien baru dan pasien 1


lama sehingga resiko yang akan terjadi apabila 1
1. 3
tidak dilakukan tindakan medis hanya dijelaskan 2
kepada pasien yang baru

Bidan mempersingkat waktu dikarenakan jumlah


pasien yang banyak lebih dari 35 pasien perhari 2
2.
sehingga tidak menjelaskan resiko yang akan 3
terjadi apabila tidak melakukan tindakan

Waktu sosialisasi yang terlalu singkat kurang dari 2


3.
hari dan SOP Revisi yang rumit

Keterangan jumlah:

a. bidan masih membedakan pasien baru dan pasien lama sehingga resiko
yang akan terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis hanya
dijelaskan kepada pasien yang baru (2)
b. Bidan mempersingkat waktu dikarenakan jumlah pasien yang banyak
lebih dari 35 pasien perhari sehingga tidak menjelaskan resiko yang
akan terjadi apabila tidak melakukan tindakan (1)
c. Waktu sosialisasi yang terlalu singkat kurang dari 2 hari dan SOP
Revisi yang rumit (0)
b. Distribusi Frekuensi Penyebab Masalah
Distribusi frekuensi penyebab masalah dengan cara membuat turus/ tally sebagai
berikut:
Tabel 4.9. Tabel Tally Hasil (Paired Comparison)

No Penyebab Masalah Tally Jumlah

bidan masih membedakan pasien baru dan pasien lama


sehingga resiko yang akan terjadi apabila tidak
1. II 2
dilakukan tindakan medis hanya dijelaskan kepada
pasien yang baru

Bidan mempersingkat waktu dikarenakan jumlah


pasien yang banyak lebih dari 35 pasien perhari
2. I 1
sehingga tidak menjelaskan resiko yang akan terjadi
apabila tidak melakukan tindakan

Waktu sosialisasi yang terlalu singkat kurang dari 2


3. - 0
hari dan SOP Revisi yang rumit

Berdasarkan analisis penyebab masalah dengan metode Paired Comparison


dan melakukan turus/ tally didapatkan urutan prioritas penyebab masalah sebagai
berikut:

a. bidan masih membedakan pasien baru dan pasien lama sehingga resiko yang
akan terjadi apabila tidak dilakukan tindakan medis hanya dijelaskan kepada
pasien yang baru (2)
b. Bidan mempersingkat waktu dikarenakan jumlah pasien yang banyak lebih
dari 35 pasien perhari sehingga tidak menjelaskan resiko yang akan terjadi
apabila tidak melakukan tindakan (1)
c. Waktu sosialisasi yang terlalu singkat kurang dari 2 hari dan SOP Revisi yang
rumit (0)

c. Membuat Tabel Pareto


Tujuan pembuatan tabel pareto adalah sebagai dasar pembuatan diagram
analisis pareto dengan cara mengurutkan penyebab masalah dimulai dari frekuensi
terbesar ke frekuensi yang terkecil.
Tabel 4.10. Tabel Analisis Pareto
Jumlah Presentase
No Penyebab masalah Frekuensi
kumulatif kumulatif

bidan masih membedakan pasien


baru dan pasien lama sehingga
resiko yang akan terjadi apabila
1 tidak dilakukan tindakan medis 2 2 66,6 %
hanya dijelaskan kepada pasien
yang baru

Bidan mempersingkat waktu


dikarenakan jumlah pasien yang
banyak lebih dari 35 pasien
2 perhari sehingga tidak 1 3 100 %
menjelaskan resiko yang akan
terjadi apabila tidak di lakukan
tindakan

Waktu sosialisasi yang terlalu


4 singkat kurang dari 2 hari dan 0 3 100 %
SOP Revisi yang rumit

Total 3
d. Membuat Diagram analisis pareto

Frekuensi
Pensentase

Penyebab
Masalah

Gambar 4.1. Diagram analisis pareto


5. Alternatif Pemecahan Masalah
Beberapa alternatif pemecahan masalah diusulkan lewat curah pendapat dan
persetujuan dengan Kepala Puskesmas, dan pemegang program pelayanan Informed
Consent. Adapun beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
a. Alternatif I
Bidan mengangggap semua pasien sebagai pasien baru
b. Alternatif II
pendampingan dari bidan lain untuk koordinasi menyamakan persepsi
6. Keputusan Pemecahan Masalah
Dari Dua alternatif pemecahan masalah yang diusulkan maka selanjutnya akan
diambil pengambilan keputusan pemecahan masalah dengan matrix cost benefit
(manfaat dibanding biaya) sebagai berikut:
Penilaian dapat dibuat dengan skala 1-5
a. Angka 5 melambangkan manfaat dan biaya besar
b. Angka 4 melambangkan manfaat dan biaya cukup
c. Angka 3 melambangkan manfaat dan biaya sedang
d. Angka 2 melambangkan manfaat dan biaya kurang
e. Angka 1 melambangkan manfaat dan biaya kecil

Tabel 4.11. Matriks Cost Benefit

Alternatif Manfaat Biaya Ratio Ranking

Alternatif I 5 2 2,5 I

Alternatif II 4 2 2 II

Keterangan:
a. Ranking I : Bidan mengangggap semua pasien sebagai pasien baru
b. b. Ranking II : pendampingan dari bidan lain untuk koordinasi menyamakan
persepsi
7. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (Plan Of Action)
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah yang telah diambil, maka disusun
Plan Of Action (POA). POA yang penulis ambil berupa Sosialisa secara online
tentang Pentingnya penyampaiian informasi mengenai resiko yang akan terjadi
apabila tidak dilakukan tindakan medis baik pada pasien baru ataupun pasien lama
Persiapan dilakukan pada tanggal 14 Desember 2020 meliputi,
penyusunan konsep dan koordinasi serta persetujuan materi sosialisasi dengan
Kepala Puskesmas dan pemegang program pelayanan KIA. Dokter mudah
menyiapkan sarana prasarana meliputi, tempat, waktu, undangan, daftar hadir,
sasaran, dan bahan berupa materi sosialisasi. Keberhasilan persiapan dinilai dari
disetujuinya materi sosialisasi tentang penerapan SOP pelayanan Informed
Consent yang sudah direvisi dan telah ditentukannya waktu, tempat, rencana
kegiatan dan perlengkapan Sosialisasi .
Penerapan dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2020, Ruang poli KIA
Puskesmas Tlogosari Wetan, jam 12.00 WIB – selesai. Indikator kegiatan
dikatakan berhasil jika petugas sudah dapat memahami materi sosialisasi.
Penilaian dan evaluasi kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan Informed
Consent revisi dinilai 1 bulan kemudian setelah dilakukan sosialisasi tentang
Pentingnya penyampaiian informasi mengenai resiko yang akan terjadi apabila
tidak dilakukan tindakan medis baik pada pasien baru ataupun pasien lama.
Indikator penilaian dan evaluasi dikatakan berhasil tingkat kepatuhan Bidan
terhadap SOP tinggi ≥ 80 %.
8. Pemilihan Media Edukasi (Berdasarkan Skala Intensitas)
Media komunikasi yang dipilih untuk menyelsaikan masalah kepatuhan
petugas dalam pentingnya menjelaskan resiko yang akan terjadi jika tidak
dilakukan tindakan kepada pasien. Pemilihan media ini didasarkan pada:
a. Faktor tujuan
Media dipilih dan digunakan haruslah sesuai dengan tujuan edukasi yang
telah ditetapkan / dirumuska

b. Faktor Efektifitas
Dari berbagai media yang ada, haruslah dipilih media yang paling efektif
untuk digunakan dan paling tepat/ sesuai dengan tujuan edukasi yang
dirumuskan.
c. Faktor Ketersediaan Media
Hal ini sesuai dengan situasi dan kondisi puskesmas yang memerlukan
still piture untuk memberikan edukasi tentang pentingnya dalam
mengkosongkan kandung kemih.
Dasar pemilihan jenis media komunikasi (berdasarkan sakal
intensitas). Ciri-ciri skala intensitas metode dan media komuniksai yang
terpilih dengan memperhatikan, hal-hal sebagai berikut :
a. Faktor situasi (waktu yang dibutuhkan, keterlibatan staff dan ruang yang
dibutuhkan) (Intensitas I)
b. Faktor efesiensi dilihat dari segi biaya (Intensitas I)
c. Faktor efisiensi dilihat dari ongkos petugas awal (Intensitas 2)
d. Faktor efisiensi dilihat dari pemeliharaan (Intensitas I)
e. Faktor efisiensi dilihat dari luas ruang yang dibutuhkan (Intensitas 1)
f. Faktor efisiensi dilihat dari perbaikan alat penggantian (Intensitas 1)
g. Faktor efektifitas dilihat dari interaksi, identitas dan repetisi (Intensitas 1)
h. Faktor efektifitas dilihat dari retensi (Intensitas 2)
i. Faktor efektifitas dilihat dari repetisi (Intensitas 1)
j. Faktor efektifitas dilihat dari warna (Intensitas 3)
k. Faktor tujuan pendidikan mengenai fakta, prosedur (Intensitas 2)
l. Faktor sikap dan pendapat (Intensitas 1)
Langkah – langkah pembuatan media still picture sebagai media edukasi
yaitu:
1) Menentukan masalah yang akan diinfokan kepada sasaran.
2) Membuat konsep (pemilihan tulisan, gambar, pewarnaan, desain dan
masalah yang diinformasikan).
3) Melakukan konsultasu dengan pemegang program (Bidan) dan Kepala
Puskesmas.
4) Menyiapkan alat dan bahan pembuatan still picture.
5) Melakukan konsultasi kembali dengan pemegang program (Bidan) dan
Kepala Puskesmas.
6) Melakukan proses pembuatan.
7) Mencetak stiker .
8) Penyerahan media edukasi (still ficture) dan pemasangan media edukasi
di kaca meja pelayanan Informed Consent KIA
G. Complex Problem
Penelusuran complex problem dalam penulisan ini dilakukan dengan cara
wawancara dengan pasien yang pernah melakukan pelayanan Informed Consent di poli
KIA Puskesmas Tlogosari Wetan. Wawancara dilakukan dengan menanyakan 9 buah
pertanyaan sesuai dengan unsur minimal penilaian indeks kepuasan masyarakat kepada
36 responden. Setelah 36 responden selesai diwawancarai, maka data diolah dengan
cara:7
1. Menghitung Jumlah Nilai per Unsur
Menjumlahkan skor dari 9 pertanyaan pada setiap unsur
2. Menghitung Nilai Rata – Rata (NRR) Per unsur
Jumlah Nilai Per Unsur dibagi dengan jumlah responden
3. Menghitung Nilai Rata – Rata Tertimbang Per Unsur
Nilai Rata – Rata Per Unsur dikalikan 0,11 (Standard baku)
4. Menghitung Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Jumlah Nilai Rata – Rata Tertimbang Per Unsur dijumlahkan
5. Mencari Nilai IKM setelah di Konversi
Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dikali 25 (Standard baku)
6. Melihat Mutu Pelayanan (Pada setiap unsur)
Nilai indeks pelayanan dikonversikan dengan nilai dasar 25
7. Kinerja Unit Pelayanan
Hasil penilaian terhadap kepuasan pelanggan yang mendapat pelayanan anamnesis
di pemeriksaan umum puskesmas mijen dinilai menggunakan nilai indeks kepuasan
masy arakat. Nilai indeks kepuasan masyarakat tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 4.12. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat dengan nilai standar7

Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit


Persepsi IKM Konversi IKM pelayanan Pelayanan

1 1,00 – 2,5996 25 – 64,99 D Tidak Baik

2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,600 C Kurang Baik

3 3,0644 - 3,532 76,61 – 88,30 B Baik

4 3,5324 - 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik

Tabel 4.13 Hasil Survei Kepuasan pasien terhadap Pelayanan informed consent di
poli KIA Puskesmas Tlogosari Wetan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Jumlah Nilai 119 120 120 122 120 122 121 119 123

Nilai Rata- 3,388


3,305 3,333 3,333 3,388 3,333 3,361 3,305 3,416
Rata ,

Nilai Rata-
Rata 0,363 0,366 0,366 0,372 0,366 0,372 0,369 0,363 0,375
Tertimbang

Nilai IKM 3,312

Konversi
82,8
Nilai IKM
Mutu
BAIK
Pelayanan

Identifikasi complex problem didapatkan kepuasan pasien mendapatkan nilai


IKM total yaitu 3.312, dikonversikan dengan nilai interval indeks kepuasan
masyarakat 82,8 (Baik). Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat setelah di konversi, dapat
disimpulkan bahwa kinerja pelayanan informed consent di Puskesmas Tlogosari
Wetan mempunyai mutu pelayanan baik.
Nilai per item pertanyaan kuesioner kepuasan pelanggan dengan nilai terendah <
3 yaitu pada pertanyaan :
a. P 1 tentang persyaratan
Yang memberikan nilai 2 berjumlah 3 responden (8,3%) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 36 orang tentang persyaratan pelayanan informed Consent di Poli
KIA. Hal ini menunjukkan bahwa ada pasien yang masih belum merasa puas
mengenai persyaratan pelayanan Informed petugas (Bidan), menurut pasien yang
mengisi kuesioner pada poin persyaratan menjawab cukup puas (nilai 2),
dikarenakan pasien merasa persyaratan untuk mendaftar pasien baru terlalu banyak,
seperti menyiapkan ktp dan kartu berobat. Sebaiknya petugas (Bidan) memberi
infomasi kepada pasien jika pasien bertanya mengenai persyaratan yang harus
terpenuhi bila ingin mendapatkan pelayanan Informed Consent di Poli KIA
b. P 2 tentang Sarana dan Prasarana
Yang memberikan nilai 2 berjumlah 1 responden (2,8) dari jumlah keseluruhan
responden yaitu 36 orang tentang Sistem, mekanisme dan prosedur di pelayanan
Informed Consent di Poli KIA. Hal ini menunjukan masih ada beberapa pasien yang
masih merasa kurang puas dengan Sistem, mekanisme dan prosedur di Poli KIA
seperti pasien tidak dilayani sesuai dengan nomor antrian pelayanan dikarenakan
Puskesmas Tlogosari Wetan sudah menggunakan sistem online yang memudakan
pasien untuk mendaftar dari rumah. Sistem tersebut juga memiliki kekurangan
seperti pasien yang sudah datang lebih awal harus didahului oleh pasien yang baru
datang dikarenakan nomor urut yang lebih dulu padahal nomor antriannya sudah
terlewat. menyikapi permasalahan terbesut sebaiknya puskesmas bisa memanggil
sesuai dengan nomor antrian dan kepada pasien yang belum datang pada saat
dipanggil namanya disarankan untuk dipanggil diahir dikarenakan hal tersebut
disebabkan oleh kesalahan pasien sendiri

Anda mungkin juga menyukai