PENDAHULUAN
Mata adalah salah satu organ yang sangat kompleks, terdiri dari berbagai struktur yang
saling bekerja sama untuk memberikan suatu indera penglihatan. Mata merupakan organ yang
sangat penting dan berfungsi dalam menganalisis secara cermat sebuah bentuk, intensitas cahaya,
serta warna yang dipantulkan oleh suatu objek yang akan digunakan untuk mengumpulkan,
memroses, atau memberikan informasi visual dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari.
Ketajaman penglihatan atau visus adalah suatu kemampuan mata dalam membedakan
bagian-bagaian yang sangat spesifik baik objek atau suatu permukaan. Kelainan pada ketajaman
penglihatan yang paling umum dikeluhkan oleh orang yang mengalami gangguan penglihatan.
Pada anak usia sekolah, hal ini merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi terhadap
tingkat ketajaman penglihatan.
Penyakit-penyakit dan kelainan-kelainan mata dapat dibagi kepada beberapa kelompok
seperti mata-mata dengan visus normal, mata merah dengan visus menurun, mata tenang dengan
visus menurun perlahan, mata tenang dengan visus menurun mendadak, trauma pada mata,
penyakit kelopak mata, kelainan refraksi, dan tumor pada mata.
BAB II
PEMBAHASAN
Perjalanan penyakit penglihatan turun mendadak dapat berlangsung intermiten dan sembuh
kembali dengan sempurna dan bila sembuh sempurna akan mengakibatkan atrofi papil saraf optik
parsial atau total.
Pada neuritis optik akan terjadi kehilangan penglihatan dalam beberapa jam sampai hari
yang mengenai satu atau kedua mata dengan usia atau 18-45 tahun, sakit pada rongga orbita
terutama pada penggerak mata, penglihatan warna terganggu, terdapat tanda Uthoff (penglihatan
turun setelah olahraga dan suhu tubuh naik). Pada neuritis optik tajam penglihatan turun maksimal
dalam 2 minggu. Pada sebagian besar neuritis optic tajam penglihatan kembali normal sesudah
beberapa minggu. Gangguan lapang pandang sentral atau sekosentral.
Pada satu mata akan terlihat defek pupil aferen relatif atau adanya Marcus Gunn pupil.
Terdapat sel di dalam badan kaca. Edem papil dengan perdarahan lidah api (terutama pada anak
dan pemuda) atau papil normal pada proses retrobulbar.
Pengobatan neuritis, papilitis atau neuritis retrobulbar, sama sama yaitu kortikosteroid atau
ACTH. Bersama-sama dengan kortikosteroid diberikan juga antibiotik untuk menahan infeksi
sebagai penyebab. Selain itu diberikan juga vasodiltasia dan vitamin.
Pengobatan neuritis tergantung pada etiologi. Untuk membantu mencari penyebab neuritis
optik dilakukan pemeriksaan foto sinar X kanal optik, sela tursika, atau dilakukan pemeriksaan CT
orbita dan kepala.
Pada neuritis unilateral yang menyebabkan sklerose multipel pengobatan belum diketahui.
Steroid diberikan karena diduga akan diberikan peradangan dan memperpendek periode akut
penyakit. Neuritis optik unilateral biasanya sembuh spontan selama 4-6 minggu.
Neuritis bilateral penyebabnya tidak diketahui dengan pasti akan tetapi diketahui kelainan
kausal dapat diakibatkan penyakit Devic, atrofi optik herediter dari Leber, keracunan alkohol atau
tembakau, kelainan metabolik diabetes, neuropati tropik, kurang gizi dan neuritis optik bilateral
pada anak.
Diagnosis banding neuritis optik adalah iskemik otak neuropati (tidak sakit, skotoma
altitudinal), edema papil akut, hipertensi berat, dan toksik neuropati).
Gambar 1. Papilitis
Terdapat tanda defek pupil aferen bila mengenai satu mata atau tidak pada kedua mata.
Pada papil terlihat perdarahan, eksudat, perubahan pada pembuluh darah dan arteri menciut
dengan vena yang melebar. Kadang-kadang terlihat edema papil yang berat menyebar ke
daerah ke retina sekitarnya. Edema papil tidak melebihi 2-3 dioptri. Ditemukan eksudat star
figure yang menyebar dari daerah papil ke daerah makula. Papil saraf optik berangsur-angsur
menjadi pucat yang kadang-kadang menjadi putih seperti kertas dengan tajam penglihatan
sama berat dengan masih tetap normal.
Terlihat sel radang di dalam kaca, di depan papil saraf optic. Penyulit papilatis yang dapat
terjadi yaitu ikut meradangnya retina atau terjadi neuroretinitis.
Bila terjadi atrofi papil pascapapilitis akan sulit dibedakan dengan atrofi papil akibat papil
edema. Kedua atrofi ini memperlihatkan papil yang pucat dengan batas yang kabur akibat
terdapatnya jaringan fibrosis atau gila disertai dengan arteri yang menciut berat dengan
selubung perivaskular.
Pada proses pemulihan kadang-kadang tajam penglihatan sedikit lebih baik atau sama
sekali tidak ada perbaikan dengan skotoma sentral yang menetap. Rekuren dapat berkhir
dengan fungsi penglihatan yang lebih nyata.
Diagnosis banding adalah iskemik optik neuropati, edema papil akut, hipertensi sistemik akut,
leher optik neuropati, dan optik neuropati, dan optik neuropati toksik dan metabolic.
B. Neuritis Retrobulbar
Neuritis retrobulbar adalah radang optik yang terdapat di belakang bola mata. Biasanya
berjalan akut yang mengenai satu atau kedua mata. Neuritis retrobulbar dapat disebabkan oleh
sklerosis multipel, penyakit mielin saraf, anemia pernisiosa, diabetes melitus, dan intoksikasi.
Bola mata jika digerakkan akan terasa berat di bagian belakang bola mata. Rasa sakit akan
bertambah bila bola mata ditekan yang disertai dengan sakit kepala.
Neurtis retrobulbar memiliki gejala seperti neuritis akan tetapi dengan gambaran fundus
yang normal. Pada keadaan lanjut didapatkan reaksi pupil mata yang lambat. Gambaran fundus
pasien normal dan diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan lapang pandang dan turunnya
tajam penglihatan yang berat. Walaupun pada permulaan tidak terlihat kelainan fundus, lama
kelamaan akan terlihat kekaburan batas papil saraf optik dan degenerasi saraf optik akibat
degenerasi serabut saraf, disertai atrofi desenden akan terlihat papil pucat dengan batas yang
tegas.
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan lapang pandang dan turunnya tajam penglihatan
yang berat.P ada pemeriksaan lapang pandang ditemukan skotoma sentral, parasentral dan
cincin.
Pengobatan
Pengobatan yang diberikan cepat akan mengurangi gejala permanen. Biasanya hasil
pembedahan akan baik. Penyembuhan dapat terjadi hingga berbulan-bulan. Dikenal 3
bentuk ablasi retina:
o ablasi retina regmatogenosa
o ablasi retina eksudatif
o ablasi retina traksi (tarikan)
Penglihatan dapat dikurangi dari tingkat ringan hingga berat. Ablasi ini dapat hilang
atau menetap bertahun-tahun setelah menyebabkannya berkurang atau hilang.
Penyumbatan vena retina sentral mudah terjadi pada pasien dengan arteriosklerosis,
glaukoma, diabetes melitus, hipertensi, kelainan darah, papiledema, retinopati radiasi dan
penyakit pembuluh darah. Trombosit dapat terjadi akibat endoflebitis. Sebab-sebab
terjadinya penyumbatan vena retina sentral ialah:
Akibat kompresi dari luar terhadap vena ini yang berkaitan dengan proses
arteriosklerosis atau jaringan pada lamina kribrosa
Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atau
endoflebitis
Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang terdapat pada
kelainan viskositas darah, diksrasia darah atau spasme arteri retina yang berhubungan.
Tajam penglihatan sentral terganggu bila perdarahan mengenai daerah makula lutea.
Penderita biasanya mengeluh adanya penurunan tajam dari penglihatan sentral atau perifer
mendadak yang dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya. Tidak ada rasa
sakit dan mengenai satu mata.
Pada pemeriksaan funduskopi pasien dengan oklusi vena sentral akan terihat vena
yang berkelok-kelok, edema makula dan retina, perdarahan berupa titik terutama bila
terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna.
Pada retina terdapat edema retina dan makula, dan bercak-bercak (eksudat) wol
yang terdapat di antara bercak-bercak perdarahan. Papil edema dengan pulsasi vena
menghilang karena penyumbatan biasanya terletak pada lamina kribrosa terdapat papil
yang merah dan menonjol (edema) disertai pulsasi vena yang menghilang. Kadang-kadang
dijumpai edema papil tanpa disertai perdarahan di tempat yang jauh (perifer) dan ini
merupakan gejala awal penyumbatan di tempat sentral. Penciutan lapang pandang atau
skotoma sentral dan defek iregular. Dengan angiografi fluoresein dapat ditentukan
beberapa hal seperti letak penyumbatan, penyumbatan total atau sebagian, dan ada atau
tidaknya neovaskularisasi. Pengobatan terutama ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengobatinya, antikoagulasia, dan fotokoagulasi daerah retina yang mengalami hipoksia.
Steroid diberikan bila penyumbatan disebabkan oleh febitis.
Akibat penyumbatan ini akan terjadi gangguan fungsi penglihatan sehingga tajam
penglihatan menjadi berkurang. Pada kondisi ini dapat dipertimbangkan untuk melakukan
fotokoagulasi. Pengobatan dengan menurunkan tekanan bola mata dan mengatasi
penyebabnya.
Edema dan perdarahan retina akan diserap kembali dan hal ini dapat memberikan
perbaikan visus.
Penyulit oklusi vena retina sentral berupa perdarahan masif ke dalam retina
terutama pada lapis serabut saraf retina dan tanda iskemia retina. Pada penyumbatan vena
retina sentral perdarahan juga dapat terjadi di depan papila dan dapat memasuki badan kaca
menjadi perdarahan badan kaca. Oklusi vena retina sentral dapat menimbulkan
terbentuknya pembuluh darah baru yang dapat ditemukan di sekitar papil, iris dan di retina
(rubeosis iridis). Rubeosis iridis dapat mengakibatkan glaukoma sekunder, dan hal ini
dapat terjadi dalam waktu 1-3 bulan.
Penyulit yang dapat terjadi adalah glaukoma hemoragik atau neovaskular. Bila
terjadi neovaskularisasi iris, dilakukan fotokoagulasi dan dapat dikontrol dengan anti
VEGF intravitreal, yang akan memberikan efek
Pengobatan berupa istirahat disertai sakit kepala paling sedikit selama 3 hari. Jika
sedang minum obat maka hentikan obat seperti aspirin, anti radang nonsteroid, kecuali bila
sangat dibutuhkan. Darah dikeluarkan dari badan kaca bila diberikan bersama dengan
ablasi retina atau perdarahan yang lebih lama dari 6 bulan, dan jika terjadi glaukoma
hemolitik.
Penyulit dapat terjadi bila terdapat reaksi proliferasi jaringan (retinitis proliferans)
yang akan difasilitasi penglihatan. Bila terbentuk jaringan parut akan terjadi perubahan
bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan terjadinya retinitis ablasi. Retinitis
proliferans bersifat ireversibel meskipun perkembangan pembuluh darah telah berhenti.
Saraf optik
- Neuropati optik herediter (penyakit Leber)
- Neuropati optik bilateral
- Obat – obat, seperti metalnol
Paraseler
- Apoleksi pituitary : infark tumor pituitary
- Ekstensi kista kraniofariongioma
Oksipital kebutann serebral
Diagnosis banding Visus hilang mendadak pada kedua mata
1. Neuritis optik
2. Amaurosis uremic
3. Trauma kepala; kebutaan konkusion
4. Histeria dan Malingering
5. Migren
2.2.11 Migren
Nyeri kepala sebelah yang dapat diterima juga di belakang kedua bola mata yang
berdenyut disertai dengan mual, muntah, letih dan fotofobia (yang paling menonjol) selama
15-50 menit. Kelainan penglihatan ini mendahului keluhan sakit kepala.
Pada migren tidak ada kelainan oftalmologik. Mata akan memberikan gejala
gangguan penglihatan yang khusus dan selalu didahului dengan sakit kepala sebelah, akan
terlihat garis cahaya berkelok-kelok irregular yang kadang-kadang tepi garis berwarna
terang yang disebut spektrum fortifikasi (pemyataan spektrum).
Keluhan penglihatan dapat pula berupa kabrunya benda di atas atau di bawah objek
yang dilihat, kadang juga dengan skotoma sentral. Pada migren dapat ditemukan gangguan
lapang pandang hemianopsia lateral, yang sering disertai dengan garis-garis bersilang
terang yang bergerak cepat pada skotoma lapang pandang yang disebut skotoma skintilans.
Migren tidak membedakan jenis kelamin dan biasanya dimulai pada usia muda
yang diduga migren ada hubungan dengan epilepsi dan mungkin sekali sembab temporer
periodik yang mengakibatkan bertambahnya fungsi hipofisis dapat menerangkan keadaan
ini.
Insidens pada orang dengan intelektual yang lebih besar dibanding pada orang
dengan predisposisi untuk ini.
Klasifikasi:
- migren umum (80%), mual, muntan, Lelah
- migren klasik (10%), sakit kepala yang di dahului 15-50 menit gangguan penglihatan
- migren visual tanpa sakit kepala, didahului gejala penglihatan tanpa disusul sakit
kepala
- migren dengan penyulit, mendahului kelainan saraf yang menetap; Kelainan ini dapat
berada di serebral, oftalmopiegia, gangguan retina, dan migren arteri basiler.
Pengobatan adalah dengan istirahat di tempat gelap pada saat serangan migren dan
cegah pemakaian obat pencetus sakit kepala seperti obat antihamil. Koreksi kelainan
refraksi yang ada. Gejala dapat diringankan dengan memberikan aspirin dan ergotamin
tartrat pada saat serangan. Obat sakit kepala dan obat anti muntah dapat diberikan. Migren
klaster merupakan nyeri kepala sebelah yang disertai dengan gejala hipersekresi kelenjar
air mata.
Migren oftalmik adalah kelumpuhan saraf mata terutama perifer saraf ke III sementara
yang kemudian menetap dan disertai dengan migren.
Penyakit ini terutama menyerang anak dan dewasa muda. Serangan dengan interval
lama dapat berlangsung dari minggu hingga 4 tahun. Sakit kepala makin lama makin
berkurang setelah timbulnya gejala paralisis. gejala awalnya akan pulih tetapi akan
bertambah pada setiap serangan. Bila interval semakin pendek maka akan semakin cepat
penyembuhan. Paralisis saraf ke II akan mengenai seluruh cabangnya kecuali cabang
interna okuli, bila terkena sembuhnya lama dan akan mengenai saraf interna saja.
Pada pemeriksaan histologik didapat eksudat di sekitar saraf okula motoric, mungkin
terjadi gangguan vaskular dan radang rekuren.
Diagnosis banding Visus hilang mendadak tanpa abnormalitas lain yang jelas
Histeria
Malingering
Neuritis optika
Agnosia visual
Retinitis solar
Lesi kompasif saraf optik
2.2.12 Retinopati
Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis pigmen
epitel di daerah makula akibat masuknya cairan melalui membran Bruch dan pigmen epitel
yang inkompeten.
Retinopati serosa sentral dapat bersifat residif. Biasanya dijumapi pada penderita
laki-laki antara 20-50 tahun, perempuan hamil dan pada usia di atas 60 tahun.
Akibat tertimbunnya cairan di bawah makula akan terdapat gangguan fungsi
makula sehingga visus menurun disertai metamorfopsia, hipermetropia dengan skotoma
relatif dan positif (kelainan pada uji Amser kisi-kisi). Penglihatan Biasanya diantara 20 /
20-20/ 80. Dengan uji Amsler terdapat penyimpangan garis lurus disertai dengan skotoma.
Berkurangnya fungsi makula terlihat dengan penurunan kemampuan melihat warna.
Gejalanya berupa penglihatan buram terutama bila mengenai daerah sentral makula,
bintik terbang (floater), mata jarang menjadi merah fotofobia, tidak sakit, vitreous keruh.
Pada mata akan ditemukan kekeruhan di dalam badan kaca, infitrat dalam retina dan
koroid. Edema papil, perdarahan retina, dan vascular sheating. Penyebab koroiditis dapat
dikarenakan toksoplasmosis, trauma, pasca bedah dan defisiensi imun. Penyulit yang dapat
timbul adalah glaukoma, katarak, dan ablasi retina.
BAB III
KESIMPULAN
Mata tenang visus turun mendadak merupakan penyakit pada mata dimana penglihatan turun
mendadak tanpa memasang tanda radang ekstraokular. Hal ini dapat terlihat pada neuritis dapat
disebabkan oleh beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optik, ablasi retina,
obstruksi vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral, serosa sentral, perdarahan badan kaca,
ambliopia toksik, histeria, retinopati amaurosis fugaks dan koroiditis. Pemeriksaan dapat
dilakukan melalui pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan oftalmologikus dan pemeriksaan
funduskopi yang tepat.