Anda di halaman 1dari 21

TERAPI FARMAKOLOGI GANGGUAN TIDUR

Terapi pengobatan gangguan tidur diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :


Benzodiazepin, Nonbenzodiazepin - hipnotik, dan obat –obat yang lain yg dapat
memberikan efek tertidur.

1. Benzodiazepin

Dalam penggunaanya, efek benzodiazepin yang diinginkan adalah efek hipnotik-


sedatif. Sifat yang diinginkan dari penggunaan hipnotik-sedatif antara lain adalah
perbaikan anxietas, euporia dan kemudahan tidur sehingga obat ini sebagai pilihan
utama untuk insomnia , jika keadaan ini terjadi terus menerus , maka pola
penggunaanya akan menjadi kompulsif sehingga terjadi ketergantungan fisik . hampir
semua golongan obatobatan hipnotik-sedatif dapat menyebabkan ketergantungan. efek
ketergantungan ini tergantung pada besar dosis yang digunakan tepat sebelum
penghentian penggunaan dan waktu paruh serta golongan obat yang digunakan.

Dibeberapa Negara maju dan berkembang seperti di Belanda dan Indonesia ,


benzodiazepin digolongkan ke dalam golongan psikotropika , sehingga penggunaanya
dibatasi karena penyalahgunaan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan
ketergantungan fisik dan psikis.

a. Lama kerja benzodiazepin

Berdasarkan lama kerjanya , benzodiazepin dapat digolongkan ke dalam 3


kelompok yaitu long acting, short acting dan ultra short acting.

Long acting benzodiazepin dirombak dengan jalan demetilasi dan hidroksilasi


menjadi metabolit aktif (sehingga memperpanjang waktu kerja ) yang kemudian
dirombak kembali menjadi oksazepam yang dikonjugasi menjadi glukoronida tak
aktif.

Short acting benzodiazepine di metabolisme tanpa menghasilkan zat zat aktif.


Sehingga waktu kerjanya tidak diperpanjang. Obat-obatan ini jarang
menghasilkan efek sisa karena tidak terakumulasi pada penggunaan berulang.
Ultra short acting benzodiazepine memiliki lama kerja yang leih pendek dari short
acting hanya kurang dari 5.5 jam. Semakin kuat zat berikatan pada reseptornya
maka semakin lama juga waktu kerjanya.

Obat-obatan yang lazim digunakan untuk penatalaksanaan gangguan tidur


adalah obat golongan benzodiazepin (kerja pendek/ masa paruh obat 20 jam:
misalnya diazepam, clonazepam).

Obat golongan benzodiazepin kerja pendek efektif untuk mengatasi insomnia


karena kesulitan untuk memulai tidur (sleep-onset insomnia), sedangkan untuk
mengatasi insomnia karena terbangun lebih awal/ dini hari, obat golongan
benzodiazepin kerja menengah lebih bermanfaat. Obat golongan benzodiazepin
kerja panjang tidak direkomendasikan untuk diberikan kepada orang usia lanjut

b. Mekanisme kerja benzodiazepin

Mekanisme kerja benzodiazepin merupakan potensiasi inhibisi neuron yang


menggunakan GABA sebagai mediatornya. GABA (gamma-aminobutyric acid)
merupakan inhibitor utama neurotransmiter di susunan saraf pusat (SSP),
melalui neuron-neuron modulasi GABA nergik. Reseptor Benzodiazepin
berikatan dengan reseptor subtipe GABAA. Berikatan dengan reseptor agonis
menyebabkan masuknya ion klorida dalam sel, yang menyebabakan
hiperpolarisasi dari membran postsinpatik, dimana dapat membuat neuron ini
resisten terhadap rangsangan. Dengan cara demikian obat ini memfasilitasi efek
inhibitor dari GABA sehingga meningkatkan efek GABA dan menghasilkan efek
sedasi, tidur dan berbagai macam efek seperti mengurangi kegelisahan dan
sebagai muscle relaxant. Reseptor benzodiazepin dapat ditemukan di otak dan
medula spinalis, dengan densitas tinggi pada korteks serebral, serebelum dan
hipokampus dan densitas rendah pada medula spinalis.

c. Farmakodinamik benzodiazepine

Farmakodinamik benzodiazepine terdiri dari sedasi, hipnotik, anastesi, efek


konvulsan dansebagai relaksan otot.
d. Farmakokinetik benzodiazepin Benzodiazepin merupakan basa lemah yang
sangat efektif diarbsorbsi pada pH tinggi yang ditemukan dalam duodenum.
Rearbsorbsi di usus berlangsung dengan baik karena sifat lipofil dari
benzodiazepin dengan kadar maksimal dicapai pada ½ sampai 2 jam.

Pengecualian adalah pada penggunaan klordiazepoksida, oksazepam dan


lorazepam. Karena sifatnya yang kurang lipofilik, maka kadar maksimumnya
baru tercapai pada 1-4 jam. Distribusi terutama di otak, hati dan jantung.
Beberapa diantara zat benzodiazepin mengalami siklus enterohepatik.

e. Efek Samping benzodiazepin

Beberapa efek samping dapat timbul selama pemakaian awal. Efek tersebut
antara lain adalah rasa kantuk, pusing, nyeri kepala, mulut kering, dan rasa pahit
di mulut. Adapun efek samping lainnya seperti hang over yaitu Efek sisa yang
disebabkan adanya akumulasi dari sisa metabolit aktif. Jika ini terjadi pada
pengendara kendaraan bermotor, resiko terjadinya kecelakaan meningkat lebih
dari lima kali lipat.

Amnesia Retrograde yaitu efek samping ini bisa dimanfaatkan oleh bagian bedah
untuk menghilangkan sensasi ngeri karena melihat proses pembedahan dan
gejala paradoksal yaitu berupa eksitasi, gelisah, marah-marah, mudah
terangsang, dan kejang-kejang, serta ketergantungan yaitu efek ini biasanya
lebih bersifat psikologis. Timbulnya efek ini karena timbulnya gejala abstinens
yang menyebabkan pemakai merasa lebih nyaman jika menggunakan zat ini.
Jika terjadi menahun, hal ini akan menimbulkan kompulsif. Sehingga terjadilah
ketergantungan fisik. Toleransi yaitu efek ini terjadi setelah 1-2 minggu
pemakaian.

Lorazepam

Indikasi lorazepam adalah sebagai anti kejang, antiansietas, dan anti agitasi
akut. Lorazepam juga dapat digunakan sebagai premedikasi operatif.
Penyesuaian dosis lorazepam perlu dilakukan jika diberikan secara intravena
dan intramuskular dengan memberikan setengah dari dosis normal.

Dosis

Lorazepam tidak disarankan digunakan untuk gangguan cemas pada anak. Pada
penanganan gangguan cemas untuk pasien lanjut usia, lorazepam digunakan
dengan dosis setengah dari dosis dewasa. Dosis dewasa adalah 1-4 mg/hari
diberikan secara per-oral dalam dosis terbagi, selama 2-4 minggu

Efek Samping

Efek samping lorazepam yang sering adalah gangguan kesadaran karena efek
sedasinya.

Kontraindikasi

Penggunaan lorazepam dengan opioid harus dihindari sebisa mungkin.


Penggunaan bersama opioid dapat menyebabkan sedasi dalam yang berujung
pada depresi pernafasan, koma dan kematian.

triazolam

Benzodiazepine dalam triazolam termasuk dalam kelas obat-obatan yang


disebut sedative-hypnotics dan bekerja dengan mengurangi aktivitas otak untuk
menghasilkan efek penenang.

Zat ini dapat membantu Anda tertidur lebih cepat, lebih lama, dan mengurangi
frekuensi terbangun di malam hari sehingga Anda mendapat istirahat yang cukup
di malam hari.

Namun, penggunaan obat ini biasanya dibatasi untuk periode pengobatan yang
pendek sekitar 1—2 minggu atau kurang. Ini karena triazolam dapat
menyebabkan kecanduan.

Indikasi
Untuk mengobati gangguan tidur (insomnia)

Dosis

→ Dosis awal: 0,25 mg per oral sekali sehari menjelang tidur

→ Dosis pemeliharaan: 0,125 sampai 0,25 mg per oral sekali sehari menjelang
tidur

→ Dosis maksimum: 0,5 mg / hari

→ Lama terapi: 7 sampai 10 hari

Dosis Triazolam Lansia

→ Dosis awal: 0,125 mg per oral sekali sehari menjelang tidur

→ Dosis pemeliharaan: 0,125 sampai 0,25 mg per oral sekali sehari

menjelang tidur

→ Dosis maksimum: 0,25 mg / hari

→ Lama terapi: 7 sampai 10 hari

Kontraindikasi

Pasien yang diketahui hipersensitif terhadap triazolam, salah satu komponen


tablet triazolam, atau benzodiazepin lainnya. Reaksi yang konsisten dengan
angioedema (melibatkan lidah, glotis, atau laring), dispnea, dan penutupan
tenggorokan telah dilaporkan dan dapat berakibat fatal.

Pemberian bersamaan inhibitor enzim sitokrom P450 (CYP 3A) yang kuat
(misalnya, ketoconazole, itraconazole, nefazodone, lopinavir, ritonavir)

Efek Samping

Secara umum, efek samping bisa saja terjadi jika pemberian dosis tidak tepat.
Segera periksa ke dokter.
chlordiazepoxide

Chlordiazepoxide adalah obat dengan fungsi untuk mengobati gangguan


kecemasan berlebih (anxiety disorder) dan sindrom alcohol withdrawal akut.
Obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa khawatir dan cemas
sebelum menjalani operasi medis. Obat ini tergolong sebagai obat kelas
ansiolitik yang disebut benzodiazepine. Chlordiazepoxide bekerja memengaruhi
kinerja senyawa organik dalam otak dan sistem syaraf (GABA) yang
memproduksi efek menenangkan.

Dosis chlordiazepoxide yang diberikan bergantung dari usia, tujuan pengobatan,


dan bentuk sediaan obat ini. Obat ini hanya dapat digunakan oleh orang dewasa
dan lansia, dan tidak dapat digunakan pada bayi dan anak yang berusia di
bawah 12 tahun.

Dosis

Untuk mengatasi insomnia (sulit tidur), dosis yang diberikan adalah 10-30 mg
sebelum tidur. Maksimal durasi penggunaan obat ini adalah 4 minggu.

Untuk mengatasi kekakuan otot, dosis untuk dewasa adalah 10-30 mg per hari
dalam dosis terbagi

Untuk mengatasi kecemasan, dosis obat minum yang diberikan adalah 30 mg


per hari dalam dosis terbagi, dan dapat ditingkatkan hingga 100 mg pada kondisi
yang berat

Pada kondisi ketergantungan alkohol, dosis yang diberikan adalah 25-100 mg


per hati dengan dosis maksimum 300 mg

Indikasi

ansietas (penggunaan jangka pendek), tambahan pada putus obat alkohol akut.

Kontraindikasi
Obat ini tidak dapat digunakan pada pasien dengan penyakit paru-paru akut,
kelemahan saraf dan otot, memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan golongan
benzodiazepin, dan memiliki riwayat penyakit berat lainnya. Pasien yang sedang
hamil dan menyusui juga tidak dapat menggunakan obat ini. Konsultasikan
kepada dokter sebelum Anda memutuskan untuk menggunakan obat ini.

Dosis chlordiazepoxide-clidinium akan ditentukan sesuai dengan kondisi pasien.


Namun, secara umum untuk orang dewasa, dosisnya dalam pengobatan tukak
lambung, radang saluran pencernaan, atau irritable bowel syndrome adalah 1–2
tablet, 3–4 kali sehari..

Efek Samping

Efek samping dan Bahaya Chlordiazepoxide-Clidinium

 Pusing atau kantuk


 Lemas atau lelah
 Mulut kering
 Penglihatan buram
 Konstipasi
 Mual
 Perut kembung

2. Non benzodiazepin

Hipnotik Nonbenzodiazepin hipnotik adalah sebuah alternatif yang baik dari


penggunaan benzodiazepin tradisional, selain itu obat ini menawarkan efikasi yang
sebanding serta rendahnya insiden amnesia, tidur sepanjang hari, depresi respirasi ,
ortostatik hipotensi dan terjatuh pada lansia.6 Obat golongan non-benzodiazepin juga
efektif untuk terapi jangka pendek insomnia. Obat-obatan ini relatif memiliki waktu paruh
yang singkat sehingga lebih kecil potensinya untuk menimbulkan rasa mengantuk pada
siang hari; selain itu penampilan psikomotor dan daya ingat nampaknya lebih tidak
terganggu dan umumnya lebih sedikit mengganggu arsitektur tidur normal dibandingkan
obat golongan benzodiazepin.
Zolpidem

Zolpidem(ambient), obat golongan hipnotik nonbenzodiazepin dari kelas


imidazopiridine, dimana telah disetujui oleh FDA pada tahun 1992 sebagai obat kerja
pendek untuk insomnia. Zolpidem secara selektif mengikat reseptor alpha 1 subunit dari
GABAA dan memproduksi efek sedatif dan hypnosis yang kuat tanpa adanya efek
anxiolitik, miorelaxan, antikonvulsan yang terdapat pada benzodiazepine.

Karena onset yang cepat dan durasi kerja obat pendek, sehingga zolpidem
digunakan untuk sleep-onset insomnia.

Dosis

Dosis zolpidem untuk mengatasi insomnia bisa berbeda pada setiap pasien.
Berikut pembagian dosis berdasarkan bentuk obat dan usia pasien:

Dewasa: 5–10 mg diminum sebelum tidur. Dosis maksimum adalah 10 mg per


hari. Durasi maksimum pengobatan adalah 4 minggu.

Lansia: 5 mg dikonsumsi sesaat sebelum tidur. Durasi maksimum pengobatan


adalah 4 minggu.

Dewasa: 6,25–12,5 mg sesaat sebelum tidur. Dosis maksimum adalah 12,5 mg


per hari. Durasi maksimum pengobatan adalah 4 minggu.

Lansia: 6,25 mg sesaat sebelum tidur. Durasi maksimum pengobatan adalah 4


minggu.

Indikasi

Mengatasi gangguan tidur, seperti insomnia dalam jangka pendek

Efek Samping

Berikut ini beberapa efek samping yang bisa terjadi setelah mengonsumsi
zolpidem:

 Kantuk
 Pusing
 Sakit kepala
 Lemas
 Diare atau sakit perut
 Mimpi buruk
 Nyeri punggung

Kontraindikasi

Zolpidem ini dikontraindikasikan untuk pasien yang mengalami gangguan hati


yang berat. Untuk pasien dengan kehamilan, zolpidem termasuk ke dalam
kategori C menurut FDA.

Kategori C ini memiliki arti bahwa zolpidem yang telah dilakukan studi pada
hewan telah mengungkapkan efek buruk pada janin (misalnya, kematian pada
janin) dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan
hewan tidak tersedia.

Zaleplon

Zaleplon (sonata) ,obat kerja pendek untuk insomnia. Obat ini sangat cepat
diabsorbsi dan memiliki waktu paruh yang singkat yaitu 1 jam. Secara selektif mengikat
reseptor alpha 1 subunit GABAA Zaleplon adalah obat kerja pendek sebagai indikasi
pengobatan insomnia dan menunjukan adanya penurunan sleep-onset insomnia.
Adanya toleransi obat atau efek rebound tidak ditemukan. Zaleplon meningkatkan total
waktu tidur dan mengurangi terbangunnya di malam hari. Pada dasarnya obat ini
digunakan untuk sleep onset insomnia karena waktu paruhnya pendek serta tidak
ditemukan efek hang over

Indikasi

Digunakan sebagai Obat Insomnia

Dosis
Dosis Zaleplon Dewasa

Oral/diminum :

Usia > 18 tahun 10 mg diminum sekali sehari, diminum segera sebelum tidur
atau setelah pasien tidur dan mengalami kesulitan tidur

↔ Dosis maksimum: 20 mg/hari

↔ Hindari meminum obat ini segera atau setelah makan makanan berat.

↔ Usia di bawah 18 tahun, tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi

Dosis Zaleplon untuk Lanjut Usia

Oral/diminum :

↔ 5 mg diminum sekali sehari, diminum segera sebelum tidur atau setelah


pasien tidur dan mengalami kesulitan tidur

↔ Dosis maksimum: 10 mg/hari

↔ Hindari meminum obat ini dengan makanan atau setelah makan makanan
berat

Dosis untuk Pasien Penyakit Hati

Oral/diminum :

5 mg diminum sekali sehari, pada pasien dengan gangguan hati ringan sampai
sedang.

↔ Tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan hati berat.

Untuk Pasien Penyakit Ginjal

Gangguan ginjal ringan – sedang : tidak ada penyesuaian dosis

Gangguan ginjal berat: belum ada penelitian memadai terkait penggunaan


Kontraindikasi

 Hipersensitif
 Gangguan hati
 Laktasi

Efek Samping

Efek samping yang umum terjadi:

 Kantuk
 Pusing
 Perasaan berduri di kulit, kesemutan, mati rasa
 Kesulitan dengan koordinasi

Eszopiclone

Eszopiclone (lunesta ) adalah obat untuk insomnia dan telah disetujui


penggunaan oleh FDA pada tahun 2004. Mekanisme aksinya tidak dikeatahui
dengan jelas. Eszopiclone mempunyai waktu paruh cukup lama yaitu 5-6 jam
dibanding golongan hipnotik nonbenzodiazepin yg lain dan obat ini diberikan
hanya untuk pasien yang memiliki waktu tidur terjaga minimal 8jam. Dosis yang
direkomendasikan Yaitu 3mg untuk dewasa sebelum tidur, 1mg untuk sleep-
onset Insomnia, 2mg untuk sleepmaintenance insomnia pada lansia dan 1-2mg
pada pasien dengna gagal hati.

Indikasi

Untuk penanganan insomnia

Dosis

Oral/Diminum:

⇔ Dosis Dewasa Biasa untuk Insomnia:


→ Dosis awal: 1 mg oral sekali sehari segera sebelum tidur

→ Dosis pemeliharaan: 1 hingga 3 mg oral sekali sehari segera sebelum tidur

→ Dosis maksimum: 3 mg / hari

⇔ Dosis Geriatrik Biasa untuk Insomnia:

→ Dosis awal: 1 mg oral sekali sehari segera sebelum tidur

→ Dosis pemeliharaan: 1 hingga 2 mg oral sekali sehari segera sebelum tidur

→ Dosis maksimum: 2 mg / hari

Kontraindikasi

Obat ini tidak boleh digunakan jika memiliki riwayat alergi terhadap penggunaan
obat ini.

Anda juga tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi obat ini jika Anda memiliki
beberapa masalah kesehatan seperti gangguan fungsi hati, laktasi, dan aktivitas
yang membutuhkan kewaspadaan mental (misalnya mengemudi).

Efek samping

 sakit kepala
 edema perifer (pembengkakan tangan dan kaki)
 nyeri dada
 perubahan perilaku
 depresi
 halusinasi
 gangguan narcolepsy seperti mengemudi saat tertidur dan jalan saat
tertidur
 mulut kering
 muncul ruam pada kulit
 perubahan pola tidur
 gangguan koordinasi
 pusing
 mengantuk di siang hari
 gatal
 buang air kecil yang sering atau nyeri
 sakit punggung
 perilaku agresif
 kebingungan
 gelisah
 pikiran untuk bunuh diri
 amnesia

Ramelteon

Ramelteon Ramelteon (rozerem) adalah melatonin reseptor agonis dengan


selectivitas yang tinggi terhadap reseptor MT1 dan MT2 di nucleus suprasiasma di
hipotalamus. Reseptor ini dipercaya dapat memberikan efek tertidur dan memelihara
ritme sirkadian. Waktu paruh obat ini pendek yaitu berkisar 1-6 jam , sehingga cocok
untuk sleep-onset insomnia atau sleep -maintenance insomnia. Ramelton secara
signifikan meningkatkan total waktu tidur pada chronic insomnia dan pasien lansia
dengan chronic insomnia. Dosis yang direkomendasikan yaitu 8 mg yang diberikan 30
menit menjelang tidur.

Indikasi

Insomnia yang ditandai dengan kesulitan tidur

Dosis

80 mg sebelum tidur
Kontraindikasi

Penderita hipersensitif, penyakit hati berat, pemberian bersama fluvoksamin.

Efek samping

 Pusing
 Kelelahan
 Kantuk
 Hasrat seksual menurun
 Periode menstruasi tidak terjawab
 Nipple discharge
 Kesulitan hamil

3. Sleep-promoting Agents

Melatonin

Melatonin adalah hormon yang dibentuk di glandula pineal, yaitu sebuah kelenjar
yang hanya sebesar kacang tanah yang terletak di antara kedua sisi otak.
Hormon ini mempunyai fungsi yang sangat khas karena produksinya dipicu oleh
gelap dan hening tetapi dapat dihambat oleh sinar yang terang. Hormon ini
sedang menjadi fokus para peneliti saat ini.

Indikasi

Meredakan rasa nyeri, misalnya akibat nyeri otot dan menstruasi. Menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi. Mengendalikan rasa cemas.

Kontraindikasi

kehamilan dan Menyusui. Wanita hamil atau menyusui harus menghindari


penggunaan melatonin karena bukti keamanan yang tidak memadai

Dosis
Dosis yang direkomendasikan ialah 3mg dan dapat ditingkatkan hingga 12 –
15mg.

Efek samping

efek samping yang dilaporkan ialah sakit kepala,pusing ,lemah, iritabel.


Megadosis (300mg perhari)dapat menghampat fungsi ovarium.kontraindikasi
pada Wanita hamil dan menyusui.

Antidepresan

Dosis rendah pada antidepresan yg memiliki efek sedasi seperti trazodone


(desyrel), amitriptyline (elavil), doxepine (sinequen, adapin) dan mirtazapin ( remeron)
sering diresepkan pada pasien bukan depresi untuk pengobatan insomnia,
antidepresan sering diberikan untuk insomnia karena pemberiannya tidak terjadwal,
relatif tidak mahal, dan memiliki sedikit potensi untuk disaalahgunakan. Namun
demikian harus digunakan secara konservatif untuk insomnia karena keberhasilannya
terbatas dan berpotensi menghasilkan efek samping yang bermakna.

 Trazodone

Trazodone adalah obatan anti depresi yang berdampak pada senyawa kimia (serotonin)
dalam otak yang mungkin tidak seimbang pada pasien dengan gangguan depresi.
Biasa digunakan dalam perawatan gangguan depresi mayor.

Depresi adalah kondisi medis seseorang yang mengakibatkan perasaan sedih dan
tanpa harapan yang berlangsung lama. Depresi dapat ditandai dengan gangguan tidur,
hilang ketertarikan pada hal-hal yang pernah disukai, penurunan nafsu makan,
perubahan suasana hati. Gangguan depresi dapat menurunkan kualitas hidup
seseorang.
Cara kerja trazodone adalah dengan membantu meningkatkan suasana hati, nafsu
makan dan tingkat energi yang juga mengurangi rasa cemas dan gangguan sulit tidur
yang sering direlasikan dengan depresi.

Dosis

Dosis yang umum diberikan untuk pasien dewasa adalah:

Tablet rilis-cepat Dosis awal: 150 mg per hari dengan dosis yang dibagi Dosis
perawatan: dapat ditingkatkan 50 mg per hari setiap 3 sampai 4 hari. Dosis maksimal
untuk pasien rawat jalan tidak melebihin 400 mg per hari, sedang dosis maksimal untuk
pasien rawat inap tidak melebihi 600 mg per hari.

obat harus diminum setelah makan

Tablet rilis-lambat Dosis awal: 150 mg 1 kali per hari Dosis perawatan: dapat ditambah
75 mg/hari setiap 3 hari dengan dosis maksimal 375 mg

obat harus diminum pada waktu yang sama setiap hari, disarankan malam hari sebelum
tidur dengan kondisi perut kosong

indikasi

mengatasi depresi dan gejala yang biasa menyertainya seperti gangguan kecemasan
juga susah tidur (insomnia).

kontraindikasi

Penggunaan obat tidak disarankan pada orang-orang dengan kondisi tertentu.


Pasalnya, hal ini dikhawatirkan akan menurunkan efektivitas obat atau bahkan
menimbulkan reaksi-reaksi yang bisa saja membahayakan tubuh. Kondisi yang
dimaksud meliputi hipersensitivitas kandungan obat. Selain itu, anak-anak juga dilarang
untuk mengonsumsi obat ini.

Efek samping

 Kantuk dan pusing


 Perubahan daya lihat
 Konstipasi
 Mulut kering dan perubahan rasa
 Sedangkan efek samping yang lebih serius dan memerlukan penangan medis
segera meliputi:
 Nyeri atau rasa tertekan di daerah dada, rahang terasa kaku, nyeri menyebar
dimulai dari tangan menuju ke bahu
 Sakit kepala yang disertai nyeri dada, kepala pusing berat, pingsan dan jantung
berdebar kencang seperti dipukul
 Tingkat serotonin yang tinggi dalam tubuh; dengan ciri-ciri seperti gelisah,
demam, halusinasi, kata-kata yang tidak teratur, lemah yang sangat, muntah,
kehilangan kordinasi, berasa tidak seimbang
 Reaksi sistem Saraf yang buruk; dengan ciri-ciri seperti kaku otot, merasa seperti
ingin pingsan, demam tinggi, berkeringat, kebingungan, detak jantung cepat dan
tidak teratur, gemetar
 Penurunan daya lihat seperti seperti penglihatan menyempit, nyeri atau bengkak
pada area mata, melihat lingkaran cahaya pada sinar
 Tingkat sodium yang tinggi dalam tubuh; dengan ciri-ciri seperti mual, muntah,
hilang kordinasi, pingsan, gelisah, demam, halusinasi, detak jantung cepat,
terlalu aktif

o Amitriptyline
Amitriptyline termasuk dalam golongan obat antidepresan trisiklik. Obat ini bekerja
dengan cara meningkatkan kadar zat kimia alami di otak yang berperan dalam
menstabilkan suasana hati. Dengan begitu, gejala depresi akan mereda.

Amitriptyline termasuk dalam golongan obat antidepresan trisiklik. Obat ini bekerja
dengan cara meningkatkan kadar zat kimia alami di otak yang berperan dalam
menstabilkan suasana hati. Dengan begitu, gejala depresi akan mereda.

Dosis

Dosis amitriptyline berbeda-beda pada tiap pasien. Dokter akan memberikan dosis dan
menentukan lama pengobatan sesuai dengan usia dan kondisi yang diderita pasien.

Berikut adalah pembagian dosis amitriptyline berdasarkan kondisi yang ditangani:

Kondisi: Depresi

Dewasa: Dosis awal 25 mg, 2 kali sehari selama 2 minggu hingga 6 bulan. Dosis dapat
ditingkatkan secara bertahap menjadi 50–150 mg per hari dalam dosis terbagi.

Lansia: 10–25 mg per hari, dikonsumsi pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan
secara bertahap menjadi 100–150 mg per hari, sesuai dengan respons pasien terhadap
pengobatan.

Kondisi: Nyeri neuropatik dan pencegahan migrain

Dewasa: Dosis awal 10–25 mg per hari, pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan tiap
3–7 hari sesuai dengan respons pasien. Dosis yang dianjurkan 25–75 mg per hari.

Lansia: Dosis awal 10–25 mg per hari, pada malam hari. Dosis dapat ditingkatkan
secara bertahap, tetapi hati-hati saat menggunakan dosis di atas 75 mg.

Kondisi: Enuresis pada anak-anak

Anak-anak usia 6–10 tahun: 10–20 mg per hari.

Anak-anak usia 11–16 tahun: 25–50 mg per hari, sebelum tidur. Pengobatan dilakukan
tidak boleh lebih dari 3 bulan
Indikasi

Indikasi amitriptyline adalah pengobatan depresi pada dewasa, nyeri neuropatik pada
dewasa, profilaksis dari tension type headache kronis pada dewasa, profilaksis
migraine pada dewasa, dan tata laksana eneuresis nokturnal pada anak

Kontraindikasi

pasien yang hipersensitif terhadap amitriptyline dan penggunaan bersamaan dengan


antidepresan monoamine oxidase inhibitor (MAOI).

Efek samping

 Kantuk
 Pusing
 Mulut kering
 Pandangan kabur
 Konstipasi atau justru diare
 Kenaikan berat badan
 Sulit buang air kecil
 Kulit lebih mudah terbakar matahari (sunburn)
 Sakit perut, mual, atau muntah
 Gatal atau ruam kulit
 Nyeri atau bengkak pada payudara (pria maupun wanita)
 Penurunan libido atau gairah seksual

Mirtazapine

Mirtazapine hanya digunakan untuk pasien dewasa. Berikut adalah dosis mirtazapine
untuk mengobati gangguan depresi mayor:

Manfaat

Mengobati depresi
Dosis

Dosis awal: 15 mg, 1 kali sehari sebelum tidur. Dosis dapat ditingkatkan tiap 1–2
minggu sesuai dengan respons pasien.

Dosis perawatan: 15–45 mg, 1 kali sehari.

Dosis maksimal: 45 mg per hari.

Efek Samping

Ada beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi mirtazapine,
antara lain:

 Pusing
 Kantuk
 Mulut kering
 Kepala seperti melayang
 Peningkatan nafsu makan
 Berat badan bertambah
 Sembelit

Indikasi

INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Depresi mayor.

Dosis

PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Depresi


mayor : Dosis awal : 15 mg sehari, diminum menjelang tidur pada malam hari.

Kontra Indikasi

Pasien yang sedang terapi dengan MAOI atau dalam rentang 2 minggu setelah
pemberian MAOI.
Anne MMHH, Renee C. Anna L. The Diagnosis and Management of Insomnia in Clinical
Practice. CMAJ. 2000 ; 162 : 216-220

RAretoula F. Sleep Disorder Insomnia. Silva Method Research Proper. 2005 : 2-8

Anda mungkin juga menyukai