A. PENDAHULUAN
dan kebutaan pada satu mata yang dapat dicegah.1–4 Trauma okuli dapat dibagi
menjadi trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, trauma termal, trauma fisik,
Trauma okuli dapat terjadi diberbagai tempat, di rumah tangga, di tempat kerja,
Penelitian oleh Rural South Indian mendapatkan bahwa trauma okuli yang
paling sering terjadi adalah EOFB diikuti oleh trauma tumpul, trauma tajam dan
diikuti trauma termal Penelitian lain yang dilakukan di chaosan region China
pada trauma okuli yang dilakukan dari tahun 2001-2010 didapatkan trauma
trauma okuli yang paling banyak datang ke IRD RSUP Sanglah adalah trauma
thermal didapatkan terdapat 37 orang atau sekitar 4,0 % yang terdiri dari laki-laki
27 orang dan perempuan 10 orang. 2Secara garis besar cedera termal pada mata
dapat dibagi menjadi: Nyala api, Luka Bakar dan Kontak api4
1
B. DEFINISI
Trauma okuli merupakan trauma atau cedera yang terjadi pada mata yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan
fungsi mata sebagai indra penglihat. Trauma okuli merupakan salah satu
penyebab yang sering menyebabkan kebutaan unilateral pada anak dan dewasa
muda, karena kelompok usia inilah yang sering mengalami trauma okuli yang
parah. 5
jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas yang tinggi,
sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya,radiasi. Jenis luka dapat beraneka ragam
dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena
luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut.
Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang,pembuluh darah dan jaringan
dalam dari akhir sistem persarafan. Seorang korban luka bakar dapat mengalami
distress pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar dapat
2
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA7
1. Konjungtiva
dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva terdiri dari tiga bagian, yaitu
3
Sklera merupakan pembungkus fibrosa pelindung mata di bagian luar
yang hampir seluruhnya terdiri atas kolagen. Jaringan ini padat dan berwarna
coklat pada permukaan dalam sklera adalah lamina fuska, yang membentuk
3. Kornea
yang tembus cahaya dan menutup bola mata sebelah depan dan terdiri dari 5
lapisan. Lapisan tersebut antara lain lapisan epitel, lapisan Bowman, stroma,
membran Descement dan lapisan endotel. Batas antara sklera dan kornea
kekuatan refraksi sebesar +43 dioptri. Jika terjadi oedem kornea akan
saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan
pembuluh darah limbus, humour aquos dan air mata. Kornea superfisial juga
4
mendapat oksigen sebagian besar dari atmosfir. Transparansi kornea
deturgensinya.3
4. Traktus Uvealis
Traktus uvealis terdiri atas iris, corpus ciliaris dan koroid. Bagian ini
merupakan lapisan vaskuler tengah mata dan dilindungi oleh kornea dan
a. Iris
permukaan pipih dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris
memisahkan bilik mata depan dari bilik mata belakang. Di dalam stroma
iris terdapat sfingter dan otot-otot dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat
lapisan epitel pigmen retina ke arah anterior. Pendarahan iris didapat dari
nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.
b. Corpus Ciliare
5
iris (sekitar 6 mm). Corpus ciliare terdiri atas zona anterior yang
pars plana (4 mm). Processus ciliares berasal dari pars plicata. Processus
ciliares ini terutama terbentuk dari kapiler dan vena yang bermuara ke
ber bagai fokus baik untuk objek berjarak dekat maupun yang berjarak
berasal dari circulus arteriosus major iris. Persarafan sensoris iris melalui
saraf-saraf siliaris.
c. Koroid
Koroid tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; besar, sedang, dan
6
vorticosa, satu di tiap kuadran posterior. Koroid di sebelah dalam dibatasi
oleh membran Bruch dan di sebelah luar oleh sklera. Ruang suprakoroid
terletak di antara koroid dan sklera. Koroid melekat erat ke posterior pada
5. Lensa
lebih besar dan kurang elastik. Nukleus dan korteks terbentuk dari lamellae
7
Pada pemeriksaan mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa di dekat
dikenal sebagai zonula (zonula Zinnii), yang tersusun atas banyak fibril;
fibril-fibril ini berasal dari permukaan corpus ciliare dan menyisip ke dalam
ekuator lensa. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa.
6. Aqueous Humor
bilik mata belakang, aqueous humor melalui pupil dan masuk ke bilik mata
Sudut bilik mata depan terletak pada pertautan antara komea perifer
dan pangkal iris. Ciri-ciri anatomis utama sudut ini adalah garis Schwalbe,
anyaman trabekula (yang terletak di atas kanal Schlemm), dan taji sklera
dasar yang mengarah ke corpus ciliare. Anyaman ini tersusun atas lembar-
lembar berlubang jaringan kolagen dan elastik, yang membentuk suatu filter
sebagai anyaman uvea; bagian luar‚ yang berada di dekat kanal Schlemm,
8
ke dalam anyaman trabekula tersebut. Taji sklera merupakan penonjolan
sklera ke arah dalam di antara corpus ciliare dan kanal Schlemm, tempat iris
8. Retina
bola mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh corpus ciliare dan
berakhir pada ora serrata dengan tepi yang tidak rata. Pada orang dewasa,
ora serrata berada sekitar 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi
temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal. Permukaan luar retina sensoris
tempat, retina dan epitel pigmen retina mudah terpisah hingga terbentuk
suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada ablasi retina. Namun pada
diskus optikus dan ora serrata, retina dan epitel pigmen retina saling melekat
kuat sehingga perluasan cairan subretina pada ablasi retina dapat dibatasi.
Hal ini berlawanan dengan mang subkoroid yang dapat terbentuk antara
koroid dan sklera‚ yang meluas ke taji sklera. Dengan dernikian, ablasi
koroid akan meluas melampaui ora serrata, di bawah pars plana dan pars
9
permukaan posterior iris mempakan perluasan retina dan epitel pigmen
9. Vitreus
Vitreus adalah suatu badan gelatin yang jemih dan avaskular yang
membentuk dua pertiga volume dan berat mata. Vitreus mengisi ruangan
yang dibatasi oleh lensa, retina, dan diskus optikus. Permukaan luar vitreus -
kapsul lensa posterior, serat-serat zonula, pars plana lapisan epitel, retina, dan
seumur hidup ke lapisan epitel para plana dan retina tepat di belakang era
semta. Di awal kehidupan. vitreus melekat kuat pada kapsul lensa clan caput
air sekitar 99% Sisa 1% meliput: dua komponen, kolagen clan asam
hialuronat, yang memberi bentuk dan komistensi mirip gel pada vitreus
D. EPIDEMIOLOGI
Penelitian dengan hasil berbeda yang dilakukan oleh Vats yang melakukan
penelitian di Rural South Indian mendapatkan bahwa trauma okuli yang paling
sering terjadi adalah EOFB sebesar 37,5%, diikuti oleh trauma tumpul sebesar
Penelitian lain yang dilakukan di chaosan region China pada trauma okuli yang
10
dilakukan dari tahun 2001-2010 didapatkan trauma thermal berkisar 15 orang
(0,4%). 2,3
trauma okuli yang paling banyak datang ke IRD RSUP Sanglah adalah trauma
tumpul sebesar 26,2%, diikuti oleh EOFB sebesar 25,6%, dan trauma tajam
23,9%. Untuk trauma thermal didapatkan terdapat 37 orang atau sekitar 4,0 %
E. ETIOLOGI
kembang api, uap, air mendidih, atau logam cair. Yang termasuk dalam Luka
bakar termal yaitu disebabkan oleh nyala api, dimana biasanya cedera berat
dengan cedera jaringan dalam, dan yang disebabkan oleh kecelakaan kilat (flash),
seperti ledakan atau busur listrik, yang biasanya lebih dangkal tetapi bisa lebih
luas. Cedera termal adalah cedera yang langsung dan tidak progresif. 4
Secara garis besar cedera termal pada mata dapat dibagi menjadi:
a) Nyala api: Nyala api adalah sekunder dari api. Cedera yang disebabkan
b) Luka Bakar: Luka bakar dapat disebabkan oleh tumpahan minuman panas
atau cairan atau terkena air mandi panas. Luka cenderung menyebabkan
11
c) Kontak api: Kontak api adalah hasil dari paparan langsung ke objek
panas. Kontak api cenderung lebih dalam ke lapisan dermal atau lapisan
lebih tebal.
baik jumlah panas yang ditransmisikan oleh agen pembakaran dan jumlah agen
Sebagian besar luka bakar flash bersifat dangkal tetapi mungkin luas. Pada
luka bakar karena api, periode paparan lebih lama akan menghasilkan luka bakar
yang dalam. Luka bakar termal cair bervariasi tingkat keparahannya tergantung
pada bahannya. Cedera karena uap dan juga karena ledakan cairan saat
bakar. Suhu cairan yang tidak mudah terbakar seperti air biasanya lebih sedikit
pada kontak tubuh, dan cairan tersebut menghilang dengan cepat dari area kontak
F. PATOFISIOLOGI
kerusakan jaringan dan perubahan pada aliran darah. Proses ini disebut
sebagai respon lokal. Tiga zona luka bakar dijelaskan oleh Jackson pada tahun
1947.
12
a. Zona koagulasi — Ini terjadi pada titik maksimum kerusakan. Di zona ini
penyusunnya.
jaringan meningkat. Jaringan di sini akan selalu pulih kecuali ada sepsis
berat atau hipoperfusi berkepanjangan. Tiga zona luka bakar ini adalah
13
Tingkat keparahan cedera mata termal adalah fungsi dari dosis termal dan
area permukaan kontak. Dosis termal dapat ditentukan oleh hubungan suhu-
waktu. Goldblatt et al. menjelajahi batas toleransi termal dalam model hewan,
dengan menerapkan batas tolerasi suhu panas dengan aplikasi dosis panas
(waktu x suhu) dan meneliti efek pada jaringan. Mereka menemukan bahwa
dosis panas 45˚ celsius tidak menyebabkan kerusakan kornea saat diterapkan
selama 15 menit, dan menghasilkan edema stroma transien ringan hanya bila
pada suhu 59˚ celsius selama 45 menit. Derajat paparan panas ini
mengakibatkan degenerasi parah semua struktur dan nekrosis total dalam satu
minggu.
14
Cedera termal pada konjungtiva mungkin iatrogenik kadang-kadang mis.
sel epitel perifer kemudian menyembuhkan luka tanpa jaringan parut. Cidera
yang lebih dalam melibatkan jaringan ikat stroma dan dapat menyebabkan
stroma seperti yang terlihat pada pterigium. Bekas luka ini dapat merambah
Lesi yang tumbuh dengan cepat dan menonjol ini secara histologis ditentukan
berlebih. Epitel lapisan dapat terkikis, dan granuloma piogenik dapat berdarah
sesekali.
Pada cedera termal pada kornea, luka bakar aktual ke permukaan jarang
15
infeksi karena luka bakar kelopak mata dalam dan, karenanya, dapat dicegah.
Pada luka bakar termal yang parah, ada kekeruhan kornea yang terkait dengan
kerusakan jaringan yang luas dan dalam. Kerusakan termal langsung pada
ulkus kornea cepat yang berasal dari nekrosis likuaktif. Pecahnya bola mata
G. KLASIFIKASI11
Hanya epidermis kulit yang terlibat pada eritema kelopak mata ringan.
Edema pada kelopak mata dapat mengganggu pembukaan mata tetapi ini
bekas luka residual. Sinar matahari yang parah adalah penyebab luka
16
I. Ketebalan parsial superfisial: melibatkan epidermis dan dermis papiler
dalam waktu 2 minggu dengan jaringan parut minimal atau tidak sama
jaringan dan inflamasi akan hasil dalam kursus klinis lebih mirip dengan
II. Ketebalan parsial dalam: ditandai dengan pucat dasar putih atau
tetapi melambat. Luka bakar tingkat kedua yang dalam mungkin dapat
Ini melibatkan epidermis dan dermis serta semua elemen regeneratif. Ada
sedikit atau tanpa rasa sakit. Kulitnya kering dan kasar karena koagulasi
panas pada pembuluh kulit, jaringan yang terkena avaskular dan berwarna
17
pencangkokan kulit hampir selalu diperlukan untuk mencegah komplikasi
sekunder.kornea
Ini adalah luka bakar ketebalan penuh dengan kehancuran otot, tulang,
Klasifikasi klinis dan prognosis pada Luka bakar mata (Ropers Scale)13
18
H. MANIFESTASI KLINIS9,12
a. Keratopati:
logam cair, yang mungkin membentuk cast pada lipat mata dan
globe ).
(jika parah).
Konjungtiva
Kelopak Mata
sinar matahari atau flash durasi pendek terbakar. Luka bakar kering
19
dengan edema dan tanpa lepuh; eritema dan nyeri sering terjadi;
yang lebih lama dan cedera api. Melepuh dan menangis pada kulit,
eritema yang intens, rasa sakit yang signifikan, dan sensitivitas suhu.
Sembuh dalam kurang lebih – 4wk, dengan sedikit jaringan parut, tetapi
oleh bahan kimia, listrik, nyala api, dan luka bakar melepuh. Kulit tampak
kering, tidak fleksibel, dan kasar, dengan sedikit / tidak ada rasa sakit.
I. TATALAKSANA14
Pada evaluasi akut luka bakar wajah, leher, dan periokular, pengasuh medis
juga harus memperhatikan ada luka bakar inhalasi dan pengelolaan waktu
yang tepat. Untuk manajemen mata dan kelopak mata lokal, langkah-langkah
mata pasif dan irigasi yang efektif pada mata. Semua aspek konjungtiva
20
dan kornea harus diairi dengan membuat pasien melihat ke semua arah.
Ringer laktat adalah cairan yang paling ideal untuk irigasi karena memiliki
osmolaritas yang sama dengan aqueous humor. Air putih, air garam
normal adalah yang pilihan lain yang memiliki osmolaritas lebih rendah.
permukaan mata dan menghilangkan zat peradangan apa pun dari mata.
Gunakan air mata buatan dengan minimum empat kali Sehari dengan
salep di malam hari harus dimulai dalam waktu 24 jam dari luka bakar
bakar kimiawi.
Bulu mata hangus dalam luka bakar kelopak mata termal harus dipangkas
21
gunting harus ditutup dengan salep mata untuk mencegah bulu mata
4. Manajemen luka
direndam garam. Gunakan Lapisi tulle, silicon jaring nilon tertutup, atau
bakar dan untuk luka bakar lebih dalam. Pada luka bakar yang lebih
penyembuhan.
Luka bakar ringan tingkat pertama ringan tanpa kontraksi kelopak mata
diobati dengan salep antibiotik oftalmik topikal dan air mata buatan. Jika ada
diperlukan. Pada luka bakar derajat dua dan tiga dengan retraksi kelopak mata
kelembaban atau oklusi selofan ditempatkan di atas mata yang dilumasi yang
mencegah kelembaban menguap dari permukaan mata. Jika tidak kulit yang
retraksi kelopak mata, dapat ditukar dengan perbaikan kelopak mata dengan
skin graft. namun dalam kasus yang jarang terjadi, itu mungkin satu-satunya
22
pilihan untuk perlindungan dunia. Di luka bakar tingkat ketiga yang parah
pada kelopak mata, bedah sayatan di atas luka bakar eschar untuk melepaskan
1. Prosedur bedah
vicryl) melalui busa melalui kelopak kulit 4 mm lebih rendah dari bulu
mata. Jahitan keluar dari kelopak bawah melalui garis abu-abu dan
kemudian melewati garis abu-abu dari tutup atas dan keluar melalui
dilewatkan melalui lapisan lain dan diikat itu menarik kelopak mata
rendah dari kelopak mata. Jahitan ini kemudian dilalui garis dari
kelopak mata atas muncul hanya di bawah alis berjarak sekitar 1 cm.
23
membantu mencegah cheese wiring, dan jahitan mungkin dilewatkan
bawah alis) jika tidak luka bakar kelopak mata atas ada. Ini juga
Opsi lain yang lebih sederhana adalah penggunaan Frost. Ini sangat
berguna jika ada kulit yang sehat di alis atau pipi yang mana jahitan
beku dapat ditempel. Ini secara teknis lebih mudah daripada draw-
b. Bedah Tarsorrhaphy
mencegah
24
peningkatan lateral dan menyediakan suplai darah lebih lanjut ke
dengan jahitan sutra kasur vertical menjauhi bulu mata dan didukung
matang.
c. Prosedur Masquerade
Pada kelopak mata sangat rusak di mana peluruhan dapat terjadi dan
tidak ada kulit atau jaringan yang berdekatan ada, prosedur topeng
dieksisi, tutup konjungtiva dari sisa atas dan konjungtiva bulbar atau
25
menutupi seluruh area kelopak mata, menyisakan celah kecil secara
hidung dan drainase sementara untuk air mata. Flap dengan ketebalan
penuh ini dibagi secara horizontal sekitar 1-3 bulan kemudian untuk
membuat yang baru pada margin kelopak mata. Eversi kelopak mata
dengan pisau, dan cangkok ditempatkan pada cacat dan dijahit dengan
konjungtiva.
e. Tenonplasty
26
anterior, dan menjahit ke ararh limbus. Ini memberikan vaskularisasi
Pada tahap awal perawatan luka bakar besar, prioritas dapat berarti
luka bakar di tempat lain. Bahkan, mungkin ada sedikit skin graft yang
tersedia.
Selain itu, pasokan darah yang baik, kelopak mata berlebihan kulit,
dan kulit yang layak dicampur dengan luka bakar yang dalam dapat
Cangkok kelopak mata bila diterapkan pada tahap akut harus diulang
ketika semua reaksi terhadap luka bakar telah mereda, satu tahap
cangkok akan cukup sebagai efek dari kontrak bekas luka dari jaringan
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Djelantik AS., Andayani A., Widiana GR., The Relation of Onset of Trauma
Udayana. 2010
2. Khatry SK., et al. The Epidemiology of Ocular Trauma in Rural Nepal. World
3. Cao H., Li L., Zhang M., Epidemiology of Patients Hospitalized for Ocular
5. Lihat dulu
6. Sjamsuhidajat & de jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 4 volume 1.Jakarta:
EGC. 2017
28
8. Sukartini et al. Karakteristik Pasien Trauma Okuli di RSUP Sanglah Denpasar
https://www.nhp.gov.in/disease/eye-ophthalmology-/thermal-injuries-to-the-
eye
11. Mukherjee B. & Yuen H., Emergency of The Orbit and Adnexa. Springer.
India. 2017
29