Anda di halaman 1dari 66

TATALAKSANA GIZI pada

Penyakit TUBERKULOSIS
Rijanti Abdurrachim, DCN., M.Kes., RD
FUNGSI ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN
PERNAPASAN
Seminar Kesehatan , Ballroom Wisma
Sutan Sulaiman Martapura ,
Minggu 28 April 2018
05/07/2020 3
Gizi dan TB

Tuberkulosis Malnutrisi

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 4


Peningkatan
kebutuhan
energi dan
Asupan zat gizi
kurang

Meningkatkan Penurunan
resiko berat badan :
terjadinya Status Gizi Buruk
infeksi

Tubuh tidak mampu


melawan infeksi
bakteri Mycobacterium
Tuberculosis
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 5
Gizi dan TB
Kurangnya asupan
Zat gizi Makro
dan Mikro

Gangguan
Pencernaan

Penurunan Status
Gizi
Infeksi

Makanan yang Tidak


Aman dan Bersih

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 6


SASARAN NASIONAL RENCANA JANGKA MENENGAH
NASIONAL (RPJMN)
Peraturan Presiden Permenkes Nomor 67
Nomor 59 Tahun 2017 : Tahun 2016 :
SDGs menetapkan target Penanggulangan
prevalensi TBC pada tahun Tuberkulosis menetapkan
2019 menjadi 245 per target program
100.000 penduduk. Penanggulangan TBC
Sementara prevalensi TBC nasional yaitu eliminasi
tahun 2014 sebesar 297 per pada tahun 2035 dan
100.000 penduduk. Indonesia Bebas TBC
Tahun 2050.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 7


Dibutuhkan upaya percepatan
pengendalian Tuberkulosis (TB)
di Indonesia

Antara lain
UPAYA PELAYANAN GIZI
YANG BERKUALITAS
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 9
1. Orang-orang yang mengidap HIV/AIDS lebih rentan tertular baksil
TB daripada orang yang tidak mengidap HIV/AIDS.
2. Begitu juga orang-orang yang mengidap TB lebih mudah tertular
HIV daripada orang yang tidak mengidap TB.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 10


05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 11
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 12
PENULARAN TB
• Akibat kumanMycobacterium tuberculosis :
ditularkan langsung dari manusia ke manusia
melalui percikan dahak.
• Penyakit ini merupakan salah satu penyebab
infeksi kronik menular yang masih menjadi
masalah kesehatan.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 13


GEJALA

1. Batuk berdahak : 2 minggu atau lebih.


2. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas.
3. Nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari satu bulan

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 14


• HAL-HAL YANG PENTING PADA TB:
• Pasien aktif berhubungan dengan penurunan
berat badan, kaheksia dan rendahnya serum
leptin (Miyata et al, 2013).
• Pada pasien TB yang malnutrisi akan
berdampak pada penurunan efektifitas obat.
• Beberapa obat yang umum digunakan oleh
pasien Tuberkulosis seperti Isoniasid (INH),
Rifampicin dan Cycloserine memiliki interaksi
yang erat dengan makanan.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 15


Gejala yang ditemukan pada
pasien Tuberkulosis pada anak:
• Nafsu makan tidak ada atau kurang/menurun (anoreksia);
• Masalah Berat Badan (BB), berupa:
▫ BB turun tanpa sebab yang jelas, atau
▫ BB tidak naik dalam 1 bulan dengan tatalaksana gizi yang adekuat, atau
▫ BB naik tetapi tidak sesuai dengan grafik tumbuh kembang.
• Malaise, letargi, anak tampak lemah dan lesu, tidak bergairah seperti anak yang
sehat.
• Demam lama (≥ 2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab yang jelas; disertai keringat
malam dengan demam yang umumnya tidak tinggi (subfebris);
• Batuk menetap ≥ 3 minggu
• Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang biasanya multipel, saling melekat dan
tidak nyeri tekan;
• Diare persisten yang tidak sembuh dengan tatalaksana diare yang baku.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 16


TB dan HIV
• Diagnosis Tuberkulosis pada pasien HIV
berbeda dengan diagnosis Tuberkulosis pada
umumnya. Pada pasien koinfeksi TB-HIV
gejala klinis tidak spesifik, yang dominan
adalah penurunan BB yang drastis dan demam
yang berkepanjangan, sementara batuk lama
tidak menjadi gejala awal walaupun kadang
ditemukan.
• Gambaran foto thoraks tidak spesifik terutama
pada pasien HIV lanjut dan pemeriksaan
sputum BTA lebih
05/07/2020 Seminarsering negatif.
Tatalaksana Gizi pada 17
Defisiensi gizi Mikro
• Pasien Tuberkulosis pada umumnya ditemukan
gejala anemia, namun pemberian Fe tidak
dianjurkan.
• Beberapa penelitian melaporkan bahwa
pemberian Fe dapat menyebabkan multiplikasi
kuman Tuberkulosis, sehingga memperparah
penyakit.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 18


PASIEN

Dilakukan SKRINING oleh perawat dan masuk kedalam


formulir initial Assessment perawat, yaitu berupa MST
(malnutrition Screeninf Tools) perubahan BB +
masalah makan

Dietisien Melakukan
Asuhan Gizi

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 19


Asesmen Gizi
Antropometri

• Pengukuran status gizi pada anak:


Berat Badan menurut Panjang Badan
(BB/PB) atau Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB)
• Pengukuran status gizi pada dewasa :
Indeks Masa Tubuh (IMT), atau apabila
pasien tidak dapat diukur BB dan
tuberkulosis dapat menggunakan Lingkar
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 20
Biokimia
Pemeriksaan Kaitannya

Hemoglobin Anemia

Albumin Transport protein darah

Elektrolit darah (Na, Elektrolit dalam tubuh


K,
Cl)
Keseimbangan Nitrogen Pemenuhan kebutuhan protein

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 21


Klinis
Tanda Kaitannya
Suhu Tubuh Peningkatan kebutuhan gizi
Nafsu makan Jumlah asupan yang dikonsumsi
Mual Merupakan efek samping obat dan gejala komorbid dapat
mempengaruhi asupan makan

Sesak nafas Mempengaruhi asupan dan konsistensi makanan

Keringat berlebih Mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan

Batuk Mempengaruhi asupan makan

Penurunan Berat Mempengaruhi peningkatan kebutuhan gizi


Badan
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 22
Riwayat penurunan BB
Penurunan BB lebih dari 5% harus mendapatkan
formula makanan khusus untuk meningkatkan atau
mencegah penurunan BB lebih lanjut.
Cara menghitung penurunan berat badan
adalah :

• [(BBW – BB aktual)/BBW] x 100% = % Penurunan BB


• BBW = Berat badan pertama kali tercatat
di rekam medik
BB aktual = Berat badan saat ini
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 23
Riwayat diet
Asupan Gizi Food recall 24 jam
mengetahui tingkat kecukupan asupan
gizi

Pola Makan Formulir Food frekuensi


mengetahui variasi makanan, akses makanan

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 24


Persona
l• Riwayat personal yang berkaitan dengan masalah
gizi pada pasien tuberkulosis antara lain kondisi
sosial dan ekonomi, kesehatan lingkungan,
akses terhadap makanan, riwayat penyakit
pasien dan keluarga.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 25


Diagnosis Gizi
Domain Asupan

Masalah gizi yang umum pada pasien tuberkulosis


dilihat dari domain asupan adalah :
• Asupan gizi tidak adekuat
• Pola makan tidak seimbang
Masalah tersebut dapat diintervensi dengan
pemenuhan kebutuhan energi dan zat gizi.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 26


Domain Klinis
Masalah gizi yang umum pada pasien tuberkulosis dilihat dari
domain klinis adalah :
• Penurunan BB yang tidak diharapkan, bisa terjadi
karena asupan tidak adekuat akibat peningkatan kebutuhan
karena adanya infeksi dan gangguan makan.

Masalah ini dapat diintervensi melalui pemenuhan


kebutuhan gizi dengan memperhatikan kondisi tersebut yang
bertujuan agar terjadi peningkatan berat badan.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 27


Domain perilaku
Masalah gizi yang umum pada pasien
TUBERKULOSIS dilihat dari
adalah :
• Kebiasaan makan dan minum
yang tidak tepat
• Akses terhadap makanan
• Kurangnya pengetahuan
• Ketidaksiapan untuk melakukan
perubahan perilaku terkait gizi
Masalah ini dapat
05/07/2020 diintervensi
Seminar Tatalaksana Gizi dengan
pada 28
Status gizi menurun
Disebabkan kurang asupan makanan sehingga terkait
terjadinya, Anoreksia, Depresi, Rasa lelah, mual, muntah,
Sesak nafas, Diare, demam dan Infeksi.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 29


INTERVENSI
Tujuan diet
1. Meningkatkan status gizi & daya tahan tubuh.
2. Memberi asupan zat gizi makro & mikro sesuai dengan
kebutuhan.
3. Mencapai & mempertahankan BB normal.
4. Mencegah penurunan BB yang berlebihan.
5. Mengatasi gejala diare, mual & muntah.
6. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet,
olahraga dan relaksasi.

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 30


Syarat diet
1. Kebutuhan Kalori : 2000 – 3000 Kkal / hr.
2. Protein       : 1,5 – 2 gr / kg BB/ hr.
3. Lemak cukup.
4. Vitamin & mineral tinggi, terutama vitamin A, B12, C, E,
Folat, kalsium, magnesium, seng, selenium.
5. Serat cukup,berasal dari sayur & buah.
6. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien.
7. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan
diare perlu diganti ( natrium, kalium, klorida )
8. Makanan yang dianjurkan seperti karbohidrat, protein
hewani, protein nabati, sayur-sayuran dan buah-
buahan. Makanan yang tidak dianjurkan seperti, gula
dan olahan gula, gorengan, makanan pedas, kopi dan
teh kental, serta Seminar
05/07/2020
minuman alkohol dan softdrink.
Tatalaksana Gizi pada 31
Kebutuhan Gizi
Kelompok Energi Protein Lemak KH Keterangan
Anak
Anak Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan Pada pasien anak
meneyesuaikan meneyesuaikan lemak 20 – 25 % karbohidrat 60 – dengan kondisi
usia dan faktor usia dan faktor dari total energi 70% dari total status gizi buruk
pertumbuhan dan pertumbuhan atau ditambah energi atau 40 – 50 mengacu pada
koreksi faktor bisa sampai 45% % (kondisi sesak tatalaksana gizi
stress 20 – 30% apabila untuk mengurangi buruk
karbohidrat dampak
diberikan kurang metabolism KH
(CO2 ).
Dewasa
Dewasa 35 - 40 Kkal/ 1,2 – 1,5 gram/ 20 – 25 % dari Kebutuhan -
kgBB ideal kg BB atau total energi karbohidrat 60 –
Atau meningkat 15 - 20% dari atau ditambah 70% dari total
20-30% total energi bisa sampai 45% energi atau 40 –
apabila 50
% (kondisi sesak
karbohidrat untuk mengurangi
diberikan kurang dampak
metabolism KH
(CO2 ).
Kehamilan dan Kebutuhan sesuai + 17 gram Sda Sda
menyusui AKG + 20-30%

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 32


Kebutuhan Gizi
Kelompok Energi Protein Lemak KH Keterangan
Tuberkulosis - Kebutuhan energi 1,2 – 1,5 gram/ kg Sda Sda Kebutuhan energi
HIV normal ditambah BB atau dapat bertambah
20 – 30% lagi apabila ada
15 % dari total energi
infeksi lain selain
tuberkulosis
Tuberkulosis 25 - 30 Kkal/ kg BB Sda Sda Sda Prinsip dan Syarat
dengan DM dengan koreksi diet mengacu
infeksi 20-30% kepada syarat diet
pasien DM
Tuberkulosis 35 Kkal/kg BB Pre-dialisis ; 0.6 - Sda Sda Prinsip dan Syarat
dengan penyakit 0.75 gram/kg BBi diet mengacu
ginjal kronik kepada syarat diet
Dialisis : 1.2 g/kg
pasien Ginjal
BBi
Kronik
CAPD : 1.2 – 1.3
g/kg
BBi
Minimal 50%
sumber protein
biologis tinggi
Tuberkulosis Kebutuhan energi 1.2 – 1.5 g/kg BB Sda Sda Prinsip dan Syarat
dengan Hepatitis normal ditambah diet mengacu
20 – 30% kepada syarat diet
pasien Hepatitis
Apabila tuberkulosis dengan penyakit penyulit lainnya, kebutuhan energi dan zat gizi disesuaikan dengan
syarat diet sesuai dengan penyakit penyulit tersebut
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 33
Gizi Mikro
Vitamin A Dipenuhi dari makanan sumber vitamin A seperti hati ayam, hati
sapi, sayur berwarna hijau dan buah berwarna jingga,

Vitamin C Dipenuhi dari makanan sumber vitamin C seperti sayur dan buah misalnya
jambu batu, pisang, papaya, nanas, jambu, kelengkeng, tomat, bayam.

Vitamin D Dipenuhi dari makanan sumber vitamin D seperti susu, makanan


mengandung susu misalnya biscuit

Vitamin B6 Dari suplementasi tablet vitamin B6 100 mg.


Dapat dipenuhi dari bahan makanan seperti kentang, kacang – kacangan, hati

Zinc Dipenuhi dari makanan sumber zinc seperti lauk hewani dari hasil laut, sayur
sawi putih

Fe Dipenuhi dari makanan sumber Fe seperti , hati, daging merah, ikan sayuran
hijau, kacang – kacangan. Tidak boleh diberikan Fe dalam bentuk suplemen

Kalsium Dipenuhi dari makanan sumber kalsium seperti susu dan hasil olahannya,
buah seperti jeruk, papaya, alpukat
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 34
Penanganan pada kondisi khusus
Masalah Penatalaksanaan
Tidak Nafsu Makan - Mulai dengan memberikan makanan favorit
- Porsi kecil dan diberikan sering
- Pilih makanan dengan dentsitas kalori yang tinggi
- Hindari makanan dengan aroma yang menyengat
- Ciptakan suasana makanan yang menyenangkan
Demam - Berikan makanan yang kaya akan zat gizi misalnya sup yang
isinya bervariasi
- Perbanyak minum walaupun tidak terasa haus
- Penuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan derajat demamnya
Meningkatkan berat - Tingkatkan kualitas dan kuantitas makanan
badan bergizi
frekuensinya sering
- Berikan makanan sumber protein seperti daging, telur, susu,
kacang – kacangan
- Upayakan asupan gizi secara optimal

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 35


Penanganan pada kondisi khusus
Masalah Penatalaksanaan
Mual dan Muntah - Porsi kecil tapi sering setiap 2-3 jam
- Makan secara perlahan dan hindari berbaring setelah makan.
Beri jarak antara makan dengan berbaring sekitar 20 menit.
- Mengurangi makanan yang memicu rasa mual
seperti makanan yang digoreng, bersantan kental, dll.
- Hindari kafein, makanan yang berbumbu tajam, dan alcohol.
- Pemberian makanan selingan berupa roti putih, biskuit.
- Jika muntah, gantikan cairan yang keluar dengan perbanyak
minum.
- Diberi motivasi untuk makan sesering mungkin
sesuai
kemampuan.
- Konsumsi makanan dengan jumlah banyak pada saat perut
nyaman dan tidak mual.
- Makanlah di lingkungan yang tenang dan sirkulasi udara
baik.
- Hindari aroma makanan yang dapat menimbulkan rasa mual.
- Hindari beraktifitas berat setelah makan.
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 36
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 37
DATA STATUS GIZI PASIEN KASUS
PARU2 DI RSUD ULIN BANJARMASIN
STATUS GIZI

23% BAIK
37% KURANG
BURUK

40%

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 38


ASUPAN MAKANAN
>= MAKANAN
INTAKE
80
%
26
%

<8
0%
74
%
<80% >=80%

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 39


Pelayanan Gizi pada TB
di RSCM TAHUN 2018

Asuhan Gizi Asuhan Gizi


Konseling Gizi
Rawat Inap Rawat Jalan

Pembagian
Edukasi
snack bergizi
Kelompok
diruang tunggu

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 40


TB-HIV
Rawat Inap Rawat Jalan

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 41


Gambaran Status Gizi

Pasien yang diberikan konseling


Sta
Sta tus Sta
tus gizi tus
gizi Sta
lebi gizi
bur tus
h nor
uk gizi
9% mal
37 kur 27
% ang %
27
%

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 42


Edukasi Gizi

Kegiatan
Diskusi
dilakukan berkala • Gizi Seimbang • Contoh snack
• Meningkat • Pemecahan
bernilai gizi
berat badan dan masalah
Penyuluhan pada • Tips
baik
status gizi
• Contoh
minggu 1 dan 3 • Contoh makanan meningkatkan
status gizi makanan yang
setiap bulan Penyampaian baik
• Pengolahanan
Materi makanan dikonsumsi
Contoh
Contoh
Konseling gizi makanan
setiap hari Jum’at
setiap minggunya

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 43


Edukasi Gizi Kelompok

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 44


Konseling Gizi
Individual

Pemecahan masalah makan dan gizi

Perubahan perilaku makan

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 45


BAGAIMANA INTERVENSI GIZI
PENDERITA TB PARU?

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 46


Pada langkah intervensi Tenaga gizi
berpikir kritis dalam hal:
 Menetapkan prioritas dan target/tujuan
 Menentukan preskripsi gizi/diet atau
perencanaan intervensi gizi
 Menggalang hubungan interdisipliner
 Intervensi perilaku terkait gizi
 Memadukan strategi intervensi gizi dengan
kebutuhan pasien/klien, diagnosis gizi, dan nilai-
nilai yang dimiliki pasien/klien
 Menentukan waktu dan frekuensi asuhan

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 47


PREKRIPSI DIET
OLEH TENAGA GIZI
1. Tektur/Bentuk Makanan
2. Modifikasi Diet /Jenis Diet
3. Jadwal Makan
4. Jumlah Kebutuhan Zat Gizi makro dan mikro zat bioaktif
serta air
5. Akses/Pemberian Makanan oral/enteral/parenteral atau
kombinasi
6. Metode pemberian makanan enteral bolus/pumpa/grafiti
7. Rute makanan NGT, PEG, Gastrostomi, Jejunostomi, Vena
Sentral parenteral/perifer

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 48


MALNUTRISI

Kurangnya asupan protein


dan/atau energi selama waktu
tertentu sehingga
menyebabkan hilangnya
cadangan lemak dan/atau otot
akibat dari kurang makan,
penyakit kronik

Sumber : Iternational
Dietetic Nutrition
Terminology 2013
Seminar Tatalaksana Gizi pada 05/07/2020 49
Refeeding Syndrome
Gangguan dalam elektrolit serum elektrolit :
Fosfat (Hipofosfatemia)
Kalium ( Hipokalemia)
Magnesium (Hipomagnesemia)
Glukosa darah (Hipoglikemia)
Vitamin Thiamin (Kurang Thiamin)
Gangguan keseimbangan cairan
Retensi Natrium

Yang terjadi pada pasien MALNUTRISI setelah inisiasi/ permulaan


makan kembali karena perubahan metabolisme setelah jangka
panjang kelaparan

Kondisi diatas berpotensi fatal/mematikan


05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 50
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 51
MINNESOTA STARVATION EXPERIMENT 1945 DAN JAPANESE
PRISONERS OF WAR WORLD WAR II

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 52


GAMBARAN SERUM FOSFOR
DAN ASUPAN ENERGI

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 53


05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 54
REFEEDING SINDROME TERJADI PADA
Pasien Malnutrisi (DITEMUKAN PASIEN TB)
Puasa lama
Ekstrime Diet
Kelaparan
Berisiko pada pasien anoreksia, peminum alkohol, kanker,
kesulitan menelan (dysphagia)

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 55


Risiko re-feeding sindrom

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 56


Risiko re-feeding sindrom

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 57


05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 58
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 59
Intervensi Gizi
Refeeding Syndrome
Hari 1 diberikan 10 kalori/kg BB/hari
Hari 2 s/d 4 diberikan 15 kalori/kg BB/hari
Hari 5 s/d 7 diberikan 20 kalori/kg BB/hari
Hari 8 dan seterusnya 30-40 kalori/kg BB/hari
Komposisi Karbohidrat 50-60 %
Komposisi Lemak 30-40 %
Komposisi Protein sisa nya 15-20 %
Cairan 20-30 ml/kg BB/hari
Natrium < 1 mmol/kgBB/hari
Kalium 1-3 mmol/kgBB/hari
Magnesium 0.3-0.4 mmol/kgBB/hari
Fosfat (PO4) 0.5-0.8 mmol/kg/BB/hari
Thiamin 200-300 mg/hari (intravena selama 3 hari)
Monitor keseimbangan cairan
≥250 mg thiamine/hari dalam 3 hari intravena atau 200-300 mg enteral/hari
dalam 10 hari dan suplementasi mikro nutrien
Suplementasi K, P, Mg via oral, enteral atau parenteral

Sumber : IrSPEN Prevention


05/07/2020 and Treatment
Seminar Tatalaksana of refeeding
Gizi pada syndrome 2014, 60
Aspen, Espen 2009
INTERVENSI GIZI resiko ekstrim
Berisiko ekstrim apabila ada tanda IMT kurang dari 14
kg/m², asupan makan kurang atau tidak ada asupan
lebih dari 15 hari
Risiko Ekstrim energi 5 kcal/kg BB/hari
Risiko tinggi 10 kcal/Kg BB/hari
Risiko Sedang 20 kcal/Kg BB/hari
Protein 1.3-1.5 gram/kgBB/hari
Lemak 0.7-1.5 g/kgBB/hari
Monitor keseimbangan cairan
≥250 mg thiamine/hari dalam 3 hari intravena atau 200-300 mg
enteral/hari dalam 10 hari dan suplementasi mikro nutrien
Suplementasi K, P, Mg via oral, enteral atau parenteral

Sumber : IrSPEN Prevention and Treatment of refeeding


syndrome 2014, Aspen, Espen 2009
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 61
MONITORING DAN EVALUASI GIZI

MONITORING GIZI:
Mengkaji ulang mengukur secara terjadwal indikator
asuhan gizi dari status pasien sesuai dengan kebutuhan
yang ditentukan, diagnosis gizi, intervensi dan hasil

EVALUASI GIZI:
Membandingkan secara sistematik data data saat ini
dengan status sebelumnya, tujuan intervensi gizi,
efektifitas asuhan gizi secara umum dan atau rujukan
standar

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 62


Refeeding regime for
patients at risk of RFS

MONITORING

Prophylactic supplement
K+: 1–3 mmol/kg/day
Mg2+: 0.3-0.4
mmmol/kg/day
Na+: <1 mmol/kg/day
(restricted)

Check all biochemistry and


correct any abnormality,
Thiamine + vitamin B complex
05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi padaorally or IV till day 3 63
Refeeding regime for
patients at risk of RFS

MONITORING Day 8 – 10
Clinical :
Day 5-7 blood pressure, pulse rate,
Check electrolytes, renal and liver feeding rate, body
functions and minerals, Weight, neurologic
Fluid: ,maintain zero balance Biochemical:
Consider iron supplement from day Electrolyte, blood glucose,
7 05/07/2020 Seminar Tatalaksana GiziECG,
pada 64
Kesimpulan
PENANGANAN GIZI PASIEN TB DENGAN MALNUTRISI

1. Refeeding syndrome biasanya terjadi dalam empat hari


sejak mulai makan/awal makan
2. Pasien terdapat gangguan cairan dan elektrolit
hypophosphataemia, hipomagnesemia, hipokalemia,
bersama gangguan neurologis, paru, jantung, dll
3. Pada pasien Malnutrisi kaji risiko refeeding sindrome
4. Pemberian makanan dan hidrasi secara bertahap
5. Pada refeeding berikan tiamin
6. Monitoring elektrolit Kalium, Magnesium, fosfor

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 65


Terima Kasih

05/07/2020 Seminar Tatalaksana Gizi pada 66

Anda mungkin juga menyukai