Anda di halaman 1dari 39

Anatomi Nervus Optik

Definisi Neuritis Optikus


Neuritis Optik
Epidemiologi
Kejadian neuritis optik di Eropa
Tengah 5/100.000 orang/tahun.
Usia rata-rata 36 tahun, jarang
pd usia <18/>50 tahun
>70% kasus pada pasien wanita.
Di Indonesia belum ada
penelitian kasus ini.
Respon T-sel Rx Delayed demyelinasasi
Inflamasi Sitokin dan Hipersensitivitas Nervus optik
mediator Type IV

Lokalisasi neutrofil Degerassi sel Penurunan Destruksi


dan makrofag di sel ganglion retina Impuls listrik Nervus Optik
ganglion retina oleh axon

Fagosit sel
Penumpukan Sklerosis
ganglion retina
sel-sel glia
oleh sel radang

Patofisiologi
Gejala Klinis
AKUT
1. Keluhan pada 1 Mata
2. Penurunan/Hilang Penglihatan dlm Jam-hari
3. Nyeri pada mata saat digerakkan
4. Relative afferent pupillary defect
5. Defek Lap. Pandang  skotoma central
6. Buta Warna
Gejala Klinis
1. Kehilangan penglihatan persisten  ± 1 thn
Kronis 2. Relative afferent pupillary defect persisten
3. Desaturasi warna (terutama merah)
4. Fenomena Uhthoff  ggn penglihatan yg timbul dgn
Penyembuhan peningkatan suhu, aktivitas; membaik dgn istirahat
klinis yg disertai 5. Diskus optikus mengecil dan pucat
gejala sisa
Klasifikasi
1. Retrobulbar Neuritis
Berdasar Lokasi 2. Papilitis
anatomi
3. Perineuritis
4. Neuroretinitis

Retrobulbar Neuritis dan Papilitis  Perineuritis dan neuroretinitis 


Berhubungan dgn Multiple Sklerosis, berhubungan dengan proses infeksi
idiopatik atau inflamasi
Klasifikasi
1. Retrobulbar neuritis (2/3 kasus)
 Keterlibatan saraf optik di belakang bola mata
 Klinis seperti papilitis akut
 Pemeriksaan diskus optik  normal
 “The Patient sees nothing and the doctor sees nothing”

2. Papilitis
 Unilateral
 Gangguan pd diskus optikus  e.c demyelinisasi yg menjadi inflamasi
 Edema dan hiperemi diskus optikus, Pelebaran Vena
 Pengaburan batas diskus optik
Klasifikasi
3. Perineuritis
 Keterlibatan selubung nervus optikus dengan atau tanpa edema
diskus optikus

4. Neuroretinitis
 Edema nervus optikus (Papilitis) + eksudat pada makula
 Biasa disebabkan inflamasi, infeksi
Klasifikasi
Berdasar Gambaran 1. Neuritis Optik Tipikal
Klinis 2. Neuritis Optik Atipikal

Tipikal Atipikal
Rx autoimun inflamasi Umum pd usia > 50 thn
Demyelinisasi saraf optik Temuan okular Abnormal
Wanita > Pria Menyertai penyakit lain
Usia 15-50 thn Alkohol, rokok dan efek samping obat
TIPIKAL ATIPIKAL
USIA Dewasa muda, 15-50 thn > 50 tahun atau <12 tahun
ONSET Akut; Subakut (jam-hari, 1-2 minggu) Kronik
MATA YANG Unilateral Bilateral (simultan atau sekuensial)
TERKENA
NYERI Nyeri periokular ringan, memburuk saat • Nyeri persisten >2 minggu
pergerakan mata • Kehilangan penglihatan tanpa
nyeri
• Nyeri periokular berat
PENGLIHATAN • Kehilangan tajaman penglihatan unilateral Kehilangan penglihatan berat
derajat ringan-sedang, penyembuhan (persepsi cahaya) berlangsung >2
dapat spontan minggu
• Fotopsia dipicu pergerakan bola mata
• Dyschromatopsia
• Defek lapangan pandang dalam beberapa
derajat; difus dan central atau centrocecal
skotoma
TIPIKAL ATIPIKAL
PEMERIKSAAN • Normal (2/3 kasus)  Peradangan segmen anterior dan/ segmen
• Edema nervus optikus tanpa perdarahan posterior
 Uveitis dan retinal periphlebitis
 Edema papil saraf optik
 Perdarahan diskus optik berat
 Eksudat pada retina
 Macular star  Neuroretinitis

LAIN-LAIN • Fenomena Uhthoff (exercise or heat- • Keluhan disertai dengan Manifestasi


induced deterioration of visual symtoms) penyakit sistemik
• Fenomena Pulfrich (mispersepsi • Riwayat memiliki penyakit ini dalam
terhadap pergerakan dari suatu benda) keluarga
• Ipsilateral relative afferent pupillary • Riwayat keluarga dengan keganasan
defect (RAPD) • Resiko untuk menjadi Multiple Sklerosis
• Riwayat optik neuritis atau multiple rendah
sklerosis sebelumnya yang self-limiting
• Resiko menjadi Multiple sklerosis
DIAGNOSA NEURITIS OPTIK

Diagnosis
anamnesis, tanda dan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan
penunjang lain

1. Penurunan/hilangnya penglihatan
TRIAS KLASIK 2. Nyeri periocular dan dyschromatopsia (buta warna),
3. Terjadi unilateral pada dewasa
DIAGNOSA
Subjektif 1. Visus turun mendadak, unilateral
2. Penurunan penglihatan ketika beraktivitas dan
berkurang jika beristirahat
3. Nyeri sekitar mata  saat pergerakan mata
4. Persepsi warna terganggu
5. Persepsi intensitas cahaya menurun
6. Bagian hitam pada penglihatan (bintik buta)
7. Bisa disertai gejala neurologi
8. Riwayat demam, imunisasi atau infeksi virus sebelumnya
DIAGNOSA Objektif
Penurunan Ringan Sedang Berat
Visus ≥ 20/30 ≥ 20/60 ≤ 20/70

Gangguan Lap. Arcuata/


Pandang Sentral Sentrosecal
(Skotoma) Altitudinal

Penglihatan Warna terganggu


SKOTOMA

Pola kehilangan bidang visual dalam neuropati optik. A, Cecocentral scotoma (kiri;
panah); skotoma paracentral (kanan; panah). B, Skotoma tengah (panah). C, Arcuate
scotoma (panah). D, Board arcuate (altitudinal) defect (panah). E, Nasal arcuate
(langkah) defect (panah). F, Pembesaran bintik buta (panah).
SKOTOMA

A. Central
B. Centralcaecal
C. Nasal step
D. Superior Arcuate
E. Nasal Wedge defect
F. Nasal Superior quadrantanopia
G. Superior Altitudinal
H. Nasal Vertical hemianopia
I. Enlarged Blind Spot
SKOTOMA

Scotoma arkuata
terjadi di daerah 10 derajat-20
derajat dari fiksasi
Ipsilateral relative afferent pupillary
Pem. Refleks Pupil
defect (RAPD)

Swinging Flash Light Test  Tanda Marcus Gunn

mata pasien secara bergantian


diberi sinar, pada sisi mata
yang sakit pupil tidak mengecil
tetapi malah membesar.
Ipsilateral relative afferent pupillary
Pem. Refleks Pupil
defect (RAPD)

Swinging Flash Light Test  Tanda Marcus Gunn


DIAGNOSA Objektif
Pem. Oftalmoskop

1. Diskus Optik hiperemi batas tidak jelas


2. Edema diskus optik
3. Fisiologi cup menghilang
4. Bintik perdarahan dan eksudat dari papil s/d makula Papilitis
5. Pelebaran Vena pada diskus
6. Pengecilan Arteri
7. Vitreus Keruh  Banyak sel radang
1. Fundus normal
2. “The Patient sees nothing and the doctor sees Retrobulbar Neuritis
nothing”.
DIAGNOSA Objektif
Pem. Oftalmoskop

Neuritis
Optik

(Kanan) Diskus Optikus kiri tampak normal, tetapi (Kiri)


Diskus Optikus Kanan tampak sedikit membengkak
DIAGNOSA Objektif
Pem. Oftalmoskop

Neuritis Optik
 Akut

diskus optikus dapat terlihat sangat normal (kiri) atau


membengkak
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
2. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
3. Pemeriksaan Cerebrospinal Fluid
4. Test Visually Evoked Potential
Penunjang
Darah Lengkap
Penunjang
MRI
1. Melihat apakah daerah otak telah mengalami kerusakan myelin
2. Menyingkirkan kemungkinan tumor

Test Visually Evoked Potential


1. Test yang merekam sistem visual, auditorius dan sensoris 
mengidentifikasi lesi subklinis
2. Menstimulasi retina dengan pola papan catur
3. Neuritis Optik  konduksi sinyal elektrik lambat akibat dari
kerusakan daerah nervus.
DIAGNOSA BANDING ?
1. Nonarteritic Anterior Ischemic Optic Neuropathy
2. Papil Edema
3. Kelainan Fundus pada Hipertensi
4. Tumor Orbita yg menekan Saraf Optik
5. Leber’s Optik Neuropati
6. Toksik/metabolik Optik Neuropati
7. Ablasio Retina
8. Syndrom Viral and Post Viral
Ciri khas Papiledema Papilitis Ischemic Optic
Neuropathy
Lateral Biasanya bilateral Biasanya unilateral Bisa unilateral
Gejala
(i) Visual -Serangan transient -Kehilangan penglihatan - Kehilangan
atau penglihatan kabur tiba-tiba dengan penglihatan tiba-
-visus nanti menurun refraktif error tiba
karena atropi optikus

(ii) Nyeri -Tidak -Bisa disertai -Tidak


pergerakan bola mata
Pemeriksaan Fundus
(i) Media -Bening -Keruh pada posterior -Bening
vitreous

(ii) Warna diskus -Merah -Hiperemia -Pucat


Pinggir diskus -Kabur -Kabur -Kabur
Edema diskus -2-6 diopter -Biasanya tidak >3 diopter -Bengkak
Ciri khas Papiledema Papilitis Ischemic Optic
Neuropathy
Pemeriksaan Fundus

(iii) Edema Peripapillary -Ada -Ada -Ada


(iv) Venous engorgement -Sangat jelas -Kurang jelas -Tidak ada
(v) Pedarahan Retina -Jelas -Biasanya tidak ada -Jelas
(vi) Retinal exudates -Sangat jelas -kurang jelas -Jelas
(vii) Makula -Macular star bisa ada -Macular Fan bisa ada -Tidak ada

4.Lapangan -Membesar -Central Scotoma -Central scotoma


-Blind spot
5.Fluorescein Angiography -Vertical oval pool zat -kebocoran zat kontras -ada kebocoran
kontras akibat sedikit zat kontras di
kebocoran peripapillary
TERAPI
Vaughan & Asbury  Tx Steroid
1. I.V : Methylprednisolone 1 gram/hari  3 hari dengan atau
tanpa penambahan predinosolone oral yang diturunkan
perlahan,

2. Oral: Methylprednisolone 500 mg – 2 gram/hari  3-5 hari


dengan atau tanpa diikuti prednisolone Intravena 1mg/kg/hari
yang diturunkan perlahan dalam 10-21 hari

3. injeksi steroid retrobulbar


TERAPI
Pedoman Diagnosis dan Terapi UNAIR  Tx disesuaikan
dengan visus penderita

1. Visus ≥ 20/40  Observasi


2. Visus ≥ 20/50:
Observasi + methylpredison 250 mg iv, tiap 6 jam selama 3 hari
dilanjutkan prednison 30 mg/kgBB/hari selama 11 hari,
tappering off
TERAPI
American Academy of Ophthalmology

• Akut : kortikosteroid dosis tinggi (mis., Methylprednisolone


intravena) dgn Protokol 
1. Methylprednisolone 250 mg iv tiap 6 jam selama 3 hari,
2. Prednison oral 1 mg/kg/hari sampai hari ke-11 setelah
pemberian intravena,
3. Prednison oral 20 mg pada hari ke 15
4. Prednison oral 10 mg hari ke 16 dan 18 kemudian
menghentikan prednison;
TERAPI
American Academy of Ophthalmology

• Kronis : Rujuk  pada spesialis yg mengerti multiple sclerosis


untuk pengelolaan dan pertimbangan tx imunomodulator

• Prednison oral 1 mg/kg/hari saja dikontraindikasikan 


peningkatan risiko neuritis optik rekuren
Prognosis
Sembuh sempurna atau mulai membaik setelah 6-12 minggu
Perbaikan maksimal dalam waktu 2 bulan
95% pasien  visus mencapai ≥ 20/40
38% pasien  berkembang menjadi multiple sklerosis dlm 10
thn pertama
56% pasien  dengan lesi pada white matter menjadi MS

Anda mungkin juga menyukai