Anda di halaman 1dari 41

Obat Depresan

Antikonvulsan
Oleh:
Kelompok 2
Pendahuluan
• Antikonvulsan/antilebtika: obat yang dapat menanggulangi epilepsi yakni
meredakan konvulsi (kejang)
• Semua obat antikonvulsi memiliki masa paruh panjang dan dieliminasi
dengan lambat
• Epilepsi: gangguan kejang disebabkan oleh muatan lisrik abnormal dari
neuron-neuron serebral dan ditandai dengan hilang/terganggunya
kesadaran dan biasanya disertai dengan kejang (reaksi motorik abnormal)
• Obat antikonvulsan bertindak untuk membatasi inisiasi/penyebaran
fokus kejang di sistem saraf pusat
• Obat-obatan ini bekerja untuk menekan saraf, mengurangi, menstabilkan
neuron, atau meningkatkan dan mempotensiasi aksi penghambatan
neurotransmiter Gamma Aminobutyric Acid (GABA)
Mekanisme kerja antiepilepsi terbagi menjadi dua mekanisme
penting yaitu:
• Mencegah timbulnya letupan depolarisasi eksesif pada
neuron epilepton didalam epilepsi
• Mencegah terjadinya letupan depolarisasi pada neuron
yang normal akibat pengaruh epilepsi

Bagian tubuh yang diserang yaitu korteks otak kanan korteks


otak kiri organ-organ vegetatif batang otak (medula
oblongata), sumsum tulang belakang (medula spinalis), dan
otot skelet
• Efek Samping yang mungkin, termasuk sedasi polifagia,
poliuria/polipsi, dan perubahan perilaku ringan

• Ini mungkin akan hilang setelah beberapa minggu pertama


pengobatan karena farmakokinetik dan farmakodinamik, toleransi
berkembang dengan terapi kronis

• Toleransi farmakokinetik disebabkan oleh peningkatan metabolisme


karena induksi enzim hati yaitu, fenobarbat

• Toleransi farmakodinamik ditentukan oleh sensitivitas reseptor


Benzodiazepin
Benzodiazepin
• Kerja benzodiazepin yaitu berinteraksi dengan reseptor penghambat
neurotransmiter asam gamma amino butirat (GABA)
• Benzodiazepin berikatan langsung pada sisi spesifik (subunit γ)
reseptor GABAA
• Ikatan ini menyebabkan pembukaan kanal klorida, memungkinkan
masuknya ion klorida ke dalam sel, menyebabkan peningkatan
potensial elektrik sepanjang membran sel dan menyebabkan sel sukar
tereksitasi
• Efek klinis berbagai benzodiazepin tergantung pada afinitas ikatan
obat pada kompleks saluran ion, yaitu kompleks GABA reseptor dan
klorida
Farmakokinetik
• Semua benzodiazepin diabsorpsi secara sempurna, kecuali klorazepat;
klorazepat baru diabsorpsi sempurna setelah didekarboksilasi dalam cairan
lambung
• Setelah pemberian benzodiazepine secara IV, ambilan ke dalam otak dan
organ dengan perfusi tinggi lainnya terjadi sangat cepat, diikuti dengan
redistribusi ke jaringan yang kurang baik perfusinya, seperti otot
• Metabolit aktif benzodiazepin umumnya dibiotransformasi lambat dari
senyawa asalnya, sehingga lama kerja benzodiazepin tidak sesuai dengan
waktu paruh eliminasi obat
• Metabolisme benzodiazepin terjadi dalam tiga tahap, yaitu: (1) desalkilasi;
(2) hidroksilasi; dan (3) konjugasi
Farmakodinamika
• Efek: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan
emosi/ansietas, relaksasi otot, dan antikonvulsi

• Benzodiazepin memiliki tingkat efek depresi saraf tidak sekuat


golongan barbiturat atau anastesi umum

• Obat golongan ini tidak benar-benar memperlihatkan efek anestesi


umum yang spesifik, karena kesadaran pasien tetap bertahan dan
relaksasi otot yang diperlukan untuk pembedahan tidak tercapai
• Secara keseluruhan efek pemberian benzodiazepin menaikkan tidur
total
• Benzodiazepin dosis hipnotik tidak berefek pada pernapasan orang
normal
• Efek benzodiazepin pada sistem kardiovaskular umumya ringan
kecuali pada intoksikasi berat. Pada dosis praanetesia semua
benzodiazepin dapat menurunkan tekanan darah dan menaikkan
denyut jantung.
Efek Samping

• Pada permulaan terapi dapat terjadi efek samping, tetapi biasanya


hilang dengan sendirinya setelah beberapa waktu
• Efek samping: rasa kantuk, ataksia, letih, lesu
Penggolongan Benzodiazepin
Persamaan & Perbedaan Antargolongan
Benzodiazepin
Diazepam
• Diazepam (Valium) adalah obat yang penting untuk mengobati kejang
akut dan status epileptikus, tetapi tidak praktis untuk terapi jangka
panjang
• Merupakan obat penenang (sedatif), yaitu menekan kerja sistem
syaraf pusat, sehingga terjadi penurunan kerja dari sistem syaraf
• Pemberian diazepam secara oral akan melewati saluran pencernaan,
hepar dan ren
• Jalur distribusi diazepam dalam tubuh diawali dengan proses
absorbsi oleh intestinum
• Penyerapan oleh intestinum terjadi secara cepat karena diazepam
mempunyai tingkat kelarutan yang tinggi dalam lipid
Midazolam
• Midazolam tidak memiliki peran dalam manajemen kronis gangguan
kejang pada hewan, tetapi telah digunakan untuk mengobati status
epilepticus

• Juga sering digunakan sebagai tambahan anestesi

• Midazolam bertindak dengan cara yang sama seperti benzodiadzepin


lainnya
Clonazepam
• Clonazepam (Klonopin) adalah benzodiazepine dengan mekanisme
kerja yang mirip dengan diazepam, tetapi lebih kuat

• Clonazepam adalah antikonvulsan yang baik pada anjing yang


refrakter terhadap terapi fitalarbital, tetapi ini hanya sebagai upaya
terakhir
Neurotransmiter Golongan Benzodiazepin
• Mekanisme aksi antikonvulsan disebabkan oleh aksi hiperpolarisasi
neuron dan menekan aktivitas neuron
• Benzodiazepin menyelesaikan tindakan ini melalui interaksi dengan
penghambatan neurotransmitter GABA (Subunit reseptor GABAA)
• Neurotransmiter ini terdiri atas ion klorida yang diberi ligan (Cl−)
Cara Pemberian
• Diazepam
 Pemberian rektal:
Pemberian rektal adalah alternatif yang mudah untuk hewan dengan
status epilepticus ketika pemberian intravena atau oral tidak
praktisdan efektif pada anjing untuk pengobatan kejang kluster di
rumah, karena dengan cepat diserap oleh rute ini
Dosis 0,5-1 mg/kg hingga 2 mg/kg untuk konsenterasi obat 5mg/ml

 Rute pemberian lainnya:


Rute lain yaitu intranasal dan mukosa (gingiva)
Dosis yang kira-kira 0,5 mg / kg
• Midazolam
Penyerapan intra muskular bervariasi di antara anjing dan dosis lebih
tinggi dari 0,2 mg/kg BB (konsenterasi 5 mg/ml)
Tidak seperti diazepam, pemberian rektal midazolam tidak efektif,
karena penyerapannya rendah
Waktu paruh pada anjing, pendek (sekitar 1 jam) dan dosis tambahan
mungkin diperlukan jika kontrol kejang yang berkepanjangan terjadi

• Clonazepam
Dosis awal yang direkomendasikan untuk anjing adalah 0,5 mg/kg BB,
clonazepam digunakan sebagai alternatif pengganti diazepam untuk
menghindari risiko hepatotoksisitas
Dosis awal adalah 0,5 mg / kg sekali atau dua kali sehari pada kucing
Efek Klinis yang Ditimbulkan
• Diazepam
Diazepam merupakan obat pilihan pertama untuk mengobati status
epileptikus karena didistribusikan dengan cepat ke SSP melalui IV
Tetapi, tidak cocok untuk perawatan kronis pada anjing karena
pemberian yang sering menyebabkan toleransi, hewan dapat
mengembangkan ketergantungan, dan ada potensi penyalahgunaan
(oleh pemilik hewan)
• Midazolam
Midazolam intranasal diserap pada anjing dengan cukup baik untuk
menghasilkan kemanjuran 70% dalam waktu 47 detik untuk
mengobati status epileptikus

• Clonazepam
Jika anjing diberikan clonazepam dan ada penghentian terapi yang
tiba-tiba, meliputi kelesuan, penurunan berat badan, dan pireksia
Penghentian obat ini harus dikurangi secara bertahap selama 1 bulan
untuk meminimalkan efek ini
Tujuan Pengobatan
• Diazepam
Benzodiazepin adalah obat umum dalam pengobatan manusia untuk gangguan emosi-
kecemasan, stres, fobia, agresi, insomnia, dll
Dan juga telah diberikan kepada anjing dan kucing untuk berbagai macam gangguan
dengan keberhasilan yang bervariasi
Benzodiazepin lain, seperti alprazolam, biasanya digunakan untuk pengobatan
gangguan kecemasan pada hewan

• Midazolam
Digunakan untuk mengobati status epilepticus, juga sering digunakan sebagai
tambahan anestesi

• Clonazepam
Pada kucing, clonazepam digunakan sebagai alternatif pengganti diazepam untuk
menghindari risiko hepatotoksisitas
Barbiturat
Barbiturat
• Memiliki efek yang luas, dari sedasi ringan sampai anestesi total
• Barbiturat juga efektif sebagai anxiolitik, hipnotik, dan antikolvusan
• Barbiturat memiliki potensi kecanduan
• Barbiturat sebagian besar telah digantikan oleh benzodiazepin dalam
praktek medis rutin, karena benzodiazepin secara signifikan kurang
menyebabkan overdosis
• Barbiturat masih digunakan dalam anastesi umum, serta untuk
epilepsi.
Mekanisme Kerja Barbiturat
• Barbiturat terutama bekerja menekan transmisi reseptor GABA
• GABA adalah neurotransmiter yang mempunyai sifat menghambat
kerja susunan saraf pusat
• Adanya ikatan anatara reseptor GABA akan menyebakan perubahan
alosterik dimana akan menyebabkan hambatan pada reseptor
barbiturat, kemudian menekan sistem aktivasi retikuler
• Sistem aktivasi retikuler merupakan suatu jaringan polisinap komplek
dari saraf dan pusat regulasi, terletak dibatang otak yang mampu
mengontrol beberapa fungsi vital termasuk kesadaran
• Pada konsentrasi klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh
pada sinaps saraf dari pada akson
Farmakokinetik barbiturat
• Absorbsi
Pada anestesiologi klinis, banyak diberikan secara intravena untuk
induksi anestesi umum
Barbiturat cepat di absorpsi dari lambung, usus halus, jaringan
subkutan dan otot
Absorbsi ini berkaitan dengan sifat kelarutannya dalam lipid, semakin
singkat aksi kerjanya semakin mudah dilarutkan dalam lipid
• Distribusi
Pada pemberian IV, segera didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh
terutama jaringan saraf dan jaringan lain yang kaya akan vaskularisasi,
kemudian mengalami difusi kedalam jaringan lain seperti hati, otot,
dan jaringan lemak
Setelah terjadi penurunan konsentrasi obat dalam plasma ini
terutama oleh karena redistribusi obat dari otak ke dalam jaringan
lemak

• Metabolisme
Metabolisme terjadi di hepar menjadi bentuk yang inaktif

• Ekskresi
Sebagian besar akan diekskresikan lewat urine
Farmakodinamik Barbiturat
Dapat menyebabkan hilangnya kesadaran menghasilkan penurunan
metabolisme serebral dan aliran darah
Menurunkan tekanan darah dan cardiac output, disebabkan karena efek
depresinya pada otot jantung, sehingga curah jantung turun, dan dilatasi
pembuluh darah
Menyebabkan depresi pusat pernafasan dan sensitifitas terhadap CO2 menurun
terjadi penurunan frekwensi nafas dan volume tidal bahkan dapat sampai
menyebabkan terjadinya asidosis respiratorik
Tonus dan amplitudo pergerakan usus berkurang
Barbiturat dalam dosis anastetik menyebabkan berkurangnya konsumsi oksigen
Suhu badan menurun karna aktivasi berkurang dan depresi pusat pengatur
suhu tubuh
Efek Samping
• Hangover: rasa mengantuk yang berat, disebabkan oleh hati yang
membiotransformasi obat ini menjadi metabolit aktif yang menetap
dalam tubuh
• Ketergantungan: akibat penggunaan hipnotik yang kronis
• Barbiturat adalah suatu kelompok obat yang dapat menimbulkan
toleransi setelah pemakaian dalam jangka waktu lama
• Depresi yang berlebihan
Penggolongan Barbiturat
Fenobarbital
Mekanisme Aksi Fenobarbital
• Fenobarbital mengurangi kejang dengan membantu aksi
neurotransmitter GABA
• Membantu GABA menghambat klorida dalam neuron, menstabilkan
ke keadaan normal, meningkatkan potensi yang diperlukan untuk
rangsangan terhadap saraf
• Tingkat fenobarbital yang tinggi juga mengurangi masuknya kalsium
ke dalam sel saraf dengan demikian mengurangi pelepasan
neurotransmitter sedangkan pada konsentrasi rendah akan
menghasilkan efek antikonvulsan
Farmakokinetik Fenobarbital

• Fenobarbital diserap dengan baik dengan ketersediaan sistemik yang


hampir lengkap pada hewan monogastrik

• Obat ini mudah larut dalam lemak sehingga bisa menembus sawar
darah

• Metabolisme bergantung pada enzim sitokrom P450 hepatik untuk


biotransformasi
Farmakodinamik Fenobarbital
• Waktu kerja obat pada anjing, rentangnya berkisar antara 37 hingga
75 jam (rata-rata 53 jam)
• Waktu untuk obat bekerja sangat bervariasi di antara hewan, hal ini
karena perbedaan konsentrasi plasma meskipun dosis yang sama di
antara anjing, ini di sebabkan autoinduksi metabolisme hati, dan
mungkin juga dipengaruhi oleh diet
Efek Samping & Toleransi Fenobarbital
• Efek samping meliputi sedasi, polifagia, poliuria/polipsi, dan perubahan
perilaku ringan
• Ini mungkin hilang setelah beberapa minggu pertama pengobatan karena
toleransi farmakokinetik dan farmakodinamik berkembang dengan terapi
kronis
• Anemia, trombositopenia, dan neutropenia sebagai hasil pemberian
fenobarbital
• Pemberian fenobarbital dapat mengubah kadar hormon tiroid
• Hormon tiroid dan TSH kembali normal dalam waktu 4 minggu setelah
menghentikan pengobatan fenobarbital
• Toleransi farmakokinetik disebabkan oleh peningkatan metabolisme karena
induksi enzim hati (yaitu, fenobarbat meningkatkan metabolisme sendiri)
• Toleransi farmakodinamik ditentukan oleh sensitivitas reseptor
Efek Toksik Fenobarbital
• Hepatotoksikosis dimungkinkan pada pemberian fenobarbital
• Sebagian besar anjing yang terkena efek toksik fenobarbital memiliki
konsentrasi fenobarbital serum yang tinggi (40 ug/ml)
• Hewan dengan hepatotoksikosis yang diinduksi fenobarbital memiliki
peningkatan bilirubin yang meningkat secara tidak proporsional
• Mungkin juga ada peningkatan asam empedu
• Lesi hati termasuk fibrosis kronis dengan regenerasi nodular, hiperplasia bilier,
nekrosis, dan sirosis
• Hewan yang menerima fenobarbital dosis tinggi untuk mengendalikan kejang
harus diperiksa secara berkala karena mereka mungkin berisiko lebih tinggi
terkena penyakit hati
Pemberian Fenobarbital
• Fenobarbital dapat disuntikkan pada hewan untuk pengobatan status
epilepsi
• Dosis rekomendasi adalah 15-20 mg/kg IV atau IM, diikuti dengan
dosis tambahan dengan peningkatan 3-5 mg/kg selama 24-48 jam
hingga kontrol kejang tercapai (konsentrasi plasma/serum yang
dipertahankan, atau terapeutik tercapai)
• Pentobarbital bukan antikonvulsan yang baik; penggunaannya dalam
hal ini hanya untuk membius pasien sampai terapi tambahan dapat
diberikan
• Fenobarbital tidak melewati sawar darah-otak secepat diazepam; oleh
karena itu, mungkin diperlukan beberapa menit, untuk efek
antikonvulsan untuk mengobati status epileptikus
Primidone
• Primidone memiliki aktivitas antikonvulsan yang lebih lemah
disbanding fenobarbital

• Primidone telah ada sejak lama dan lebih banyak digunakan pada
anjing (tetapi jarang pada kucing; pabrikan tidak merekomendasikan
penggunaannya pada kucing)

• Ketika primidon diberikan pada anjing waktu paruh primidon adalah


1,85 jam
• Metabolisme melalui:
 Oksidasi menjadi fenobarbital
 Dekarboksilasi oksidatif menjadi fenietil malonamid (FEMA)
yang tetap aktif

• Namun, pemberian primidone dapat menyebabkan hepotoksisitas


yang lebih tinggi, nekrosis hati, fibrosis, dan sirosis

• Kolestasis intrahepatik telah terjadi pada anjing di mana primidon


dikombinasikan dengan fenitoin
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai