REFERAT

RETINOPATI DIABETIK

Disusun Oleh: Poppy Nur Septiarani 120810045

Pembimbing : dr. Boyke Sisprihattono.,Sp.M

KEPANITERAAN KLINIK
KSM ILMU KESEHATAN MATA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
RSUD WALED
CIREBON
2022
 PENDAHULUAN
• Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolisme
yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah
dalam tubuh yang disebabkan oleh resistensi insulin
atau gangguan produksi insulin1
• Menurut data dari International Diabetes Federation
(IDF) pada tahun 2011 terdapat 355 juta orang di
dunia yang terdiagnosis DM, angka ini diperkirakan
akan terus meningkat dan mencapai 552 juta jiwa
pada tahun 20302
KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT
 DEFINISI
• Diabetik retinopati (DR) adalah suatu mikroangiopati progresif
yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh darah
halus yang meliputi arteriol prekapiler retina, kapiler, dan
vena

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 ETIOLOGI
Penyebab pasti Retinopati Diabetik belum
diketahui. Tetapi diyakini bahwa lamanya terpapar
terhadap keadaan hiperglikemia dapat
menyebabkan perubahan fisiologis dan biokimia
yang akhirnya menyebabkan kerusakan endotel
pembuluh darah

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 PATOFISIOLOGI

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 PATOFISIOLOGI

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
RETINOPATI DIABETIK
• Lamanya menderita diabetes
• Tipe dari diabetes melitus
• Hipertensi
• Kontrol DM yang dilakukan
• Pregnancy
• Smoking

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT
 GEJALA KLINIS
• Gejala subjekif yang dapat ditemui
berupa:
• Kesulitan membaca
• Penglihatan kabur
• Penglihatan tiba-tiba menurun pada
satu mata
• Melihat lingkaran cahaya
• Melihat bintik gelap dan kelap-kelip

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 Gejala objektif yang dapat
ditemukan pada retina:
• Mikroaneurisma, merupakan
penonjololan dinding kapiler
terutama daerah vena dengan
bentuk berupa bintik merah kecil
yang terletak dekat pembuluh
darah terutama polus posterior

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

• Dilatasi pembuluh darah dengan lumen
yang ireguler dan berkelok-kelok

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 • Hard exudates yang merupakan
infiltrasi lipid kedalam retina.
Gamabarannya kekuning-kuningan,
pada permulaan eksudat pungtata,
membesar kemudian bergabung

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 KLASIFIKASI

Retinopati diabetik non proliferatif.

• Selama menderita diabetes, keadaan ini
menyebabkan dinding pembuluh darah
kecil pada mata melemah, adanya tonjolan
kecil, dan cotton wool

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

• Retinopati diabetik preproliferatif
Perubahannya yang khas adalah adanya
sejumlah bercak mirip kapas (multiple
cotton wool spots) atau yang sering
disebut sebagai eksudat lunak atau soft
eksudate yang merupakan mikro infrak
lapisan serabut saraf

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

• Retinopati diabetik proliferative.

Bentuk utama dari retinopati proliferatif

adalah pertumbuhan (proliferasi) dari
pembuluh darah yang rapuh pada
permukaan retina.

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK
Menurut Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia / Rumah Sakit Dr.Cipto
Mangunkusumo
• Derajat I: terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa fatty
exudates pada fundus okuli
• Derajat II: terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan
bercak dengan atau tanpa fatty exudates pada fundus okuli
• Derajat III: terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan
bercak, neovaskularisasi, proliferasi pada fundus okuli.
• Jika gambaran fundus dikedua mata tidak sama, maka
penderita tergolong pada derajat berat.

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 GAMBARAN KLINIS NPDR
• Microaneurysms
• Hemorrhage
• Cotton-wool spots
• Hard exudates
• Intraretinal microvascular abnormalities
• Venous bleeding
• Macular edema

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 SEVERE NON-PROLIFERATIVE DR:
– cotton-wool spots, venous
beading, dan intraretinal
microvaskular abnormalities

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 PROLIFERATIVE DIABETIC RETINOPATHY
(PDR)
• Early proliferative diabetik retinopati memiliki karakteristik
munculnya pembuluh darah baru pada papila nervi optikus
atau pada tempat lain di retina.
• Kategori high-risk : pembuluh darah baru pada papila yang
meluas melebihi satu per tiga dari diameter papila, pembuluh
darah tersebut berhubungan dengan perdarahan vitreus atau
pembuluh darah baru manapun di retina yang meluas
melebihi setengah diameter papila dan berhubungan dengan
perdarahan vitreus.12

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 • NVD
• NVE
• Pre-retinal hemorrhage
• Vitreous hemorrhage
• Tractional retinal detachment
• NVI (iris)

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Mengontrol diabetes dan mempertahankan level HbA1c
pada kisaran 6-7% merupakan sasaran pada manajemen
optimal diabetes dan retinopati diabetik.
• Angiografi fluoresensi fundus (Fundus Fluorescein
Angiography (FFA)

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

Jadwal Pemeriksaan Berdasarkan Umur atau Kehamilan
Umur onset Rekomendasi pemeriksaan pertama kali Follow up rutin
DM/kehamila minimal
n

0-30 tahun Dalam waktu 5 tahun setelah diagnosis Setiap tahun

>31 tahun Saat diagnosis Setiap tahun

Hamil Awal trimester pertama Setiap 3 bulan atau

sesuai kebijakan dokter
mata

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 Jadwal Pemeriksaan Berdasarkan Temuan Pada Retina15
Abnormalitas retina Follow-up yang disarankan
Normal atau mikroaneurisma Setiap tahun
yang sedikit

Retinopati Diabetik non Setiap 9 bulan

proliferatif ringan

Retinopati Diabetik non Setiap 6 bulan

proliferative

Retinopati Diabetik non Setiap 4 bulan

proliferative

Edema makula Setiap 2-4 bulan

Retinopati Diabetik  proliferative Setiap 2-3 bulan

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 PENATALAKSANAAN
RETINOPATI DIABETIK
• Retinal laser photocoagulation untuk mengurangi
progresifisitas penurunan tajam penglihatan
• Kontrol secara teratur :
- kadar gula darah
- hipertensi
- kolesterol
• Injeksi anti-VEGF
• Vitrektomi

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 KOMPLIKASI
• Rubeosis iridis progresif
• Glaukoma neovaskular
• Perdarahan vitreus rekuren
• Ablasio retina

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT

 DAFTAR PUSTAKA
1. Price,S, Lorraine MW. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi ke-6. Jakarta; EGC; 2006.
2. Departemen Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2015.
Available
at:http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2015
3. Rodriguez-Fontal M, Kerrison JB, Alfaro DV, Jablon EP. Metabolic control
and diabetik retinopathy. Curr Diabetes Rev. Feb 2009;5(1):3-7.
4. Klein R, Knudtson MD, Lee KE, Gangnon R, Klein BE. The Wisconsin
Epidemiologic Study of Diabetik Retinopathy XXIII: the twenty-five-year
incidence of makular edema in persons with type 1
diabetes.Ophthalmology. Mar 2009;116(3):497-503.
KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT
 DAFTAR PUSTAKA
5. Crick RP., Khaw PT. A Text Book of Clinical Ophtalmology.3rd edition.
Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. 2013
6. American Diabetes Association. Diabetik Retinopathy. Available at:
http://care.diabetesjournals.org/content/25/suppl_1/s90.full.pdf.
7. World Health Organization. Global Data On Visual Impairments 2010.
8. Available at
http://www.who.int/blindness/GLOBALDATAFINALforweb.pdf.
9. Victor, Arus, Andi., 2008, Retinopati Diabetik Penyebab Kebutaan Utama
Penderita Diabetes, Departemen Mata FKUI/RSCM, Jakarta.
10. Ryder B. Combined Modalities Seem To Provide The Best Opinion.
Screening for Diabetik Retinopathy 1995 Jul 22 Available from:
http://www.bmj.com/content/311/6999/207.extract
KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT
 TERIMA KASIH

KEPANITERAAN KLINIK KSM ILMU KESEHATAN M ATA R S U D WA L E D KABUPATEN CIREBON J AWA B A R AT