Anda di halaman 1dari 40

REFERAT

PSIKOFARMAKA
PADA IBU HAMIL
Oleh:
Desi Rahmawaty, S.KED
Agam Palaguna, S.KED
Nadia Mutiara Hikmah, S.KED

Pembimbing:
dr. Yanti Fitria Sp.KJ

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa


Fakultas Kedokteran ULM/RSUD Ulin Banjarmasin
Banjarmasin
Januari, 2019
Psikofarmaka

Jenis Obat
Anti psikosis
Anti depresi
Anti anxietas
Anti mania
Anti insomnia
Anti obsesif kompulsif
Anti panik
Perhatian khusus penggunaan obat pada kehamilan adalah adanya resiko
potensial terjadinya teratogenik pada bayi, walaupun sering menyebabkan
teratogenik, banyak obat-obat yang tetap dapat digunakan dengan aman pada
kehamilan. Ada beberapa kesalah pahaman pada aturan penggunaan obat yang
menyebabkan teratogenik ( Dipiro, 2000).
Menurut FDA obat yang aman digunakan pada wanita hamil tergolong
sangat sedikit, penggolongan obat berdasarkan FDA adalah sebagai berikut:
Kategori A : tidak ada bukti teratogen pada janin, tidak ada bukti
resiko pada trimester akhir.
Kategori B : studi pada hewan menunjukkan tidak ada efek
teratogen (jumlah hewan uji sedikit).
Kategori C : ada dugaan efek teratogenik pada hewan uji yang
bersifat reversibel, obat diberikan hanya jika memberikan manfaat yang
lebih besar dari pada resiko.
Kategori D : ada bukti teratogen pada hewan uji dan bersifat
irreversible
Kategori X : studi pada hewan atau manusia menunjukkan
gangguan pada janin. Penggunaan obat ini dikontraindikasikan pada wanita
yang akan maupun sudah hamil.
Antipsikosis
 Antipsikosis  menghilangkan atau mengurangi gejala psikotik
 Disebut juga neuroleptika
 Jenis obatnya:
 Klorpromazin
 Perferazin
 Trifluoperazin
 Fluferazin
 Haloperidol
Tidak ada obat antipsikosis yang merupakan kontraindikasi absolut dalam
kehamilan. Namun, penggunaan antipsikotik generasi 1dan 2 pada ibu
hamil dapat meningkatkan risiko diantaranya, prematuritas, BBLRdan
diabetes gestasional. Selain itu, obat-obat antipsikotik dapat
menyebabkangangguan pertumbuhan janin,
Mekanisme kerja
 Antipsikosis tipikal
 memblokade dopamine pada reseptor paska sinaptik neuron di otak
 efektif untuk gejala positif
 Antipsikosis atipikal
 serotonin dopamin antagonist
 efektif untuk gejala positif dan negatif
Efek Samping
• Sedasi dan inhibisi psikomotor
• Gangguan otonomik
• Gangguan ekstrapiramidal
• Gangguan endokrin dan metabolik
Perhatian dalam penggunaan anti
psikotik
 Pada penderita gangguan hati:
 Gangguan ginjal
 Hamil dan menyusui (trimester pertama)
 pada hamil dihentikan 1 minggu sebelum partus
 Pada anak, pengawasan dilakukan secara ketat
 Pada anak, tidak dianjurkan kecuali sangat diperlukan,
 Pada lansia: hindari yang menyebabkan hipotensi (CPZ)
Sekelompok psikofarmaka yang berkhasiat mengurangi atau menghilangkan
gejala depresi.

 Penggolongan :
 Golongan trisiklik
 Golongan heterosiklik
 Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
 Golongan Mono Amin Oxidase Inhibitors (MAOi)
 Golongan Serotonin Norepinephrin Reuptake Inhibitor (SNRi)
Anti-depresi pada wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan menggunaan
TCA, resiko teratogenik besar (khususnya trismester 1) dan TCA dieksresikan
melalui ASI, anti-mania pada wanita hamil karena bersifat teratogenik. Lithium
dapat melalui plasenta dan masuk peredaran darah janin, khususnya
mempengaruhi kelenjar tiroid. Penggunaan haloperidol pada kehamilan
dikategorikan menjadi kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, haloperidol
dapat diekskresikan melalui ASI,
Antidepresi trisiklik
 Paling banyak digunakan :
 Imipramin  derivat dibenzazepin
 Amitripitilin  dibenzosikloheptadin.

 Mekanisme kerja : menghambat ambilan kembali neurotransmiter di


otak
 Dosis :
 Imipramin
 Tablet berlapis gula 10 & 25 mg
 Suntik 25mg/2 mL
 Efek akan timbul setelah 2-3 minggu
 Amitripitilin
 Diberikan malam hari
 Tablet 10 & 25 mg
 Suntik 100mg/10 mL
 Timbul efek teurapetik setelah dosis 75-150 mg/hari
 Farmakodinamik :
 Efek psikologis  peningkatan alam perasaan
 SSP  efek antimuskarinik : penglihatan kabur,mulut kering, retensi
urin.
 KV  hipotensi, infark jantung,aritmia,dan takikardi
 KI : diberikan dengan haloperidol  mengurangi kecepatan eksresi dari
trisiklik (jumlah dalam plasma ↑)
 ES : pengeluaran keringat berlebihan, efek toksik dapat menyebabkan
gangguan jantung dan aritmia.
SSRIs
(Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)
 Bekerja efektif 1-2 minggu
 Fluoksetin , Sertralin, Flufoksamin, Paroksetin, citalopram
dan escitalopram
Dosis :
 Fluoksetin :Sediaan : 20mg
Dosis anjuran : 20-40 mg/hari
 Flufoksamin : Sediaan : 50 mg
Dosis anjuran : 50-100 mg/hari
 Paroksetin :Sediaan : 20 mg
Dosis anjuran : 20-40 mg/hari

Efek obat : nausea,anoreksia,insomnia


Mono Amin Oxidase Inhibitors
(MAOi)
 Isokarboksazid
Sediaan : 10mg
Dosis anjuran : 3 x 10mg/hari

 Nialamid
Sediaan : 25 & 100mg

 Moklobemid
Dosis rata-rata : 300 mg/hari

Efek Samping: hipertensi ortostatik


Indikasi obat Ansiolitika/ anti
anxietas
 Gangguan cemas menyeluruh
 Gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia
 Phobia sosial
 Gangguan obsesif kompulsif
 Gangguan stress pasca trauma
 Gangguan penyesuaian
Anti-ansietas menimbulkan efek teratogenik (khususnya pada trismester I)
berkaitan dengan obat golongan benzodiazepine yang dapat melewati
plasenta dan mempengaruhi janin.
Anti-ansietas
(Psikoleptik, minor tranquilizer, ansiolitika)

Benzodiazepin Non-Benzodiazepin
 Diazepam  Sulpirid
 Klordiazepoksid  Buspiron
 Lorazepam  Hidroksizin
 Klobazolam
 Bromazepam
 Alprazolam
 Mekanisme kerja :
Obat anti-ansietas bereaksi dengan reseptornya
(benzodiazepine receptors) akan menghambat neuron
GABA-ergic  hiperaktivitas dopaminergik,
noradrenergik, dan serotoninergik mereda
 Efek samping
 Sedasi (rasa kantuk, kewaspadaan berkurang)
 Relaksasi otot (lemas, lelah)
 Kontraindikasi
 Hipersensitivitas terhadap benzodiazepin
 Glaukoma
 Myasthenia gravis
 Chronic pulmonary insufficiency
 Penyakit ginjal dan hati kronik
 Sinonim : HYPNOTIC,
SOMNIFACIENT,HIPNOTIKA
 Obat acuan : PHENOBARBITAL

Pengolongan
 Benzodiazepine : Nitrazepam. Flurazepam. Estazolam
 Non-benzodiazepine : Zolpidem

Anti-insomnia pada wanita hamil dan menyusui >


Benzodiazepine menimbulkan teratogenic effect.
No Nama generik Nama dagang sediaan Dosis anjuran
1 Nitrazepam - Dumolid Tab 5 mg 5-10mg/malam
(alpharma)

2 Zolpidem - Stilnox Tab 10 mg 10-20 mg/malam


(sanofi adventis
- Zolmia Tab 10 mg
(eahrenhet)

3 Estazolam - Esilgan Tab 1 mg 1-2 mg/malam


(takeda) Tab 2 mg

4 Elurazepam - Dalmadorm Tab 15 mg 15-20 mg/malam


(valeam)
Sindrom insomnia
1. Transient insomnia 2-3 hari
2. Shortterm insomnia sampai 3 minggu.
3. Longterm insomnia periode waktu lebih lama dan biasanya
disebabkan oleh kondisi medik atau psikiatrik tertentu
Ditinjau dari penyebab
 Sindrom insomnia psikik :
gangguan afektif bipolar & unipolar,
gangguan amxietas
 Sindrom insomnia organik :
hipertiroidism, putus obat penekanan SSP ,
zat perangsang SSP
 Sindrom insomnia situasional :
gangguan penyesuaian + anxietas/ depresi,
perubahan sleep-wake schedule (jetlag,
workshift), stres psikososial
Ditinjau dari penyebab
 Sindrom insomnia penyerta : gangguan fisik + insomnia ( pain
producing illness, paroxysmal nocturnal dyspnoe). Gangguan jiwa +
insomnia ( skizofrenia, gangguan paranoid)
 Bila penyebab tidak ditemukan “primary insomnia”
Indikasi pengunaan

 Transient insomnia
 Shortterm insomnia
Mekanisme Kerja
Efek samping
 Supresi SSP pada saat tidur,
 Pada pasien usia lanjut “oversedation”
Cara penggunaan
 Initial insomnia “sleep inducing anti-insomnia”.
gol benzodiazepine (short act)

 Delayed insomnia“prolong laten phase anti insomnia”


antidepresan(trisklik&tetrasiklik)
e.g. Mirtazapine (remeron).

 Broken insomnia“sleep maintaning anti insomnia” 


gol.phenobarbital & golongan benzodiazepine
(long act)
Dosis
 Pemberian tunggal dosis anjuran 15’-30’
sebelum tidur
 Dosis awal dapat dinaikan sampai mencapai
dosis efektif dan dipertahankan sampai 1-2
minggu, kemudian secepatnya tapering off
untuk mencegah timbulnya rebound dan
toleransi obat.
 Pada usia lanjut dosis harus lebih kecil dan
peningkatan dosis lebih perlahan-lahan. Untuk
menghindari “oversedation” dan intoksikasi
Lama pemberian
 Pemakaian obat anti-insomnia sebaiknya
sekitar 1-2 minggu saja tidak lebih dari 2
minggu, agar resiko ketergantungan kecil.
Pengguanaan lebih dari 2 minggu dapat
menimbulkan perubahan “sleep EEG” yang
menetap sekitar 6 bulan lamanya.
 Kesulitan pemberhentian obat seringkali oleh
karena “psychological dependence” (habituasi)
sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan
tidur dapat ditanggulangi
Obat anti panik
 Dalam membicarakan obat anti panik yang menjadi obat acuan adalah
imipramin.(tofranil)

Penggolongan obat anti panik


Obat anti panik trisiklik
Ex: imipramin,klomipramin
Obat anti panik benzodiazepin
Ex: alprazolam
Obat anti panik RIMA (Reversible Inhibitors of Monoamine oxydase-A)
Ex: moklobemid
Obat anti panik SSRI (Serotonin Selective Reuptake Inhibitor)
Ex: sertralin, fluoksetin, paroksetin, fluvoksamin. 31
Anti-panik pada wanita hamil dan menyusui tidak
dianjurkan menggunakan obat anti panik.
SEDIAAN OBAT ANTI PANIK DAN DOSIS
ANJURAN
No. Nama Generik Dosis Anjuran
1 Imipramin 75-150 mg/hari
2 Klomipramin 75-150 mg/hari
3 Alprazolam 2-4 mg/hari
4 Moklobemid 300-600 mg/hari
5 Sertralin 50-100 mg/hari
6 Fluoksetin 20-40 mg/hari
7 Parosetin 20-40 mg/hari
8 Fluvoksamin 50-100 mg/hari
33
Efek samping
• Sebagian efek mirip atropin
• Sering terjadi pengeluaran keringat berlebihan (mekanisme efek
samping ini belum diketahui!).
• Pasien lanjut usia sering mengeluh pusing, hipotensi postural, sembelit,
sukar berkemih, edema dan tremor.
• Efek toksin imipramin akut:ditandai dgn hiperpireksia, hipertensi,
konvulsi dan koma. Pada keracunan dapat menimbulkan gangguan
konduksi jantung.

34
Anti-mania pada wanita hamil karena bersifat teratogenik. Lithium
dapat melalui plasenta dan masuk peredaran darah janin, khususnya
mempengaruhi kelenjar tiroid. Penggunaan haloperidol pada kehamilan
dikategorikan menjadi kategori C oleh FDA. Pada ibu menyusui, haloperidol
dapat diekskresikan melalui ASI.
SEDIAAN OBAT ANTI-MANIA
(MOOD MODULATORS, MOOD STABILIZER)
No. Nama generik Nama dagang Sediaan Dosis
anjuran
1. Lhitium FRIMANIA Tab 200-300- 250-500 mg/h
carbonate (Mersifarma) 400-500 mg
2. haloperidol HALOPERIDOL Tab 0,5-1,5-5mg 4,5 – 15 mg/h
(Indofarma)
HALDOL Tab 0,5-2-5 mg
(Janssen)
SERENACE Tab 0,5-1,5-5 mg 5mg (im)
(Searle) Liq 2mg/ml Setiap 2 jam,
Amp. 5 mg/cc max 100mg/h

3. Carbamazepine TEGRETOL Tab 200mg 400-600 mg/h


(norvarts) 2-3x/hr
BAMGETOL Caplet 200mg
(mersifarma)
4. Valproic acid DEPAKENE Syr 250mg/5 ml 3x250 mg/h
(Abott)
5. Divalproex Na DEPAKOTE Tab 250 mg ER
(Abott) Tab 250 mg 3x250 mg/h
Anti mania
 INDIKASI  SINDROM MANIA

 Mania Akut : haloperidol, carbamazepine, valproic acid, divalproex


 Profilaksis Mania : lithium carbonate
Efek samping
• Berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien.
• Gejala efek samping dini (kadar serum lithium 0,8 – 1,2
mEq/L):
mulut kering, haus, gastrointestinal distress(mual, muntah,
diare, feces lunak), kelemahan otot, polo-uria, tremor halus.
*tidak ada efek sedasi dan gangguan ekstrapiramidal.
• Efek samping lain
hypotiroidism peningkatan BB, perubahan fungsi tiroid,
gangguan daya ingat dan konsentrasi pikiran.

Efek samping carbamazepine: steven johnson syndrome

Anda mungkin juga menyukai