Yobbi Arissaputra
Abstrak
Trauma merupakan kerusakan yang menyebabkan cedera pada tubuh oleh faktor
luar. Penyebab trauma yang paling umum adalah luka tusuk, kecelakaan
lalulintas, trauma benda tumpul, trauma benda tajam, trauma karena suhu seperti
luka bakar dan frostbite, trauma karena terinduksi radiasi dan lain sebagainya.
Trauma dalam bidang THT terbagi atas organ yang terlibat mulai dari telinga,
hidung dan wajah, leher dan traktus aerodigastivus serta benda asing di dalam
tengorok. Variasi trauma di bidang THT ini memerlukan keahlian khusus dalam
bidang spesialistik. Tinjauan pustaka ini akan memaparkan diagnosis dan
tatalaksana awal trauma dalam bidang THT sesuai dengan kompetensi kesehatan
di layanan primer.
Kata kunci: Trauma, layanan primer, tatalaksana trauma, telinga, hidung,
tenggorok, THT
Abstract
Trauma is a damage that caused injury to body by external factor. The common
causes of injurie are stab wound, road traffic accident, blunt tauma,penetrating
trauma, trauma caused by thermal injury such as burn and frostbite, radiation-
induced trauma and others. Trauma in ENT field divided by the affected organ
starts from ear, nose and face, neck and aerodigestivus tract also foreign bodies
in throat. Variations of trauma in ENT field requires ENT field expertise to
manage those variations of trauma. This literature shows the role of general
practicioner in diagnosis and management of trauma in ENT field.
Keyword: Trauma, general practice, trauma management, otolaryngology, ENT
Kompleks Fronto-ethmoid
Fraktur frontoethmoid dapat
menyebabkkan pseudohypertelorism
apabila ligamen canthal media robek
dan terjadi hypertelorism
(Gambar14) apabila terdapat fraktur
ethmoid. Teknik ORIF diperlukan
untuk oenanganan fraktur ini.
Fraktur kompleks naso-orbito-
ethmoid terbagi menjadi
1. Grade 1- Fraktur tanpa
trauma pada ligament canthal
medial. Perpindahan minimal
atau tidak ada.
2. Grade 2- Perpindahan bisa
direduksi. Fraktur dengan
cedera ligamen canthal media
tanpa robek komplit. Gambar 13. Klasifikasi fraktur naso-
3. Grade 3- Perpindahan tidak orbito-ethmoid
bisa direduksi. Fraktur
dengan cedera ligamen
canthal media dengan robek
komplit (Gambar 13).
Diagnosis ditegakkan dengan
kombinasi pemeriksaan fisik dan CT
scans. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan perubahan posisi pada
piramid nasal ke arah posterior. Gambar 14. Hypertelorism dan
Pemeriksaan fisik juga dapat normal
dilakukan berupa palpasi daerah
canthal medial untuk menemukan
krepitasi. CT scans diperlukan untuk
konfirmasi diagnosis untuk melihat
Kompleks Zigomatikomaksila
Fraktur kompleks zigomatikomaksila
terbagi menjadi zigomatikofrontal
(superior), zigomaksilaris
(anteromedial), zigomatikotemporal
(posterolateral) dan
zigomatikospheoid (posteromedial)
(Gambar15). Gambar 16. Klasifikasi