tembus, merupakan suatu prosedur bedah di mana kornea yang telah mengalami kerusakan
diganti dengan donor kornea. Donor kornea tersebut diambil dari seseorang yang telah
menjadi calon donor setelah meninggal dunia, secara sukarela dan ikhlas mendonorkan
korneanya. Kornea adalah bagian dari bola mata yang jernih, letaknya berada di depan iris
(selaput pelangi) dan pupil (manik mata). Tindakan bedah tersebut dilaksanakan oleh dokter
spesialis mata. Jadi kornea ini bertindak sebagai alat penghantar dan membiaskan sinar
yang masuk bolamata. Apabila kornea itu menjadi keruh,akan mengakibatkan jalannya sinar
yang masuk bolamata terganggu, tajam penglihatan dapat menurun dan bahkan dapat
menjadi buta.
Adapun penyebab kebutaan kornea adalah infeksi (bakteri, virus, jamur) nutrisi (kekurangan
vit-A), kelainan bawaan, keturunan, luka dan lain-lain namun sebagian besar karena radang
yang ditandai dengan mata merah, berair, ngganjel, silau disertai penglihatan terganggu.
Angka kebutaan total di Indonesia 1,47% lebih,diantaranya adalah buta karena katarak
52%, glaukoma 13,4%, kornea 6,4%. Angka kebutaan ini dapat meningkat dikarenakan
kurangnya pelayanan kesehatan mata, faktor pendidikan, pekerjaan, sikap, perilaku,
ekonomi dan kesehatan masyarakat yang kurang.
INDIKASI TRANSPLANTASI KORNEA
o
Jaringan parut kornea akibat infeksi, seperti herpes dan keratitis jamur
Dan lain-lain.
JENIS TRANSPLANTASI KORNEA
Pencangkokan kornea lamelar: hanya sebagian lapisan kornea yang diganti oleh
kornea donor
o
o
2.
3.
Penetrating Keratoplasty
Seluruh lapisan kornea diganti dengan donor kornea
Lamelar Keratoplasty
Hanya sebagian lapisan kornea yang diganti
Misal : DALK, DSAEK.
Apa itu Intralase Enabled Keratoplasty (IEK)?
Intralase Enabled Keratoplasty (IEK) merupakan teknologi terbaru dari teknik operasi
transplantasi (cangkok) kornea dengan menggunakan Intralase Femtosecond Laser. Teknik
operasi pada IEK berbeda dengan teknik operasi keratoplasty konvensional. Pada teknik
IEK adalah kombinasi antara refractive dan cornea surgery.
Keunggulan dari Intralase Enabled Keratoplasty (IEK) :
Hasil pemotongan kornea dengan akurasi fitting lebih tinggi dibandingkan dengan
teknik konvensional.
Membutuhkan jumlah jahitan di kornea yang lebih sedikit dibanding dengan teknik
konvensional.
Kelainan bawaan / genetik : distrofi kornea (fuchs dystrophy, stromal dystrophy dll).
Kebanyakan pasien dengan penglihatan yang buruk oleh karena kornea tidak
jernih atau berkabut, tetapi saraf dan retina di bagian belakang mata masih sehat.
2.
Luka, infeksi atau pembengkakan kornea akibat kerusakan dari lapisan paling
dalam (endotel).
Prosedur tindakan Intralase Enabled Keratoplasty (IEK)
Tipe kornea yang dipotong dengan laser disesuaikan dengan kondisi kelainan
kornea pasien.
Stabilitas dan kekuatan dari kornea donor yang ditransplantasi lebih besar dan
umumnya hanya membutuhkan jumlah jahitan yang lebih sedikit dibandingkan cara
lama/konvensional.
Setelah dilakukan operasi IEK, pasien harus konsultasi kembali 1 hari setelah pasca
operasi. Hal ini bertujuan untuk melihat perkembangan dari kornea yang telah
ditransplantasi cangkok.
Dilarang olahraga di air (berenang, dll) atau olahraga keras lainnya (tenis, basket
dll).
Jika ada keluhan pada mata (merah, sakit, buram) selama pengobatan harus
segera datang ke dokter.
Kekeruhan kornea dapat disebabkan karena kornea terluka, misalnya: karena trauma,
infeksi oleh bakteri, jamur atau virus, atau terjadi reaksi penolakan tubuh atau
autoimun, atau akibat kelainan bawaan yaitu terdapat penumpukan material abnormal,
kerusakan endotel akibat kenaikan tekanan bola mata, bahkan komplikasi tindakan
bedah.
Penurunan kejernihan kornea dapat menimbulkan gangguan penglihatan, mulai dari rasa
silau sampai terjadi penurunan ketajaman penglihatan sampai kebutaan.
Sebagian penderita yang terganggu penglihatannya atau kebutaan akibat kerusakan
kornea masih dapat dipulihkan kembali penglihatannya dengan tindakan pencangkokan
(transplantasi) kornea, dalam istilah kedokteran disebut KERATOPLASTI.
Transplantasi Kornea
Pencangkokan kornea dilakukan dengan cara mengangkat kornea penderita yang keruh
dan menggantinya dengan kornea donor yang masih jernih.
Tindakan ini dibedakan menjadi:
Pencangkokan Kornea Lameler, hanya sebagian dilapisi kornea yang diganti oleh kornea
donor. Tindakan ini dilakukan apabila lapisan endotel penderita masih dapat menjalankan
fungsi pompanya dengan baik.
Pencangkokan Kornea Tembus, dilakukan apabila seluruh lapisan kornea penderita
diangkat dan digantikan dengan kornea donor.
Tujuan dan Indikasi dilakukan pencangkokan kornea dibagi menjadi:
Indikasi Optik
Bertujuan untuk memulihkan kemampuan penglihatan penderita secara optimal.
Biasanya dilakukan pada kerusakan kornea yang minimal dan tanpa ada penyulit
tindakan.
Indikasi Terapeutik
Dilakukan untuk menghilangkan keadaan patologik dijaringan kornea yang diperkirakan
dapat merusak bola mata secara keseluruhan, misalnya karena infeksi bakteri atau
jamur.
Indikasi Tektonik
Dilakukan untuk memperbaiki struktur jaringan kornea yang mengalami penipisan dan
kerusakan yang mengancam keutuhan bola mata. Keadaan ini sering disebabkan oleh
infeksi maupun trauma.
Indikasi Kosmetik
Tindakan ini dilakukan hanya untuk memulihkan kejernihan kornea, karena kemampuan
penglihatan tidak dapat dipulihkan karena sistem saraf penglihatan terganggu.
Syarat calon donor:
Kornea calon donor jernih.
Usia tidak terlalu tua.
Tidak menderita penyakit : Hepatitis, HIV, Tumor mata, Septikhemia, Sipilis,
Glaukoma, Leukimia, serta tumor-tumor yang meyebar seperti: kanker payudara dan
kamker leher rahim.
Mata harus diambil kurang dari 6 jam setelah meninggal dunia.
Kornea donor harus digunakan dalam waktu kurang dari 24 jam.