Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

BATU TRAKTUS URINARIUS

Otitis eksterna (OE) adalah peradangan atau infeksi pada


1. Pengertian (Definisi)
saluran pendengaran bagian luar (CAE), daun telinga, atau keduanya. Pe

nyakit inimerupakan penyakit umum yang dapat ditemukan pada semua


kelompok umur.Otitis eksterna ( OE ) biasanya merupakan infeksi
bakteri akut kulit salurantelinga (paling sering disebabkan Pseudomonas
aeruginosa atau Staphylococcusaureus, tetapi juga dapat disebabkan oleh
bakteri lain, virus, atau infeksi jamur.
2. Anamnesis 1. Rasa nyeri dalam telinga (otalgia) sampai nyeri hebat
2. Telinga terasa tersumbat atau kurang pendengaran tipe konduktif
3. Kadang keluar cairan telinga
4. Demam
5. Sakit kepala
6. Faktor risiko : usia tua, penyakit DM, sering berenang, trauma
kronik
3. Pemeriksaan Fisik a. Nyeri tarik aurikula
b. Nyeri tekan tragus
c. Edema an atau hiperemis di kanalis auditorius eksternus
d. Sekret di kanalis auditorius eksternus
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
5. Diagnosis Kerja Otitis eksterna

6. Diagnosis Banding 1. Otomikosis


2. Otitis eksterna maligna
3. Otitis media supuratif kronik
4. Otitis media akut
7. PemeriksaanPenunjang Biakan dari sekret
8. Terapi  Melakukan spooling pada telinga kiri untuk membersihkan serumen
yang ada
 Memberikan obat tetes telinga seperti Otopraf® yang mengandung
Fludrokortison Asetat 1 mg, Polimiksin-B Sulfat 10.000 UI,
Neomisin Sulfat 5mg, dan Lidokain HCl 40 mg. Dosis pemberian
pada orang dewasa sebanyak3-5 tetes 3-4 x sehari. Obat ini tersedia
dalam kemasan botol 10 ml drops.
 Dapat dipertimbangkan pemberian antibiotik sistemik seperti
Sefadroksildengan dosis 500 mg 2x sehari selama 7 hari untuk
eradikasi kuman penyebab.

1
 Pemberian golongan kortikosteroid untuk menekan proses inflamasi
danmengurangi keluhan alergi berupa gatal pada telinga. Pasien
dapat diberikan metil prednisolon dengan dosis 4 mg 3x sehari

9. Edukasi 1. Menjaga kebersihan telinga untuk mencegah terjadinyakekambuhan


(Hospital Health Promotion) 2. Mengurangi kebiasaan mengorek telinga
3. Pasien diberitahu cara menggunakan obat tetes telinga

10. Prognosis Dubia ad bonam


11. Tingkat Evidens I /II/III/IV
12. Tingkat Rekomendasi A /B/C
13. Penelaah Kritis SMF THT
14. Indikator Klinis
Laboratoris
15. Kepustakaan 1. Adams GL, Boeis LR, Higler PA. Boeis Buku Ajar Penyakit THT.
Edisi 6. Cetakan Ketiga. Jakarta: EGC. 1997 : hlm 27-31, 76-80.

16. Kriteria Pasien Boleh


Pulang

Anda mungkin juga menyukai