Anda di halaman 1dari 56

PEMERIKSAAN

SPEECH DAN WORD


IN NOISE
Divisi Neurotologi
Dept. THT FKUI/RSCM Jakarta
PENDAHULUAN
• Pendengaran :
- Salah satu panca indera → nikmat yang
tak disadari
- Jalur masuk informasi
- Penting untuk alat komunikasi
• Komunikasi :
- Kebutuhan pokok manusia
- Menggunakan bahasa, isyarat, gesture
KEKERAPAN

• Masalah nomor 3
terbanyak

• Pria > wanita

• 10% gangguan
pendengaran →
gangguan komunikasi
(40% >65 tahun)
KEKERAPAN
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENDENGARAN :
Konduksi-Transduksi-Transmisi-Processing
PUSAT PENDENGARAN
• Cerebrum, cerebellum,
SSP batang otak, sumsum
tulang belakang

• Frontal, temporal,
Lobus parietal, oksipital, dan
limbik

• Area Wernick 41 dan


42→ auditori-leksik

Area • Area broadman 39 →


visual-leksik
• Area Broca →
ekspresif
PROSES KEMAMPUAN MENDENGAR

Deteksi

Diskriminasi

Rekognisi

Komprehensi
FUNGSI PUSAT PENDENGARAN
• Frequency Selectivity

• Frequency Discrimination

• Temporal Processing

• Binaural Processing

• Perceptual organization of complex sound


PROSES MENDENGAR DAN BICARA
(KOMUNIKASI)
• Feedback sensoris (auditif) : secara tidak sadar anak yang sedang
berbicara akan mendengar suaranya sendiri, sehingga ia dapat
mengoreksi bicaranya sendiri
• Feedback motoris : proses mengoreksi keadaan otot-otot bicara
ketika anak sedang berbicara

• KOMPONEN FISIOLOGIS

• KOMPONEN PSIKOLOGIS

• KOMPONEN LINGKUNGAN
BICARA / WICARA
• Bicara → mengucapkan bunyi bahasa
menggunakan alat bicara
• Bahasa → kemampuan manusia
menghasilkan simbol dalam bentuk
komunikasi
• Ujaran/wicara → produksi dan persepsi
dari simbol-simbol oral
• Suara → karateristik akustik yang
ditimbulkan dari alat/organ bicara
SALURAN WICARA
• 1. Komponen subglotis (trakeo-bronkial
dan sistem paru) : mulai dari sekat
rongga dada sampai ke trakea
• 2. Komponen glotis yaitu pita suara
• 3. Komponen supra glotis : mulai dari
hipofaring, faring, orofaring, rongga
mulut, rongga hidung dan bibir
PROSES PEMBENTUKAN
UJARAN
• Fonasi → ditimbulkan akibat
bergetarnya kedua pita suara
• Resonansi → getaran yang ditimbulkan
oleh sepanjang saluran wicara
• Artikulasi → proses pembentukan
suara ke dalam bentuk kata-kata yang
menandai ujaran
AUDIOMETRI TUTUR
• Sistem uji pendengaran yang menggunakan
sejumlah kata terpilih yang telah dibakukan,
dituturkan melalui suatu alat yang telah
dikalibrasi, untuk mengukur beberapa aspek
kemampuan pendengaran (Carhart 1951)
• Si pendengar diminta untuk menirukan
dengan jelas setiap kata yang dapat didengar.
Bila kata-kata yang didengar makin tidak jelas
(karena intensitas diturunkan), si pendengar
diminta untuk menebaknya
Terminologi
• Speech Detection Threshold (SDT)
• Speech Awareness Threshold (SAT)
• Speech Reception/Recognition Threshold (SRT)
• Word/Speech Discrimination Score (WDS/SDS)
TUTUR / UJAR / KATA / CAKAP
(SPEECH)
• Tutur merupakan bahasa lisan/verbal yang
terdiri dari rangkaian kata-kata atau
kalimat (Keraf, 1980)
• Fonem (satuan bunyi terkecil yang dapat
membedakan arti) :
- fonem segmental → konsonan, vokal,
diftong
- fonem suprasegmental → tekanan/aksen
kata (tinggi nada, jeda, intonasi kalimat)
FONEM
• Setiap fonem mempunyai frekuensi yang
berbeda, penting untuk pengenalan bunyi
masing-masing
• Frekuensi konsonan > vokal, konsonan
lebih peka terhadap distorsi
• Gangguan pendengaran → terganggu
konsonan → vokal → paling akhir aksen
atau irama kata
• Konsonan paling menentukan terhadap
arti suatu kata
SEBARAN KONSONAN DAN VOKAL
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI
• Orang yang diperiksa : kooperatif, tidak sakit, mengerti
instruksi, bunyi di telinga, bebas bising min. 12 - 14 jam
• Alat audiometer terkalibrasi
• Pemeriksa : mengerti cara penggunaan, sabar dan telaten
• Ruangan pemeriksaan : kedap suara maksimal 40 dBA SPL
SPEECH AUDIOMETER
SYARAT TES AUDIOMETRI TUTUR
• Jenis kata-kata yang disusun harus benar-
benar memenuhi syarat misalnya cukup
homogen, dikenal oleh berbagai tingkat
pendidikan dan sosial masyarakat,
mengandung jenis dan frekuensi fonem yang
seimbang dengan yang terdapat dalam
percakapan sehari-hari
• Penutur harus dipilih yang mempunyai suara
baik, artikulasi jelas, dan tiap kata harus
diucapkan dengan volume suara yang ajeg
(mantap dan konstan)
YANG MEMPENGARUHI TES
AUDIOMETRI TUTUR

• 1. Psikologi, intelegensi, tingkat pendidikan,


dan kondisi sosial subyek
• 2. Fonologi
• 3. Artikulasi dan dialek daerah
• 4. Alat transmisi
• 5. Bising ruang periksa
6. Kesiapan subyek
GADJAH MADA PHONETICALLY
BALANCE LISTS
Susunan daftar kata-kata dalam bahasa
Indonesia yang terdiri dari 10 deret (masing-
masing 20 kata-kata bisilabik) yang
mengandung jenis dan frekuensi fonem yang
seimbang dengan yang dijumpai pada sekitar
15.000 kata-kata yang tertulis di berbagai
surat kabar dan majalah populer berbagai
jenis artikel (Soewito, 1972)
Satu deret kata-kata monosilabik (PB words)
Bon sport es drill teh pan grup klir tas
Blik stang rem sip lob mas kol lat kas
Klem pom nak dong klop pos boor

Daftar kata bisilabik ( tes SRT )


sabun kuda dingin banyak gula
pipi besar enak lidah kembar
umur salon tikus panah becak
nasi ilmu kamar telor tempat
REABILITAS TEST SCORE
AUDIOGRAM TUTUR
• Absis grafik menunjukkan intensitas suara
yang diucapkan
• Ordinat grafik menggambarkan jumlah
persentasi kata yang ditirukan dengan
benar
• Umumnya berbentuk S; intensitas rendah
dan tinggi garis kurvanya lebih mendatar
• Jenis dan homogenitas kata-kata
mempengaruhi tegak dan landainya kurva
AUDIOGRAM TUTUR
NILAI AUDIOMETRI TUTUR
• 1. Kemampuan pendengaran dalam menangkap
50 % dari sejumlah kata-kata yang dituturkan
pada intensitas minimal dengan benar (Nilai
ambang Persepsi Tutur/NPT atau Speech
Reception Threshold/SRT)
• 2. Kemampuan maksimal pendengaran (dalam
persentasi) untuk mendiskriminasikan tiap fonem
atau satuan bunyi dalam kata-kata yang
dituturkan (Nilai Dikriminasi Tutur/NDT atau
Speech discrimination Score/SDS)
NILAI PERSEPSI TUTUR / NPT (SRT)
• Mengetahui berapa besar keuntungan yang
didapat dari hasil operasi perbaikan pendengaran
• Mengetahui apakah sisa pendengaran yang
dimiliki penderita masih dapat ditolong oleh alat
bantu dengar
• Mengukur NPT yang paling sesuai → jenis kata
yang audiogramnya lebih tegak (kata bilangan,
kalimat pendek, kata bisilabik) dan lebih mudah
ditebak sehingga sesuai dengan cara persepsi
tutur sehari-hari (komunikasi)
• NPT 30 dB → mulai ada hambatan berkomunikasi
• NPT 45 dB → terhambat berkomunikasi
NILAI NORMAL SRT
SRT
❑ Diagnostik → fungsi perseptif
❑ Prediksi → hasil fitting ABD
Materi → bisilabik
Penilaian → 50% benar ( dalam dB )
Kurang-lebih 7 dB di atas ambang PTA
Satu deret /daftar kata bisilabik ( tes SRT )
sabun kuda dingin banyak gula
pipi besar enak lidah kembar
umur salon tikus panah becak
nasi ilmu kamar telor tempat

Tes SRT
• Metode ascending – descending
• 5 dB – 10 dB step, 1 spondee/step
• Dapat mengulang dg benar→ < 15
dB → beri 5 kata → dpt mengulang
2 kata pertama dg benar → SRT
• Salah 3 kata → naikkan 5 dB
CARA MENILAI SRT
CARA MENILAI SRT
NILAI DISKRIMINASI TUTUR / NDT (SDS)
• Mengetahui berapa besar kemampuan
maksimal pendengaran dalam
membedakan berbagai bunyi fonem yang
diucapkan dengan intensitas di atas
NPT/SRT
• Mengukur NDT harus dipilih kata-kata yang
tidak mudah ditebak (monosilabik) →
hasilnya digunakan untuk diagnostik
penyakit telinga
WDS/SDS
❑ PB words → diulang dg benar (dlm%)
❑ Performance - Intensity function
❑ Jumlah kata : full list vs half list
PERFOMANCE-INTENSITY FUNCTION (PI)
Satu deret kata-kata monosilabik ( PB words )
Bon sport es drill teh pan grup klir tas
Blik stang rem sip lob mas kol lat kas
Klem pom nak dong klop pos boor

JUMLAH KATA2 PADA TES WRS / WDS


• Full list vs half list
• Terbaik → full list : 50 kata kecuali →
< 50 kata sdh mencapai → 100%
• Td mempertimbangkan reliabilitas
dan validitas → 25,20 atau 10 kata
• Semakin < jumlah kata → SD >>
Satu deret kata-kata monosilabik ( PB words )
Bon sport es drill teh pan grup klir tas
Blik stang rem sip lob mas kol lat kas
Klem pom nak dong klop pos boor

WRS / WDS / SDS


Menilai PBmax ( Engelberg ’99)
1. Ascending 5-10 dB step
2. Dimulai pada 25 dB SL dg 10 kata /
step. Skor : 100% → estimasi
intensitas PBmax
3. Pakai daftar kata yg lain dg intensitas
spt ad.2 → catat skor PBmax
WRS / WDS / SDS
Menilai PBmax ( Brandy ’02 )

• Intensitas : 30-45 dB SL .
• Re : ambang SRT org N
• Re : Ambang rata-rata / PTA :
a. Utk audiogram flat : 500,1000,2000 Hz
b. Untuk yg nonflat : 500 s/d 4000 Hz
c. Dua frekuensi terbaik
WRS / WDS / SDS
Menilai PBmax
( Stach )

• Dimulai pada 80 dB HL
• Skor > 80% → PBmax kmk rollover : -
• Skor < 80% → intensitas < 10 dB →
tes diulang sp didapat PBmax
NILAI PI BERBAGAI KEADAAN
ROLLOVER INDEX > 0,45
Rerata PTA, SRT dan SDS 100% pada Pria
dengan pendengaran normal (Widayat, 1998)
Usia PTA (dB) SRT (dB) SDS 100 %
(th) (dB)
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

18 - 30 13,6 13,5 24.0 23,0 36,7 34,7

31 - 50 14,5 15,1 24,7 24,3 33,5 33,5

> 50 21,2 20,2 38,0 33,3 48,7 47,3


Rerata PTA, SRT dan SDS 100% pada Wanita
dengan pendengaran normal (Widayat,1998)
Usia PTA (dB) SRT (dB) SDS 100 %
(th) (dB)
Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri

18 - 30 11,1 12,1 20,7 21,7 34,7 34,7

31 - 50 12,4 12,3 24,0 23,0 36,0 35,3

> 50 20,6 19,9 33,0 32,0 44,7 42,7


Masking untuk Speech Reception
Threshold (SRT)
• Masking untuk SRT mirip dengan prosedur nada
murni
• Minimum IA adalah 45 dB, yaitu selisih antara
SRT tanpa masking pada telinga yang diperiksa
dengan rata-rata ambang dengar hantaran tulang
pada telinga yang tidak diperiksa
• Level masking awal adalah 30 dB dengan
menggunakan bising berspektrum luas
• Masking tambahan diberikan sebesar 20 dB
Masking untuk Word Recognation
Score (WRS/WDS)
• Word Recognation tidak mengukur ambang dengar,
hanya menggunakan satu level intensitas saja
• Digunakan masking bising berspektrum luas
• Level masking untuk telinga yang tidak diperiksa adalah
Presentation Level(tes ear) – 30 dB
• Ini menyakinkan sedikitnya 15 dB lebih besar dari cross
over, meskipun bila seseorang mempunyai Min IA (45 dB)
• Karena EML berdasarkan pada telinga yang diperiksa,
dan bukan di atas level telinga yang tidak diperiksa,
adanya gangguan konduksi akan mengganggu formula.
Kita harus menambahkan masking sesuai dengan
besarnya gap
AUDIOMETRI TUTUR DALAM BISING
• Memberikan informasi yang berguna tentang
dampak gangguan pendengaran pada
kemampuan pasien dalam berkomunikasi

• Komponen distorsi merupakan menurunnya


kemampuan untuk dapat memahami
pembicaraan, terutama pada suasana bising.
Komponen distorsi dapat dievaluasi dengan
speech in noise yang mengukur SNR pada
gangguan pendengaran
Pemeriksaan Fungsi Luhur dan Kognitif

• Berperan dalam mengidentifikasi perubahan awal


dalam status fisiologis, kemampuan untuk belajar, dan
mengevaluasi respon terhadap pengobatan.

MMSE TADIR
SPEECH AUDIOMETER
SIGNAL TO NOISE RATIO (SNR)

• Mengukur rasio speech to noise


dengan level intensitas saat berbicara
ataupun bising yang bervariasi

• 2 komponen → stimulus dan


background noise
SIGNAL TO NOISE RATIO (SNR)
Nilai Mean, SD, Median, dan Range
Hasil SPEECHSPSPemeriksaan
Variabel Percontoh (n=142) penelitian
SPEECH IN NOISE
AUDIOMETRI NADA MURNI
AUDIOMETRI TUTUR
AUDIOMETRI TUTUR DALAM
BISING

Anda mungkin juga menyukai