Anda di halaman 1dari 7

STROKE ISKEMIK TIPE EMBOLI

( kode ICD X : 163.9 )

1. Pengertian

Kumpulan gejala defisit neurologis akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun
global yang mendadak, disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran darah pada
parenkim otak, retina atau medula spinalis, yang dapat disebabkan oleh penyumbatan
atau pecahnya pembuluh darah arteri maupun vena, yang dibuktikan dengan pemeriksaan
imaging dan / atau patologi.

2. Anamnesis

Gangguan global berupa gangguan kesadaran.


Gangguan fokal yang muncul mendadak, dapat berupa :
a. Kelumpuhan sesisi / kedua sisi, kelumpuhan satu ekstremitas, kelumpuhan ototo-otot
penggerak bola mata, kelumpuhan otot-otot untuk prosese menelan, wicara dan
sebagainya
b. Gangguan fungsi keseimbangan
c. Gangguan fungsi penghidu
d. Gangguan fungsi penglihatan
e. Gangguan fungsi pendengaran
f. Gangguan fungsi somatik Sensoris
g. Gangguan neurobehavioral yang meliputi :
 Gangguan atensi
 Gangguan memori
 Gangguan bicara verbal
 Gangguan mengerti pembicaraan
 Gangguan pengenalan ruang
 Gangguan fungsi kognitif lain
3. Pemeriksaan Fisik

 Penurunan GCS
 Kelumpuhan saraf kranial
 Kelemahan motorik
 Defisit sensorik
 Gangguan otonom
 Gangguan Neurobehavior

4. Kriteria Diagnosis

Terdapat gejala defisit neurologis global atau salah satu/ beberapa defisit neurologis fokal yang
terjadi mendadak dengan bukti gambaran neuroimaging (CT-Scan atau MRI)

5. Diagnosis Banding

Stroke Hemoragik (bila belum dilakukan CT/MRI Otak)

6. Pemeriksaan Penunjang

 CT Scan + CT Angiografi / MRI + MRA Otak


 EKG
 Doppler Carotis
 Transcranial Doppler
 TCD Bubble Contrast & VMR
 Lab : Hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin).
Activated Partial Thrombin Time (APTT), waktu prothrombin (PT), INR, gula darah
puasa dan 2 jam PP, HbA1C, profil lipid, C-reaktive protein (CRP), laju endap darah, dan
pemeriksaan atas indikasi seperti : enzim jantung (troponin, CKMB), serum elektrolit,
analisis hepatik dan pemeriksaan elektrolit.
 Thorax foto
 Urinalisa
 Echocardiografi (TIE/TEE)
 Pemeriksaan Neurobehavior (Fungsi Luhur)
 DSA Serebral

Tatalaksana

a. Tatalaksana Umum :
 Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
 Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
 Pengendalian tekanan intrakranila (manitol jika diperlukan)
 Pengendalian kejang ( terapi anti kejang jika diperlukan)
 Analgetik dan antipiretik, jika diperlukan
 Gastroprotektor, jika diperlukan
 Manajemen nutrisi
 Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH

b. Tatalaksana Spesifik
 Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9mg/kgBB, pada stroke iskemik
onset < 6 jam
 Terapi endovaskular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik dengan oklusi
karotis interna atau pembuluh darah intrakranial, onset < 8 jam
 Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium Antagonis,
Beta Blocker, Diuretik)
 Manajemen gula darah (insulin, antidiabetik oral)
 Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet : aspirin, clopidrogel, cilostazol atau
antikoagulan : warfarin, dabigatran, rivaroxaban)
 Neuroprotektor (citicholin, piracetam, pentoxyfiline, DLSB 1033)
 Perawatan di Unit Stroke
 Neurorestorasi / Neurorehabilitasi

c. Tindakan Intervensi/Operatif
 Carotid Endartersctomy (CEA), sesuai indikasi
 Carotid Artery Stenting (CAS), sesuai indikasi
 Stenting pembuluh darah intracranial, sesuai indikasi

8. Edukasi

 Penjelasan sebelum MRS (rencana rawat, biaya pengobatan, prosedur, masa dan
tindakan pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi)
 Penjelasan mengenai stroke iskemik, risiko dan komplikasi selama perawatan
 Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan rekurensi
 Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)
 Penjelasan mengenai gejala stroke, dan apa yang harus dilakukan sebelum dibawa ke RS

1. Prognosis

Ad Vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

2. Kewenangan berdasar Tingkat Pelayanan Kesehatan

 Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

Semua pasien dicurigai TIA dan stroke akut setelah diberikan penanganan awal ABC,
segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf

 PPK 2 ( RS Tipe B dan C) :


- Pemeriksaan lab, EKG Ro Thorax, CT Scan dan Dopper Carotis dan TCDTCCD
- Tatalaksana emergensi (termasuk trombolisis intravena dan intraarteri) dan
tatalaksana medis sesuai dengan ketersediaan fasilitas
- Rujuk untuk tindakan neurointervensi/bedah ke PPK 3
 PPK 2 (RS tipe A)
- Pemeriksaan penunjang seperti PPK 2 ditambah MRI, Angiografi (CTA/MRA/DSA),
Doppler Carotis dan TCD/TD
- Tatalaksana emergensi (termasuk trombolisis intravena) dan medis
- Tatalaksana trombektomi dan tindakan neurointervensi lain
- Tatalaksana bedah jika diperlukan
KEPUSTAKAAN

1. Guideline Stroke 2011 (Edisi Revisi), Kelompok Studi Serebrovaskular PERDOSSI


2011.
2. Jauch EC, Saver JL, Adams HP Jr, Bruno A, Connors JJ, et al. Guidelines for the early
management of patients with acute ischemic stroke: a guideline for healthcare
proffesionals from the Amrican Heart Association/American Stroke Association. Stroke.
2013 ; 44(3):870-947
3. The European troke Organization (ESO) : Guideline for Management of Ischemic Stroke
and Transient Ischemic Attack 2008
4. AHA/ASA Guideline for the Perevention of Stroke in Patient with Stroke or Transient
Ischemic Attack. Stroke 2014;42;227-276
5. Powers WJ, Derdeyn CP, Biller J, Coffey CS, Hoh BL, et al. 2015 American Heart
Association/American Stroke Association Focused Update of the 2013 Guidelines for the
Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke Regarding Endovascular
Treatment: A Guideline for Healtcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke. 2015; 46 (10):3020-35
6. Ferro JM, Canhao P, Stam J, Bousser MG, Barinagarrementeria F. Prognosis of Cerebral
Vein and Dural Sinus Thrombosis: Result of the International Study on Cerebral Vein
and Dural Sinus Thrombosis (ISCTV). Stroke 2004;35;664-670
Latchaw et al. Recommendation for Imaging of Acute Ischemic Stroke: A Scientific
Statement From the American Heart Association
7. 16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
8. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Neurologi Indonesia, 2015.

Anda mungkin juga menyukai