H A D E B U M L I
a m o t a m e H l a r u d i p E
Diajukan Kepada:
Pembimbing: dr. Noer Tommy P, Sp.B
Disusun Oleh:
Putri Arum
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama ` : Ny.S
Usia : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : kedung mundu semarang
No RM : 543xxx
Tanggal masuk RS : 21 februari 2021
Keluhan Utama: perempuan 25 tahun Tidak sadarkan diri post jatuh dari
tangga rumah sakit sejak 30 menit SMRS
Primary Survey
Airway and C-spine Control
C-spine control : pasang collar neck
Airway : Paten, Stridor (-), snoring (-), gargling (-) dan hembusan nafas (+)
Breathing :
◦ Look : Spontan, deviasi trakea (-), deformitas dinding dada (-), RR 20 x/menit,
pernapasan cuping hidung (-), penggunaan otot bantu pernapasan (-), gerakan
dinding dada (simetris)
◦ Listen : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
◦ Feel : krepitasi (-), fremitus (normal /normal), perkusi (sonor/sonor)
◦ SPO2 : 92% NRM 10L/menit SPO2 98%
Circulation:
◦ Look : luka di kepala regio temporal sebelah kiri (+), konjungtiva
anemis (+), sianosis (-), distensi vena jugularis (-)
◦ Listen : BJ I-II reguler, bising (-), murmur (-)
◦ Feel : Nadi 96 x/menit (irama reguler dan kuat angkat), akral
hangat, CRT<2 detik, TD 120/80 mmHg
Sirkulasi: - pasang IV Line,
- Pemasangan DC
- pengambilan darah untuk Cek lab
Evaluasi : Sirkulasi baik
Disabillity:
◦ GCS 9 (E2V2M5)
◦ Refleks pupil (+/+), anisokor 3 mm/ 2 mm. lateralisasi (-)
Expossure: Dengan Teknik log roll
Terdapat Luka robek pada kepala regio temporal Sinistra, Hematoma palpebra
sinistra superior dan inferior
Plan I
o Elevasi kepala dari tempat tidur setinggi 30 – 45 derajat
Secondary Survey
Riwayat Penyakit Sekarang (Alloanamnesis)
Pasien perempuan usia 25 tahun dengan keluhan tidak sadarkan diri sejak
30 menit SMRS. Dari semenjak tidak sadarkan diri hingga sampai di IGD RS
pasien belum pernah sadar kembali. Awal mula pasien jatuh terpeleset dari
tangga rumahnya dengan posisi kepala jatuh duluan dan kepala sebelah kiri
menghantam ujung pegangan tangga. Setelah jatuh pasien sempat pingsan dan
sadar kembali setelah 5 menit pingsan. Saat sadar pasien merasakan nyeri
kepala yang semakin lama semakin memberat. 2 jam setelah terjatuh pasien
mengalami penurunan kesadaran dan langsung dibawah ke IGD RSUD Tugurejo
menggunakan mobil. Tidak ada factor yang memperingan dan memperberat
keluhan. Sebelum pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien juga
merasakan mual (+), berkeringat (+), pandangan kabur (+), perdarahan pada
kepala sebelah kiri (+), muntah (-) susah bicara (-), demam (-), kejang (-) dan
Sebelum ke RS pasien belum diberi obat, hanya menghentikan perdarahan pada
kepala dengan menekankan kain.
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat trauma sebelumnya: disangkal
- Riwayat alergi obat : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat darah tinggi : disangkal
- Riwayat kencing manis : disangkal
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral dingin - - - -
Sianosis - - - -
1. Diangnosis kerja
Cidera kepala sedang dengan GCS 9 (E2V2M5) et causa curiga perdarahan
intracranial et causa trauma post terjatuh setelah 30 menit yang lalu.
2. Diangnosis banding
subdural hematoma
Subarakhnoid Hematoma
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Pemeriksaan penunjang
CT-scan kepala
Gambaran hiperdens homogen
berbentuk bikonveks diantara
tabula interna dan duramater
Volume 35 cc
Tata Laksana
Terapi Non operatif
o Elevasi kepala dari tempat tidur setinggi 30 – 45 derajat
o NRM (Nonrebreathing oxygen face mask ) : 10 liter/ menit
o pemasangan DC
Tatalaksana
Inj. ketorolac 10 mg x 4
Inj. piracetam 1 g x 3
Inj. Cefazoline 1 gr : diberikan 1 jam sebelum operasi (antibiotic profilaksis)
Manitol 20 % 500 cc = 100 g manitol
Dosis Awal = 1 gr x 50 kg = 50 gr diberikan selama 30 menit setiap 6 jam
100 gr / 500 cc = 50 gr / x
x = 50 gr x 500/100
= 250 cc
= 8 TPM
Dosis lanjutan = 0,5 gr x 50 kg = 25 gr dengan rentan 6 jam
100 gr / 500 cc = 25 gr / x
x = 25 gr x 500/ 100
= 125 cc
= 4 TPM
- EDH sering terjadi pada anak laki – laki dibandingkan dengan perempuan
dengan perbandigan 4:1
- Angka kematian meningkat pada pasien yang berusia kurang dari 5 tahun dan
lebih dari 55 tahun
ETIOLOGI
Subarakhnoid Hematoma
- Kaku kuduk
- Nyeri kepala
- Bisa terjadi penurunan kesadaran
CT-Scan
- Hiperdens di ruang subarachnoid
TATALAKSANA
Medikamentosa
- cairan resusitasi kristaloid
- Terapi oksigen, oksigen mask
- Antibiotic
- Analgetik
- Neuroprotector
- Anti kejang apabila timbul kejang
- Tri- hidroksimetill aminometana (THAM) meruapan buffer yang
dapat masuk ke susunan saraf pusat untuk mengatasi tekanan
intracranial
TATALAKSANA
Non medikamentosa
Elevasi kepala 30 derajat dari tempat tidur setelah memastikan tidak ada cedera spinal atau gunakan
posisi trendeleburg terbaik untuk mengurangi tekanan intracranial dan meningkatkan drainase vena
Tindakan Operatif
- Pasien EDH tanpa melihat GCS dengan Volume >30cc, atau ketebalan > 15
mm, atau pergeseran midline >5 mm
- Pasien EDH akut <9 dan pupil anisokor
- Keluhan nyeri kepala secara trus menerus
- Penurunan kesadaran
Membuka cranium untuk mengurangi perdarahan
Rumus Monroe Kellie : menurunkan LCS dan vena
TATALAKSANA
Tindakan operatif
- Hasil yang ingin dicapai dengan operasi adalah kembalinya pergeseran garis
tengah, kembalinya tekanan intracranial kedalam batas normal, control perdarahan, dan
mencegah perdarahan ulang.
Preparasi Praoperasi
- Informed Consent
- pencegahan hipotensi dan hipoksia
- pemeriksaan foto thorax dan cervical
- infus line
- pemeriksaan darah, darah rutin, elektrolit,
- pasang kateter
- profilaksi antibiotic
- ETT yang adekuat
- perlindungan kedua mata dari cairan dan tekanan
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada :
Lokasinya ( infratentorial lebih jelek
Besarnya
Kesadaran saat masuk kamar operasi
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena
kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar
antara 7 – 15 % dan kecatatan pada 5 – 10 %kasus. Prognosis sangat buruk pada
pasien yang mengalami koma sebelum operasi.
Prognosis baik setelah dilakukan operasi
TERIMA KASIH
TUGAS
1. Sebagai bagian dari primary and secondary survey untuk memeriksa tulang belakang
pasien
2. Sebagai bagian dari proses pemindahan dari dan ke tempat tidur (seperti di radiologi).