Retinopati
Disusun oleh:
Syifa Aulia Ahmad (2015730126)
Pembimbing:
Dr. Amelia Hidayati, Sp. M
Mata merupakan salah satu indera pada manusia yang berfungsi dalam
penglihatan. Lebih dari setengah reseptor sensorik yang ada dalam tubuh manusia
terletak di mata. Reseptor sensorik pada mata terdapat pada retina. Retina merupakan
suatu struktur yang sangat kompleks dan sangat terorganisasi, dengan kemampuan
untuk memulai pengolahan informasi penglihatan sebelum informasi tersebut
ditransmisikan melalui nervus optikus ke korteks visual.1
Beberapa gangguan dapat terjadi pada retina, salah satunya adalah retinopati.
2
Retinopati adalah kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang. Dalam
makalah ini akan dibahas beberapa macam retinopati yang sering terjadi, antara lain
retinopati diabetes, retinopati hipertensi dan retinopati prematuritas.
BAB II
Tinjauan Pustaka
I. FISIOLOGI RETINA
Retina merupakan suatu struktur yang kompleks. Retina berfungsi sebagai
fotoreseptor dengan tersusun oleh sel batang dan sel kerucut yang berfungsi untuk
menangkap cahaya dan mengubah rangsangan cahaya menjadi menjadi impuls saraf
untuk kemudian dilanjutkan ke saraf optik ke korteks visual. Fotoreseptor memiliki
susunan kerapatan sel kerucut meningkat di pusat makula (fovea), semakin
berkurang ke perifer, dan kerapatan sel batang meningkat di perifer. Fotoreseptor
kerucut dan batang terletak di lapisan terluar retina sensorik yang avaskular dan
merupkan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang menjadi awal proses
penglihatan.3
Vaskularisasi retina terdiri atas arteri, kapiler, dan vena. Pada arteri terbagi
menjadi dua, yaitu arteri retina sentral dan retina arteriol. Arteri retina sentral
merupakan memiliki beberapa lapisan, yaitu lapisan intima, lapisan internal elastik
lamina, lapisan medial, lapisan adventisia. Retina arterior merupakan cabang dari
arteri sentral. Kapiler retina memiliki otot polos, sel endotel, basemant mebrant, dan
perisit. Pembuluh darah vena pada retina terbagi atas venula kecil, venula besar, dan
vena.4
Gambar 1. Mikroaneurisma5
2. Perdarahan retina dapat berupa titik, garis, maupun bercak yang biasanya
terletak dekat mikroaneurismata. Kelainan ini dapat digunakan sebagai
prognosis penyakit. Perdarahan yang luas memberikan prognosis yang lebih
buruk dibanding yang kecil.3
Gambar 2. Perdarahan Retina Dot, Blot, dan Flame Shaped 6,7
Makulopati
Makulopati diabetes bermanifestasi sebagai penebalan atau edema retina
setempat atau difus yang terutama disebabkan oleh kerusakan sawar darah retina
pada tingkat endotel kapiler retina, yang menyebabkan terjadinya kebocoran cairan
dan konstituen plasma ke retina sekitarnya. Makulopati lebih sering dijumpai pada
pasien diabetes tipe 2. Dan memerlukan penanganan segera setelah ditandai oleh
penebalan retina sembarang pada jarak 500 mikron dari fovea, eksudat keras pada
jarak 500 mikron dari fovea yang berkaitan dengan penebalan retina,atau penebalan
retina yang ukurannya melebihi satu diameter diskus dari fovea. Selain itu,
makuolpati dapat terjadi akibat iskemia yang ditandai dengan edema makula,
perdarahan dalam, dan sedikit eksudasi.3
Retinopati Diabetes Proliferatif
Retinopati diabetes proliferatif menyebabkan kebutaan kepada 50% penderita
setelah 5 tahun. Gejala umumnya merupakan penurunan tajam penglihatan secara
perlahan. Kelainan ini merupakan komplikasi mata yang paling parah pada diabetes
melitus. Iskemia retina yang progresif akan merangsang pembentukan pembuluh
darah baruyang menyebabkan kebocoran protein serum dan fluoresens dalam jumlah
besar.
Patogenesis
Tahap awal, pembuluh darah retina akan mengalami penyempitan (spasme).
Penyempitan pembuluh darah ini tampak sebagai pembuluh darah (terutama arteriol
retina) yang berwarna lebih pucat, kaliber pembuluh darah yang menjadi lebih kecil
atau ireguler karena spasme lokal, dan percabangan arteriol yang tajam.2
Peningkatan tekanan darah secara persisten akan menyebabkan terjadinya penebalan
intima pembuluh darah, hiperplasia dinding tunika media dan degenerasi hialin. Pada
tahap ini akan terjadi penyempitan arteriol yang lebih berat dan perubahan pada
persilangan arteri-vena yang dikenal sebagai arteriovenous nicking.8 Terjadi juga
perubahan refleks cahaya, dimana pada pemeriksaan oftalmoskopi refleks cahaya
yang terlihat menjadi lebih difus atau kurang terang dari seharusnya.
Apabila dinding arteriol diinfitrasi oleh sel lemak dan kolesterol akan menjadi
sklerosis. Progresi yang lebih lanjut dari sklerosis dan hialinisasi menyebabkan
refleks cahaya menjadi lebih difus dan warna dari arteriol retina menjadi merah
kecoklatan hal ini disebut copper wire. Sklerosis yang lebih lanjut pada vaskularisasi
retina meningkatkan densitas optik sehingga menyebabkan fenomena silver wire .8,9
Kelainan pada pembuluh darah ini dapat mengakibatkan kelainan pada retina
yaitu retinopati hipertensi. Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau
eksudat retina yang pada daerah makula dapat memberikan gambaran seperti bintang
(star figure). Eksudat retina tersebut dapat berbentuk cotton wool patches yang
merupakan edema serat saraf retina akibat mikroinfark sesudah penyumbatan
arteriol, biasanya terletak sekitar 2-3 diameter papil di dekat kelompok pembuluh
darah utama sekitar papil, eksudat pungtata yang tersebar, atau eksudat putih pada
daerah yang tak tertentu dan luas.2
Perubahan pada sirkulasi retina pada fase akut melibatkan arteriol terminal
dibandingkan dengan arteriol utama, bila arteriol utama sudah terlibat maka ini
adalah respon kronik terhadap hipertensi.9
V. RETINOPATI PURTSCHER
Retinopati purtscher merupakan kerusaan retina yang berhubungan dengan
trauma berat, trauma tumpul toraks dan kepala, gagal ginjal dan juga dapat terjadi
penyakit sistemik tanpa trauma. Penyebab yang pasti nya tidak diketahui.
Gambaran patologik mungkin disebabkan emboli pembuluh darah perpapil yang
merupakan jaringan kapiler peripapil superfisial. Lemak, udara, endapan fibrin
mungkin merupakan proses multi factor emboli tersebut.
Gejala penglihatan kurang mendadak setelah trauma kepala. Funduskopi terlihat
iskemia pada polus posterior dengan bercak edema retina dan perdarahan sekitar
papil saraf optic, papil terlihat atrofi. Bercak kapas wol sekitar papil setelah trauma
dada.
Pengobatan yang dapat diberikan yaitu steroid atau triamcinolone dapat
diberikan pengobatan pada emboli dapat diberikan bila penyakit system atau emboli
sebagai penyebabnya.
1. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology [ebook].
17th Ed. USA: The McGrawHill Company; 2007.
2. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. 4th Ed. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI;2011.
3. Fletcher EC, Chong V, Shetlar D. Retina. Dalam: Riordan-Eva P.
Oftalmologi Umum Vaughan dan Asbury ed. 17. Jakarta: EGC. 2007; 185-93
4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systemic approach [ebook].
7th ed. USA: Saunders Elsevier. 2011
5. Johnston WF, Whitmore PV. Digital Screening for Early Detection of
Diabetic Eye Disease. [cited: March 18, 2013] Available on:
https://www.myhealth.va.gov/mhv-portal-
web/anonymous.portal?_nfpb=true&_pageLabel=commonConditions&conte
ntPage=va_health_library/diabetic_retinopathy_advanced_info.html. April
30, 2008
6. Anonymous. Diseases of the Retina.
http://web1.ncoptometry.org/nonpro.aspx. 2012 [cited on March 18, 2013].
7. Anonymous. Vitreus and Retina. Available on:
http://dro.hs.columbia.edu/fshem.htm. 2003. [cited on March 18, 2013].
8. Levanita, S. Prevalensi Retinopati Hipertensi di RSUP H. Adam Malik
Medan Periode Agustus 2008-Agustus 2010. [Skripsi]. Medan: Fakultas
Kedokteran Sumatera Utara;2010.
9. Theng Oh K. Ophthalmologic Manifestation of Hypertension. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/1201779-overview. [cited on
March 18, 2013].
10. University of Maryland Medical Center. Hypertensive Retinopathy.
Available from: http://www.umm.edu/patiented/articles/000576.htm. [cited
on March18, 2013].
11. Rundjan L. Deteksi Dini dan Tatalaksana Retinopati pada Prematuritas.
Available from:
http://www.idai.or.id/buletinidai/view.asp?ID=754&IDEdisi=70. [cited on
March 18,2013].