Anda di halaman 1dari 66

TONSILITIS

REFERAT
R.MOH KRISNA W.B

BAGIAN ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG


TENGGOROK – BEDAH KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2010
Gambar: UTMB Dept of Otolaryngology 2005 Murtaza Kharodawala, MD; Matthew Ryan, MD 1
Definisi
• TONSILITIS : proses peradangan tonsil yang
disebabkan oleh bakteri dan virus
 Umumnya: grup A Streptokokus β-hemolitikus

• TONSILEKTOMI: tindakan pengangkatan seluruh


jaringan tonsila palatina dari fossa tonsilaris

• TONSILOADENOIDEKTOMI: pengangkatan tonsila


palatina dan jaringan limfoid di nasofaring
(adenoid)
2
EPIDEMIOLOGI TONSILITIS

• Data nasional ?
• Bandung (2010 Jan-Jun): pasien (32 TE + 31 TA)
• Jakarta (1999-2003): 275 kasus  152 TE
• USA (1996): 287.000 pasien, 248.000 (86,4%) TA dan
39.000 (13,6%) TE
3
Latar Belakang
• Tonsil dan adenoid  Cincin Waldeyer’s  Jaringan
Limfoid

• Tonsil  infeksi  tonsilitis

• Infeksi pada tonsil


 Penyebab : bakteri dan virus
 komplikasi : ringan s/d berat
pengobatan : medikamentosa s/d bedah

4
Sejarah

Tonsilektomi:

- Sudah dilakukan sejak 1000 SM


- Pada tahun 30 S.M., Aulus Cornelius Celsus
menggunakan skalpel untuk eksisi tonsil.5
- Tindakan bedah mayor yang paling banyak
dilakukan pada anak di Amerika

5
ANATOMI
Faring dibagi menjadi tiga
bagian :

1. Nasofaring (Epifaring)
2. Orofaring (Mesofaring)
3. Laringofaring (Hipofaring)

6
ANATOMI
JARINGAN LIMFOID FARING
(Cincin WALDEYER)

1. Tonsil Palatina : TONSIL


2. Tonsil Faringeal : ADENOID
3. Tonsil Lingual
4. Lateral Faringeal Band
5. Nodul-nodul soliter
dibelakang faring

Keith L. Moore. Clinically Oriented Anatomy


5th ed., 2006. p.958

7
ADENOID
• Terbentuk pada bulan ke-3 sampai
ke-7 kehamilan

• Ukuran maksimum saat usia 6-7


tahun

• Atrofi awal pubertas


http://www.Ghorayeb.com/tonsilitis

• Hipertofi  mengisi nasofaring 


obstruksi sal. nafas & tuba

• Anatomi  penyakit pada hidung,


sinus, maksila, mandibula, telinga,
tuba eustachius
8
TONSILA PALATINA
• Derivat dari kedua lapisan Pertumbuhan jaringan limfoid
germinal entoderm dan tonsil memperlihatkan
mesoderm karakteristik yang
• Fossa tonsilaris terlihat jelas dipengaruhi oleh usia.
makroskopis pada minggu Pada awal kehidupan sampai
ke-16 masa pubertas ukurannya
• Pilar tonsil dibentuk oleh akan terus meningkat atau
arkus brakhialis ke-2 dan 3 bertambah besar dan akan
• Kripta tonsil : 3 – 6 bulan mengalami penurunan pada
usia dewasa, serta akan
• Limfosit : bulan ke-3 dan menghilang pada usia lanjut
nodul2 janin 6 bulan
TONSILA PALATINA

• Berat : sekitar 0,75 gr


• Ukuran : 5 x 3,5 mm
• Dilapisi Kapsula
Faringobasilar  abses
peritonsilar
• Terdiri dari 10-30 kripta

Bull, RT. Color Atlas of ENT Diagnosis. 4th ed. Thieme.


Newyork 2003.p.196-210

10
TONSILA PALATINA
Ruang potensial :

Peritonsil  hampir segitiga, salivari weber


Retromolar  Oval, dibelakang M3
Parafaring:  Pre-styloid
 Post-styloid: a.karotis interna,
v.jugularis dan n.vagus

11
TONSILA PALATINA
VASKULARISASI
• A.palatina asendens  •
a.fasialis  postero inferior
• A.Tonsilaris  a.fasialis 
antero inferior
• A.Lingualis dorsalis 
maksilaris interna antero
media
• A.Faringeal asendens 
a.karotis eksternapostero
superior
• A.palatina mayor &minor
A.Palatina desendens 
anterosuperior
Paparella, MM. Otolaryngology,2nd
ed. Vol III Head and Neck, 1981.
p. 2263

12
TONSILA PALATINA
Aliran Limfe tonsil
• KGB “eferen”
• Aliran getah bening dari
tonsil  servikalis profunda
(deep jugular node) kgb
torak duktus torasikus

http://www.Ghorayeb.com/tonsilitis

13
TONSILA PALATINA
• Persyarafan
 N. palatina mayor &
minor, cabang N.V2
 N. lingualis, cabang
N. IX

http://www.Ghorayeb.com/tonsilitis

14
ADENOID DAN TONSIL
Perbedaan anatomi dan fisiologi adenoid dan
tonsil normal
Adenoid Tonsil
Anatomi Lokasi Dinding belakang nasofaring Dinding lateral orofaring
Makroskopis Bentuk triangular, invaginasi dari Umumnya berbentuk bulat,
lipatan dalam dengan beberapa kadang-kadang berlobus,
kripta terdiri dari 10 – 30 kripta
Mikroskopis 3 jenis sel epitel: Antigen spesial (Ag)
- Pseudoepitel kolumnar bersilia Epitel squamosa
- Epitel squamosa (Ag) Tidak ada limfatik aferen
- Epitel transisional
Tidak ada limfatik aferen

Fisiologi Mukosilier, antigen, imunitas Antigen, imunitas

Brodsky, L. Poje, C. Tonsilitis, Tonsillectomy


and Adenoidectomy. In Head and Neck Surgery-
Otolaryngology, 5th ed. Bailey, vol. I, 2006. p. 1184
15
Gambaran Histologis Tonsil

Nave, at al ,Morphology and immunology of the human palatine tonsil


FUNGSI TONSIL DLM PERTAHANAN TUBUH:
1. IMUNOLOGI TONSIL

Tonsil sel – sel limfosit 0,1-0,2% dari limfosit tubuh


pd org dewasa
Proporsi limfosit B :T = 50:50

Terdapat sistim imun kompleks:


Sel membran, makrofag,sel dendrit, APC (antigen
presenting cells),sel limfosit B, limfosit T, sel
plasma, dan sel pembawa IgG

17
Adenoid dan tonsil

Jarigan limfoid
Stimulasi antigen

Sel B Sel T

Sitokin IL-2, IL-4, IL-6, TNF-a, TNF-b, TNF-g

Imunoglobulin : IgD, IgM, IgG, IgA

Apoptosis Hipertrofi
FUNGSI TONSIL
Tonsil mempunyai 2 fungsi utama yaitu:

1) menangkap dan mengumpulkan bahan


asing dengan efektif
2) sebagai organ utama produksi antibodi dan
sensitisasi sel limfosit T dengan antigen
spesifik

19
FUNGSI TONSIL
FISIOLOGI TONSIL

• Memegang peran penting pada awal


kehidupan terhadap infeksi mukosa
• Memegang peranan dalam produksi IgA
• Berkembang setelah antibodi dari ibu habis,
involusi setelah pubertas

20
FUNGSI TONSIL
Mekanisme pertahanan :

a. Pertahanan non spesifik


• Lapisan mukosa tonsil  hancurkan m.o
• Kuman  lapisan mukosa  sel fagosit
(elemen tonsil)  opsonisasi  fagosom 
digesti & mematikan bakteri

21
FUNGSI TONSIL
b. Pertahanan Spesifik

• Tonsil  produksi IgA  resistensi jar lokal


terhadap organisme patogen
• Tonsil & adenoid  IgE  ikat sel basofil &
mastosit
• Alergen  bereaksi dgn IgE  permukaan sel
membran terangsang  proses degranulasi
(histamin +  rx. hipersensitif tipe I)
• Mekanisme IgA  cegah substansi masuk proses
imunologi

22
Peranan Sitokin dlm aktivasi sel T
Peranan Sitokin pada Aktivasi Sel
Imunologis Tonsil
Secara sistematik proses imunologis di tonsil
terbagi menjadi 3 bagian :
1. Respon imun tahap 1
2. Respon imun tahap 2
3. Migrasi limfosit
Pemeriksaan Fisik

26
Klasifikasi Pembesaran Tonsil Palatina
• 0 : Tonsil berada di dalam
fossa tonsillaris
• +1 : Besar tonsil mengisi <
25% orofaring
• +2 : Besar tonsil mengisi
25 – 50% orofaring
• +3 : Besar tonsil mengisi
50 – 75% orofaring
• +4 : Besar tonsil mengisi
>75% orofaring

27
PENYAKIT PADA TONSIL DAN ADENOID
Mikroorganisme apenyebab :
Bakteri Aerobik
Grup A Beta hemolitik streptokokkus (GABHS)
Grup B,C,G streptokokkus
Hemofilus Influenza (type b dan non type )
Streptokokkus pneumonia
Moraxella cattarhalis
Staphylokokkus aureus
Hemofilus parainfluenza
Neisseria sp
Mikobakteria sp
Anaerob
Bakteriodes sp
Peptokokkus sp
Aktinomikosis sp
Virus
Ebsteins-Barr
Adenovirus
Influenza A,B

28
KLASIFIKASI KLINIS PADA PENYAKIT TONSIL DAN ADENOID

Infeksi/Inflamasi Obstruksi
Tonsil - Nasofaringeal
- Tonsilitis akut - Orofaringeal
- Tonsilitis akut rekuren - Kombinasi
- Tonsilitis kronis/persisten
- Tonsilolithiasis Neoplasia
- Jinak
Adenoid - Kelainan limfoproliferatif
- Adenoiditis akut (nasofaringitis) - Hiperplasia papilifer limfoid
- Adenoiditis rekuren - Ganas
- Adenoiditis kronis/persisten

29
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS AKUT
PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN
Tonsilitis Akut GASBH, Nyeri tenggorok, nyeri Analgetik oral
Pneumococcus, menelan, demam. Penisilin 5 – 10 hari
Staphylococcus, Tonsil membesar, hiperemis, Obat kumur
virus detritus, NT submandibula
Difteri Corynebacterium Gejala umum: subfebris, ADS 40.000 U – 120.000
diphteriae nyeri kepala, lemah, tidak U, diberikan dosis tunggal
nafsu makan, nyeri menelan yang dilarutkan dalam 100
Gejala lokal: tonsil – 200 ml D i.v,
membesar, pseudomembran, Penisilin prokain 25.000-
bull neck 50.000 U/kg BB/hr i.m tiap
Gejala karena eksotoksin: 12 jam selama 14 hari.
miokarditis, kelumpuhan Diet lunak, Prednison 1-
otot-otot, albuminuria 1,5 mg/kg BB/hr/p.o tiap 6-
8 jam selama 14 hari

30
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS AKUT
PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN
Mononukleosis Virus Epstein- Demam, tonsilofaringitis Mengobati gejala,
Infeksiosa Barr membranosa, hiperemis, ampisilin, perbaikan
limfadenopati servikalis, kesehatan mulut,
urtikaria pada rongga mulut, tonsilektomi
hepatomegali,
splenomegali.
Candidiasis/Mo Jamur Candida Nyeri menelan, eksudat Antimikosis
niliasis/Thrush albicans dangan ulkus eritematus
pada tonsil, palatum,
dinding faring dan mukosa
pipi

Vincent’s Spirochaeta, Nyeri menelan unilateral, Penisilin selama 3-6 hari


Angina/Angina Bacillus limfadenopati jugulodigastrik Obat kumur
Ulceromembran fusiform ipsilateral, bau mulut,
acea ulserasi dalam pada 1 tonsil
dengan membran abu-abu
kekuningan

31
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS AKUT

Tonsilitis akut Mononukleosis infeksiosa

Candidiasis

Bull, RT. Color Atlas of ENT Diagnosis. 4th ed., Thieme, 2003. p. 196-210
32
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS KRONIS
PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN
Tonsilitis Kronis Rangsangan Nyeri, rasa mengganjal, Antibiotik spektrum
faktor rasa kering di luas, antipiretik, obat
lingkungan, tenggorok, bau mulut, kumur, tonsilektomi
pengobatan demam, lesu, tidak
tonsilitis akut nafsu makan, otalgia.
tidak adekuat - atrofikan: tonsil atrofi,
hiperemis di sekitarnya,
sekret dari kripta
- hipertrofikan: hipertrofi
tonsil, stenosis kripta,
sekret purulen dari
kripta
Tonsilofaringitis Mycobacterium Nyeri menelan, otalgia, OAT
TBC tuberculosis limfadenopati servikal. Tonsilektomi
Ulserasi dengan
tuberkel pada mukosa
faring dan tonsil

33
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS KRONIS

PENYAKIT ETIOLOGI GEJALA PENATALAKSANAAN


Tonsilitis Sifilitik Treponema Primer: ulkus pada Penisilin 0,03 U/ml
pallidum bibir, tonsil lidah, selama 10-20 hari atau
mukosa pipiulkus tetrasiklin atau
durumhilang dalam 3- eritromisin 4 x 500
6 minggu mg/hari
Sekunder: papula
merah kehitaman pada
tonsil, pillar faucial dan
palatum
Tersier: gumma, nodus
infiltrat pada mulut,
bibir, lidah, palatum,
tonsil

34
DIAGNOSIS BANDING
TONSILITIS KRONIS

Tonsilitis kronis
hipertrofikans Tonsilitis sifilis sekunder
Bull, RT. Colot Atlas of ENT Diagnosis.
4th ed., Thieme, 2003. p. 196-210

35
TONSIL HIPERPLASIA OBSTRUKTIF

Keluhan: Mendengkur, tidak dapat menelan,


perubahan bentuk wajah, suara hipernasal

Bull, RT. Colot Atlas of ENT Diagnosis.


4th ed., Thieme, 2003. p. 196-210
36
KOMPLIKASI TONSILITIS
Komplikasi Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi
Abses peritonsiler Infeksi bakteri aerob dan Nyeri faring unilateral, Drainase abses,
(Quincy) anaerob. odinofagi, disfagia, dengan teknik needle
Timbul dari tonsilitis trismus, drooling, aspiration atau insisi.
kronis/rekuren nafas bau, demam, hot
potato voice. Deviasi
uvula, dehidrasi,
pembengkakan tonsil
dan palatum
Abses parafaring Dari infeksi gigi, tonsil, Nyeri tenggorok, Antibiotik berdasarkan
faring dan adenoid demam, kaku pada kultur resistensi
melalui M. konstriktor leher, limfadenopati, selama 10 hari, insisi
superior pembengkakan drainase abses.
parotis.
Abses retrofaring Dari infeksi di hidung, Demam, Antibiotika, insisi
(biasanya pada adenoid, nasofaring dan pembengkakan dan drainase, trakeostomi
anak) sinus paranasal ke KGB nyeri pada leher, bila ada gangguan
retrofaringeal. odinofagi, disfagia, jalan nafas.
sesak.

37
KOMPLIKASI TONSILITIS
Sepsis Dari penyebaran secara Demam, tegang Penisilin dosis tinggi
hematogen, limfogen sepanjang V. jugularis atau antibiotika
dan langsung. interna atau kel. Limfe spektrum luas,
jugulodigastrik, tonsilektomi
kemerahan pada
tonsil, leukositosis,
splenomegali, nadi
cepat dan lemah.
Keterangan:
1. Melalui vena
2. Melalui kel. Limfe
3. V. jugularis interna
4. Kel. Limfe di sekitar V. jugularis interna
5. Perkontinuitatum
6. Tonsila palatina

Becker, W. Numann, HH. Ear, Nose


and Throat Disease. A Pocket Reference,
2nd ed. Thieme, 1994. p. 318

38
PENYAKIT YANG MENYERUPAI TONSILITIS
Penyakit Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi

Agranulositosis Keracunan obat gol. Demam tinggi, sakit kepala, sakit Eliminasi penyebab,
Amidopirin, sulfa menelan. Ulserasi dan nekrosi mencegah infeksi
dan arsen pada tonsil, leukopeni sekunder, transfusi
darah, menjaga
kebersihan rongga mulut
Tonsilolith Tonsilitis berulang. Pembengkakan di sekitar kripta Tonsilektomi.
Sering pada dewasa. dan sensasi benda asing.
AIDS/Sindroma HIV Sarkoma kaposi, hairy Pengobatan spesifik
HIV leukoplakia, limfadenopati belum ditemukan.
servikal, kandidiasis, sinusitis,
gingivitis, faringitis, gejala infeksi
HIV
Leukemia Tidak diketahui pasti Pucat, lemah, lesu, demam,
limfoblastik akut infeksi berulang, perdarahan,
ulserasi dan pembesaran tonsil,
limfadenopati.
Fibroma tonsil Tumor jinak, jarang Tidak ada bila kecil Eksisi tumor
menjadi ganas
39
PENYAKIT PADA ADENOID
Penyakit Etiologi Gejala dan Diagnosis Terapi
Adenoid Infeksi bakteri, Hidung tersumbat kronis, Adenoidektomi
hiperplasia virus, alergi mendengkur, nafas lewat
obstruktif mulut, rhinorrhea, suara
hidung. Wajah khas
adenoid.
Adenoiditis Infeksi bakteri, Demam, nyeri tenggorok, Pemberian cairan
akut virus nyeri kepala, sinusitis, adekuat, istirahat,
otalgia, adenopati servikal. analgetik,
dekongestan,
antihistamin,
antibiotika
Adenoiditis Pengobatan Rhinosinusitis purulen, Antibiotika,
kronis adenoiditis akut keluhan pada telinga analgetik,
yang tidak tengah adenoidektomi
optimal.

40
PENYAKIT PADA ADENOID

Hiperplasia adenoid Wajah klasik adenoid

Probst, R, et al. Basic Otorhinolaryngology, A


Step-by-Step Learning Guide, Thieme, 2006. p. 98
41
KONTROVERSI TE DAN TA
Kerugian Keuntungan
(perawatan dan tindakan profesional) Mengurangi frekuensi penyakit telinga,
hidung dan tenggorok, sehingga
Risiko tindakan anestesi mengurangi
Hipertermia maligna Ketidaknyamanan
Aritmia Jantung Rasa tidak percaya diri
Trauma pita suara Angka tidak masuk sekolah
Aspirasi yang menyebabkan obstruksi Kecemasan orang tua
atau Angka tidak masuk kerja bagi orang tua
infeksi bronkopulmonum Biaya berobat dan membeli obat

Risiko operasi atau komplikasi Mengurangi obstruksi nasal dengan


postoperasi meningkatkan
Perdarahan Fungsi pernafasan
Obstruksi pernafasan karena edema Kenyamanan
lidah, Kenyamanan tidur
palatum, nasofaring atau hematom Pertumbuhan dan perkembangan
retrofaringeal kraniofasial
Central apnea Penampilan
Paralisis otot menetap
Dehidrasi Mengurangi kerusakan pendengaran
Insufisiensi palatofaringeal
Otitis media Meningkatkan pertumbuhan dan
Bluestone, et al. Pediatric
Stenosis nasofaringeal kehidupan
Otolaryngology.
Refractory torticollis
4th ed. 2003. p. 1210
Edema fasial Mengurangi kecemasan orang tua jangka
Perubahan emosi panjang

Risiko yang tidak diketahui


42
INDIKASI OPERASI
Indikasi Absolut (paparella & Shmrick)

• Tonsilektomi :
– Tonsilitis akut berulang >3x/thn
– Tonsilitis kronis yg merupakan fokal infeksi
– Post peritonsiler abses
– Karier difteri
– Tonsilitis yg menyebabkan kejang demam
– Menyebabkan obstruksi sal nafas & gangguan menelan
– Curiga keganasan

• Adenoidektomi :
– Otitis media sekunder akibat obstruksi tuba eustachii
– Menyebabkan obstruksi sal nafas
– Sinusitis karena obstruksi ostium
– Nasofaringitis menetap

43
INDIKASI OPERASI
Indikasi Relatif Tonsiloadenoidektomi:

• Nyeri tenggorokan berulang


• Otalgia berulang
• Rhinitis kronis
• Infeksi sal.nafas berulang
• Tonsil besar/ dg debris
• Limfadenopati servikal
• Tonsilitis / adenitis TBC
• Penyakit sistemik akibat streptokokus beta
hemolitikus (Rheumatic fever, RHD)
44
Indikasi Tonsilektomi
Indikasi menurut Byron J & Bailey
Tonsilektomi

Obstruksi
Hiperplasia tonsil dengan obstruksi
Sleep apnea atau gangguan tidur
Failure to thrive
Cor pulmonal
Gangguan menelan
Gangguan berbicara
Orofacial/dental abnormalities
Lymphoproliferative disorder
45
Indikasi Tonsilektomi
Infeksi

Tonsillitis Kronis atau berulang

Tonsillitis dengan : - Abses pada KGB leher

- Obstruksi Saluran Nafas

- Penyakit Katup Jantung

Persistent tonsillitis dengan:

- Nyeri Tenggorok Persisten

- Pembesaran KGB leher yang nyeri

- Halitosis

46
Indikasi Tonsilektomi
Infeksi

− Tonsililolithiasis

− Anak-anak dengan karier Streptococcus yang tidak respon terhadap terapi


medis

− Otitis media kronis atau berulang

Neoplasia

Suspek jinak atau ganas

47
Indikasi Adenoidektomi
Infeksi
Adenoiditis Kronis
Otitis media dengan effusion Kronis atau berulang
Otitis media Kronis atau berulang

Neoplasia
Curiga neoplasia, jinak dan ganas
Tidak berhasil dengan pengobatan

48
Indikasi Adenoidektomi

Obstruksi
Adenoid hyperplasia dengan kronic nasal
obstruksi/ bernafas dengan mulut
Sleep apnea dan gangguan tidur
Cor pulmonale
Gangguan menelan
Gangguan bicara

49
KONTRAINDIKASI

Absolut :
• Penyakit darah : leukemia, anemia aplastik, hemofilia
dan purpura
• Penyakit sistematik yang tidak terkontrol : diabetes
melitus, penyakit jantung dsb
Relatif :
• Palatoschizis
• Anemia
• Infeksi akut saluran nafas atau tonsil (tidak termasuk
abses peritonsiler)
• Poliomielitis epidemik
• Usia di bawah 3 tahun (sebaiknya ditunggu sampai 5
tahun)

50
PERSIAPAN OPERASI

• Pemeriksaan umum
• Pemeriksaan darah, urine rutin, radiologis, EKG
• Pemeriksaan khusus THT-KL
• Perawatan preoperatif
• Persiapan alat

51
PERALATAN OPERASI

Alat tonsilektomi
Alat kuret adenoid
52
TEKNIK TONSILEKTOMI

53
Tonsilektomi

Electrocauter
Diseksi

54
Tonsilektomi

• Harmonic Scalpel
• Laser
• Radiofrekunsi
• Microdebrider

55
Microdebrider

http://www.ctsnet.org/portals/thoracic/newtechnology/article-6.html
56
TEKNIK TONSILEKTOMI
Teknik Alat Cara Keuntungan/Kerugian
Guillotine Sluder- Mouth gag, Untuk anak, anestesi
Ballenger tonsilotome, sluder, open drops.
forceps, snare, cauter
Dissection-Snare Mouth gag, allis 1. Pemasangan Paling sering
clamp, sickel knife, mouth gag digunakan, dapat
hurd dissector, snare, 2. Diseksi dengan anestesi
gass depper, cauter 3. Menghentikan umum atau lokal
perdarahan
4. Mengangkat
mouth gag & ETT
Electrosurgery Frekuensi radio 0,1- Transfer energi Dapat melakukan
4MHz berupa radiasi tindakan memotong,
elektromagnetik menyatukan dan
untuk menghasilkan koagulasi
efek pada jaringan

57
TEKNIK TONSILEKTOMI
Teknik Alat Cara Keuntungan/Kerugian
Radiofrekuensi Bovie, Elmed Elektroda disisipkan ke Tonsil dapat dikurangi
Surgitron System, the jaringan  panas  sebagian atau
Somnus Somnoplasty jaringan rusak dan seluruhnya. Dapat
System, dll. mengecil menurunkan
morbiditas TE. Perlu
analisis lanjut
Coblation Bipolar electrical Listrik radiofrekuensi Bermakna
probe melalui NaCl  aliran mengurangi nyeri.
Na  merusak Komplikasi:
jaringan perdarahan
Skalpel Teknologi ultrasonik Pergerakan cepat ujung Kerusakan jaringan
Harmonik bersuhu rendah pemotong dengan minimal, tidak ada
jaringan  stray energy,
peningkatan dan perdarahan lebih
penurunan jaringan sedikit, mengurangi
interal  pemisahan nyeri pascaoperasi
jaringan

58
TEKNIK TONSILEKTOMI
Teknik Alat Cara Keuntungan/Kerugia
n
Intracapsular Microdebrider Kapsul disisakan untuk Lebih tepat dan teliti.
Partial endoscopy menghindari otot Kapsul tidak dilukai.
Tonsillectomy faring terluka Mengurangi nyeri
dan mempercepat
pemulihan. Adanya
tonsillar growth.
Laser (CO2-KTP) Laser tonsil ablation Menguapkan dan Nyeri pascaoperasi
dengan CO2 atau KTP mengangkat jaringan minimal, morbiditas
tonsil. rendah, dapat
dilakukan di poli
dengan LA. Untuk
tonsilitis kronis,
rekuren, sore throat
kronis, halitosis
berat, obstruksi jalan
nafas
59
TEKNIK TONSILEKTOMI

Metode Guillotine

Rose Position

Tonsil setelah diangkat


Pascatonsilektomi Bull, RT. Colot Atlas of ENT Diagnosis.
4th ed., Thieme, 2003. p. 196-210

60
TEKNIK ADENOIDEKTOMI
1. ADENOIDEKTOMI KURETASE
- Persiapan kuretase
- Kuretase
- Pemeriksaan

a. Adenoidektomi dengan kepala ekstensi


b. Beckmann’s ring curette

Paparella, MM. Otolaryngology, 2nd ed.


Vol. III. Head and Neck, 1981. p. 2299

61
TEKNIK ADENOIDEKTOMI
2. ADENOIDEKTOMI DENGAN ENDOSKOPI

Helal, Z. 6-Endoscopic Powered Adenoidectomy.


http://www.googleserarh/image/endoscopicadenoide
ctomy

62
PERAWATAN PASCAOPERASI

1. Menjaga jalan nafas


2. Mengawasi perdarahan
3. Perawatan secara umum
4. Diet bertahap:
- Hari 1-2: makanan cair dan dingin
- Hari 3-5: bubur saring atau makanan saring
- Hari 6-8: bubur biasa
- Hari 9-10: nasi tim
- Hari 11 dst. nasi/makanan biasa

63
KOMPLIKASI
Komplikasi Tanda Penanganan
Perdarahan Timbul durante op sampai Ligasi ulang, kompresi dengan
hari ke-7 pascaoperasi gass ke dalam fossa, kauterisasi
atau penjahitan ke pilar
Infeksi Faringitis, servikal adenitis, Antibiotika yang sesuai, insisi
trombosis v. jugularis drainase bila terjadi abses
interna, otitis media,
endokarditis, nefritis,
poliartritis, abses otak
Nyeri Nyeri tenggorok, menjalar Analgetik, pasien dibiasakan
pascaoperasi ke telinga, spasme faring, mengunyah, injeksi kortikosteroid
elongated styloid processus,
eagle syndrome
Trauma jaringan Edema palatum molle dan
sekitar uvula
Perubahan suara Rusak otot palatofaringeus, Suara dapat kembali dalam 3-4
gangguan suara temporer minggu
Komplikasi lain Patah atau gigi copot, luka
bakar, laserasi lidah
64
KESIMPULAN
1. Pemahaman anatomi dan fisiologi penting
2. Tonsil organ penting yang berfungsi sebagai
pertahanan tubuh terhadap infeksi
3. Tonsilektomi merupakan tindakan operasi
tersering dibidang THT
4. Dari beberapa teknik tonsilektomi teknik Diseksi
paling sering dilakukan dan dikembangkan
5. Dengan pemahaman teknik operasi dapat
mencegah timbulnya komplikasi

65
TERIMA KASIH

66

Anda mungkin juga menyukai