Anda di halaman 1dari 4

ASITES

 DEFENISI

Asites adalah suatu kondisi medis dimana terjadi akumulasi cairan dalam rongga perut.

 ETIOLOGI

Pada anjing penderita penyakit hati, kondisi ini disebabkan karena kadar protein serum
yang rendah dan meningkatnya tekanan pembuluh darah vena yang mensuplai hati. Debaran
dalam perut akan menghasilkan suara. Asites bisa dikaitkan dengan edema. Edema adalah
pembengkakan yang disebabkan oleh pengumpulan cairan di dalam jaringan tubuh seperti di
sekitar mata, wajah, dan terutama anggota tubuh bagian bawah.

 PATOFISIOLOGI

Akumulasi cairan asites mewakili keadaan natrium total-tubuh dan kelebihan air,
namun kejadian yang memicu ketidakseimbangan tidak jelas. Meskipun banyak proses
patogenik telah terlibat dalam pengembangan asites abdomen, sekitar 75% kemungkinan
terjadi sebagai akibat hipertensi portal dalam setting sirosis hati, dan sisanya karena kondisi
infektif, inflamasi, dan infiltrasi. Meskipun urutan peristiwa yang terjadi antara pengembangan
hipertensi portal dan retensi natrium ginjal tidak sepenuhnya jelas, hipertensi portal tampaknya
menyebabkan peningkatan kadar oksida nitrat. Nitrat oksida menengahi splanchnic dan
vasodilatasi perifer. Aktivitas sintesis nitrat oksida hepatik lebih besar pada pasien asites
daripada pada mereka yang tidak menderita asites.
Terlepas dari kejadian awal, sejumlah faktor berkontribusi terhadap akumulasi cairan
di rongga perut. Peningkatan kadar epinefrin dan norepinefrin adalah faktor yang
terdokumentasi dengan baik. Hipoalbuminemia dan mengurangi tekanan onkotik plasma
mendukung ekstravasasi cairan dari plasma ke cairan peritoneal, dan oleh karena itu, asites
jarang terjadi pada pasien dengan sirosis kecuali hipertensi portal dan hypoalbuminemia hadir.

 EPIDEOMOLOGI

Asites merupakan komplikasi utama dari sirosis hepatis. Perkembangan asites penting
dalam perjalanan alamiah sirosis karena dikaitkan dengan angka mortalitas yang sangat tinggi.
Serosis hepatik dapat mengakibatkan hipoalbuminemia. Dimana salah satu fungsi dari
albumin adalah untuk mempertahankan intravaskular onkotik.
 GEJALA KLINIS

Hewan penderita ascites akan menampakkan klinis berupa : perut yang menonjol,
terkadang juga terjadi hernia umbilikalis (pusar menonjol), kulit pada perut yang menonjol
terlihat tegang dan mengkilap, urat yang menonjol dibawah kulit perut, kenaikan berat badan
yang pesat tidak sesuai dengan pertumbuhan normal, sesak napas dan nafsu makan berkurang.
Pendarahan spontan terjadi pada anjing yang mengalami penyakit hati tingkat lanjut. Umumnya
lokasi pendarahan terjadi di perut, usus, dan saluran urin. Darah dapat terlihat pada muntahan,
feses atau urin anjing. Bercak-bercak pendarahan (sebesar kepala peniti) bisa dilihat pada gusi.
Memar bisa muncul di bawah bibir dan kulit. Kehilangan banyak darah dari pendarahan spontan
relatif jarang terjadi, tetapi pendarahan yang tidak terkendali dapat menjadi masalah serius jika
anjing tersebut terluka atau membutuhkanoperasi.

 DIAGNOSA
Diagnosa Berdasarkan Pemeriksaan Fisik dan Laboratorium.
Pemeriksaan fisik difokuskan pada tanda-tanda penyakit hati kronik. Cairan peritoneal
harus diperiksa untuk dihitung jumlah sel, kultur, total protein, pewarnaan gram, dan sitologi
untuk jenis asites yang tidak diketahui penyebabnya. Indikasi : kebanyakan cairan asites
transparan dan kuning minimal 10000 sel darah merah / microliter memeberikan warna cairan
asites warna pink dan jaringan terdapat 20000 sel darah merah / microliter diperkirakan
berwarna merah seperti darah. Hal ini mungkin berhubungan dengan traumatik pungsi atau
keganasan. Caira kemerahan yang berasal dari traumatik pungsi berupa darah dan cairan akan
membentuk bekuan. Cairan yang non traumatik berwarna kemerahan dan tidak membentuk
bekuan karena cairan tersebut lisis. Jumlah neutrofil > 50000 sel/microliter memberikan
gambar purulent dan menunjukan infeksi.

o Pemeriksaan fisik yang ditemukan pada penyakit hati meliputi ikterik, kekurusan atau
malnutrisi.
o Pada palpasi hati sulit teraba jika terdapat asites dalam jumlah yang banyak, tapi
umumnya hati membesar. Gambara gelombang cairan biasanya tidak akurat.
o Peningkatan cairan v.jugularis menunjukan penyebab utamanya dari jantung. Nodul
kenyal pada daerah umbilikus yang disebut sister mary joseph nodul, jarang ditemukan
tetapi umumnya menggambarkan adanya Ca peritoneal juga berasal dari keganasan
pada gaster, pankreas, atau keganasan hati primer.
o Nodul patologis supraclavicula sebelah kiri (virchow nodul) menunjukan adanya
keganasan pada daerah abdominal bagian atas.
o Pasien dengan penyakit jantung atau SN menunjukan anasarka.
o Hasil pemeriksaan kimia darah berupa Hipoalbuminemia
o Adanya peningkatan total lekosit menandakan terjadinya infeksi yang mengakibatkan
asites (hepatitis, pancreatitis, nefritis, peritonitis, tuberkolosis peritonitis, eosinofilik
peritonitis, granulomatus peritonitis)
o Kondisi keganasan atau metastase kanker (hepatoselluler karsinoma.
o Kultur atau pewarnaan gram:
Sensitifitas kultur darah kira-kira 92 % dalam mendeteksi pertumbuhan bakteri pada cairan
asites. Pewarnaan gram sensitifitasnya hanya 10% dalam memberikan gambaran bakteri pada
peritonitis bakterial spontan. Kira-kira diperlukan 10000 bakteri/ml agar dapat terlihat pada
pewarnaan gram. Pada peritonitis bakteri spontan nilai konsentrasi rata-rata bakteri 1
organisme/ml.

o Sitologi , pemeriksaan sitologi sensitifitasnya hanya 58-75 % dalam mendeteksi asites


maligna.
o Foto thorax dan abdomen
Kenaikan diafragma dengan atau tanpa efusi pleura simphatetik (hepatic hydrothorax)
terlihat pada asites masif. Tanda-tanda beberapa tanda asites nonspesifik seperti gambar
abdomen buram, penonjolan panggul, batas PSOAS kabur, ketajaman gambar intraabdomen
berkurang. Peningkatan kepadatan pada foto tegak, terpisahnya gambar lengkung usus halus,
dan terkumpulnya gas di usus halus. Tanda-tanda berikut lebih spesifik dan dapat dipercaya.
Pada 80% pasien asites, tepi lateral hati diganti oleh dinding thorax abdomen (Hellmer sign).
Real-time sonografi adalah pemeriksaan cairan asites yang paling mudah dan spesifik.
Volume sebesar 5-10 ml dapat dapat terlihat. Asites yang sederhana terlihat sepertigambar yang
homogen, mudah berpindah, anechoic di dalam rongga peritoneal yang akan menyebabkan
terjadinya peningkatan akustik. Cairan asites tidak akan menggeser organ, tetapi cairan akan
berada diantara organ-organ tersebut. Akan terlihat jelas batas organ, dan terbentuk sudut pada
perbatasan antara cairan dan organ-organ tersebut. Jumlah cairan minimal akan terkumpul pada
kantung morison dan mengelilingi hsti membentuk gsmbar karakteristik polisiklik, ”lollipop”
atau arcuate appearance di karenakan cairan tersebut tersusn secara vertikal pada sisi
mesenterium.
 PENGOBATAN DAN TERAPI

Pengobatan penyakit hati pada anjing, tes darah termasuk uji keasaman empedu, USG
dan CT scan, memberikan informasi yang berguna, tetapi satu-satunya tes yang lebih
meyakinkan adalah dengan biopsi hati. Prognosis untuk kesembuhannya tergantung pada berapa
lama anjing terkena penyakit ini, seberapa parah kerusakan hati, dan apakah hati bisa
disembuhkan melalui bedah atau cukup dikontrol dengan obat-obatan. Pengobatan tergantung
pada penyebab yang mendasarinya. Obat-obatan dan racun kebanyakan memberi efek
sementara yang dapat dihilangkan ketika paparannya dihentikan. Penyumbatan saluran empedu
dan beberapa tumor primer hati dapat diobati dengan operasi. Selain mengobati penyakit hati,
penting juga untuk mengontrol dan mencegah komplikasi, terutama hepatic encephalopathy dan
pendarahan. Hal ini termasuk memberikan diet khusus yang rendah protein, menurunkan kadar
amonia darah, menjaga faktor pembekuan darah, mencegah kejang, memperbaiki kelainan
elektrolit, dan pemberian antacid untuk mencegah duodenal ulcer (luka pada usus) dan
stomachulcer (luka pada lambung).
Pembatasan pemberian Na dan diuretik merupakan terapi standar untuk asites dan efektif pada
95% pasien.
o Pembatasan cairan dilakukan jika terdapat hiponatremi
o Parasentesis terapetik harus dipersiapkan pada pasien yang menunjukkan adanya asites
masif.
o TIPS adalah metode radiologis yang dapat menurunkan tekanan portal dan merupakan
tindakan yang paling efektif pada pasien asites yang resisten terhadap pemberian
diuretik. Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum panjang dari
V.Jugularis kanan ke V.Hepatik. ini merupakan terapi standar pada pasien asites
berulang.

 Obat – obatan
Pasien yang mengalami insufisiensi hati atau CHF, batasi konsumsi garam dan berikan
kombinasi diuretik hydrochlorothiazide (2–4 mg/kg bb PO) dan spironolactone (1–2 mg/kg bb
PO); atau furosemide (1–2 mg/kg bbPO). Konsentrasi potasium harus dipantau untuk
menghindari ketidakseimbangan potasium.

1. Pasien yang mengalami hypoproteinemia, nephrotic syndrome dan akumulasi cairan


dapat diberi tambahan hetastarch (6% hetastarch dalam 0.9% NaCl); rute IV bolus
(dogs,20 mL/kg; cats, 10–15 mL/kg) perlahan kira-kira selama 1 jam; hetastarch dapat
meningkatkan tekanan onkotik plasma dan mendorong cairan kedalam intravaskular.
2. Antibiotik sistemik dapat diberikan untuk mengeliminir bakteri pada pasien yang
mengalami septik eksudatif ascites.

 Pembedahan
Peritoneovenous shunt merupakan tindakan alternatif pada pasien asites yang resisten
terhadap pemberian obat-obatan. Penggunaan megalymphatik shunt yang berfungsi untuk
mengembalikan cairan asites ke vena. Efek positif pemasangan shunt ini meliputi peningkatan
CO, aliran darah ginjal, FGR, volume urin, eksresi Na, dan penurunan aktivitas renin plasma
dan konsentrasi aldosteron plasma. Belum ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa
pemasangan shunt ini dapat meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup. Dengan adanya
prosedur TIPS, metode ini sudah tidak terpakai.

Anda mungkin juga menyukai