Anda di halaman 1dari 27

DRY EYE

(Mata Kering)
Nurhafiz bin Omar
11.2015.448
Apa Itu Dry Eyes ?
Dry eyes terjadi pada orang dengan
prduksi lapisan air mata tidak seimbang
baik kualitas maupun kuantitasnya.
Air mata berfungsi untuk memberikan
pelumasan di permukaan bola, sehingga
menjadi jernih dan licin, maka orang dapat
melihat dengan nyaman.
Kenapa bisa terjadi Dry Eyes ?
Produksi air mata berkurang
Penguapan air mata berlebih
Bagaimana Dry Eyes Terjadi?
Gejala Dry Eyes
Kering, gatal, panas, merah, pedih dan mata mudah
berair (brebes)
Lengket dan mengeluarkan kotoran berlendir
Ada sensasi seperti kelilipan atau benda asing
Mata menjadi lebih sensitif
Mata mudah lelah untuk membaca, melihat TV atau
didepan komputer
Mata sering terasa kabur dan menjadi lebih jelas
setelah berkedip
Pemeriksaan
Uji kuantitas air mata (Schirmer Tes)

Uji kualitas air mata (Tear Breakup Time)


Penanganan
Tujuan pengobatan adalah untuk
menghilangkan keluhan:
Kacamata pelindung
Salep / gel
Tetes air mata buatan (artificial tears)
Agen anti-inflamasi
Lensa kontak
Kesimpulan

Dry eyes merupakan kondisi mata yang


kering, gatal, panas, merah, pedih dan mudah
berair. Secara umum, prognosis untuk
ketajaman visual pada pasien dengan sindrom
mata kering adalah baik.

EPIDEMIOLGI
Sindrom Mata Kering menggambarkan suatu keadaan defisiensi air
mata baik secara kualitas maupun kuantitas, yang terjadi akibat
penurunan produksi air mata atau penguapan air mata yang
berlebihan

Insiden sindrom ini sering terjadi orang usia lanjut dan wanita
menopause.

Di Amerika Serikat, diperkirakan 3,23 juta perempuan dan 1,68 juta


laki laki, yang berusia 50 tahun keatas mengalami sindrom ini.

Faktor resiko terjadinya sindrom ini ialah peningkatan polusi udara,


penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat alergi dan obat
hipertensi, peningkatan pengguna lensa kontak dan peningkatan
penggunaan komputer, serta penyakit sindrom syogren
DEFINISI
Sindrom Mata Kering (Keratokonjungtivitis
Sicca) didefinisikan sebagai suatu gangguan
pada permukaan mata yang ditandai dengan
keringnya permukaan kornea dan konjungtiva
yang terjadi akibat ketidakstabilan produksi
dan fungsi dari lapisan air mata (akueus,
musin, atau lipid)
ETIOLOGI
KONDISI PENYAKIT
Hipofungsi kelenjar - Kongenital : Aplasia kelenjar lakrimal (alakrima kongenital),
lakrimal Aplasia nervus trigeminus, Dysplasia ektodermal
- Didapat :
a. Penyakit sistemik (Sindrom syorgen, sklerosis sistemik
progresif, sarkoidosis, leukemia, limfoma, amiloidosis,
hemokromatosis);
b. Infeksi (Trachoma, parotitis epidemica);
c. Cedera (Pengangkatan kelenjar lakrimal, iridiasi, luka bakar
kimia);
d. Medikasi (Antihistamin, antimuskarinik (atropin, skopolamin),
anestesi umum (halothane, nitous oxide), beta adrenergik
blocker (timolol)
Defisiensi musin Defisiensi vitamin A, sindrom Stevens Johnson, pemfigoid okuler,
konjungtivitis menahun, luka bakar kimia, obat obatan
(antihistamin, agen antimuskarinik, beta blocker (practolol))
Defisiensi Lipid Blepharitis menahun, jaringan parut di tepian palpebra
Evaporasi berlebihan Keratitis neroparalitik, keratitis lagoftalmus
Defektif film air mata a. Kelainan palpebra
(Coloboma, Ektropion atau entropion, Keratinisasi tepian palpebra,
Kedipan berkurang (gangguan neurologik, hipertiroid, lensa kontak,
keratitis herpes simpleks, lepra), Lagophthalmos )
b. Kelainan konjungtiva (Pterygium, Symblepharon)
c. Proptosis
ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. APPARATUS LAKRIMAL
Glandula lakrimal
Kompleks lakrimalis terdiri atas glandula
menerima pasokan
lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, darah dari arteri
duktus nasolakrimal. Sistem lakrimal terdiri lakrimalis, dan
atas 2 bagian, yaitu: dipersarafi oleh
Sistem produksi atau glandula lakrimal
-nervus lakrimalis
yang terletak di temporo antero superior (sensoris), sebuah
rongga orbita. cabang pertama dari
Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum nervus trigeminus;
lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus -nervus petrosus
lakrimal, duktus nasolakrimal. Sakus superfisialismagna,
lakrimal terletak di bagian depan rongga yang datang dari
orbita. nukleus salivarius
superior,
nervus simpatis yang
menyertai arteri
lakrimalis dan nervus
lakrimalis
2. AIR MATA
Air mata membentuk lapisan tipis Kandungan air mata:
setebal 7 10 um yang menutupi Protein
epitel kornea dan konjungtiva.
Albumin (60% dari total
Isotonik dengan pH rata rata 7,35
Volum air mata normal : 7+/-2 uL protein)
pada setiap mata Globulin

Fungi dari air mata : Lisosim


1. Menghapus benda asing dari
permukaan kornea
2. Sumber oksigen terhadap epitel
Immunoglobulin IgA
kornea dan konjuntiva (terbanyak), IgG, dan IgE.
3. Pelicin antara kelopak mata dan
permukaan kornea mata konsentrasi K+, Na+, Cl-
4. Jalur untuk selsel leukosit menuju tinggi dibandingkan dalam
ke bagian sentral kornea avaskuler plasma
bila terjadi trauma kornea
5. Sebagai anti bakterial
6. Media untuk membuang debris dan glukosa (5mg/dl) dan urea
sel yang mengalami deskuamasi (0,04mg/dl) yang rendah
Film Air Mata
1. Lapisan superfisial (lipid)
- dihasilkan oleh kelenjar meibom dan
kelenjar sebasea
- berfungsi mencegah evaporasi dan
memiliki ketebalan 0,1 um
2. Lapisan akueous (komponen terbesar)
- disekresi oleh kelenjar lakrimalis, glandula
lakrimal asesorius (kelenjar Krause dan
Wolfring),
- mengandung garamgaram inorganik,
glukosa, urea, protein dan glikoprotein
yang berfungsi dalam pengambilan
oksigen untuk metabolisme kornea.
3. Lapisan musin
- dihasilkan oleh selsel goblet
konjungtiva
- terdiri atas glikoprotein dan melapisi
sel sel epitel kornea dan konjungtiva.
Membran sel epitel terdiri atas
lipoprotein sehingga relatif hidropobik
Mekanisme Pengeluaran Air Mata
glandula lakrimal di anterior superolateral

pungtum lakrimal

kanalikuli lakrimal

sakus lakrimal

duktus nasolakrimal

interna meatus di rongga hidung


Patofisiologi
2 mekanisme yang menyebabkan mata
kering:
1. Hiperosmolaritas air mata
kurangnya aliran aqueous ataupun penguapan
air mata yang berlebihan osmolaritas
cedera epitelium permukaan okuler
Inflamasi akut dapatdengan
pengaktifan mediator inflamasi ke dalam
mengakibatkan air
peningkatan
refleks lakrimasi dan berkedip
mata
inflamasi kronis dapat
menyebabkan berkurangnya
sensitisasi pada kornea dan
penurunan refleks lakrimasi
yang berujung pada
peningkatan penguapan dan
ketidakstabilan lapisan air
2. Ketidakstabilan lapisan air mata
Ketidakstabilan lapisan air mata berakibat peningkatan
penguapan air mata yang berkontribusi pada hiperosmolaritas
air mata.
Kelainan lapisan aqueous
Kurangnya produksi lapisan aqueous disebabkan terjadinya
gangguan interaksi neuro humoral permukaan okuler yang
menyebabkan terinterupsinya impuls saraf sekretmotorik ke
kelenjar lakrimal yang berakibat terjadinya inflamasi dan
mensupresi sekresi aqueous sehingga menyebabkan jejas secara
tidak langsung pada permukaan okuler maka timbul gejala tidak
nyaman dan iritasi okuler.
Gangguan yang terjadi biasanya merupakan akibat dari
berkurangnya produksi air mata yang disebabkan oleh gangguan
sensitifitas kornea, adanya jejas pada kelenjar lakrimal, obat,
perjalanan penyakit atau faktor personal.
Kelainan musin
Gangguan produksi musin mengakibatkan penyebaran air
mata yang tidak merata pada permukaan mata. Gangguan
disebabkan oleh hilangnya sel goblet konjungtiva.

Kelainan lipid
Kekurangan lapisan lipid pada anatomi air mata
menyebabkan
evaporasi yang berlebihan.
Disfungsi kelenjar meibomia, meibomitis, infeksi kelopak
mata, blepharitis dapat menghambat lipid yang penting
untuk
mengurangi penguapan lapisan aqueous.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala Objektif Mata Kering
Gejala Subjektif Sekresi mukus yang berlebihan
Mata Kering Sukar menggerakkan kelopak mata

mata terasa gatal


Mata tampak
kornea
kering dan terdapat erosi

Pada pemeriksaan slit lamp, meniskus air


adanya sensasi

mata pada tepi palpebra inferior menghilang
atau terganggu
mata seperti Konjungtiva bulbi tampak edema, hiperemik,

berpasir, menebal, dan kusam (tidak tampak kilauan).


Kadang kadang terdapat benang mucus
kekuning-kunigan pada forniks konjungtiva
Sakit inferior.
Pada keadaan lanjut, biasa ditemukan
Silau filament (benang-benang) yang satu
ujungnya melekat di kornea sedangkan ujung
Penglihatan kabur. lainnya bergerak bebas. Pada keadaan ini
dapat ditemukan neovaskularisasi kornea
DIAGNOSIS
Diagnosis bisa ditegakkan dengan anamnesis
berdasarkan keluhan pasien, pemeriksaan fisik mata
dengan slit lamp biomikroskopi, dan tes diagnostik.
Tes diagnostik:

1. Uji Schirmer
2. Tear Film Breakup Time (TBUT)
3. Pemulasan Fluorescein
4. Uji Rose Bengal
5. Pemeriksaan Lisozim air mata
6. Uji Ferning (Ocular Ferning Test)
7. Impresi Sitologi konjungtiva
8. Pemeriksaan osmolaritas air mata
9. Laktoferrin air mata
Derajat Keparahan Mata Kering
Mild
Hasil tes schirmer kurang dari 10 mm dalam
5 menit

Moderate
Hasil tes schirmer antara 5-10 mm dalam 5
menit

Severe
Hasil tes schirmer kurang dari 5 mm dalam 5
menit,
DIAGNOSIS KOMPLIKASI
BANDING
Pada awal perjalanan keratokonjungtivitis
Blepharitis

1. sicca, penglihatan sedikit terganggu.

2. Konjungtivitis alergi Pada kasus lanjut, dapat timbul ulkus kornea,


penipisan kornea, dan perforasi. Kadang-
kadang terjadi infeksi bakteri sekunder, dan
3. Keratokonjungtivitis berakibat timbulnya jaringan parut dan
Superior Limbic vaskularisasi pada kornea, yang sangat
menurunkan penglihatan.

4. Komplikasi Lensa
Kontak
PENATALAKSANAAN
Dasar dari pengobatan sindrom mata kering ialah mencari penyebab dan
mengetahui jenis lapisan air mata yang mengalami defisiensi.
Simptomatic treatment
Pengobatan sindrom mata kering adalah sebagai berikut
1. Pemberian air mata buatan
Air mata buatan diberikan 1-2 tetes pada dewasa maupun anak - anak apabila
terjadi defisiensi komponen air. Air mata buatan ini berfungsi sebagai pelumas
pada permukaan mata.

2. Salep / gel, sebagai pelumas jangka panjang, terutama saat tidur

3. Kacamata pelembab bilik


apabila penyebabnya lingkungan yang terlalu panas atau dingin. Usahakan kaca
mata hitam yang dipakai adalah yang mempunyai bentuk yang cukup lebar dan
menutupi daerah samping mata, sehingga penguapan air mata dapat dihindari.

4. Agen anti-inflamasi
- Siklosporin A topikal : diberikan 1 tetes pada setiap mata per 12 jam.
- Kortikosteriod topikal : Kortikosteroid topikal baik digunakan sendiri atau bersama
dengan Siklosporin, bisa mengurangi peradangan dan gejala mata kering.
PENATALAKSANAAN
5. Topikal / sistemik tetrasiklin
Obat ini efektif apabila terdapat disfungsi kelenjar
meibom, obat yang bisa diberikan berupa:
Doxycycline 100 mg, Minoxycline 100 mg
6. Lensa kontak
Lensa kontak diberikan pada pasien dengan
defisiensi mucus dengan derajat berat yang gagal
diterapi menggunakan obat-obatan.
7. Bedah
- Punctal plug
- Tarsorrhaphy
PROGNOSIS
Secara umum, prognosis untuk ketajaman
visual pada pasien dengan sindrom mata
kering adalah baik.

Sebagian besar pasien dengan derajat


keparahan ringan hingga sedang dapat
diobati gejalanya dengan pemberian
lubricant, dan gejalanya bisa teratasi.

Pada mata kering yang berat, bisa


mengganggu kualitas hidup karena seringkali
pasien mengeluhkan penglihatan kabur, iritasi
berat sehingga mereka kesulitan membuka
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai