Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

OTOMIKOSIS

Nurlatifah Almaida Amaluddin, S.Ked


Latar belakang

Beberapa jamur dapat Prevalensi otomikosis dari


menyebabkan reaksi radang beberapa hasil penelitian adalah
liang telinga. Dua jenis jamur sebesar 6%, di antara semua
yang paling sering ditemukan pasien yang mengeluhkan
pada tempat ini adalah kelainan gejala di telinga, dan
Pityrosporum dan Aspergillus. mencapai angka 25% diantara
Jamur Pityrosporum dapat hanya kasus otitis eksterna yang
menyebabkan sisik superfisial diakibatkan oleh agen infeksi.
yang menyerupai ketombe pada Angka kunjungan penderita
kulit kepala, atau dapat otomikosis di poliklinik THT-KL RS
menyertai suatu dermatitis Hasan Sadikin Bandung selama
seboroik yang meradang. Jamur periode bulan Januari 2012 -
Aspergillus didapatkan dari liang Desember 2012 tercatat 7,45%
telinga. Kadang-kadang dapat dari seluruh total pasien dengan
pula ditemukan Candida perbandingan 75,8% pasien
albicans. wanita dan 24,2% pasien pria.

 Adams, Boies, Higler. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC. 1997.
 Sulaiman E, Purwanto B, Lasminingrum L, Dewi YA, Mahdiani S. Potensi Larutan Cuka Apel pada Penderita Otomikosis. Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Dep Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher. Volume 1 No 2. Agustus 2015; hal 145-5.
Anatomi Telinga
• Secara anatomi telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Telinga luar
2. Telinga tengah (kavum timpani)
3. Telinga dalam (labyrinth)
Telinga Luar

 S. Paulsen. J Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, dan Neuroanatomi. Jilid 3. Edisi 23. Jakarta; EGC.
2012.
 Nagel P, Gurkov R. Dasar-Dasar Ilmu THT. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2012; hal 2.
Telinga Tengah (Cavum Tympani)

 S. Paulsen. J Waschke. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, dan Neuroanatomi. Jilid 3. Edisi 23. Jakarta; EGC.
2012.
Telinga Dalam (Labirinth)

Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC. 2012; hal 235-9.
Definisi

Otomikosis merupakan suatu proses inflamasi pada meatus akustikus eksternus


yang berhubungan dengan infeksi jamur. Infeksi dapat akut, subakut atau kronik
dan keluhannya bisa berupa gatal, otalgi, otore, rasa penuh di telinga,
gangguan pendengaran dan tinnitus. Kasus otomikosis yang berat disertai
perforasi membran timpani.

Sedjawidada, Savitri E, Kadir A, Djamin R. Kejadian Koloni Jamur Pada Penderita Otore Dengan Berbagai Penyebab. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Dep Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan. 2009; hal 1-8.
Etiologi
• Berbagai spesies jamur telah diidentifikasi sebagai penyebab
otomikosis Aspergillus sp dan Candida sp adalah jamur patogen
tersering yang menyebabkan otomikosis. Aspergillus spp adalah
organisme penyebab dominan otomikosis di daerah tropis dan
subtropis
Faktor Predisposisi
Faktor Faktor Infeksi
Faktor Perilaku
Lingkungan Kronik

Trauma
Ketiadaan Penggunaan
Mekanik
serumen berkepanjanga
telinga (penggunaan n dari obat
kapas telinga, antibiotik tetes
alat bantu telinga
Iklim lebab dengar,
menggunakaa Perubahan
n tutup kepala) imunitas

Peningkatan Olahraga air Penyakit


temperatur (perenang) telinga
sebelumnya
Patofisiologi

Adanya eksudat yang berhubungan dengan infeksi


bakteri memberikan kelembaban yang cukup untuk
pertumbuhan bakteri dan jamur dapat hidup di lokasi yang
sama. Menurut Vinnewald adanya otore persisten dengan
maserasi liang telinga dapat menyebabkan kolonisasi
jamur liang telinga pada pasien dengan OMSK. Adanya
konidiospora pada kanalis akustikus eksternus sesuai
dengan hipotesis yang menyatakan bahwa cairan mukus
berfungsi sebagai nutrien jamur.
Sedjawidada, Savitri E, Kadir A, Djamin R. Kejadian Koloni Jamur Pada Penderita Otore Dengan Berbagai Penyebab. Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin. Dep Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan. 2009; hal 1-8.
Klasifikasi
Otomikosis Sekunder.
Otomikosis di kanalis akustikus
Otomikosis Primer. eksternal atau telinga tengah
Membran timpani utuh dan dengan riwayat otitis media
tidak ada patologi telinga atau externa, trauma, telinga
eksternal atau tengah pasca operasi atau riwayat
lainnya. jamur di bagian tubuh lainnya.
• Tanpa otitis eksterna. • Tanpa immunocompromise.
tidak ada tanda klinis Tidak ada HIV, diabetes
otitis externa inflamasi mellitus, atau penyakit
pada dinding atau granulomatosa atau kondisi
stenosis kanal auditori. immunocompromised lain
• Dengan otitis eksterna. • Dengan immunocompromise.
Ada tanda klinis otitis Adanya kondisi
eksterna immunocompromised apapun
yang terdeteksi oleh
penelitian laboratorium

Mahmoudabadi Z, Seifi, Gharaghani. Lamisil, a potent alternative antifungal drug for otomycosis. March
2015; hal 18-21.
Gejala Klinis

Rasa
Otalgia
penuh di
(nyeri Gatal
liang
telinga)
telinga
Penurunan
Ottorhoea pendengar Tinnitus
an

Sulaiman E, Purwanto B, Lasminingrum L, Dewi YA, Mahdiani S. Potensi Larutan Cuka Apel pada Penderita Otomikosis. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran. Dep Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher. Volume 1 No 2. Agustus 2015; hal 145-5.
Pemeriksaan Otoskopi
Diagnosis

• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik (gambaran otoskopi)
• Pemeriksaan penunjang
diperlukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
dengan larutan KOH 10% untuk melihat elemen jamur dan
kultur jamur yang positif

Sulaiman E, Purwanto B, Lasminingrum L, Dewi YA, Mahdiani S. Potensi Larutan Cuka Apel pada Penderita Otomikosis. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran. Dep Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher. Volume 1 No 2. Agustus 2015; hal 145-5.
Penatalaksanaan
• Membersihkan liang telinga dengan kasa ataupun penghisap dan terkadang
dengan irigasi ringan yang diikuti pengeringan.
• Larutan asam asetat 2% dalam alkohol, larutan iodium povidon 5%.
• Obat anti jamur (salep) yang diberikan secara topikal yang mengandung nistatin,
klotrimazol.
• Pada penelitian Sulaiman dkk, menggunakan larutan cuka apel dengan cara
diteteskan pada telinga yang 3x sehari masing-masing 5 tetes. Setelah itu
dipasangkan tampon pada telinga pasien.
• Terapi oral pada otomikosis seperti, flukonazol dimana obat antijamur triazol
generasi pertama yang memiliki aktivitas tinggi terhadap spesies Candida.
Itrakonazol adalah obat antijamur dengan spektrum luas daripada flukonazol dan
efektif secara khusus terhadap Aspergillus dan Candida. Lamisil (Terbinafin)
adalah agen antijamur allylamine yang digunakan baik dalam pemberian topikal
dan oral

 Prof. DR. Soepardil AA, Sp.THT-KL (K), Prof. DR. Iskandar N, Sp.THT-KL (K), Prof. DR. Bashiruddin J, Sp.THT-KL (K), DR. Restuti RD, Sp.THT-KL (K). Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2012; hal 14.
 Venkataramanan, Kumar S. Efficiency of 5 Day Course Oral Itraconazole in Management of Recurrent Otomycosis in Diabetic Patients. Volume 5. January 2016; hal 96-8.
 Ravindran A, Sagesh. Effectiveness of oral itraconazole in the management of otomycosis with tympanic membrane perforation.Volume 5. April 2017; hal 1373-76.
 Mahmoudabadi Z, Seifi, Gharaghani. Lamisil, a potent alternative antifungal drug for otomycosis. March 2015; hal 18-21.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai