Anda di halaman 1dari 12

Buta Kortikal

Penyaji: dr. Marissa Sylvia Regina


Pembimbing: dr. Yunni Diansari, Sp.S
Definisi
 kehilangan penglihatan dikarenakan
adanya disfungsi bilateral dari korteks
visual di oksipital (V1).

 Buta kortikal juga selalu digunakan


untuk indikasi keparahan dari gangguan
visual yang dikarenakan disfungsi
bilateral jaras genikulokalkarina
Epidemiologi
 angka kejadian buta kortikal pada orang
dewasa, belum ada jumlah yang pasti

 gangguan penglihatan bilateral pada


anak-anak di negara-negara barat.
Etiologi
 Penyebab tersering adalah oklusi
kedua arteri serebral posterior
dengan infark oksipital medial yang
bilateral
 buta kortikal bisa dikarenakan
perdarahan serebral, tumor, infark
pada vena, cardiopulmonary arrest,
emboli udara dan lemak, herniasi
uncus, dan demielinisasi
Klasifikasi
 pembagian buta kortikal yaitu buta
kortikal total dan buta kortikal parsial

 Pada buta kortikal parsial proses visual


masih lebih bagus dari buta kortikal
total. Lapangan pandang dan ketajaman
penglihatan bisa saja normal tapi terjadi
gangguan pada korteks asosiasi
berakibat ketidakmampuan melihat
objek secara normal.
Patogenesis
 lesi di korteks, refleks pupil terhadap cahaya
Arterioles
masih ada karena refleks pupil diatur oleh
hubungan nervus optikus yang menuju ke
kolikulus superior untuk diteruskan
Optic cupke
kompleks inti pre tektal tanpa melewati bagian
korteks. Namun secara otomatis, tidak
terwujud sensasi visual dan penglihatan.
Optic disc Pada
tes opto-kinetik-nystagmus, tidak akan
dijumpai karena Vein dimana fase lambatnya di
kontrol oleh daerah perieto-oksipital dan fase
cepatnya di kontrol oleh lobus frontal
ipsilateral.
Tanda dan Manifestasi
klinis
1. Kehilangan ketajaman visual
2. Respon pupil masih ada
3. Presepsi visual hampir tidak ada
4. Optokinetik nistagmus tidak ditemui
5. Tidak adanya atrofi atau edema papil (funduskopi
normal)
6. Agak sedikit berbeda dari buta kortikal parsial, dimana
gejala klinis yang timbul adalah:
7. motion blindness
8. achromatopsia
9. agnosia
10. visuospatial disorientation atau Balint's syndrome
Diagnosis
 Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa
dan bantuan gambaran CT-Scan atau MRI.
 Dari anamnesa ditemui penurunan ketajaman
visual bisa secara tiba-tiba maupun perlahan
terjadi pada ke dua mata.
 Dari pemeriksaan funduskopi, tidak ditemukan
kelainan. Pada pemeriksaan refleks pupil,
masih dijumpai seperti orang normal.
 Pada gambaran CT-Scan atau MRI baru
dijumpai kelainan atau lesi pada korteks
oksipital.
Diagnosis Banding
 lesi di jaras visual lebih awal

 histeria

 visual agnosia
Pengobatan
 Menghilangkan etiologi dari buta
kortikal.
 Jika penyebabnya adalah stroke,
maka dilakukan pengobatan untuk
stroke, jika strokenya teratasi, maka
keadaan buta kortikal juga akan
terperbaiki.
Prognosis
 Prognosis baik dijumpai pada pasien
dibawah 40 tahun, tanpa riwayat
hipertensi atau diabetes melitus dan
tanpa adanya hubungan dengan
gangguan memori, bahasa, dan
kognitif.
 prognosis buruk dijumpai pada buta
kortikal akibat stroke dan bila adanya
abnormalitas biooksipital pada
pemeriksaan CT-Scan

Anda mungkin juga menyukai