Sinistra ec
Post Keratitis OS
Pembimbing
dr. Hj. Hasmeinah Bambang, Sp.M
Transparansi Kornea
Kornea yang transparan ini merupakan hasil dari :
1.Susunan yang khas dari lamella kornea
2.Avaskular
3.Keadaan dehidrasi yang relatif, hal ini dijaga dan dipertahankan oleh
pembatas dari epitel dan endotel serta pompa aktif bikarbonat oleh
endotel untuk proses ini kornea butuh energi.
Fisiologi Kornea
Sumber Nutrisi
Metabolisme
Sikatrik Kornea
Keratitis Etiologi.
Peradangan/inflamasi pada kornea
virus, bakteri (pneumococci,
Klasifikasi Keratitis: streptococci, staphylococci), jamur
Berdasarkan tempat: dan protozoa
Keratitis pungtata superfisialis
Keratitis marginal dan Keratitis
interstitial. Manifestasi Klinis.
Sakit ringan sampai berat
Berdasarkan penyebabnya: Silau
Keratitis bakterialis,Keratitis fungal, Mata berair dan kotor
Keratitis viral, Keratitis akibat alergi. Lesi dikornea disertai penglihatan
berkurang.
Berdasarkan bentuk klinisnya : Epifora
Keratitis sika, Keratitis flikten, Keratitis Fotofobia
nurmularis dan Keratitis neuroparalitik Penglihatan kabur
Mata merah
Berdasarkan penyebabnya:
1. Keratitis Bakterial
Dengan factor predisposisi pemakaian
kontak lensa, trauma, dan kontaminasi
obat tetes.
. Keluhan kelopak mata lengket tiap
bangun pagi, mata sakit, silau, merah,
berair, dan penglihatan yang berkurang.
3. Keratitis Viral
Virus penyebabnya termasuk infeksi
virus pada saluran nafas seperti
adenovirus dan semua yang
menyebabkan demam, virus herpes
simpleks maupun virus herpes zoster.
Batang Gram
Batang Gram (-) Kokus Gram (-)
(+)
Tobramisin Cefazoline Ceftriaxone
Ceftazidime Vancomycin Cefatzidime
Moxifloxacin/ Moxifloxacin/
Fluoroquinolone
Gatifloxacin Gatifloxacin
Sikatriks kornea adalah terbentuknya
kornea
sebab lainnya
Etiologi Sikatrik dari penyakit (biasanya
peradangan) biasanya merupakan
hasil dari proliferasi pembuluh
darah baru ke dalam kornea yang
mempercepat penyembuhan.
kondisi seperti abrasi kornea, laserasi kornea, Penyakit yang menyebabkan
burns herpes simpleks, neurotrophic keratitis, vaskularisasi baru ke dalam
syphilis kornea, cedera. Cedera mata bisa kornea termasuk herpes simpleks,
disebabkan oleh luka pada kornea (abrasi, sifilis, dan keratitis.
laserasi, luka bakar, atau penyakit), tergantung
pada tingkat jaringan parut, visus dapat berkisar
dari blur ke kebutaan total walaupun sangat
menyakitkan atau penyembuhan transparan
(tidak meninggalkan bekas luka).
Klasifikasi sikatrik kornea
1. Nebula
Sikatrik yang terjadi setelah keratitis sembuh dapat tipis atau tebal. Sikatrik yang tipis sekali yang hanya
dapat dilihat dengan slit lamp disebut nebula. Sedangkan sikatrik yang agak tebal dan dapat kita lihat
menggunakan senter disebut makula. Sikatrik yang tebal sekali disebut leukoma.
Diagnosis
Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea, sering
dapat diungkapkan adanya riwayat trauma, benda asing,
abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang bermanfaat,
misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simpleks yang
sering kambuh.
Keluhan Utama :
Keluhan Tambahan :
Pasien mengeluh pandangan kabur terutama jarak jauh pada mata kiri. Penurunan penglihatan dirasakan perlahan-lahan yang
semakin lama semakin memberat. silau (-), halo sign (-), secret (-), lakrimasi (-).
Pasien datang ke Poli Mata RSMP mengeluh penglihatan kabur pada terutama jarak jauh pada mata kiri sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan ini tidak disertai mata merah, seperti ada yang mengganjal, mata terasa gatal, nyeri mata, halo sign (-/-),
sakit kepala, dan mual muntah.
Sebelumnya saat 2 minggu yang lalu, pasien sudah berobat ke dokter spesialis mata dengan keluhan mata kiri merah
disertai penglihatan kabur, nyeri pada mata, dan mata berair. Pasien diberikan obat tetes mata dan keluhan berkurang namun
keluhan mata kabur sebelah kiri tidak ada perubahan. Pasien menyangkal adanya riwayat trauma pada mata dan benda asing.
Adanya infeksi mata yang berulang juga disangkal. Riwayat penggunaan kontak lensa disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat operasi mata (-), riwayat memakai kacamata baca
(-), riwayat diabetes melitus (-), hipertensi (-), riwayat alergi
(-), penyakit mata lainnya (-), riwayat pemakaian obat- Riwayat Penyakit Keluarga
obatan (-), dan trauma pada mata (-).
Riwayat Katarak (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat Alergi (-)
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 84 x/menit
- Laju Napas : 16 x/menit
- Suhu : 36,50C
Pemeriksaan Penunjang: Funduskopi
Ringkasan Anamnesis dan
Pemeriksaan Jasmani
Anamnesis
Pasien datang ke Poli Mata RSMP mengeluh penglihatan kabur pada terutama jarak jauh pada mata kiri
sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan ini tidak disertai mata merah, seperti ada yang mengganjal, mata terasa
gatal, nyeri mata, halo sign (-/-), sakit kepala, dan mual muntah.
Sebelumnya saat 2 minggu yang lalu, pasien sudah berobat ke dokter spesialis mata dengan keluhan
mata kiri merah disertai penglihatan kabur, nyeri pada mata, dan mata berair. Pasien diberikan obat tetes
mata dan keluhan berkurang namun keluhan mata kabur sebelah kiri tidak ada perubahan. Pasien
menyangkal adanya riwayat trauma pada mata dan benda asing. Adanya infeksi mata yang berulang juga
disangkal. Riwayat penggunaan kontak lensa disangkal.
Riwayat operasi mata (-), riwayat memakai kacamata baca (-), riwayat diabetes melitus (-), hipertensi
(-), riwayat alergi (-), penyakit mata lainnya (-), riwayat pemakaian obat-obatan (-), dan trauma pada mata
(-).
Pemerikasaan
Oftalmolgikus
OD OS
20/20 Visus 20/50
(-) Kornea: (+)
Makula
Daftar Masalah:
Penglihatan kabur pada mata kiri.
VOS : 20/50
Kornea OS : makula (+)
OD
OS
Diagnosis
Sikatrik Kornea OS ec Post Keratitis OS
Tatalaksana
Non medikamentosa:
Medikamentosa : Edukasi
- Menjelaskan kepada pasien
● Pemberian air mata buatan (artificial tears)
mengenai penyakit yang dialami
tetes mata 4x1 gtt/hari OS
- Menggunakan topi dan kacamata
● Pemberian antibiotik topikal : gentamicin normal untuk melindungi mata dari
airdrops 1x1 gtt/hari OS sinar matahari dan udara
- Hindari pemakaian kontak lensa
Prognosis
Hal ini sesuai dengan kepustakaan, bahwa sikatrik kornea adalah jaringan parut akibat penyembuhan keratitis
maupun ulkus kornea. Sikatrik pada pasien termasuk jenis makula dimana pada pemeriksaan terdapat putih
dikornea dan dapat dilihat dengan senter. Makula telah terjadi kerusakan kornea pada 1/3 stroma sampai 2/3
ketebalan stroma.
Analisis Kasus
Pada kasus pasien diberikan pemberian air mata buatan (artificial tears) tetes mata 4x1
gtt/hari OS dan antibiotik topikal berupa gentamicin airdrops 1x1 gtt/hari OS. Artificial
tears untuk membantu melumasi dan menyejukan mata kering akibat kekurangan
cairan mata, iritasi, penggunaan lensa kontak, gangguan penglihatan serta membantu
melindungi mata terhadap iritasi lebih lanjut.
Analisis Kasus
Pasien diberikan edukasi dengan menjelaskan mengenai penyakit yang dialami,
gunakan topi dan kacamata normal untuk melindungi mata dari sinar matahari dan
udara serta hindari pemakaian kontak lensa. Pemakaian kontak lensa akan
menyebabkan penurunan sensitivitas permukaan mata sehingga refleks produksi air
mata menurun. Penurunan produksi air mata menyebabkan sebagian besar
penggunanya mengalami mata kering. Kontak lensa juga menghambat distribusi
oksigen dan dapat menyebabkan permukaan kornea tidak beraturan dan menipis.
Kesimpulan
Sikatriks kornea adalah terbentuknya jaringan parut pada kornea oleh
berbagai sebab. Sikatrik kornea disebabkan oleh beberapa kondisi seperti
keratitis ataupun cedera pada kornea dan dapat menyebabkan penurunan
penglihatan. Sikatrik kornea diklasifikasikan menjadi 3 bentuk, yaitu nebula,
makula, dan leukoma. Tatalaksana yang diberikan pada kasus berupa
medikamentosa yaitu air mata buatan (artificial tears) dan antibiotik topikal
pada mata kiri pasien, bila jaringan parut kornea cukup padat untuk
mempengaruhi penglihatan, sebuah transplantasi kornea ditunjukkan.
Kesimpulan
Keratitis adalah peradangan pada kornea yang disebabkan oleh virus,
bakteri (pneumococci, streptococci, staphylococci), jamur dan protozoa.
Pasien dengan keratitis biasanya datang dengan keluhan iritasi ringan, adanya
sensasi benda asing, mata merah, mata berair, penglihatan yang sedikit kabur,
dan silau (fotofobia) serta sulit membuka mata (blepharospasme). Tatalaksana
terapi simptomatisnya yaitu diberi air mata buatan, sikloplegik dan
kortikosteroid. Pemberian air mata buatan yang mengandung metilselulosa
dan gelatin yang dipakai sebagai pelumas oftalmik, meningkatkan viskositas,
dan memperpanjang waktu kontak kornea dengan lingkungan luar
Thank You