OPHTALMOLOGI
Otot orbita:
M. levator palpebra superioris: mengangkat palpebra superior
(n.oculomotorius)
M.recti lateral, medial, superior, inferior: memutar bola mata ke lateral (n.Abdusens)
Memutar bola mata ke medial, superior dan inferior(n.oculomotorius)
M.Obliqus superior: memutar bola mata ke bawah lateral (n.trochlearis)
M.obliqus inferior: memutar bola mata ke atas lateral (n.oculomotorius)
TRIKIASIS
Level Kompetensi: 4A
Definisi: Tumbuhnya bulu mata ke arah dalam dengan posisi palpebra yang normal
Etiologi: Trakoma, sikatrikal, trauma kimia, dan trauma kelopak mata
Keypoint
Tampak bulu mata tumbuh kearah dalam, kemosis konjungtiva (+), erosi kornea dan
bisa dijumpai adanya ulkus kornea
Pemeriksaan floresein: Jika dicurigai adanya ulkus kornea
KALAZION
Level Kompetensi : 3A
Definisi: Peradangan lipogranulomatosa kronik yang terjadi Pada kelenjar kelopak mata
Etiologi: Proliferasi dan reaksi lipogranulomatosa pada glandula Meibom
Keypoint: Benjolan (+), nyeri tekan (-), hiperemis (-), dapat dijumpai pseudoptosis
Tatalaksana
Jaga Higenitas / Kebersihan Kelopak Mata, Kompres Hangat Kelopak Mata
Injeksi steroid intralesi: (triamsinolon 40mg/ml)
Definitif: Ekokleasi kalazion (insisi vertical)
Komplikasi: Astigmatisma (jika massa palpebra mengenai kornea), Rekurensi, dan Deformitas kelopak mata (sikatriks)
Tatalaksana
Bebat Tekan luka;
Definitif: jahit luka (didaerah lateral), injeksi ATS jika perlu
Komplikasi: Eksposure keratitis, abrasi kornea, dan ektropion/entropion sikatrikal
ENTROPION/EKTROPION
Level Kompetensi: 2
Definisi: Entropion adalah Penggulungan margo palpebra ke arah dalam, sedangkan ektropion adalah Penggulungan
margo palpebra ke arah luar
Etiologi:
Entropion disebabkan Kongenital, degenerasi, sikatrik yang terjadi pada trachoma serta spasme otot orbicular
(M.Rioland)
Ektropion disebabkan congenital, senilis/involusional, paralitik, dan sikatrik
Keypoint:
Entropion: margo palpebra melipat kearah dalam
Ektropion: margo palpebra melipat kearah luar, dapat dijumpai lagoftalmus
Tatalaksana
Airmata buatan, Injeksi toxin botulinum,
Definitif: Repair/rekonstruksi palpebra ->tassoraphy(temporer), medial canthoplasty/konjungtivoplasty(permanen)
Komplikasi: Keratitis, dry eyes
LAGOFTALMUS
Level Kompetensi: 2
Lagoftalmus adalah suatu keadaan Ketidakmampuan menutup bola mata secara volunteer
Etiologi:
Miogenik, trauma, simblefaron, ektropion berat
Keypoint: mata tidak menutup sempurna; mata kering (+); kelainan pada
nervus fasialis
Tatalaksana
Artificial tears
PTOSIS
Level Kompetensi: 2
Ptosis adalah suatu keadaan jatuhnya palpebra superior sehingga menutupi bola mata bagian superior
Pseudoptosis adalah keadaan tidak dapat membuka mata karena kelainan pada kelopak mata seperti hordeolum, dan
kalazion
Etiologi: Kongenital, neurogenik (palsi nervus III, Horner’s syndrome), miogenik (myasthenia gravis)
Keypoint: Mata malas (ambliopia); kelopak mata menutup sebagian konjuntiva
bulbi; Kelainan pada nervus oculomotorius
XANTHELASMA
Level Kompetensi: 2
Definisi: Xanthelasma merupakan xantomatosis kutan dengan munculnya plak kuning seperti gumpalan lemak di atas
atau di bawah kelopak mata, tepatnya di sudut mata atau canthus yang dapat berkembang seiring waktu.
Etiologi: Hiperlipidemia
Keypoint: Penonjolan ringan berwarna kuning pada canthus internus /medial;
Profil Lipid dislipidemia/hyperlipidemia
Tatalaksana
Kontrol penyakit yang mendasari
Definitif: tindakan ekstirpasi xanthelasma
Tatalaksana
Kompres hangat; Jaga higenitas mata/kelopak mata
Antibiotik: Amoxicilin/Clavulanate
Definitif: jika terdapat abses: insisi drainase, pada dakriosistitis berulang: dacryocystorrhynostomy
Komplikasi: Fistula glandula lakrimalis, fistula saccus lakrimalis dan selulitis orbita
Tatalaksana
NSAID
Steroid atau obat imunosupresif
Komplikasi: Nekrosis sclera, skleromalasia, dan perforasi sclera
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Level Kompetensi: 4A
Perdarahan subkonjungtiva merupakan keadaan dimana pembuluh darah konjungtiva rapuh dan pecah
Etiologi: Trauma, factor resiko: umur, hipertensi, ateriosklerosis, pemakaian antikoagulan, batuk kronik(pertusis)
Keypoint: asimptomatis; tampak patch merah pada
konjungtiva (+); nyeri (-)
Tatalaksana:
Kompres dingin (1-2 hari) vasokonstriktor
Kompres hangat (>2hari) meningkatkan absorpi darah
Obati penyakit yang mendasari
Tidak perlu pengobatan khusus karena dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 minggu
KONJUNGTIVITIS
Level Kompetensi: 4A
Definisi: Konjungtivitis Adalah Peradangan yang terjadi Pada konjungtiva
Etiologi &Klasifikasi:
Konjungtivitis Viral Konjungtivitis Alergi
Adenovirus tipe 3,7: cepat menular(menyebar) Vernal: reaksi hipersensitivitas tipe I
Herpes simpleks Virus: vesikel tidak mengikuti Flikten: reaksi hipersensitivitas tipe IV terhadap
dermatom TB
Varicella Zooster Virus: vesikel mengikuti dermatom Atopik: reaksi lanjutan konjungtivitis alergi +
dan unilateral jaringan sekitar
Alergi
injeksi konjungtiva (+), sekret jernih (+)
Vernal: cobble stone dan trantas dot
Flikten: bintik putih dikelilingi daerah hiperemis
Giant papillary: papil-papil berukuran besar
Atopi: mengenai jaringan mata lainnya
Pemeriksaan penunjang:
Tzank smear -> HSV dan VZV : dijumpai sel datia berinti banyak (multinucleited giant cells)
Pewarnaan gram -> Streptococcus (coccus gram positif ), N. gonorrea (diplococcus gram negatif)
C. tracomatis (gram negatif, bentuk oval)
Laboratorium -> Peningkatan eosinofil, sel plasma (alergi)
Tatalaksana:
Jaga Higinitas / Kebersihan Kelopak Mata dan Kompres Hangat
Alergi: sel mast stabilizer: natrium cromolyn topical, antihistamin, steroid topical
Bakteri: Antibiotik Topical: Basitrasin; Eritromisin Salep; Gentamisin ED (3-5 hari)
o Antibiotik Sistemik: penisilin 4,8 jt dibagi 2 kali pemberian, ceftriaxone 250mg IM+doksisiklin 2x100mg 7
hari
o Gonore neonatorum: salep kloramfenikol +ceftriaxone IM (25-100mg/BB) atau kanamisin 25mg/BB
o Non gonore neonatorum: eritromisin sirup 50mg/BB
Viral:
o Adenovirus biasa sembuh sendiri, hanya di berikan airmata buatan; HSV dan VZV diberikan Asiklovir salep
3%/5%
PTERIGIUM/PSEUDOPTERIGIUM
Level Kompetensi: 3A
Definisi:
Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk
segitiga pada konjungtiva bulbi.
Pseudopterigium adalah perlekatan konjungtiva degan kornea
yang abnormal.
Etiologi: Iritasi kronis debu, cahaya matahari, udara yang panas
Keypoint:
Jaringan fibrovaskular (penebalan) jaringan konjungtiva bulbi
yang berbentuk segitiga
Pemeriksaan penunjang:
Tes sonde
Positif (pseudoterigium)
Negatif (pterigium)
Tatalaksana:
Menggunakan kacamata pelindung diusahakan berwarna gelap; Hindari faktor resiko
Air mata buatan, steroid topical
Definitif: derajat 1-2 (konservatif), 3-4 (operatif -> ekstirpasi pterigium)
Komplikasi: Gangguan penglihatan (astigmatisma)
Pemeriksaan penunjang:
Pewarnaan gram (Bakteri)
Tzank smear: sel datia berinti banyak (Viral)
Fungal: KOH 10%
Candida Albican : pseudohifa, balstospora, yeast
Aspergillus : hifa panjang bersekat, dengan spora
Tatalaksana:
Jaga Higinitas / Kebersihan Kelopak Mata, Kompres Hangat Kelopak Mata
K. bakterialis: kloramfenikol 0,5%, eritromisin salep 0,5% + siklopegik
K. viral: HSV (acyclovir 5x400mg), VZV (acyclovir 5x800mg) 7 hari + siklopegik
K. fungal: C.albican (Ampotericin B 1,5% 1gtt/jam), Aspergillus (Natamycin 5% 1gtt/2jam) +siklopegik
K. protozoa: Amoebisid (polihexametilen/hexamidin)
Komplikasi: Ulkus kornea (tes flouresen positif) /perforasi kornea, Iridosiklitis, Glaukoma sekunder
Tatalaksana:
•Topikal: (Mydriatic-cyclopegic, Kortikosteroid, Antibiotik)
•Sistemik: (Kortikosteroid, NSAIDs, Immunosupresan)
Komplikasi: Endoftalmitis/panoftalmitis, glaucoma sekunder, uveitis simpatis (rasa nyeri pada mata yang lainnya), katarak
komplikata
ENDOFTALMITIS/PANOFTALMITIS
Level kompetensi: 2
Definisi: Endoftalmitis merupakan peradangan pada struktur internal mata (uvea dan retina)
Etiologi: Infeksi: stapilococcus, pseudomonas sp, trauma/bedah, endogen akibat sepsis
Keypoint:
Endoftalmitis -> blefarospasme, kornea edema (+), kemosis konjungtiva
(+), massa putih dibalik pupil terdilatasi (amaroutic cat-eye reflex) Bola
mata masih dapat digerakan
Panoftalmitis -> blefarospasme kemosis konjungtiva (+), hipopion (+), TIO
meningkat (+), kornea edema (+), gerakan mata terbatas, nyeri saat
digerakan
RETINOPATI
Level Kompetensi: 2
Definisi: Retinopati merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan oleh radang melainkan gangguan metabolik
Klasifikasi & Etiologi:
Cery red
spot
Opasitas
retina
Splashed
Tomato
Flame
hemorage
Tatalaksana:
Hindari faktor resiko: cahaya yang cukup, tidak membaca dalam jarak yang sangat dekat
Menggunakan kaca mata Sferis Negatif (yang terlemah dengan koreksi 6/6) Cekonkave
Komplikasi: Strabismus, ablasio retina
HIPERMETROPIA RINGAN
Level Kompetensi: 4A
Definisi: Hipermetropia merupakan anomaly refraksi mata dimana bayangan jatuh dibelakang retina, ketika mata tidak
dalam keadaan berakomodasi
Aksial → aksis ap << (mikroftalmos, edem makula, ablatio retina)
Kurvatura → kornea plana, sklerosis lensa, afakia Bayangan jatuh dibelakang
Indeks bias → kadar gula rendah sehingga indeks bias turun retina
Posisi → lensa terlalu ke belakang
Keypoint: sulit melihat dekat
Pemeriksaan: Kartu Jaegger
ASTIGMATISMA RINGAN
Level Kompetensi: 4A
Definisi: Astigmatisma merupakan kondisi dimana berkas
sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada
retina akan tetapi
pada 2 garis api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat
kelainan kelengkungan permukaan kornea.
Etiologi & Klasifikasi: Kelainan kornea (90%), Perubahan
lengkung kornea, Kelainan lensa, Kekeruhan lensa
(ex: katarak insipien, imatur)
PRESBIOPIA
Level Kompetensi : 4A
Definisi: Presbiopia merupakan gangguan akomodasi pada usia lanjut
Etiologi:
Kelemahan otot akomodasi
Lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sklerosis lensa
Keypoint:
Penglihatan dekat kurang; Astenopia; Mata sakit; Lakrimasi
Tatalaksana:
Istirahatkan mata
Menggunakan kaca mata bifocal dengan addiksi sesuai usia
KATARAK
Level Kompetensi: 2
Definisi: Katarak merupakan setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan), denaturasi protein lensa atau keduanya.
Klasifikasi: Katarak traumatika: riwayat trauma
Berdasarkan usia Katarak sekunder: akibat penyakit mata lain sebelumnya
Katarak congenital (<1tahun) (uveitis, retinitis, iskemi ocular dll), atau post op.
Katarak juvenile (1-40 tahun) Katarak komplikata: katarak akibat penyakit sistemik (DM
Katarak pra-senilis (40-50tahun) disebabkan sorbitol oleh enzim aldose reduktase)
Katarak senilis (>50 tahun)
GLAUKOMA AKUT
Level Kompetensi: 3B
GLAUKOMA LAIN
Level Kompetensi: 3A
Definisi: Glaukoma adalah meningkatnya tekanan bola mata
Etiologi: Klasifikasi:
Bertambahnya produksi cairan oleh badan siliar Primer: tidak ada penyakit penyerta
Faktor resiko: DM, HT, Miopia Sekunder: ada penyakit yang mendasari: katarak,
Obat-obatan: Steroid, antihistamin, tokolitik hipermetropia, riwayat hifema
Sudut tertutup: sering dijumpai pada serangan akut
Sudut terbuka: pada keadaan kronik
Glaucoma sudut tertutup /akut Glaukoma sudut terbuka/kronik
Palpebra → edema dan hiperemis COA dalam
Konjungtiva → kemosis, injeksi konjungtiva dan Normotensi glaucoma
silier CDR >0,5
Kornea → edema Sudut iridokornealis → terbuka
Anterior chamber → dangkal
Sudut iridokornealis → tertutup
Pupil → semi dilatasi, terfiksir, non-reaktif
IOP → meningkat secara akut
Pemeriksaan penunjang:
Tonometri → mengukur IOP
Gonioskopi → melihat sudut iridokornealis
Perimetri → melihat defek lapang pandang
Oftalmoskopi direk dan indirek → melihat perubahan fundus dan diskus optikus. Umumnya normal.
Tatalaksana:
Edukasi: Obati penyakit yang mendasari, Batasi cairan
Definitif:
Glaukoma sudut tertutup (iridotomy/iridektomy)
Glaukoma sudut terbuka
(trabekuloplasti/trabekulektomi)
Congenital dan developmental glaucoma
(Goniotomy/trabekulotomy)