Anda di halaman 1dari 28

TRAUMA

ESOFAGUS
Table of Contents
01 02
Tinjauan
Pendahuluan
Pustaka

03 04
Daftar
Kesimpulan
Pustaka
01
Pendahulua
n
Pendahuluan
Trauma esofagus adalah temuan klinis jarang tetapi
menarik dalam penatalaksanaannya. gangguan
transmural pada esofagus yang kemudian menyebabkan
kebocoran isi intraluminal ke dalam mediastinum 01
sekitarnya.

Trauma esofagus bersifat iatrogenik atau


traumatis. Gejala sangat beragam.
02

Evaluasi diagnostik dapat berupa radiologis dan


endoskopi. Diagnosis dan perawatan yang tertunda 03
tetap menjadi faktor terhadap peningkatan kematian
pada kejadian trauma esophagus.
02
Tinjauan
Pustaka
Anatomi
• Esofagus adalah suatu tabung otot yang terbentang dari
hipofaring (Cervikal 6) sampai ke lambung (Torakal 11)
dengan panjang 23-25 cm pada dewasa.

• Perkembangan esofagus dimulai pada minggu keempat


pembuahan sampai minggu ke delapan.
Lokasi Diameter Transversa Diameter AP (mm)
(mm)

Lumen esofagus mempunyai diameter Krikofaring 23 17


yang berbeda pada tiap-tiap lokasi
serta mempunyai kemampuan Arkus aorta 24 19
elastisitas yang tinggi.
Bronkus kiri 23 17

Diafragma 23 23
Pada esofagus normal terdapat 3 penyempitan

a. Abdomen (pars
• Leher (pars
Dada (pars thorakalis), abdominalis), masuk ke
servikalis), sepanjang 5
setinggi manubrium sterni rongga perut melalui
cm dan berjalan di antara
berada di mediastinum hiatus esofagus dari
trakea dan kolumna
posterior diafragma dan berakhir di
vertebralis
kardia lambung.
Vaskularisasi Inervasi Esofagus
esophagus
• Perdarahan esophagus berasal dari beberapa
percabangan dari arteri dan vena.
• Arteri : • Persarafan esofagus terdiri dari
• cervical arteri thyroidea inferior
• thoracal aorta thoracal descendens, artery
saraf parasimpatis yang berasal
intercostals, dan artery cabang bronchial dari nervus vagus
• Abdominal artery gastric sinistra • saraf simpatis dari serabut-serabut
• vena : ganglia sympathies cervicalis
• cervical vena thyroid inferior
• thoracal vena azygos dan hemiazygos
inferior, nervus thoracal dan
• Abdominal vena gastric sinistra. splanchnicus
Fisiologi
3 fase proses menelan:
1. fase oral (bucal)
2. fase faringeal
3. fase esophageal
Trauma Esofagus
Definisi Epidemiologi
• TE penetrasi lebih umum daripada TE
Trauma esophagus (TE) tumpul, dengan rasio sekitar 10 : 1
adalah suatu keadaan dimana • di Amerika Serikat adalah luka tembak
terjadinya suatu lesi pada (75%) dan luka tusuk (15%)
esofagus dapat berupa laserasi, • 1-3% kasus ini banyak terlihat pada anak-
ulserasi, perforasi ataupun anak yang berusia 1 sampai 5 tahun
ruptur. • dewasa terutama berusia 21 tahun dan
orang tua
Etiologi dan Klasifikasi
● Perforasi iatrogenik adalah sekelompok perforasi disebabkan oleh instrumentasi untuk tujuan
diagnostik atau terapeutik.
● Ruptur spontan adalah penyebab paling umum dari perforasi non-iatrogenik (15% dari semua
perforasi esofagus), yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra-esofagus secara tiba-tiba,
dikombinasikan dengan tekanan intratoraks negatif.
● Cedera traumatis pada esophagus sekunder akibat penetrasi atau cedera tumpul jarang terjadi
tetapi penyebab perforasi esofagus mengancam jiwa. 
● Ruptur akibat impaksi benda asing jarang terjadi. Dipersulit oleh tekanan nekrosis, yang
menyebabkan iskemia dinding di segmen yang terkena dan menyebabkan nekrosis dengan
perforasi.
Patofisiologi

● Esofagus tidak memiliki lapisan serosal  esofagus sangat rentan ruptur dan mengalami
perforasi
● Saliva dan sekresi lain dapat memasuki mediastinum dan dapat dengan cepat
terkontaminasi menyebabkan inflamasi bahakn dapat menyebabkan nekrosis mediastinum
 translokasi dan invasi bakteri polimikroba  sepsis hingga kematian
● Efusi pleura sering mengikuti perforasi esophagus.
iatrogenik ETT, NGT, endoskopi

Ruptur spontan tekanan intralumen


meningkat

Trauma Benda asing Laserasi mukosa,


perdarahan, selulitis local,

Trauma benda peregangan


tumpul gastroesophageal junction
Trauma benda
tajam kerusakan jaringan
esofagus dan sekitarnya
Manifestasi Klinis

Nyeri dada Dispnea,


sesak Deman
Tkikardia
Takipnea
Disfagia Mual,
Odiofagia
Derajat Kerusakan Esofagus
American Association for the Surgery of Trauma (AAST),
Derajat Penialain
I Kontusio/hematoma; sebagian ketebalan esofagus

II Laserasi ≤ 50% lingkar lumen esofagus

III Laserasi > 50% lingkar lumen esofagus

IV Hilangnya jaringan esofagus segmental (segmental loss)


atau devaskularisasi <2 cm

V Hilangnya jaringan esofagus segmental atau devaskulerisasi


> 2 cm
Diagnosis

01 02 03

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan


Fisik Penunjang
• Keluhan: nyeri dada, sesak,
dispnea, odnifagia, muntah, • Inspeksi: Emfisema subkutan, • Darah engkap
demam pembengakakn leher & • Foto toraks AP-Lateral
• Riwayat tertelan benda asing dinding dada • Esofagografi gastrografin
• Riwayat trauma • Palpasi: Crackling, krepitasi • CT Scan
• Perkusi: Redup • MRI
TRIAD MACKLER

01 02 03

Nyeri Dada Emfisema


Muntah
Subkutan
Gambaran radiografi pada trauma esophagus yang ditunjukkan
pada foto thoraks PA: (A) emfisema subkutan (panah hitam) dan
pneumomediastinum (panah putih); (B) efusi pleura sisi kiri
(panah); dan (C) pneumotoraks sisi kanan (panah)
Foto PA dada menunjukkan CT scan yang menggambarkan stent
kontras Gastrografin di esofagus in situ.
esofagus dan T-tube (panah).
Tatalaksana

Non Operatif Operatif Pasca Operatif


• Robekan kecil yang jelas pada • Pasien dengan kebocoran • Nutrisi parenteral toral
esophagus dan keterlibatan cairan yang luas, nekrosis
ekstraesofagus • Pemeriksaan esofagus
• Esofagostomi, dengan kontras untuk
• Diganosis, stabilisasi hemodinamik,
oksigen jejunostomi/gastrotomi evaluasi
• Pasang NGT
• Antibiotik, analgetik
• Atur asupan nutrisi
Komplikasi Prognosis
• Pneumonia, mediastinitis,
empyema, polimikrobial • Prognosis tergantung
sepsis dan kegagalan
lokasi dan penyebab
multiorgan
• Perdarahan, efusi pleura, • Mortalitas tinggi 20%
stenosis,fistula,
pneumotoraks.
03
Kesimpul
an
Kesimpulan
● Trauma esofagus merupakan suatu keadaan dimana terjadinya suatu lesi pada esofagus dapat berupa
laserasi, ulserasi, perforasi ataupun ruptur.
● Penyebab utama trauma esofagus adalah iatrogenik, traumatis, spontan, zat kaustik dan benda asing.
● Kejadian perforasi/ruptur esofagus merupakan kondisi yang sangat morbid dengan morbiditas dan
mortalitas yang tinggi.
● Patofisiologi trauma esofagus tergantung penyebabnya, paling sering karena iatrogenik, seperti saat
pemasangan NGT, ETT, Echo, dsb.
● Gejala umum: disfagia, odinofagia, nyeri dada, hematemesis, muntah, demam, takikardia, takipnea, dan
sesak
● Penegakkan diagnosis trauma esfogaus berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang seperti tes darah lengkap, foto toraks AP-Lateral, esofagografi gastrografin, CT scan, dan MRI
untuk mengetahui penyebab trauma, lokasi, ukuran, bentuk, dan kerusakan akibat trauma.
● Pengobatan trauma esophagus meliputi perawatan non-operatif dan operatif.
04
Daftar
Pustaka
Daftar Pustaka
1. Mubang RN, Sigmon DF, Stawicki SP. Esophageal Trauma. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls
Updated April 2020.  https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470161/. p 1–10.
2. Mattox, K.L. The injured esophagus. Tex Heart Inst J. 2010;37(6):p.683-4.
3. Kassem MM, Wallen JM. Esophageal Perforation, Rupture, And Tears. [Updated 2020 Aug 10]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Updated January 2020.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532298/
4. King W. D., Dickinson M. C.. Oesophageal injury. Bja Education. 2015;15(5):p.265-70.
5. Clemente A. G., de Lima J. H. F., Yazbek B. O., Bettega A. L., Marttos A. Esophageal Trauma. In: Editors: A.
Nasr et al. The Trauma Golden Hour-A Practical Guide. Brazil: Springer. 2020. p.101-5. DOI:
https://doi.org/10.1007/978-3-030-26443-7
6. Bryant A. S., Cerfolio R. J. Esophageal trauma. Thoracic surgery clinics. 2007;17(1):p.63-72.
7. Fachzi Fitri, Novialdi, Wahyu Triana, Diagnosis dan Penatalaksanaan Striktur Esofagus. Tinjauan Pustaka
http://jurnal.fk.unand.ac.id ; Jurnal Kesehatan Andalas. 2014;
8. Fielding JWL, Hallissey MT. Upper gastrointestinal surgery. London: Springer. 2005. p. 1-15
9. Snell Richard S.. Anatomi Klinik Edisi 6. Jakarta: EGC. 2012
10. Guyton AC, Hall JE.. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Jakarta: EGC. 2007
Daftar Pustaka
11. Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Modul
Trauma Esofagus. 2014.
12. Meueller DK, Mancini MC. Esophageal Rupture: Background, Anatomy,
Pathophysiology. 2019;1–11.
13. Johnson SB. Esophageal Trauma. Semin Thorac Cardiovasc Surg. 2008;20(1):46–51.
14. Kaman L, Iqbal J, Kundil B, Kochhar R. Management of Esophageal Perforation in
Adults. Gastroenterol Res. 2010;3(6):235–44.
15. Kassem MM, Wallen JM. Esophageal Perforation, Rupture, And Tears. StatPearls
[Internet]. 2020;1–6. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30335331
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai