Anda di halaman 1dari 49

Presentasi Kasus

Epidural
Hematoma
Pembimbing:
dr. Muhammad Evodia,
SpBS

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi Kepala

EPIDURAL HEMATOMA
Defenisi:
Pengumpulan darah di antara tengkorak
dengan duramater karena trauma.
Biasanya berasal dari pembuluh darah yang
robek oleh karena ada fraktur tulang kepala.
Sekitar 70-80 % berlokasi didaerah temporo
parietal
Merupakan kasus yang emergency di bedah
syaraf.

Etiologi
Pada keadaan yang normal, sebenarnya tidak
ada ruang epidural pada kranium.
Perdarahan biasanya terjadi karena fraktur
tengkorak bagian temporal parietal yang mana
terjadi laserasi pada arteri atau vena meningea
media
Keadaan
ini
mengakibatkan
terpisahnya
perlekatan antara dura dengan kranium dan
menimbulkan ruang epidural.
Perdarahan yang berlanjut akan memaksa dura
untuk terpisah lebih lanjut, dan menyebabkan
hematoma menjadi massa yang mengisi ruang.

Gejala klinis

Lucid interval (+)


Late hemiparese kontralateral lesi
Pupil anisokor
Kesadaran semakin menurun
Babinsky (+) kontralateral lesi
Fraktur didaerah temporal

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan CT
Scan kepala
Tampak hiperdens
(perdarahan) dan
tampak bikonveks.

Diagnosis Banding
Subdural hematoma
Perdarahan yg terjadi
diantara duramater
dan arachnoid, akibat
robeknya bridging vein
Gejala klinis: sakit
kepala, kesadaran
menurun +/-.
CT Scan gambaran
hiperdens seperti
bulan sabit

Subarakhnoid
hematoma
Gejala klinis nya:
kaku kuduk, nyeri
kepala, bisa didapati
gangguan kesadaran
CT Scan
gambaran hiperdens
di ruang
subarakhnoid.

EPIDURAL HEMATOM

SUBDURAL HEMATOM

Robek

Robeknya A.
Meningea media

Robeknya Bridging
vein

Gejala
klinik

Interval lucid, pupil


anisokor,
hemiparese/plegia,
serangan kejang fokal,
TIK meningkat, refleks
babinski yang terjadi
kemudian.

Sefalgia progresif,
penurunan
kesadaran(perburukan
GCS), papil edema,
Hiperrefleks, Babinski
+, TIK meningkat

Letak
lesi

Letaknya diantara os.


Kranii-duramater

Letaknya antara
arachnoid-duramater.

Gamba Hiperdens Biconveks


ran CtScan

Hiperdens Lesi bulan


sabit.

Tatalaksana
Penanganan darurat:
Dekompresi dengan trepanasi sederhana
Kraniotomi untuk mengevakuasi hematom
Terapi Medikamentosa:
Elevasi kepala 30
Mannitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari)
atau dapat juga diberikan golongan
dexametason (dosis awal 10 mg kemudian
dilanjutkan 4 mg tiap 6 jam)

Indikasi operasi
Volume
hematom
>30
ml
(kepustakaan lain >40 ml)
Keadaan pasien semakin memburuk
Pendorongan garis tengah >3 mm
Indikasi operasi dibidang bedah
syaraf adalah untuk life saving dan
untuk fungsional saving. Jika untuk
tujuan keduanya maka operasinya
menjadi operasi emergency.

Prognosis
Prognosis tergantung pada:
Lokasinya (infratentorial lebih jelek)
Besarnya
Kesadaran saat masuk kamar operasi
Jika ditangani dengan cepat,
prognosis EDH biasanya baik, karena
kerusakan otak secara menyeluruh
dapat dibatasi.

ILUSTRASI
KASUS

IDENTITAS
Nama : Tn. U
Jenis Kelamin: Laki-laki
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Pegawai
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Status Pernikahan : Sudah menikah
Alamat : Komplek Perumahan Pesona
Agung, Jakarta selatan
No. RM : 01114074

ANAMNESIS
Autoanamnesis dan Alloanamnesis pd
istri pasien pada tanggal 6 Januari 2012.
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran sejak 4 jam SMRS
Keluhan Tambahan
Tidak ada

Riwayat penyakit sekarang


Riwayat Penyakit Sekarang (1)
Pasien datang diantar oleh keluarga ke IGD RSUP
Fatmawati dengan keluhan penurunan kesadaran
sejak 4 jam SMRS. Awalnya pasien sedang memanjat
pohon kelapa setinggi di depan rumahnya, pada saat
sedang memanjat pasien terpeleset dan terjatuh dari
ketinggian 3 meter. Pada saat terjatuh bagian
kepala pasien yang pertama kali membentur aspal.
Sesaat setelah jatuh pasien langsung pingsan. Pingsan
berlangsung beberapa menit saja kemudian pasien
sadar. Pada saat sadar pasien mengeluh nyeri pada
kepala serta bahu sebelah kiri.

Cont
Riwayat Penyakit Sekarang (2)
Sekitar 2 jam setelah sadar pasien pingsan
kembali. Mual dan muntah serta kejang disangkal
oleh pasien. Tidak ada cairan atau darah yang
keluar dari telinga dan hidung. Tidak ada keluhan
gangguan
penciuman,
pandangan
kabur,
pandangan dobel, penurunan pendengaran,
pusing berputar, kelemahan pada satu sisi tubuh,
kesemutan maupun baal. Pasien menyangkal
adanya keluhan nyeri pada leher. Leher dapat
digerakkan menoleh ke kanan dan kiri tanpa
hambatan.

Cont
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami kecelakaan
sebelumnya. Pasien menyangkal adanya
penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma
dan alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien menyangkal adanya anggota keluarga
yang memiliki penyakit keturunan seperti
hipertensi, Diabetes Mellitus, maupun alergi.

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS E4M6V5=15
Sikap : berbaring aktif
Kooperasi : kooperatif dengan pemeriksa
Tekanan Darah : 120 / 70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu : 36,3 c
Pernafasan: 20x/menit

Cont
Kepala : tampak perban dibagian kiri
kepala, rembesan (-), darah (-)
Mata : CA -/-, SI -/-, PBI, diameter 3
mm, RCL +/+, RCTL +/+
THT : Normotia, Tidak terdapat
perdarahan keluar dari hidung
maupun telinga.
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB

Cont
Thorax:
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi:
Batas kanan : ICS V linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS VI 1 jari medial linea midklavikularis sinistra
Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru-paru
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : vocal fremitus simetris kedua hemithoraks
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/

Cont
Abdomen
Inspeksi : Buncit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba membesar
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas : Akral hangat (+) , oedem (-)

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Rangsang Selaput Otak
Kaku Kuduk : (-)
Laseque : >70 / >70
Kernig :> 135 / > 135
Brudzinski I : (-) / (-)
Brudzinski II : (-) / (-)
Peningkatan Tekanan Intrakranial :
muntah (-), nyeri kepala (-)

CONT
Saraf-saraf Kranialis
N. I
: Normosmia
N. II
Acies Visus
: Baik
Campus Warna : Baik
Melihat Warna
: Baik
Funduskopi
: Tidak dilakukan

CONT
N. III, IV, VI
Kedudukan Bola Mata : Ortoforia
Kelopak mata : Normal
Pergerakan Bola Mata
Nasal :
(+) (+)
Temporal :
(+) (+)
Nasal Atas :
(+) (+)
Temporal Atas :
(+) (+)
Temporal Bawah :
(+) (+)

Cont
Eksopthalmus :
(-)
(-)
Nistagmus :
(-)
(-)
Pupil
Bentuk :
bulat, 3 mm / 3 mm
Refleks Cahaya Langsung
: (+) / (+)
Refleks Cahaya Konsensual : (+) / (+)
Akomodasi :
(+) / (+)
Konvergensi :
(+) / (+)

Cont
N. V
Cabang Motorik : baik
Cabang Sensorik : baik
N VII
Parese (-)
N.VIII
Vestibular :
Vertigo : tidak ada
Nistagmus :
(-)
(-)
Cochlear
Tuli konduktif :
(-)
(-)
Tuli perseptif :
(-)
(-)

Cont
N.IX, X
Motorik : deviasi uvula (-), arcus faring simetris
Sensorik : tidak dilakukan

N.XI
Mengangkat bahu :
baik
Menoleh :
baik

N.XII
Pergerakan Lidah : aktif, simetris.
Atrof : (-)
Fasikulasi : (-)
Tremor : (-)

Cont
Sistem Motorik
5555

5555

5555

5555

Kesan: Baik, gerak aktif seluruh


ekstremitas.
Sistem sensorik : Baik

Cont
Fungsi otonom
Tidak ada inkontinensia uri maupun
alvi
Reflex Fisiologis
+2
+2:
+2

+2

Refleks patologis (-)

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
DARAH RUTIN
Hemoglobin 14,0 g/dl N = 13.2-17.3 g/dl
Hematokrit 44 % N = 33-45 %
Lekosit 18.000/ul N = 5.000-10.000/ul
Trombosit 237.000/ul N = 150.000-440.000/ul
Eritrosit 4.82 jt/ul N = 4.40-5.90 jt/ul
VER/HER/KHER
VER 90,3 fl N = 80.0 100.0 fl
HER 29,0 pg N = 26.0 34.0 pg
KHER 32,0 g/dl N = 32.0 36.0 g/dl
ELEKTROLIT
Natrium 148 mmol/l N = 135-147 mmol/l
Kalium 3,41 mmol/l N = 3.1-5.1 mmol/l
Klorida 86 mmol/l N = 95-108 mmol/l

Cont
KIMIA DARAH
Glukosa darah sewaktu
152 mg/dl N = 70 - 140 mg/dl
FUNGSI GINJAL
Ureum26 mg/dlN = 20-40 mg/dl
Creatinin 1,6 mg/dl N = 0.6-1.5 mg/dl
FUNGSI HATI
SGOT 13 U/L N = 0-34 U/L
SGPT 24 U/L N = 0-40 U/l

Cont

PH 7,367 7,370-7,440
PCO2 24,3 35,0-45,0 mmHg
P02 109,7 83,0-108,0 mmHg
BP 753,0
mmHg
HCO3 13,6 21,0-28,0 mmol/L
02 Saturasi 98,095,0-99,0 %
BE -9,6-2,5-2,5 mmol/L
Total CO2 1,4 19,0-24,0 mmol/L

Cont
Hemostasis
APTT 28,727,4-39,3 detik
Kontrol APTT 35,0Detik
PT 13,211,3-14,7 detik
Kontrol PT 14,1Detik
INR 0,92Detik
Sero Imunologi
Golongan darah aglutinasi B/Rhesus (+)

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Brain CT Scan :
Tampak perdarahan epidural didaerah
frontoparietal sinistra
Tampak fraktur linier frontotemporal
Tampak udem serebri
Rontgen Thorax PA:
Jantung dan paru dalam batas normal
Fraktur tertutup di kalvikula sinistra

Resume
Pasien laki-laki, 35 tahun Pasien datang diantar
oleh keluarga
dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 4 jam SMRS. Awalnya pasien
sedang memanjat pohon kelapa setinggi di
depan rumahnya, pada saat sedang memanjat
pasien terpeleset dan terjatuh dari ketinggian
3 meter. Pada saat terjatuh bagian kepala pasien
yang pertama kali membentur aspal. Sesaat
setelah jatuh pasien langsung pingsan. Pingsan
berlangsung beberapa menit saja kemudian
pasien sadar. Pada saat sadar pasien mengeluh
nyeri pada kepala serta bahu sebelah kiri. Sekitar
2 jam setelah sadar pasien pingsan kembali.

Cont
Status generalis
Dalam batas normal
Status Neurologis
KU/Kes : TSS/CM GCS =15
Tand Rangsang Meningeal : (-)
Peningkatan TIK : (+)
Refleks fsiologis : 2+ 2+
2+ 2+
N. Kranialis : Parese (-)
Refleks patologis : (-)
Motorik : 5555 5555
5555 5555

Cont
Hasil CT-Scan Kepala
Tampak perdarahan epidural di
daerah frontoparietal sinistra
Tampak fraktur linier frontotemporal
sinistra.
Tampak udem serebri
Hasil Rontgen Thorax
Tampak fraktur tertutup di clavicula
sinistra

Laporan operasi
Nama pasien: Tn. Ujang/usia 35 tahun/no. Rekam medik 1114074
Diagnosis sebelum operasi: EDH Frontoparietal sinistra + Fraktur
linier Frontotemporal sinistra.
Diagnosis sesudah operasi: sesuai
Pasien terlentang, kepala miring kekanan
A dan antiseptik didaerah OP dan sekitarnya
Insisi berbentuk question mark dieksisi sampai tulang
Tampak fraktur linier frontotemporal sinistra berukuran panjang
12 cm
Dibuat burrhole 4 lubang
Tulang dipotong dengan gigli
Tampak EDH clotting 50 cc dilakukan evakuasi hematoma
Perdarahan dirawat, tulang dipasang kembali
Luka operasi ditutup lapis demi lapis
Operasi selesai

DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Kerja saat masuk:
Moderate Head Injury
Epidural Hematoma Frontoparietal sinistra
Fraktur Linier di Frontotemporal sinistra
Fraktur tertutup klavikula sinistra
Diagnosis Kerja saat ini:
Post Craniotomy H+6 a/i Epidural
Hematoma Frontoparietal

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
ABC
Elevasi kepala 30o
Puasa untuk persiapan operasi
Medikamentosa
Pro Craniotomy cito
ICU post OP
IVFD Nacl 0,9%/8 jam
Cefxime 2 x 1 gr
Ranitidin 2 x 1 amp
Ketorolac 2 x 30 mg
Kalnex 3 x 1 amp
Vit K 3 x 1 amp
Manitol 20% 4 x 100 cc
Konsul orthopedi

PROGNOSIS
Ad Vitam
: Bonam
Ad Functionam
: Dubia Ad bonam
Ad Sanationam : Dubia Ad bonam

Pertanyaan
Novrianda : apakah lucid interval selalu ada pada
pasien EDH? Dan mengapa bisa terjadi lucid intrval?
Membedakan EDH dengan stroke?
EDH pada bagian temporal : khas ada lucid interval
sedangkan pada EDH bagian posterior tidak khas interval
lucidnya.
Interval lucid terjadi karena adanya penekanan pada
formatio reticularis.
Membedakan dengan stroke : riwayat trauma

Bunga ; mengapa gambaran EDH pada CT-scan itu


hiperdens? Mengapa pada pasien ini tidak ada gejala
sequele ?
Hiperdens : perdarahan akut darah mengandung banyak
yang belum lisis. Hipodens kalium sudah lisis
Sequele tergantung cepatnya penanganan dari EDH.

Yuli: yang lisis itu eritrosit?


Hiperdens : kalsium belum lisis.

Rosalia : EDH dapat menimbulkan hidrosefalus


penanganannya apakah cukup dengan
kraniotomi atau perlu VP shunt?Prognosis pad
pasien?
Hidrosefalus pada EDH karena perdarahannya
Penanganannya cukup kraniotomi.
Prognosis baik :saat pemeriksaan pasien CM, tidak
ada gangguan neurologis.

Rani : Faktor2 pada pasien yang menyebabkan


prognosis ad vitam bonam
Pada pasien sudh dilakukan kraniotomi dan keadaan
post kraniotomi sudah baik.

Sandy : fungsi manitol? Jika manitol tidak ada diganti apa?


Bagaimana menentukan berapa derajat elevasi kepala?
Manitol : diuretik osmotik untuk menurunkan TIK
Bisa digunakan gol. Steroid (dexamethason) dengan catatan
diberikan ranitidin sebagai proflaksis.
30 derajat : Memposisikan dada dan kepala dalam 1 bidang
aliran darah keotak lancar

Waode : late hemiparese kontralateral mengapa bisa


terjadi? Prognosis ad sanationam : dubia ad bonam?
Golden period dari kejadian hingga dirawat?
late hemiparese karena EDH sudah mendesak
Ad sanationam : bonam
Golden periode: < 8 jam

Rosydina : kapan digunakan manitol dan dexametason?


Sejauh mana peran dokter umum dlm penanganannya
EDH?
Dexametason masih kontroversi, diberikan kalau tdk ada
manitol
Harus bisa mendiagnosis EDH

Lucid interval hanya pada 30% pasien.


Lucid interval : ada fase sadar diantara
fase tidak sadar. Tidak sadar pertama
gangguan neurotransmitter pada
reticular formation (neuron = grey
matter)
Kranium temporal tipis, pada foto scadle
vascular marking (tempat berjalan arteri
menngea media)
Stroke : sudden onset
Opak karena mengandung logam

Anda mungkin juga menyukai