Anda di halaman 1dari 25

CASE BASED DISCUSSION

INFEKSI KRONIS HEPATITIS B, SIROSIS HEPATIS DAN


HEPATOCELLULER CARCINOMA (HCC)

Diajukan untuk memenuhi sebagian tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi


salah satu syarat menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RS Islam Jemursari Surabaya

Oleh :

Akbar Reza Muhammad (6130015046)

Badiatul Khilqoh (6120018042)

Pembimbing :

dr. Effendi Sp.PD

Departemen / SMF Ilmu Penyakit Dalam


Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
RSI Jemursari Surabaya
2019

1
2

DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
BAB III. LAPORAN KASUS .................................................................................. 7
Identitas Pasien ......................................................................................................... 7
Anamnesis ................................................................................................................ 7
Riwayat Penyakit Dahulu ................................................................................. 8
Riwayat Penyakit Keluarga .............................................................................. 8
Riwayat Kebiasaan ........................................................................................... 8
Riwayat Pengobatan ......................................................................................... 8
Pemeriksaan Fisik..................................................................................................... 8
Status Generalis ................................................................................................ 8
Kepala/Leher .................................................................................................... 8
Thoraks ............................................................................................................. 9
Abdomen .......................................................................................................... 9
Esktremitas ....................................................................................................... 9
Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................... 10
Darah Lengkap ................................................................................................ 10
Immuno Serologi ............................................................................................. 11
Gula darah ....................................................................................................... 11
Radiologi ......................................................................................................... 11
BAB IV. PEMBAHASAN ..................................................................................... 22
1. Hepatocelluler Carcinoma (HCC) ...................................................................... 22
2. Sirosis Hepatis .................................................................................................... 22
3. Infeksi Hepatitis B Kronis ................................................................................. 23
4. Dispepsia ........................................................................................................... 23
5. Anemia .............................................................................................................. 23
BAB V. KESIMPULAN ....................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 25
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Case Based Discussion dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. Di
samping itu, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dr. Effendi, Sp.PD selaku pembimbing dalam
penyusunan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan anggota Kepaniteraan SMF Interna serta berbagai pihak yang telah memberi
dukungan dan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan tidak
luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan,
kritik maupun saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya, semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi
bagi kita semua.

Surabaya, 30 September 2019

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

Hepatocelluler Carcinoma (HCC) merupakan kanker hati paling ganas di


dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering dialami laki-laki di negara
berkembang (Natcher Conference National Institutes of Health, 2004). Kematian
yang terjadi akibat HCC dapat mencapai satu juta kematian per tahun. Di Asia,
angka kejadiannya mencapai 30 kasus per 100.000 orang per tahun (Teo dan
Fock, 2001). Di Indonesia HCC sendiri termasuk dalam 10 besar jenis kanker
paling mematikan (Marwoto et al, 1985).Tingginya insiden HCC di Asia
disebabkan oleh tingginya angka kejadian hepatitis kronis viral, terutama hepatitis
B kronis. Karena sulitnya mengenali gejala pada stadium awal dan pesatnya
perkembangan tumor, kebanyakan kasus HCC ditemukan pada stadium lanjut
(Kumar,2007).
Sirosis hepatis adalah penyakit hati kronik yang menyebabkan proses difus
pembentukan nodul dan fibrosis. Prevelensi sirosis hepatis di dunia diperkirakan
100 (Kisaran 25-100)/100.000 penduduk, namun hal tersebut bervariasi menurut
negara dan wilayah. Sirosis hepatis menempati urutan ke-14 penyebab tersering
kematian pada orang dewasa di dunia. Menurut laporan rumah sakit umum
pemerintah di indonesia, rata-rata prevalensi sirosis hepatis adalah 3,5% dari
seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam.
Pada umumnya negara yang memiliki prevalensi tinggi HCC dan Sirosis
hepatis adalah negara yang juga memiliki prevalensi tinggi infeksi hepatitis B
kronik. Namun, selain itu negara yang memiliki kofaktor dari lingkungan seperti
paparan aflatoxin juga diperhitungkan. Insidensi HCC secara umum meningkat
dengan bertambahnya usia, meskipun tetap dapat terjadi pada usia yang beragam
di beberapa negara yang kondisi geografisnya berbeda, sementara penyebab
utama sirosis hepatis adalah alkohol dan hepatitis C, sedangkan di indonesia
penyebab utama sirosis hepatis adalah hepatitis B (40%-50%) dan hepatitis C
(30%-49%). Perbandingan angka kejadian HCC pada laki-laki dan perempuan
adalah 2 : 1 sampai 5 : 1. Di samping itu, ada pula faktor resiko predominan
lainnya pada laki-laki seperti hepatitis kronik, alkohol, dan rokok (Burt et al,
2007).

4
5

Penanganan pasien dengan HCC yang didasari infeksi kronis hepatitis B


menjadi sirosis hepatis dihadapakan dengan 2 tantangan utama, yaitu penyakit
hati yang menjadi penyebab terjadinya kanker hati dan keganasan kanker itu
sendiri. Pertumbuhan tumor yang begitu pesat, sekaligus luas tumor dan fungsi
hati yang jelek membatasi pilihan terapetik yang tersedia. Saat ini reseksi hati
masih menjadi pilihan utama penanganan HCC, namun, mayotitas pasien datang
dengan jenis tumor nonresectable. Transarterial chemoembolization, percutaneous
ethanol injection dan radiofrequency ablation adalah pilihan terapi selanjutnya.
Prognosis dan keberhasilan terapi tetap kecil, yaitu 35% pasien yang diterapi
reseksi dapat bertahan hidup selama lima tahun dan kurang dari 10% pada pasien
dengan tumor nonresectable. Trend penanganan HCC dewasa ini bertujuan
mendeteksi secara dini dan menangani pasien HCC stadium awal dengan lebih
efektif (Teo dan Fock, 2001).
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
BAB III

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Tn. A

No rekam medis : 329713

Jenis kelamin : laki-laki

Usia : 58 th

Alamat : Sidoarjo

Pekerjaan : tidak bekerja

Status pernikahan : Sudah menikah

Suku : Tionghoa

Agama : Konghuchu

Waktu masuk RS : 16 September 2019

Waktu pemeriksaan : 18 September 2019

Tempat pemeriksaan : Ruang Dahlia RSI jemursari Surabaya

Anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri Perut


Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang laki-laki usai 58 tahun datang dengan keluhan nyeri perut.
Nyeri dirasakan di perut sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu dan semakin
memberat. Pasien mengaku lebih enak dengan istirahat dan memberat saat
bergerak. Nyeri dirasakan menjalar ke selangkangan & ke punggung kiri.
Pasien juga mengeluhkan bab sedikit lembek tanpa lendir & darah, mata
menguning sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, berat badan yang terus
menurun sejak 2 minggu yang lalu dan nafsu makan menurun.

7
8

Pasien memiliki riwayat BAB hitam sebelumnya, pasien menyangkal


memiliki penyakit menular dan penyakit metabolik sebelumnya. Keluhan
BAK (-), tidak berbau, warna kuning jernih. Keluhan BAB hanya sedikit
lembek dan tidak ada lendir ataupun darah. Nyeri perut saat makan terutama
makanan berlemak disangkal. Riwayat muntah darah (-), Riwayat
Transfusi/Injeksi dalam waktu dekat disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu

a. Riwayat DM (-)

b. Riwayat HT (-).

c. Riwayat Infeksi menular : Hepatitis B Kronis

Riwayat Penyakit Keluarga

a. Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit yang sama

Riwayat Kebiasaan

a. Pasien tidak pernah merokok sebelumnya.

Riwayat Pengobatan

a. Pasien tidak meminum obat apapun sebelumnya

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

a. Kesadaran : Compos mentis, 456

b. Tekanan darah : 120/80

c. Nadi : 98x/menit

d. Pernafasan : 20x/menit

e. Temperature : 37,80C

Kepala/Leher :
Anemis (+), Ikterus (+), Cyanosis (-), Dyspneu (-), Pernafasan
cuping hidung (-), Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
9

kelenjar tiroid (-), peningkatan vena jugular (-), faring hiperemis (-),
mukosa mulut kering (-), mata cowong (-), nyeri telan (-), turgor turun(-).

Thoraks

a. Pulmo

1). Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada retraksi, pergerakan dada


simetris, pernafasan dalam.

2). Palpasi : pengembangan paru simetris, fremitus raba hemithoraks


simetris

3). Perkusi : sonor di kedua lapang paru

4). Auskultasi : Ves /Ves +/+

b. Cor

1). Inspeksi : normochest, ictus cordis tidak terlihat. JVP meningkat

2). Paplpasi : Ictus cordis tidak teraba

3). Perkusi : batas jantung kanan parasternal kanan ICS 4, batas jantung
kiri ICS 5 Midclavicula kiri

Abdomen

a. Inspeksi : Membuncit, tidak ada bekas operasi, terlihat benjolan di


kanan atas.

b. Auskultasi : Bising usus normal

c. Palpasi : Nyeri tekan di kiri bawah, perut bagian bawah sampai


belakang, Nyeri ketok ginjal kiri (+). Hepar, lien dan renal
tidak teraba.

d. Perkusi : Timpani.

Esktremitas :
Akral hangat, kering merah. CRT<2 dtk.
10

Pemeriksaan Penunjang

Darah Lengkap

Pemeriksaan Nilai Hasil rujukan

Leukosit 12,38 3,6-11


Basofil 1,774 0-1
Neutrofil 84,38 39,3-73,7
Limfosit 8,810 25-40
Eosinofil 0,175 2-4
Monosit 4,859 2-8
Trombosit 170 150-440
Eritrosit 2,32 3,80-5,20
Hemoglobin 7,49 11,7-15,5
Hematokrit 22,8 35-47
MCV 98,6 80-100
MCH 32,4 26-34
MCHC 32,8 32-36
Natrium 133,30 135-147
Kalium 4.47 3.5-5.0
Klorida 97,60 95-105
BUN 41,6 10-20
SK 1,86 0.62-1.10
Albumin 3,3
Globulin 3,0
Bilirubin Total 8,72 mg/dl
Bilirubin Direct 6,62 mg/dl
SGOT (AST) 854 U/L
SGPT (ALT) 118 U/L
11

Immuno Serologi

Pemeriksaan Nilai Hasil rujukan


Anti HCV Rapid Non Reaktif
HBs Ag Rapid Reaktif

Gula darah :
Pemeriksaan 16/9/19 17/9/19 18/9/19 19/9/19 20/9/19 Rujukan
Gula darah acak 82 82 75 31 47
Gula darah puasa 56

RADIOLOGI

a. Thorax AP/PA Dewasa

1). COR : Membesar CTR 0,58

2). Pulmo : Gambaran hilus kanan dan kiri kabur

3). Kedua sinus phrenicocostalis tajam

4). Tulang-tulang dan soft tissue normal

b. USG Abdomen atas + bawah

1). Hepar : Ukuran 21,89 cm, tepi irreguler, sudut tumpul, intensitas
echo parenchyma heterogen, vena porta/hepatica : normal

2). IHBD/EHBD : tak melebar.

3). Tampak nodul di lobus kanan uk. 9,13x8,64

4). Gallbladder : dbn

5). Pancreas : dbn

6). Lien : ukuran 11,72 cm. Parenchym homogen, kalsifikasi (-)

7). Ginjal kanan : dbn


12

8). Ginjal kiri : dbn

Kesimpulan :
Hepatosplenomegali, Sirosis hepatis disertai nodul degenerasi malignant
dan Ascites

RESUME

Nama : Tn. A

No rekam medis : 329713

Jenis kelamin : laki-laki

Usia : 58 th

Alamat : Sidoarjo

Pekerjaan : tidak bekerja

Status pernikahan : Sudah menikah

Suku : Tionghoa

Agama : Konghuchu

Seorang laki-laki usai 58 tahun datang dengan keluhan nyeri perut.


Nyeri dirasakan di perut sebelah kiri sejak 1 minggu yang lalu dan semakin
memberat. Pasien mengaku lebih enak dengan istirahat dan memberat saat
bergerak. Nyeri dirasakan menjalar ke selangkangan & ke punggung kiri.
Pasien juga mengeluhkan bab sedikit lembek tanpa lendir & darah, mata
menguning sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, berat badan yang terus
menurun sejak 2 minggu yang lalu dan nafsu makan menurun.
Pasien memiliki riwayat BAB hitam sebelumnya, pasien
menyangkal memiliki penyakit menular dan penyakit metabolik sebelumnya.
Keluhan BAK (-), tidak berbau, warna kuning jernih. Keluhan BAB hanya
sedikit lembek dan tidak ada lendir ataupun darah. Nyeri perut saat makan
13

terutama makanan berlemak disangkal. Riwayat muntah darah (-), Riwayat


Transfusi/Injeksi dalam waktu dekat disangkal.
Dari pemeriksaan tanda-tanda vital, keadaan umum pasien tampak
sakit berat, kesadarannya compos mantis dengan GCS 456, tekanan darahnya
120/80 mmHg, nadi 98x/menit reguler kuat angkat, frekuensi pernafasannya
20x/menit dan suhu badan 36,7C.
Dari pemeriksaan fisik, pada pemeriksaan kepala leher didapatkan,
konjungtiva anemis dan sklera ikterik. Pada pemeriksaan thorak ditemukan
corakan spider nevi. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan
kuadran kiri dan kanan atas. Kesan perut tampak membuncit, kemudian
dilakukan test shifting dullnes dan undulasi dengan hasil ascites (+). Pada
pemeriksaan perkusi ditemukan hepar membesar 5cm dibawah garis kosta
terbawah. Pada pemeriksaan schuffner ditemukan pembesaran lien pada
derajat 2-3. Pada pemeriksaan ekstrimitas ditemukan hangat kering merah.
CRT <2 dtk.
Dari pemeriksaan darah lengkap didapatkan leukositosis sebesar
13,93 yang mengindikasikan ada faktor inflamasi yang terjadi di tubuh
pasien. Kadar hemoglobin pasien juga rendah yaitu 7,49 g/dl dengan
hematokrit 22,8% yang mengindikasikan bahwa pasien ini terindikasi anemia
dengan perbandingan jumlah volume sel darah merah yang lebih rendah
dibanding volume darah seluruhnya. Pada pemeriksaan fungsi liver
ditemukan SGOT/SGPT meningkat 10x lipat yang menandakan adanya
proses kerusakan hati kronis pada pasien ini. Kadar bilirubin direct pasien
(6,62 mg/dl) meningkat sekitar 6-7x lipat dari nilai normal. Sementara kadar
bilirubin indirect(2,10 mg/dl) meningkat 2 x lipat dari nilai normal. Hal ini
menandakan adanya metabolisme bilirubin yang tidak normal di dalam hepar
ataupun di saluran keluar empedu.
Dari pemeriksaan USG ditemukan hepar serta lien membesar
dengan sudut tumpul dan permukaan tidak rata. Pada pemeriksaan di lobus
dextra ditemukan nodul sebesar 9,13 x 8,64 cm. Kesimpulan USG dari
pasien ini adalah Hepatosplenomegali, Sirosis hepatis disertai nodul
degenerasi malignant dan Ascites.
14

Assesement

Daftar Masalah Sementara Daftar Masalah Initial Assesment


(TPL) Permanen (PPL) (Diagnosis)

 Nyeri perut menetap Akut abdomen


 Mata kuning Ikterus
 Lemas Malaise

 Pelebaran pembuluh darah Spider nevi

kecil kaki Anoreksia

 Penurunan nafsu makan Kakeksia

 Penurunan BB drastis Nausea


Vomiting
 Mual
Ascites Sirosis Hepatis +
 Muntah
SGOT : 118 Hepatoma e.c.
 Ascites (+)
SGPT : 854 Hepatitis B
 SGOT : 854
Hiperbilirubinemia Kronis
 SGPT : 118
Hepatosplenomegali
 Albumin : 3,3
Atrofi otot
 HbsAg : Reaktif
Hipoalbuminemia
 Bilirubin total : 8,72
Infeksi Hepatitis B (+)
 Bilirubin direct : 6,62
Nodul Degenerasi
 Nodul uk. 9,13x8,64
Malignant Lobus Dextra
 Riwayat : BAB hitam Riwayat : Melena

 Mual Nausea
 Muntah Vomiting Dispepsia
 Nafsu makan menurun Anoreksia

 Konjungtiva : anemis Konjungtiva Anemis


 Hb : 7,49 Hb : 7,49
 HCT : 22,8 HCT : 22,8 Anemia
 Riwayat berak darah hitam Riwayat : Melena
15

PLANNING
ASSESMENT

DIAGNOSIS TERAPI MONITORING EDUKASI


Sirosis Hepatis USG abdomen  Curcuma caps/100 - Klinis: Hindari makan
dan HCC Test alfa-feto  Profenid supp/10 Nyeri perut, berlemak/berserat
protein  Lactulax 60 ml ikterus tinggi, bersihkan alat
syrp - TTV makan, baju yang

 Diet TKT/CPRG - Kadar amonia terkena darah/cairan

 Inf dextrose 40% darah pasien menggunakan


sarung tangan dan
dibasuh pada air yang
mengalir, hindari
obat-obatan
hepatotoksik
Dispepsia Endoskopi Ondancerton 4 mg inj - Klinis : Edukasi pentingnya
Ranitidin 25 mg inj Mual, muntah, mengisi perut dengan
nafsu makan makanan, edukasi
- TTV makanan yang boleh
dan tidak boleh
dikonsumsi, hindari
obat-obatan
NSAID/jamu oplosan
Anemia Fe Serum - - Klinis : Edukasi diet tinggi zat
TIBC Anemia, lemas besi, vit B6,B9, B12
Ferritin Serum - HB Edukasi perjalanan
Apusan darah penyakit
tepi

FOLLOW UP

18 September 2019

S : pasien mengatakan masih nyeri di regio kanan atas dan tidak berkurang,
pasien juga mengeluh masih mual. Nafsu makan pasien semakin turun dan
16

hanya makan sedikit. Pasien mengatakan lebih baik daripada ketika sebelum
masuk rumah sakit.

O : KU : lemah, tampak sakit berat

: TTV : TD : 110/80

: Nadi : 80x/mnt

: Suhu : 36,2 C

: RR : 20x/mnt

: K/L : A/I/C/D : +/+/-/-

: Pembesaran tiroid (-), mata cowong (-), pernafasan cuping hidung


(-), pembesaran KGB (-), mukosa bibir kering (-)

: Tho : Spider nevi (+)

: Sonor + + Vesikuler + + Ronkhi - -


+ + + + - -
+ + + + - -

Wheezing - -
- -
- -

: Abd : Inspeksi : Membuncit

: Auskultasi : BU Normal

: palpasi : Nyeri : + +
- -

: Perkusi : Batas Hepar : 5 cm dibawah costae

: Shifing dullnes : Ascites (+)

: schuffner : grade 2-3


+ +
: Ekstrimitas : Akral hangat, kering, merah. CRT <2 detik.
+ +
17

: USG : Hepatomegali 21,89

: Splenomegali

: Nodul hepar dextra : 9,13 x 8,64

A : HCC + Sirosis Hepatis e.c hepatitis B kronis, Dispepsia

P : Tracetate Susp 200c

: Asam Folat 1 mg tab

: lanjutkan pengobatan : curcuma caps/100

: Inf Dextrose 10%

: diet TKT/CPRG

: hentikan pengobatan : anti nyeri Analtram diganti dengan MST


Contiunous 10 mg/60 tab

FOLLOW UP 2

19 September 2019

S : Pasien tidak bisa makan dan selalu muntah. Obat yang berbentuk tablet
sulit dimakan. Pasien juga mengeluh masih mual dan muntah. Pasien
menunjukkan gejala low intake seperti demam sub febris dan hipoglikemia
Gejala nyeri sudah membaik daripada kemarin.

O : KU : lemah, tampak sakit berat

: TTV : TD : 150/80

: Nadi : 120x/mnt

: Suhu : 37 C

: RR : 22x/mnt
18

: K/L : A/I/C/D : +/+/-/-

: Pembesaran tiroid (-), mata cowong (-), pernafasan cuping hidung


(-), pembesaran KGB (-), mukosa bibir kering (-)

: Tho : Spider nevi (+)

: Sonor + + Vesikuler + + Ronkhi - -


+ + + + - -
+ + + + - -

Wheezing - -
- -
- -

: Abd : Inspeksi : Membuncit

: Auskultasi : BU Normal

: palpasi : Nyeri : - -
- -

: Perkusi : Batas Hepar : 5 cm dibawah costae

: Shifing dullnes : Ascites (+)

: schuffner : grade 2-3


+ +
: Ekstrimitas : Akral hangat, kering, merah. CRT <2 detik.
+ +
: USG : Hepatomegali 21,89

: Splenomegali

: Nodul hepar dextra : 9,13 x 8,64

: GDA : 32 dl

A : HCC + Sirosis Hepatis e.c hepatitis B kronis, Dispepsia, Hipoglikemia

P : Methylprednisolon 16 mg tab
19

: diet susu peptamen 400gr 6 sendok dlm 250 ml air

: lanjutkan pengobatan : curcuma caps/100

: Tracetate Susp 200c

: Asam Folat 1 mg tab

: Ganti : inf D10% menjadi D40%

: Sarankan pemasangan NGT

FOLLOW UP 3

19 September 2019

S : Pasien mengaku sudah lebih baik. Makan sudah bisa ditelan walaupun
hanya 2 sendok saja. Pasien direncanakan pulang hari ini dan dipasang
NGT

O : KU : lemah, tampak sakit berat

: TTV : TD : 110/80

: Nadi : 80x/mnt

: Suhu : 36,5 C

: RR : 20x/mnt

: K/L : A/I/C/D : +/+/-/-

: Pembesaran tiroid (-), mata cowong (-), pernafasan cuping hidung


(-), pembesaran KGB (-), mukosa bibir kering (-)

: Tho : Spider nevi (+)

: Sonor + + Vesikuler + + Ronkhi - -


+ + + + - -
+ + + + - -

Wheezing - -
- -
- -
20

: Abd : Inspeksi : Membuncit

: Auskultasi : BU Normal

: palpasi : Nyeri : - -
- -

: Perkusi : Batas Hepar : 5 cm dibawah costae

: Shifing dullnes : Ascites (+)

: schuffner : grade 2-3


+ +
: Ekstrimitas : Akral hangat, kering, merah. CRT <2 detik.
+ +
: USG : Hepatomegali 21,89

: Splenomegali

: Nodul hepar dextra : 9,13 x 8,64

: GDA : 47 dl

A : HCC + Sirosis Hepatis e.c hepatitis B kronis, Dispepsia, Hipoglikemia

P : Obat Rawat Jalan : curcuma caps/100

: Tracetate Susp 200c

: Asam Folat 1 mg tab

: diet susu peptamen 400gr 6 sendok dlm 250 ml air

: Ranitidin 5mg/kg
21

RESUME PULANG PASIEN

• Diagnosa Akhir 1. Utama : Hepatocelluler Carcinoma (HCC)

2. Sekunder: Sirosis Hepatis

Dispepsia

• Keadaan Waktu Keluar RS : Membaik

• Dipulangkan pada : 20 Agustus 2019

• Prognosis : dubia ad malam

• Usulan Tindakan Lanjutan : Kontrol ke Poli penyakit dalam pada


Senin, 23 September 2019

• Terapi Pulang :

curcuma caps/100
Tracetate Susp 200c
Asam Folat 1 mg tab
diet susu peptamen 400gr 6 sendok dlm 250 ml air
Ranitidin 5mg/kg
22

BAB IV
PEMBAHASAN
1. Hepatocelluler Carcinoma (HCC)
Pasien didiagnosis Hepatocelluer carcinoma (HCC) karena terdapat
pembesaran hepar dengan gejala kakesia yang khas pada penderita kanker.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan di abdomen kuadran kiri
atas dan kanan atas. diagnosis HCC juga didukung dengan riwayat penyakit
hepatitis B kronis pada pasien yang dibuktikan dengan HbsAg reaktif,
peningkatan SGPT/SGOT 10x nilai normal, peningkatan bilirubin direct dan
total serta gejala klinis pada pasien. Untuk memastikan Diagnosis HCC maka
dilakukan USG dengan hasil terdapat nodul ukuran 9,13 x 8,64 cm di lobus
dextra pasien.Terapi awal terdiri dari terapi simptomatis untuk gejala nyeri,
asupan nutrisi dan nafsu makan turun yaitu : Profenid supp/10, inf dextrose
10% dan asam folat 1 mg tab. Untuk terapi paliatif diberikan obat tracetate
Susp 200 c. Nyeri yang terus berlanjut memaksa pasien untuk menggunakan
terapi anti nyerin golongan morfin yaitu MST continous 10 mg/60 tab

2. Sirosis Hepatis
Pasien didiagnosis dengan sirosis hepatis karena pasien memiliki keluhan
mata menguning sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit dan riwayat pasien
terinfeksi virus hepatitis B kronis dan adanya riwayat BAB darah hitam
(Melena). Pada pemeriksaan palpasi ditemukan permukaan hepar tidak rata
dan sudut tumpul. Pada pemeriksaan perkusi juga ditemukan pembesaran
hepar dan lien. Pada pemeriksaan shifitng dullnes dan undulasi ditemukan
ascites (+). Pada inspeksi ekstrimitas juga ditemukan adanya varises vena dan
juga spider vein terutama di ekstrimitas bawah. Pada pemeriksaan
laboratorium juga ditemukan peningkatan kadar SGPT/SGOT sebanyak 10x
nilai normal. Pada pemeriksaan kadar bilirubin direct dan total ditemukan
peningkatan yang signifikan sebagai tanda metabolisme bilirubin yang tidak
baik. Hal ini semakin di perkuat dengan hasil imunoserologi HbsAg yang
reaktif. Terapi awal yang diberikan pada pasien adalah hepatoprotektor
curcuma caps/100 dan diet ketat TKT/CPRG untuk menghindari komplikasi
varises esofagus.
23

3. Infeksi Hepatitis B Kronis


Pasien didiagnosis hepatitis B kronis karena adanya gejala pasien seperti
ikterus, peningkatan kadar SGPT/SGOT 10x lipat dari nilai normal dan
penurunan fungsi liver kronis. Hal ini ditunjang dengan pemeriksaan
imunoserologi HbsAg yang menunjukkan hasil reaktif pada pasien. Perjalanan
infeksi hepatitis B kronis pada pasien kemungkinan terdapat pada fase
reaktivasi yang ditunjukkan dengan test HbsAg yang reaktif dan peningkatan
ALT >2x lipat nilai normal. Terapi yang diberikan hanya simptomatis seperti
hepatoprotektor.
4. Dispepsia
Pasien didiagnosis dengan dispepsia dikarenakan gejala pasien yang
dominan seperti mual, muntah, nafsu makan menurun serta adanya nyeri di
ulu hati. Pada pasien ini diberikan terapi awal ondansetron 4 mg inj dan
ranitidin 25 mg inj. Terapi lanjutan yang dapat diberikan adalah pemasangan
NGT untuk menghindari rasa tidak enak pada saat makan ataupun mencerna
makanan.
5. Anemia
Pasien didiagnosis dengan anemia dikarenakan gejala anemis pada
konjungtiva pasien serta gejala klinis lemas pada pasien. Hal ini juga
ditunjang dengan pemeriksaan kadar HB serta Hematokrtit yang rendah.
Tatalaksana pada pasien ini tidak diberikan dikarenakan tidak terdapat
perdarahan aktif seperti pecahnya varises esofagus maupun melena.
24

BAB V
KESIMPULAN
Pada laporan kasus ini, disimpulkan bahwa pasien didiagnosis
Hepatocelluler carcinoma dengan sirosis hepatis akibat infeksi kronis Hepatitis B.
Penentuan diagnosis tersebut karena ditemukannya tanda seperti ikterus, asites,
pembesaran hepar, dan spider nevi yang khas serta gejala seperti berat badan turun
drastis hanya dalam 2 minggu, riwayat berak darah hitam (Melena) dan riwayat
infeksi hepatitis B. Pada hasil pemeriksaan fisik abdomen juga ditemukan adanya
nyeri tekan pada kuadran kiri dan kanan atas. Sifat nyeri yang dirasakan juga
semakin memberat dan tidak mereda dengan anti nyeri biasa. Diagnosis HCC dan
sirosis juga dipertegas dengan hasil USG yang menunjukkan adanya nodul
berukuran 9,13 x 8,64 dan pembesaran hepar dan lien dengan tepi tidak rata serta
sudut yang tumpul. Pada pemeriksaan laboratorium juga ditemukan peningkatan
SGPT/SGOT lebih dari 10x lipat yang menandakan adanya infeksi virus hepatitis
b kronis disertai dengan komplikasi sirosis hepatis dan HCC. Pada pasien ini juga
ditemukan kadar bilirubin direct yang meningkat sekitar 6-7x lipat serta bilirubin
indirect yang meningkat 2x lipat. Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah
terapi simptomatik seperti anti nyeri dengan morfin, hepatoprotektor, dan asam
folat. Sementara pengobatan HCC hanya diberikan pengobatan paliatif
menggunakan tracetate susp 200 c.
Pasien mengeluh mual dan muntah disertai penurunan nafsu makan. Pada
pemeriksaan fisik juga ditemukan nyeri pada ulu hati. Pada perjalanan terapi
pasien di rumah sakit, keadaan dispepsia pasien semakin memburuk. Pasien tidak
bisa makan ataupun minum hingga akhirnya kondisi pasien sempat jatuh pada
tanggal 19/9/2019 dengan indikasi hipoglikemia,subfebris dan peningkatan TTV.
Terapi awal yang diberikan pada pasien berupa terapi simptomatik seperti,
ondansetron, ranitidin dan sotatic. Gejala yang menetap pada pasien membuat
pasien harus dipasang NGT agar nutrisi pada pasien bisa tercukupi. Pasien juga
diberikan nutrisi susu peptamen 400 gr sebanyak 6 sendok dlm 250 ml air.
25

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai