Anda di halaman 1dari 25

SKILL LAB

ASITES
Oleh : Mutiara Aprilina M (152010101079)
Pembimbing : dr. Sugeng Budi Rahardjo, Sp. PD

SMF/LAB ILMU PENYAKIT DALAM


RSD dr. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
DEFINISI

▰ Asites merupakan penimbunan cairan


yang mengandung sedikit protein dan
terjadi secara abnormal di rongga
peritonium

Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M, 2005


2
ETIOLOGI

▰ Sebagian besar (75%) asites disebabkan oleh kelainan hepar berupa


sirosis hepatis, dan sisanya karena keganasan (10%), gagal jantung
(3%), TBC (2%), pankreatitis (1%), dan penyebab lainnya.

3
KLASIFIKASI

Asites secara klinis dapat dikelompokkan menjadi:


1. Asites Eksudatif
Merupakan asites yang memiliki kandungan protein yang tinggi dan
terjadi pada peradangan atau proses keganasan
2. Asites Transudatif
Merupakan asites yang terjadi pada sirosis hepatis akibat hipertensi
portal.

4
Supriatno, Imam. 2010
ASITES REFRAKTER

Asites yang tidak dapat dimobilisasi atau yang kambuh yang tidak dapat dicegah
dengan terapi medis.
▰ Diuretic resistant ascites
Asites refrakter terhadap retriksi diet sodium dan pengobatan diuretik intensif.
▰ Diuretic intractable ascites
Asites refrakter terhadap terapi karena perkembangan komplikasi yang
diinduksi diuretik yang menghalangi penggunaan diuretik dosis efektif.

5
ASITES REFRAKTER

6
STAGING

Medscape, 2017 7
PATOFISIOLOGI
▰ Teori underfilling
Asites dimulai ketika terjadi penurunan volume plasma arteri akibat hipertensi porta dan
hipoalbuminemia.
▰ Teori Overfilling
Asites dimulai dari ekspansi cairan plasma akibat reabsorbsi air dari ginjal. Gangguan fungsi
itu terjadi akibat pengaktifan RAAS.
▰ Perifer Vasodilatation
Inti dari teori ini yaitu hipertensi porta sebagai faktor lokal dan gangguan fungsi ginjal
sebagai faktor sistemik
8
Hirlan, 2014
PATOFISIOLOGI

9
Hirlan, 2014
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
◂ Tidak bergejala bila asites ringan (biasanya
kurang dari 100-400 ml pada cavum dewasa)
◂ Umunya pasien akan mengeluhkan: nyeri
perut, perasaan tidak nyaman dan rasa
kembung
◂ Peningkatan lingkar perut (abdomen)
◂ Sesak nafas
10
DIAGNOSIS
2. Pemeriksaan Fisik
A. Inspeksi
◂ Perut membuncit dengan bagian pinggang
yang membenjol
◂ Umbilikus seolah bergerak kearah kaudal
mendekati simpisis pubis os. Pubis
◂ Pada beberapa kasus bisa dijumpai hernia
akibat tekanan intraabdomen yang meningkat
B. Auskultasi
◂ Suara bising usus melemah
11
DIAGNOSIS

c. Perkusi
◂ Bunyi redup pada perkusi akan beralih ke bagian
yang bergantung / bawah, sementara bunyi timpani
berpindah ke bagian atas.
d. Palpasi
◂ Abdomen teraba tegang, hepar dan lien sulit untuk
dinilai, tidak ada nyeri tekan abdomen

12
TES PEMERIKSAAN ASITES

▰ Shifting dullness
Pada posisi berbaring perhatikan
batas antara bunyi timpani dengan
redup, minta pasien untuk memutar
tubuhnya ke salah satu sisi. Lakukan
perkusi dan tandai batas perpindahan
suara.

13
TES PEMERIKSAAN ASITES

▰ Tes Undulasi
◂ Salah satu pemeriksa menekan dengan kuat ke arah
bawah pada garis tengah abdomen menggunakan
permukaan ulnar kedua tangan
◂ Pemeriksa yang lain menggunakan ujung jari-jari
tangan untuk mengetuk dengan cepat pada salah satu
sisi pinggang pasien, raba sisi pinggang yang lain
untuk merasakan impuls yang ditransmisikan melalui
cairan asites.

14
TES PEMERIKSAAN ASITES

▰ Knee Chest Position


◂ Pasien tidur dengan posisi menungging :
bertumpu pada tangan dan lutut
◂ Lakukan perkusi dari arah lateral ke medial
◂ Perhatikan perubahan bunyi dari timpani ke
redup

15
Diagnosis …..

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Parasintesis abdomen
◂ Daerah yang paling umum untuk pungsi asites adalah
sekitar 15 cm lateral umbilikus di regio iliac dextra atau
sinistra
◂ Untuk tujuan diagnostik diambil 10-20 ml cairan asites
◂ Pemeriksaan cairan asites meliputi:
1) Gambaran makroskopis
2) Gradien nilai albumin serum dan asites
3) Hitung sel
4) Biakan kuman
5) Pemeriksaan sitologi 16
Supriatno, Imam. 2010
Diagnosis …..

Gradien nilai albumin serum dan asites


◂ Pemeriksaan ini sangat penting untuk membedakan asites transudat atau
asites eksudat.
◂ Penilaian gradien menggunakan rumus:
SA – AG = …. gr/dl
SA = serum ascites (konsentrasi albumin serum)
AG = albumin gradient (konsentrasi albumin cairan asites)

Supriatno, Imam. 2010


17
Diagnosis …..

Gradien serum asites-albumin

Supriatno, Imam. 2010


Diagnosis …..

b. USG abdomen
◂ Digunakan pada asites dengan volume kecil
◂ USG abdomen dapat memberikan informasi tentang penyebab asites, antara lain:
1) Mengukur ukuran hepar: pada sirosis hepatis ukuran hepar akan mengecil
2) Tanda-tanda hipertensi porta: ditemukan splenomegali
3) Lebarnya vena porta dan vena hepatika: untuk menyingkirkan dugaan tromosis vena
hepatika
4) Tumor intraabdomen

Supriatno, Imam. 2010 19


Diagnosis …..

c. Tes darah lainnya


◂ Tes biokimia dan tes fungsi hepar untuk mencari penanda sirosis
hepatis: kadar albumin rendah, hiperbilirubinemia, kenaikan enzim hati,
trombositopenia
◂ Pemeriksaan penanda tumor juga dapat dilakukan jika ada dugaan
keganasan : α-fetoprotein untuk hepatoma, CA 125 untuk kanker
ovarium

Supriatno, Imam. 2010 20


Penatalaksanaan
1. Tirah baring
Tidur terlentang dengan kaki sedikit diangkat selama beberapa jam setelah minum obat
diuretika. Tirah baring mengakibatkan aktivitas simpatik dan RAAS.
2. Diet Rendah Garam
konsumsi garam dibatasi sebanyak 40-60 meq/hari
3. Diuretik
Diuretik yang dipilih adalah antialdosteron (Spironolakton) dengan dosis 100-600mg/hari.
4. Terapi Parasentesis
Setiap liter pengurangan cairan asites harus diimbangi dengan pemberian albumin
parenteral 6-8 gram.
5. Pengobatan sesuai penyakit yang mendasari
Hirlan, 2014 21
ASITES REFRAKTER

22
Penatalaksanaan …..

◂ Untuk kasus asites yang berulang ,


prosedur-prosedur operasi mungkin perlu
dipertimbangkan untuk mengontrol
asites.
◂ Transjugular intrahepatic portosystemic
shunts (TIPS) adalah prosedur yang
dilakukan melalui vena jugularis interna.
Shunt ditempatkan diantara vena porta
dan vena hepatika, dengan demikian
mengurangi tekanan portal.

23
Supriatno, Imam. 2010
Prognosis

Perkembangan asites dikaitkan dengan mortalitas 50% dalam waktu


dua tahun diagnosis. Asites refrakter setelah terapi medis, 50%
meninggal dalam waktu enam bulan. Meskipun memperbaiki
manajemen dan kualitas cairan, pasien hidup sambil menunggu
transplantasi hati, perawatan seperti terapi parasintesis dan TIPS tidak
memperbaiki masa bertahan hidup jangka panjang

Supriatno, Imam. 2010 24


“ TERIMAKASIH

25

Anda mungkin juga menyukai