Anda di halaman 1dari 2

TUGAS EPIDEMIOLOGI DAN EKONOMI VETERINER

“Analisis Ekonomi Pemberantasan African Swine Fever (ASF)”

Artikel: Fasina, F. O., D. D. Lazarus, B. T. Spencer, A. A. Makinde dan A. D. S. Bastos. 2011.


“Cost Implications of African Swine Fever in Smallholder Farrow-to-Finish Units:
Economic Benefits of Disease Prevention Through Biosecurity” Original Article
Transboundary and Emerging Diseases Blackwell Verlag GmbH.

OLEH:

Chandraone Putra Kefi Amtiran

(1709010007)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
1. Tujuan Penulisan Artikel
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkirakan profitabilitas (analisis
kemampuan memperoleh laba) dari implementasi biosecurity menggunakan model peternakan
babi farrow-to-finish pada 122-babi untuk menentukan efek manfaat-biaya dari intervensi yang
diperlukan. Hasilnya diharapkan menjadi pedoman dasar untuk membantu peternak dalam
mengukur profitabilitas operasi peternakan sehingga mereka dapat membuat keputusan tentang
implementasi biosekuriti dengan latar belakang berbagai kepentingan finansial. Singkatnya
manfaat penulisan artikel ini adalah untuk memperkirakan manfaat ekonomi biosecurity efektif
terhadap demam babi Afrika.
2. Biaya dan Manfaat Pemberantasan Penyakit ASF
Biaya rata-rata tahunan untuk operasi peternakan adalah 295.075,80 USD dengan laba
tahunan rata-rata 109.637,40 USD. Jika ASF menginfeksi peternakan non-biosecure pada tahun
pertama operasi, peternakan tersebut akan kehilangan total 910.836,70 USD. Kerugian akan
mencakup biaya input yang terbuang (makanan, biaya kesehatan hewan, obat-obatan, vaksin,
transportasi), biaya pembersihan, pembayaran kepada staf, biaya sewa fasilitas, dan beberapa
biaya perawatan. Peningkatan biaya biosecurity sebesar 100% akan menyebabkan penurunan
laba sebesar 19,42% (19.403,90 USD), tetapi dapat menghemat nilai potensial kerugian dalam
satu tahun sebesar 910.836,70 USD pada operasi peternakan.
Penerapan biosecurity dan pemantauan efektifnya dapat mencegah kerugian karena ASF.
Implementasi biosecurity penuh akan menghasilkan pengurangan 9,70% dalam total laba
tahunan, tetapi dibenarkan mengingat biaya besar yang dikeluarkan dalam hal penanganan
wabah ASF. Disimpulkan bahwa biosekuriti adalah kunci keberhasilan produksi babi dalam
situasi endemik. Biosecurity ini jika dikombinasikan dengan praktik manajemen yang baik akan
sangat bermanfaat bagi para peternak. Akhirnya, kasus ASF di peternakan, jika dibiarkan tidak
terkendali, akan mengakibatkan kerugian besar investasi pada skala nasional karena penyebaran
antar-peternakan dan antar-daerah tidak dapat dihindari.
3. Pemangku Kepentingan yang Terlibat
Pihak yang terlibat dalam penanganan ASF yaitu agen penyuluh, dokter hewan dan
pekerja peternakan pemerintah yang bertugas mengkomunikasikan pesan biosekuriti, termasuk
manfaat keuangannya kepada peternak babi. Pemimpin masyarakat dan serikat koperasi juga
dapat dilibatkan.

Anda mungkin juga menyukai