Anda di halaman 1dari 50

Retinopati

Oleh : M Fakhri Rafif


Pembimbing: dr. Vonna Riasari, Sp.M

Clinical Science Session


Pendahuluan

• Retina  struktur jaringan mata berupa sel-sel fotoreseptor batang dan kerucut yang menerima
stimulus visual dari media refraksi dan mengubahnya menjadi stimulis listrik ke pusat penglihatan
• Retinopati  penyakit mata tenang visus turun akibat inflamasi dan biasanya lanjutan dari penyakit
yang mendasari
• >>  retinopati diabetik, retinopati hipertensi, retinopati prematuritas dan lainnya
• Prinsip tata laksana ialah mengobati penyakit yang mendasarinya

Retinopati 02
Tinjauan Pustaka

Retinopati 03
Anatomi dan Fisiologi

- Sel kerucut  warna


- Sel batang  derajat penyinaran
dan terhadap intensitas penyinaran
yang kecil (adaptasi gelap).

Retinopati 04
Anatomi dan Fisiologi
Lapisan retina
Membrane limitan interna  membrane hialin antara retina dan badan kaca
Serabut saraf  akson sel ganglion menuju nervus optikus, terdapat pembuluh darah retina
Lapisan sel ganglion  lapisan badan sel dari nervus opticus
Lapisan pleksiform  mengandung sambungan sel ganglion dalam sel amakrin dan sel bipolar
Lapis nucleus dalam  tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel muller lapis ini mendapat metabolisme dari arteri
retina sentral
Lapis pleksiform luar  lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel
horizontal
Lapis nucleus luar  susunan lapis nucleus sel kerucut dan sel batang
Membrane limitan eksterna yang merupakan membran maya
Lapis fotoreseptor  lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut
Lapisan epitelium pigmen retina

Retinopati 05
Definisi Retinopati

Penyakit dengan kerusakan pada retina yang menyebabkan terjadinya


gangguan penglihatan. Retinopati seringkali dihubungkan dengan penyakit
vaskular retina, atau kelainan pada retina yang disebabkan oleh gangguan
aliran darah.

Retinopati 06
Penyebab Retinopati

• Diabetes mellitus : retinopati diabetic


• Penyakit pembuluh darah seperti retinopati arteriosklerosis, retinopati
hipertensi, retinopati hipotensi.
• Bayi lahir prematur : retinopati prematuritas
• Riwayat trauma non okuli : retinopati purtschers, retinopati embolisasi
lipid, retinopati valsava
• Riwayat Toksin
• Anemia : retinopati anemia
• Proses degenerasi : degenarasi macula, retinitis pigmentosa
Retinopati 07
Retinopati Diabetik

Retinopati 08
Definisi Retinopati Diabetik

Disfungsi sistem vaskular retina yang progresif akibat


kondisi hiperglikemia kronis

Retinopati 09
Epidemiologi Retinopati Diabetik

• Amerika Serikat
• 16 juta orang diabetes  50% dari jumlah tersebut yang mengetahui bahwa
dirinya menderita DM  25% yang mendapatkan perawatan oftalmologi yang baik
• RD  penyebab kebutaan nomor satu pada individu berusia 25-74 tahun  8000
kasus baru per tahun.

• Diabetes Melitus
• Penyebab utama kebutaan pada usia antara 20 hingga 74 tahun
• Potensi kebutaan sebesar 20-30 kali dari pada orang non-diabetes

Retinopati 010
Faktor Risiko Retinopati Diabetik

• Durasi diabetes
• 5-10 tahun 27%
• >10 tahun  71-90%
• 20-30 tahun  95% dan 30-50% mengalami proliferative diabetic retinopathy (PDR)
• Kontrol gula darah yang buruk
• Penyakit ginjal
• Hipertensi
• Kehamilan
• Merokok, obesitas, dan hiperlipidemia

Retinopati 011
Patofisiologi Retinopati Diabetik

Retinopati 012
Patofisiologi Retinopati Diabetik

Retinopati 013
Pembagian Retinopati Diabetik

• Retinopati nonproliferatif,  peningkatan permeabilitas


kapiler, mikroaneurisma, perdarahan intraretinal, eksudat
keras (deposit lipid) dan eksudat halus (cotton-wool spot),
serta edema makular.

• Retinopati proliferatif, secara khas terlihat pembentukan


pembuluh darah baru (neovaskularisasi) di daerah
preretina  menyebar ke dalam vitreus  menyebabkan
perdarahan vitreus Jaringan fibrotik pelepasan
lapisan retina.

Retinopati 014
Manifestasi Klinis Retinopati Diabetik

Retinopati 015
Penegakan Diagnosis Retinopati Diabetik

• Pemeriksaan tajam penglihatan,


• Oftalmoskopi,
• Ocular Coherence Tomography (OCT),
• Tonometri

Retinopati 016
Tatalaksana Retinopati Diabetik

• Mengkontrol gula darah pasien


• Nonproliferative diabetic retinopathy
• Tidak memerlukan terapi  kontrol tiap tahun
• Preproliferative diabetic retinopathy
• Clinically significant macular oedema
• Terapi fotokoagulasi laser
• Vitrectomy
• Proliferative diabetic retinopathy menggunakan Panretinal laser
photocoagulation
• Laser
Retinopati 017
Prognosis Retinopati Diabetik

• Terapi scatter PRP yang adekuat akan menurunakn resiko kehilangan


penglihatan (visus < 5/200) lebih dari 50% pada kasus-kasus PDR.
• Prognosis buruk  retinopati proliferatif jika telah terjadi iskemia retina
berat, neovaskularisasi luas, atau pembentukan jaringan fibrotik preretina
yang luas

Retinopati 018
Retinopati Hipertensi

Retinopati 019
Definisi Retinopati Hipertensi

Kelainan retina dan pembuluh darah retina akibat tekanan darah


tinggi. Perubahan pembuluh darah retina muncul akibat
peningkatan tekanan darah secara kronik. Bukan hanya retina,
namun juga melibatkan koroid dan saraf optik.

Retinopati 020
Epidemiologi Retinopati Hipertensi

• Prevalensi lebih tinggi didapatkan pada orang kulit hitam berhubungan


dengan tekanan darah yang lebih tinggi pada ras tersebut.
• Pada laki-laki angka kejadiannya juga lebih tinggi.
• Usia lebih dari 50 tahun, wanita memiliki prevalensi yang lebih tinggi dari
laki-laki.
• Frekuensi tertinggi terjadinya retinopati hipertensi adalah pada pasien
dengan tekanan darah yang tidak terkontrol.

Retinopati 021
Patogenesis Retinopati Hipertensi

Retinopati 022
Manifestasi Klinis Retinopati Hipertensi

• Retinopati hipertensi,
• Kelainan pembuluh darah  penyempitan (warna pucat)dan sklerosis
(refleks copper wire, refleks silver wire, sheating, lumen pembuluh darah
yang ireguler dan fenomena crossing)
• Perdarahan atau eksudat pada retina  bintang (star figure)
• Edema retina

Retinopati 023
Retinopati 024
Klasifikasi Retinopati Hipertensi (RSCM)
Tipe 1. Tipe 3.
- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati, tidak - Fundus dengan retinopati hipertensi dengan
ada sklerose dan terdapat pada orang muda arteriosklerosis, terdapat pada orang muda
- Funduskopi : arteri menyempit dan pucat, arteri - Funduskopi : penyempitan arteri, kelokal bertambah
meregang dan percabangan tajam, perdarahan ada fenomena crossing perdarahan multipel, cotton wool
atau tidak ada, eksudat ada atau tidak ada patches, makula star figure
Tipe 2. Tipe 4.
- Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati - Hipertensi yang progresif
sklerose senil, terdapat pada orang tua - Funduskopi : edema papil, cotton wool patches, hard
- Funduskopi: pembuluh darah tampak mengalami exudate, star figure exudate yang nyata
penyempitan, pelebaran dan sheating setempat.
Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada
edema papil.

Retinopati 025
Klasifikasi Retinopati Hipertensi (Scheie)

Stadium I: terdapat penciutan setempat pada pembuluh darah kecil.


Stadium II: penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan kadang-kadang penciutan setempat
sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang dan membentuk cabang keras.
Stadium III: lanjutan stadium II, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi akibat diastol di
atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.
Stadium IV: seperti stadium III dengan edema papil dengan eksudat star figure, disertai keluhan
penglihatan menurun dengan tekanan diastol kira-kira 150 mmHg

Retinopati 026
Klasifikasi Retinopati Hipertensi (Keith Wagener Barker)

Derajat 1: penciutan ringan pembuluh darah. Dalam periode 8 tahun 4% meninggal.


Derajat 2: penambahan penciutan, ukuran pembuluh nadi dalam diameter yang
berbeda-beda, terdapat fenomen crossing. Dalam periode 8 tahun 20 % meninggal..
Derajat 3: tanda-tanda pada derajat 2 ditambah perdarahan retina dan cotton wool
patches. Dalam periode 8 tahun 80% meninggal.
Derajat 4: tanda-tanda derajat 3 dengan edema papil yang jelas. Dalam periode 8 tahun
98% meninggal.

Retinopati 027
Tatalaksana dan Prognosi Retinopati Hipertensi

• Tatalaksana
• Terapi antihipertensi
• Prognosis
• Kelainan tajam penglihatan tidak selalu muncul sebagai akibat dari retinopati
hipertensi kecuali bila disertai oklusi arteriol dan vena.
• Harapan hidup
• Pasien dengan perdarahan, cotton wool spots dan edema tanpa disertai papiledema
mempunyai harapan hidup sebanyak 27,6 bulan.
• Papiledema angkanya menjadi 10,5 bulan.

Retinopati 028
Retinopati Prematuritas

Retinopati 029
Definisi Retinopati Prematuritas

Suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada pembentukan


pembuluh darah retina pada bayi prematur. Retinopati yang berat
ditandai dengan proliferasi pembuluh retina, pembentukan
jaringan parut dan pelepasan retina.

Retinopati 030
Klasifikasi Retinopati Prematuritas

Stadium 1 : Garis demarkasi : sebuah pita putih sempit yang menandai taut retina
vascular dan avaskular
Stadium 2 : Bubungan Intraretina : seiring peningkatan tinggi, lebar, dan volume pita
dan meningkatnya pita ini dari bidang retina, tampak rigi.
Stadium 3 : Bubungan dengan proliferasi fibrosvaskuler ekastraretina : proliferasi
neovaskular ke dalam korpus vitreum
Stadium 4 : ablasio retina subtotal
Stadium 5 : ablasio retina total berbentuk corong

Retinopati 031
Patogenesis Retinopati Prematuritas

Retinopati 032
Manifestasi Klinis Retinopati Prematuritas

• Leukokoria (pupil berwarna putih),


• Nistagmus (gerakan bola mata yang abnormal),
• Strabismus (juling),
• Miopia (rabun dekat)
• Faktor risiko
• Penurunan berat lahir, asidosis, apnea, duktus arteriosus paten, septikemia,
transfusi darah, dan perdarahan intraventrikel

Retinopati 033
Penegakan Diagnosis Retinopati Prematuritas

• Oftalmoskopi
• Diagnosis 6 minggu setelah persalinan  kemudian dilakukan setiap
beberapa minggu sampai pembuluh darah retina terbentuk sempurna.
• Pada bayi yang memiliki jaringan parut akibat retinopati, pemeriksaan
mata harus dilakukan setiap 1 tahun seumur hidupnya.

Retinopati 034
Retinopati 035
Tatalaksana Retinopati Prematuritas

• Stadium 1 dan 2  observasi,


• Stadium 3  dipertimbangkan tindakan krioterapi transsklera atau
fotokoagulasi laser.
• Stadium 4 dan 5  Bedah vitreoretina diperlukan untuk ablasio retina
akibat traksi.

Retinopati 036
Pencegahan Retinopati Prematuritas

• Mencegah terjadinya kelahiran prematur.


• Jika bayi lahir prematur dan menderita gangguan pernafasan, maka
dilakukan pemantauan ketat terhadap pemakaian oksigen untuk
mencegah terlalu tingginya kadar oksigen dalam darah.

Retinopati 037
Retinopati Akibat Trauma Non-Okuli

• Retinopati Purtscher’s
Retinopati purtschers adalah angiopati hemoragik yang bercirikan
perdarahan retina, eksudat, dan penurunan visus berhubungan dengan
trauma non-okuli.
• Retinopati embolisasi lipid
Retinopati embolisasi lipid merupakan gejala sekunder dari sindrom emboli
lipid dan tampak sebagai titik cotton-wool dan perdarahan intraretinal.
• Retinopati Valsalva
Retinopati valsalva muncul akibat manuver valsalva.

Retinopati 038
Retinopati Toksik

• Klorokuin dan Hidroklorokuin


• Isoretinoin
• Sildenafil
• Vigabatrin
• Tamoxifen
• Phenotiazine

Retinopati 039
Retinopati Anemia

• perubahan berupa perdarahan dalam dan superficial, termasuk edem


papil.
• Anoksia  infark retina  bercak eksudat kapas.
• Makin berat anemia akan terjadi kelainan yang makin berat

Retinopati 040
Degenerasi Makula

• Penyebab
• senilitas,  kelainan di sekitar macula lutea (penimbunan pigmen, dan macula
perlahan-lahan menjadi pucat) sehingga terjadi penurunan tajam penglihatan
secara perlahan-lahan.
• penyakit stargard  terlihat pada masa pubertas akan memperlihatkan degenerasi
macula dengan tertimbunnya pigmen
• penyakit junius Kuhn disebut juga sebagai degenerasi diskiform macula 
bercak degenerasi putih atau kuning di daerah macula sebesar papil saraf optic.
Kelainan ini mengenai kedua mata.

Retinopati 041
Retinitis Pigmentosa

Retinopati 042
Definisi

Kelainan herediter yang ditandai dengan kehilangan fotoreseptor


dan mempengaruhi fungsi pigmen epitel retina. Kelainan ini
bersifat progresif dan bersifat difus, meliputi seluruh fundus
namun biasanya berawal dari bagian perifer atau macula

Retinopati 043
Manifestasi Klinis

• Gejala
• Rabun senja/nyctalopia
• Pengecilan lapang pandang
• Fotopsia
• Oftalmoskop
• Penyempitan arteriolar, pigmentasi intraretinal, hilangnya pigmen dari RPE, bone-
spikula

Retinopati 044
Retinopati 045
Tatalaksana

• Vitamin A
• DHA
• Neurotrophic factor

Retinopati 046
Kesimpulan

Retinopati 047
Kesimpulan

• Retinopati merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang.


• Penegakan diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
• Pengobatan yang dilakukan juga tergantung dari etiologi yang mendasari
retinopati serta derajat penyakitnya dimana hal itu akan berpengaruh
terhadap prognosis dari penyakit.

Retinopati 048
Daftar Pustaka
• Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi 5. Jakarta: Penerbit FKUI; 2017
• Mather R, Sivaprasad S. Retina & Retinal Disorder. Dalam : Riordan-Eva P, Augsburger JJ.
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology 19th ed. USA: McGraw Hill; 2017
• Hall JE. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13th ed. USA: Elsevier; 2018
• Kumar V, Abbas A, Aster J. Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease 10th ed. USA:
Elsevier; 2020
• Salmon JF. Kanski’s Clinical Ophthalmology : A systematic approach 9th ed.: Elsevier; 2020
• Duh EJ, Sun JK, Stitt AW. Diabetic retinopathy: current understanding, mechanisms, and
treatment strategies. JCI Insight. 2017; 2(14)
• Sabanayagam C, Banu R, Chee ML, et al. Incidence and progression of diabetic retinopathy:
a systematic review. Lancet. 2018

Retinopati 049
Thank
You

For Your Attention

Anda mungkin juga menyukai