Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

OPTIC NEURITIS

Pembimbing : dr. BOYKE SISPRIHATTONO, Sp.M


Disusun oleh : Ali Rafi Rafsanjani (120810008)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RSUD WALED Kabupaten


Cirebon
Optic Neuritis
• Adalah penyakit peradangan akut atau subakut atau
proses dimielinisasi pada saraf optic.
• Klasifikasi :
• Papilitis :
- Optic disk(pusat saraf mata)
• Neuroretinitis:
- Optic disk & sekitar retina
• Retrobulbar neuritis:
- Saraf optic dibelakang retina
( infeksi virus, syphilis, lyme diesese )
Deskripsi nervus opticus :
• Memiliki panjang 47 – 50
mm
• Dibagi menjadi 4 bagian
yaitu :
• intraokular (1mm),
• intraorbital (30mm),
• intrakanalikular (6-
9mm),
• intracranial (10mm).
Visual Pathway Lesion

Penyebab :
• Optik atrofi
• Trauma optic
• Neuropati optic
• Neuritis Optic

Ditandai dengan hilangnya penglihatan atau kebutaan lengkap


pada sisi yang terkena dengan hilang nya refleks cahaya
langsung pada sisi ipsilateral dan reflek tidak langsung pada sisi
kontralateral.
Epidemiologi
• Di AS, Eropa, dan daerah ekuator 4-5 per 100.000 populasi dengan insiden
tertinggi di AS.
• Terjadi pada usia 20 – 45 tahun
• Wanita : laki – laki (3 : 1)

Etiologi
• Idiopatik
• Neuritis opticus herediter/Turunan
• Demyelinisasi disorder : multiple sclerosis, Neuromielitis optika (penyakit Devic’s)
• Infeksius neuritis optic : herpes, sifilis,cytomegalovirus
• Imunologi : guillain barre syndrome, lupus, ensefalitis
• Inflamation lokal : Peradangan intraocular, Penyakit orbita,Penyakit sinus,
Penyakit intracranial: meningitis, ensefalitis
Patofisiologi

Sel T masuk menempel pada myelin sel T akan


mengepresikan lebih banyak reseptor sehingga sel
kekebalan tubuh akan lebih mudah mengikat dan masuk
terjadi reaksi hipersensitivitas tipe IV sel-sel T spesifik
myelin akan mengeluarkan mediator inflamasi ( IL-1, IL-
6,TNF-alpha, Interferon gamma) karena adav mediator”
inflamasi maka makrofag muncul dan menyerang myelin.
Manifestasi Klinis
Gambaran Akut
• Gejala biasanya monokular.
• Hilang penglihatan dalam waktu
hitungan jam sampai berhari-hari
mencapai puncak dalam waktu 1 – 2
minggu.
• Nyeri pada mata.
• Nyeri terjadi bisa bersamaan ataupun tidak bersamaan
dengan hilangnya penglihatan.
• Nyeri bertambah berat bila bola mata ditekan
• Disertai dengan nyeri kepala.

• Defek pupil afferent (Marcuss Gunn


pupil) penurunan respon pupil
• Defek/gangguan lapang pandang
• 88% buta warna
Gambaran Kronik
• Kehilangan penglihatan persisten. Perbaikan
mencapai 1 tahun
• Defek pupil aferen bertahan pada 2 tahun setelah
gejala awal.
• Desaturasi warna terutama warna merah. Pasien
melihat warna merah menjadi pink.
• Fenomena uhthoff. Penurunan penglihatan disertai
dengan kenaikan suhu tubuh. Pencetus : olahraga
dan mandi air hangat.
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang

• Anamnesis :
• Penglihatan turun mendadak
• Adanya bintik buta
• Persepsi warna terganggu
• Perbedaan subjektif pada terangnya cahaya
• Kekaburan penglihatan terjadi ketika beraktivitas , meningkatnya suhu, dan
juga pada saat kurang istirahat.
• Rasa nyeri pada mata yang sangat mengganggu
• Pada dewasa mengenai salah satu mata. Sedangkan pada anak mengenai
kedua mata disertai dengan riwayat imunisasi dan riwayat demam,.
• Pemeriksaan fisik :
• Pemeriksaan visus. Hilangnya visus dapat ringan (20/30), sedang
(20/60), maupun berat (20/70). 
• Pemeriksaan lapang pandang, biasanya berupa skotoma sentral
atau sentrosekal. Namun setelah 7 bulan, 51 % kasus memiliki
lapangan pandang yang normal.
• Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya
langsung yang menurun atau hilang.
• Penglihatan warna berkurang.
• Adaptasi gelap mungkin menurun.
Pemeriksaan Penunjang :

• Funduskopi (stadium perubahan pada neuritis optikus disertai


kelainan bilik mata belakang)
• Perubahan awal : papilitis 38% kasus. diskus optikus normal 44% kasus. 18% kasus Bagian
temporal tampak pucat (adanya lesi optik neuritis yang berat). Papilitis awal ditandai dengan :
• Adanya batas diskus yang mengabur + hiperemis
• Papilitis yang mencapai perkembangan yang lengkap : ditandai adanya papiledema. Disarankan
pemeriksaan dengan slit lamp.
• Perubahan lanjut : pada neuritis retrobulbar diskus normal selama 4 – 6 minggu hanya terlihat
hiperemis. Gambaran papilitis yang berlanjut ditandai adanya atrofi optik. Pada keadaan ini
batas diskus tampak mengabur dan pucatnya diskus.

• MRI : untuk melihat nervus optikus dan deteksi adanya multiple


sclerosis.
• Pungsi lumbal dan pemeriksaan darah : mencari infeksi atau
inflamasi.
• Slit lamp : mecari sel radang pada vitreous
Tatalaksana
Pasien tanpa riwayat atau multiple sclerosis atau neuritis
optikus :
1. Dari hasil MRI bila terdapat 1 lesi demielinasi tipikal :
Regimen selama 2 minggu :
• 3 hari pertama diberikan methylprednisolone 1mg/kgbb/hari i.v
• 11 hari setelahnya dilanjutkan dengan prednisolone 1
mg/kgbb/hari oral
• Tappering off dengan cara 20 mg prednisolone untuk hari pertama
(hari ke 15 sejak pemberian obat) dan 10 mg prednisone oral pada
hari ke 2 sampai ke 4.
• Dapat diberikan ranitidine 150 mg oral untuk profilaksis gastritis
Menurut Neuritis optikus Treatment Trial (ONTT) pengobatan dengan steroid dapat
menurunkan progresivitas Multiple sclerosis selama 3 tahun. Terapi steroid hanya
mempercepatkan pemulihan visual tapi tidak meningkatkan hasil pemulihan pandangan visual.
2. Dari hasil MRI bila 2 atau lebih lesi demielinasi :
• Menggunakan regimen yang sama
• Merujuk pasien ke spesialis neurologis untuk terapi interferon Beta
1 alfa selama 28 hari.
• Tidak menggunakan prednisolone oral sebagai terapi primer
karena dapat menyebabkan kekambuhan dan rekurensi.
3. Dengan tidak ada lesi demielinasi dari hasil MRI :
• Risiko terjadi MS rendah, kemungkinan terjadi sekitar 22% setelah
10 tahun kemudian.
• IV steroid dapat digunakan untuk mempecepat pemulihan visual
• Biasanya tidak dianjurkan untuk terapi kecuali muncul gangguan
visual pada mata kontralateral
• MRI lagi 1 tahun kemudian.
Prognosis

• Tanpa terapi, penglihatan mulai membaik setelah 2-3 minggu sejak


timbulnya gejala, kadang-kadang dapat membaik dalam beberapa hari.
Perbaikan visus biasanya terjadi perlahan hingga beberapa bulan. Visus
yang jelek sewaktu episode akut biasanya akan menunjukkan hasil
perbaikan visus yang jelek.

• Menurut Optic Neuritis Treatment Trial (ONTT),


• 38% akan berkembang menjadi multiple sclerosis dalam 10
tahun setelah episode pertama idiopathic demyelinative optic
neuritis,
• 22% pada pasien dengan hasil MRI otak yang normal
• dan 56% pada lesi matter putih.
TERIMAKASIH
“Mataku adalah samudra tempat mimpiku terpantul”

-Anna M.Uhlich

Anda mungkin juga menyukai