Anda di halaman 1dari 33

T IK

OP
T IS
RI
EU
N
:
A L K E N R O S O C E A N A L E K AT O M P E S S Y
101192100 51

D E PA R T E M E N I L M U P E N YA K I T M ATA
NEURITIS OPTIK
Definisi
 Penyakit inflamasi akut atau subakut atau suatu proses
demielinisasi yang mempengaruhi saraf optik

 Penyakit ini dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk :


• intraokular, yang mengenai bagian saraf bola mata
(papillitis)
• retrobulbar, yang mengenai bagian saraf di belakang bola
mata1
EPIDEMIOLOGI
• Studi epidemiologi menunjukan kejadian neuritis optikus
berkisar 4-5 per 100.000 populasi, dengan insidensi
tertinggi pada populasi yang tinggal di dataran tinggi,
seperti Amerika Utara dan Eropa bagian barat.
• Pada predileksi umur dewasa muda 20-45 tahun, neuritis
optikus biasanya bersifat unilateral dan lebih banyak pada
wanita (3:1)
ETIOLOGI

Demielinatif Diperantarai imun

• Idiopatik • Neuritis optik pascainfeksi virus


• Multipel sklerosis (morbili, mumps, cacar air,
• Neuromielitis optika (penyakit influenza, mononukleosis
Delvic) infeksiosa)
• Neuritis optik pascaimunisasi
• Ensefalomielitis diseminata akut
• Polineuropati idiopatik akut
(sindrom Guillain-Barre)
• Lupus eritematosus sistemik
• Penyakit Leber
ETIOLOGI

Neuropati optik
Infeksi langsung
granulomatosa
• Herpes Zoster, sifilis, • Sarkoidosis
tuberkulosis, • Idiopatik
crytococcosis,
cytomegalovirus
ETIOLOGI

Intoksikasi racun Penyakit peradangan


eksogen sekitar
• Tembakau, etil alkohol, • Peradangan intraocular
metil alkohol • Penyakit orbita
• Penyakit sinus, termasuk
mukormikosis
• Penyakit intracranial:
meningitis, ensefalitis
ETIOLOGI

Penyakit metabolic

• Diabetes, anemia, kehamilan,


avitaminosis
KLASIFIKASI
Retrobulbar neuritis (normal disc)

www.medsape.com
KLASIFIKASI
Papillitis (hiperemia dan edema)

www.medsape.com
KLASIFIKASI
Neuroretinitis (papillitis, macular star)
KLASIFIKASI
Neuroretinitis (papillitis, macular star)

www.medsape.com
PATOGENESIS Plak di otak
dengan
perivascular
Inflamasi,
cuffing, edema
demielinisasi dari
pada selubung
saraf optik
saraf yang
bermielin, dan
Inflamasi pada pemecahan mielin
endotel pembuluh
darah retina dapat
mendahului
demielinisasi
Demielinisasi yang Aktivasi sistemik
terjadi pada sel T pelepasan
neuritis optik sitokin dan agen-
diperantarai oleh agen inflamasi
imun yang lain
Aktivasi sel
Bmelawan
protein dasar
GEJALA DAN TANDA

Gambaran akut

•Monokular, namun dapat mengenai kedua mata terutama pada anak-anak


•Hilang penglihatan tiba-tiba
•Nyeri pada mata yang semakin memberat bila bola mata digerakkan
•Defek pupil aferen
•Defek lapang pandang  skotoma sentral
•Papilitis dengan hiperemia dan edema diskus optik
•Fotopsia
•Buta warna
•Perdarahan peripapil
GEJALA DAN TANDA

Gambaran kronik
•Kehilangan penglihatan secara persisten..
•Defek pupil aferen relatif
•Desaturasi warna, terutama warna merah.
•Fenomena Uhthoff
•Diskus optik terlihat mengecil dan pucat, terutama didaerah temporal. Pucatnya diskus meluas sampai batas diskus ke serat retina peripapil
DIAGNOSIS

• Penglihatan yang kabur (visus turun)


mendadak
• Adanya bintik buta
• Perbedaan subjektif pada terangnya
Anamnesis cahaya
• Persepsi warna yang terganggu
• Kekaburan penglihatan ketika
beraktivitas, meningkatnya suhu dan
berkurang jika beristirahat
• Rasa sakit pada mata yang menganggu dan
lebih sering pada tipe neuritis retrobulbar
daripada tipe papilitis.
Anamnesis • Gejala berlangsung sementara pada salah satu
mata (pada pasien dewasa). Sedangkan pada
pasien anak, biasanya mengenai kedua mata.
Terdapat riwayat demam atau imunisasi
sebelumnya pada anak akan mendukung
diagnosis.
DIAGNOSIS

Pemeriksaan visus

Pemeriksaan lapang pandang

Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat


Pemeriksaan Fisik dengan refleks cahaya langsung yang
menurun atau hilang

Penglihatan warna berkurang

Adaptasi gelap mungkin menurun


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Funduskopi

• Pemeriksaan funduskopi pada papilitis terlihat gambaran


hiperemia dan edema diskus optik sehingga membuat batas
diskus tidak jelas.
• 60% pasien dengan neuritis retrobulbar memiliki gambaran
funduskopi yang normal. Namun apabila prosesnya sangat
destruktif, dapat berakhir sebagai optik atrofi dan papil menjadi
pucat, tak berbatas tegas, dan matanya buta.
Edema nervus optikus

www.medsape.com
MRI (magnetic resonance imaging)
• MRI diperlukan untuk melihat nervus optikus dan
korteks serebri. Hal inidilakukan terutama pada
kasus-kasus yang diduga terdapat sklerosis multipel

Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah


Pemeriksaan • Melihat proses infeksi atau inflamasi
Penunjang
Slit lamp

Visually evoked response (VER) terganggu dan


menunjukkan penurunan amplitude dan
perlambatan waktu transmisi
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
PENATALAKSANAAN
Pasien tanpa riwayat Multiple Sclerosis atau Neuritis
optikus:
 Hasil MRI bila terdapat minimum 1 lesi demielinasi
tipikal:
Regimen selama 2 minggu:
 3 hari pertama beri Methylprednisolone 1 g/kg/hari i.v
 11 hari setelahnya dilanjutkan dengan Prednisolone
1mg/kg/hari oral
 Tapering off dengan cara 20 mg prednisone oral untuk
hari pertama (hari ke 15 sejak pemberian obat) dan
10mg prednisone oral pada hari ke-2 sampai ke-4
 Dapat diberikan Ranitidine 150 mg oral untuk
profilaksis gastritis
 Hasil MRI bila 2 atau lebih lesi demielinasi
 Merujukan pasien ke spesialis neurologi untuk terapi interferon
-1 intramuskular seminggu sekali selama 28 hari
 Metilprednisolone iv (1 g per hari, dosis tunggal atau dosis
terbagi selama 3 hari) diikuti dengan prednison oral (1
mg/kgBB/hari selama 11 hari kemudian 4 hari tappering off).
 Tidak ada lesi demielinasi dari hasil MRI
 Risiko terjadi MS rendah, kemungkinan terjadi sekitar
22% setelah 10 tahun kemudian
 Intravena steroid dapat digunakan untuk
mempercepatkan pemulihan visual
 MRI lagi dalam 1 tahun kemudian
Dengan riwayat Multiple Sclerosis dan Neuritis Optikus
 Observasi
 Periksa pasien pada minggu ke 4-6 setelah muncul gejala
dan pemeriksaan ulang tiap 3-6 bulan kemudian
 Pasien yang berisiko tinggi MS atau demielinisasi sistem
saraf pusat dari hasil MRI sebaiknya dirujuk ke spesialis
neurologi untuk evaluasi dan terapi lanjutan.
KOMPLIKASI
• Kehilangan penglihatan pada neuritis optik dapat terjadi
permanen.
• Neuritis retrobulbar mungkin terjadi walaupun merupakan suatu
neuritis optik yang terjadi cukup jauh di belakang diskus
optikus.
• Neurits optik yang disebabkan oleh sklerosis multipel memiliki
ciri khas kekambuhan dan remisi.
• Disabilitas yang menetap cenderung meningkat pada setiap
kekambuhan. Peningkatan suhu tubuh dapat memperparah
disabilitas (Uhthoff) khususnya gangguan penglihatan.
PROGNOSIS
• Banyak pasien neuritis optik, fungsi visual mulai
membaik 1 minggu sampai 3 minggu setelah onset
penyakit walau tanpa pengobatan.
• Penglihatan akhir pada pasien yang mengalami
neuritis optik dengan sklerosis multiple lebih buruk
dibanding dengan pasien neuritis optik idiopatik.
• Tiap kekambuhan akan menyebabkan pemulihan
yang tidak sempurna dan memperburuk penglihatan
KESIMPULAN
• Neuritis optikus merupakan keadaan inflamasi saraf
optik, dimielinisasi yang menyebabkan kehilangan
penglihtan secara akut dan biasanya melibatkan sau mata
(monokular)
• Pasien mengeluh adanya pandangan berkabut atau visus
yang kabur, adanya bintik buta, perbedaan subjektif pada
terangnya cahaya, persepsi warna yang terganggu
• Pengobatan neuritis optikus dapat dilakukan dengaan
pemberian kombinasi steroid oral, intravena, serta
interferon -1 intramuskular disesuaikan dengan
tingkat keparahan penyakit
• Proses penyembuhan dan pemulihan ketajaman
penglihatan terjadi pada 92% pasien.
IH
S
KA
A
IM
R
TE

Anda mungkin juga menyukai