Ligamen membentuk suatu sistem penunjang uterus, sehingga uterus terfiksasi dengan baik
1. Ligamentum Kardinal (Mackenrodt)
Merupakan ligamentum yang terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Ligamentum ini terdiri
atas jaringan ikat tebal yang berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral ke dinding pelvis.
2. Ligamentum Sakrouterinum
Berjalan melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kanan melalui dinding rektum ke arah os
sakrum kiri dan kanan
3. Ligamentum Rotundum
Ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi, dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan
kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan
4. Ligamentum pubovesikale
Berjalan dari os pubis melalui kandung kemih dan seterusnya sebagai ligamentum vesikouterinum ke
serviks
5. Ligamentum Latum
Ligamentum yang berjalan dari uterus ke arah lateral dan tidak banyak mengandung jaringan ikat.
Dibagian lateral dan belakang ligamentum latum ditemukan ovarium
6. Ligamentum infundibukopelvikum
Ligamentum yang menahan tuba fallopii, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
7. Ligamentum ovarii proprium
Ligamentum yang berjalan dari sudut kiri dan kanan belakang fundus uteri ke ovarium. Ligamentum
ini berasal dari gubernakulum, sama dengan ligamentum rotundum
Sumber: Sarwono “Ilmu Kandungan” hal. 22
Perdarahan
Vaskularisasi uterus
Vaskularisasi uterus terdiri atas:
1. Arteria uterina.
Arteria uterina adalah cabang arteria hipogastrika, berjalan melalui dasar ligamentum latum,
menyilangi ureter kira-kira 2 cm lateral serviks uteri, kesisi uterus setinggi kira-kira ostium uteri
internum, kemudian bercabang menjadi dua:
a. Cabang keatas, berjalan sepanjangn tepi uterus dan bercabang-cabang kebagian atas serviks uteri
dan korpus uteri; sebelum mencapai pangkal tuba fallopii, cabang keatas tadi bercabang menjadi:
Cabang ke fundus uteri
Ramus tubarius, melalui messosalping dan memberi darah ke tuba falloppii
Ramus ovarii, ke ovarium dan beranastomose dengan cabang arteria ovarika.
b. Arteria servikovaginalis, kebagian bawah serviks uteri dan bagian atas vagina.
2. Arteria ovarika.
Arteria ovarika merupakan cabang dari aorta, berjalan melalui ligamentum suspensorium
ovarii ke hilus ovarii serta bercabang-cabang kedalam ovarium dan cabang yang melalui
mesosalping beraanastomosis dengan ramus ovarii aa.uterinae.
Cabang-cabang arteria menembus dinding uterus miring kedalam sampai 1/3 bagian tengah
uterus, kemudian bercabang sejajar dengan pemukaan dan disebut arteria arkuata. Arteria radialis
merupakan cabang dan tegak lurus pada arteria arkuata, masuk kedalam endotrium memberi cabang
arteria basalis, yang kmeudian arteria radialis menjadi arteria spiralis.
7 cardinal movement
Selama proses persalinan, janin melakukan serangkaian gerakan untuk melewati panggul (seven cardinal
movements of labor) yang terdiri dari :
1. Engagement: Terjadi ketika diameter terbesar dari presentasi bagian janin (biasanya kepala) telah
memasuki rongga panggul. Engagement telah terjadi ketika bagian terendah janin telah memasuki
station nol atau lebih rendah. Pada nulipara, engagement sering terjadi sebelum awal persalinan.
Namun, pada multipara dan beberapa nulipara, engagement tidak terjadi sampai setelah persalinan
dimulai.
2. Descent: Descent terjadi ketika bagian terbawah janin telah melewati panggul. Descent/ penurunan
terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus
pada janin dan kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada saat persalinan,
dengan sumbu jalan lahir.
3. Fleksi (flexion): Segera setelah bagian terbawah janin yang turun tertahan oleh serviks, dinding
panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan ke arah dada
janin. Fleksi ini disebabkan oleh:
Persendian leher, dapat berputar ke segala arah termasuk mengarah ke dada.
Letak leher bukan di garis tengah, tetapi ke arah tulang belakang sehingga kekuatan his dapat
menimbulkan fleksi kepala.
Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus sehingga dagu lebih menempel pada
tulang dada janin .
Kepala janin yang mencapai dasar panggul akan menerima tahanan sehingga memaksa kepala
janin mengubah kedudukannya menjadi fleksi untuk mencari lingkaran kecil yang akan melalui
jalan lahir
4. Putaran paksi dalam (internal rotation): Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina
ischiadika. Setiap kali terjadi kontraksi, kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis dan kepala
berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi (extension): Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior
oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala
keluar mengikuti sumbu jalan lahir akibat ekstensi.
6. Putaran paksi luar (external rotation): Putaran paksi luar terjadi ketika kepala lahir dengan oksiput
anterior, bahu harus memutar secara internal sehingga sejajar dengan diameter anteroposterior
panggul. Rotasi eksternal kepala menyertai rotasi internal bahu bayi.
7. Ekspulsi: Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan badan bayi
dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis
10 partus fisiologis
1. Usia kehamilan aterm (37-42 minggu)
2. Persalinan spontan pervaginam (dengan tekanan ibu sendiri)
3. Presentasi belakang kepala
4. JTH
5. Berat badan janin 2500-4000 gram
6. Persalinan tak lebih dari 24 jam (primigravida) dan 18 jam (multigravida)
7. Durasi kala II: <2 jam (primigravida), <1jam (multigravida)
8. Durasi kala III <30 menit
9. Perdarahan <500 cc
10. Tidak ada komplikasi ibu dan janin
Macam-macam presentasi
Pada kehamilan hampir aterm atau kehamilan aterm terdapat bermacam-macam presentasi, yaitu:
1. Presentasi bahu,(0,4%) dengan penunju akromion atau scapula,
2. presentasi bokong (3,5%) dengan penunjuk sacrum.
Presentasi bokong terdiri atas:
a. Presentasi bokong murni: kedua tungkai lurus kedepan
b. Presentasi bokong kaki: tungkai terlipat pada lipat paha dan lekuk lutu
c. Presentasi kaki: satu atau kedua kaki turun kebawah lebih rendah dari bokong
d. Presentasi lutut: satu atau kedua kaki turun kebawah lebih rendah dari bokong dan terlipat
pada lekuk lutut sehingga letak lutut terendah
3. Presentasi kepala
Presentasi kepala terdiri atas:
a. Presentasi belakang kepala (96%): kepala dalam sikap hiperfleksi dengan penunjuk ubun ubun kecil.
Presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil disebelah kiri (kira-kira 2/3) lebih banyak
dibanding dengan posisi ubun-ubun kecil disebelah kanan ( kira-kira 1/3),
b. Presentasi puncak kepala (vertex presentation):kepala dalam sikap defleksi ringan dengan penunjuk ubun-
ubun besar.
c. Presentasi dahi :kepala dalam sikap defleksi sedang dengan penunjuk dahi.
d. Presentasi muka (0,3%):kepala dalam sikap defleksi maksimum dengan penunjuk dagu.
Pada persalinan presentasi puncak kepala dan presentasi dahi biasanya akan berubah menjadi presentasi
belakang kepala atau presentasi muka
Trimester 1 : yolk sac, kantung kehamilan, intrauterine/extrauterine, ada fetal embryonic pool, ada
janinnya/tidak, kelainan kongenital, skrinning down syndrome, CRL (pjg kepala ke ujung tulang blkg)
Trimester 2 (15-28 mgg) : jenis kelamin, biometri janin (BPD, HC, AC, FL), taksiran berat janin, skrinning
kelainan kongenital (organogenesis sudha selesai), letak implantasi plasenta
Trimester 3 : biometri janin, cairan ketuban, letak plasenta, presentasi (kepala, bokong, lintang, oblique), ada
lilitan tali pusat.
SDP : single dipet pocket (?) minimal 2. (SDP normal: 2-8 cm)
Klo ada ketuban pecah dini. AFI ke 4 kuadran perutnya. 5-25 cm (normal) dibawah itu oligohidramnion
Cari : HPP, EPISIOTOMI, DISTOSIA BAHU DAN BOKONG, POP, ISK, EDUKASI, BISHOP SCORE.
Menghentikan : kontrasepsi mantap, vasektomi. Menjarangkan dan menunda : coitus entereptus (menunda),
metode kalender (menunda), IUD, spiral, klo ada gangguan hormonal hindari suntik dan pil (Efek samping
gemuk, gampang lupa minum obat pil).
HPP
Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam atau > 1.000 mL setelah persalinan sectio
cesaria.
Golden Period 15-20 menit. Pada HPP yang disebabkan karena atonia uteri kecepatan perdarahannya
300cc/menit.
>400 cc disertai gejala syok (TD menurun, Nadi meningkat, RR meningkat, ibu keringat dingin dan
sesak) segera berikan RL, pemberian 3 : 1 (3x dari blood loss)
Derajat Syok :
1. 10 – 15 %
2. 15 – 25 %
3. 25 – 35 %
4. 35 – 45 %
Penyebab HPP :
Atonia Uteri
DEFINISI
• Uterus gagal berkontraksi setelah persalinan.
• Perdarahan segera setelah bayi lahir yang disebabkan oleh uterus yang tidak berkontraksi dan lembek
DIAGNOSIS
• Setelah bayi dan plasenta dilahirkan, perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada
palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih dengan kontraksi yang lembek.
Kompresi Aorta Abdominalis
Manajemen “HAEMOSTASIS” :
EPISIOTOMI
Irisan pada pudenda disebut episiotomi, sedang irisan pada perineum disebut perineotomi.
Didalam praktek kedua istilah episiotomi dan perineotomi dipakai sinonim.
Macam-macam episiotomi: - .
1. Episiotomi medialis
Irisan dibuat digaris tengah, Sayatan dimulai pada garis tengah komissura posterior lurus ke
bawah tetapi tidak sampai mengenai serabut sfingter ani. Keuntungan dari episiotomi medialis ini
adalah perdarahan yang timbul dari luka episiotomi lebih sedikit oleh karena merupakan daerah yang
relatif sedikit mengandung pembuluh darah dan sayatan bersifat simetris dan anatomis sehingga
penjahitan kembali lebih mudah dan penyembuhan lebih memuaskan. Kerugiannya adalah dapat
terjadi ruptur perinei tingkat III inkomplet (laserasi m.sfingter ani) atau komplet (laserasi dinding
rektum).
2. Episiotomi mediolateralis
Sayatan disini dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju ke arah belakang dan
samping. Arah sayatan dapat dilakukan ke arah kanan ataupun kiri, tergantung pada kebiasaan orang
yang melakukannya. Panjang sayatan kira-kira 4 cm. Sayatan disini sengaja dilakukan menjauhi otot
sfingter ani untuk mencegah ruptura perinei tingkat III. Perdarahan luka lebih banyak oleh karena
melibatkan daerah yang banyak pembuluh darahnya. Otot-otot perineum terpotong sehingga
penjahitan luka lebih sukar. Penjahitan dilakukan sedemikian rupa sehingga setelah penjahitan
selesai hasilnya harus simetris
3. Episiotomi lateralis
Sayatan disini dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira jam 3 atau 9 menurut arah jarum
jam. Jenis episiotomi ini sekarang tidak dilakukan lagi, oleh karena banyak menimbulkan
komplikasi. Luka sayatan dapat melebar ke arah dimana terdapat pembuluh darah pudendal interna,
sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang banyak. Selain itu parut yang terjadi dapat
menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu penderita.
(1) Episiotomi lateralis; (2) Episiotomi medialis; dan (3) Episiotomi mediolateralis
Tujuan episiotomi
1. Membuat luka lurus dan bersih, mudah dijahit dan penyembuhan lebih baik.
2. Mengurangi tekanan perineum pada kepala jabang bayi supaya tidak terjadi perdarahan intrakranial.
3. Mempercepat kala pengeluaran. Kala pengeluaran yang berlangsung lama akan melemahkan dasar
panggul; kelemahan dasar panggul merupakan predisposisi terjadinya kistokel, rektokel dan prolap usus
uteri.
4. Episiotomi lateralis dan episiotomi mediolateralis mengurangi kemungkinan terjadinya ruptura perinei
totalis.
Pada episiotomi yang terpotong:
- Kulit (perineal skin and subcutaneous tissue)
- Dinding belakang vagina
- Musculus bulbo cavernosus
- Musculus perinei transversus superficialis
- Pubococcygeus (serabut anterior dari bagian puborectal musculus levator ani)
Persalinan Bokong :
Etiologi
• Faktor ibu: panggul sempit, tumor jalan lahir
• Faktor janin/alat pengiring: Janin kecil/ prematur, janin besar, hamil ganda, kelainan (hidramnion,
hidrosefalus/anensefalus), etak plasenta diatas atau dibawah (plasenta previa)
• Faktor uterus: Uterus yang lunak (grande multipara), kelainan uterus (misal uterus bikornus)
Mekanisme Persalinan spontan (Bracht)
Lahirnya bokong
• Cari pangkal paha (diameter bitrokanterika) masuk miring/melintang kedalam pintu atas panggul.
Bokong depan memutar ke depan setelah mengalami tahanan dari otot-otot dasar panggul terjadi
laterofleksi badan janin untuk menyesuaikan diri dengan lengkung panggul.
• Bokong depan tampak di vulva dan dengan trokanter major depan sebagai hipomoklion dan
hiterofleksi badan janin maka lahirlah bokong belakang melalui perineum disusul dengan lahirnya
bokong depan.
Lahirnya bahu
• Setelah bokong lahir terjadilah putar paksi luar sehingga punggung sedikit ke depan dan supaya bahu
dapat masuk dengan ukuran miring/melintang di pintu atas panggul.
• Setelah bahu turun terjadilah putar paksi bahu sampai ukuran biokromial dalam ukuran muka
belakang di pintu bawah panggul maka punggung akan berputar lagi ke samping, maka lahirlah
bahu.
Lahirnya kepala
• Pada saat bahu akan lahir kepala dalam keadaan fleksi dengan ukuran miring atau melintang pintu
atas panggul
• Kepala mengadakan putar paksi sedemikian rupa hingga kuduk di bawah simfisis dan dagu di
sebelah belakang.
• Dengan suboksiput sebagai hipomoklion maka lahirlah berturut-turut memalui perineum dagu,
mulut, hidung, dahi dan belakang kepala
Partial Extraction/ Manual Aid
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
Prognosis
• Ibu
Mortalitas tak banyak berbeda dengan presentasi belakang kepala|
Morbiditas akan bertambah yaitu ruptura perinei
• Janin
Morbiditas 3 kali lebih besar dari presentasi belakang kepala
POP
Prolapsus organ panggul (POP) keadaan dimana organ genitalia turun ke dalam vagina bahkan mungkin
keluar liang vagina yang dikarenakan kelemahan otot, fasia, dan ligamen penyokongnya.
Penyebab prolapsus organ panggul adalah multifaktorial namun pada dasarnya disebabkan oleh
kelemahan pelvic floor yang terdiri dari otot-otot fasia endopelvik dan ligamentum-ligamentum yang
menyokong organ-organ genitalia tersebut.
Faktor Risiko
• Indeks massa tubuh
• Laserasi sfingter anal
• Partus yang berulang kali
• Partus dengan penyulit
• Tarikan pada janin dengan pembukaan belum lengkap
ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman atau mikroba tumbuh dan
berkembang biak dalam saluran kemih dalam jumlah bermakna
Perempuan lebih beresiko menderita infeksi saluran kemih dibandingkan pada pria karena secara
anatomis uretra wanita lebih pendek dari pada uretra pada pria. Perempuan saat hamil lebih beresiko lagi
menderita infeksi saluran kemih karena perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi pada tubuhnya.
Sebanyak 20% kasus infeksi saluran kemih terjadi pada ibu hamil
Tidak seluruh ISK menimbulkan gejala. Penanda terjadinya ISK pada pasien bergejala (simptomatik)
maupun yang tidak bergejala (asimptomatik) adalah dengan ditemukannya bakteri dalam biakan urin dalam
jumlah 100.000 cfu/ml yang disebut bakteriuria. ASB dapat berkembang menjadi pielonefritis akut bila
tidak diobati dengan baik sedangkan pada wanita hamil satu dari tiga wanita hamil yang terdiagnosis ASB
dapat berkembang menjadi sistisis. Bakteri yang umum mengakibatkan ASB pada wanita hamil adalah
Group B
Streptococci (GBS), khususnya Streptococcus agalactiae yang dapat meningkatkan risiko kelahrian prematur
dan infeksi nenonatal.
Sistisis akut dapat terjadi pada 1-4% wanita hamil dan berisiko 3-4 kali lebih tinggi dibandingkan
wanita yang tidak hamil. Manifestasi klinis daris sistisis akut antara lain disuria, hematuria yang disertai
dengan bakteriuria dan rasa sakit ketika buang air kecil dan pada perut bagian bawah. Pielonefritis akut
terjadi pada 1-4% pada wanita hamil namun pada wanita hamil dengan ASB dapat terjadi 13-40%
dibandingkan wanta hamil
tanpa ASB. Manifestasi klinis yang timbul antara lain cedera ginjal akut pada pemeriksaan perkusi
(Goldflam’s sign (+)), anemia, trombositopenia, hipertensi, sepsis, syok septik dan preek-lampsia
BISHOP SCORE