Anda di halaman 1dari 11

ANGINA LUDWIG :

LAPORAN KASUS DAN


REVIEW PILIHAN MANAJEMEN
JALAN NAFAS
DR. I NYOMAN ESHA PRADNYANA / NYO

Penulis : dr. Anisha Nagaria, dr. Anuradha Malliwal, dr. C.M. Doshi, dr.
Mukul Padhye
Penerbit : Indian Journal of Basic and Applied Medical Research
Edisi : Volume 4, Issue 2 Maret 2015 halaman 266-269

ABSTRAK
Angina Ludwig merupakan kasus langka namun dapat mengancam jiwa
Standar protocol pengobatan antara lain penggunaan antibiotic, tehnik
proteksi jalan nafas, dan drainase abses bedah yang baik

PENDAHULUAN
Definisi selulitis gangrene dasar mulut, submandibular bilateral,
sublingual
Gejala Klinis : demam, malaise, dispneu, disfagia, bengkak leher dan
dasar mulut yang keras dan nyeri

LAPORAN KASUS
Subjektif
Keluhan Utama : bengkak dan nyeri rahang bawah dan leher
RPS : Seorang laki-laki umur 65 tahun, berat badan 75 kg dengan
keluhan nyeri dan bengkak dan tidak mampu membuka mulut sejak 8
hari. Sejak 2 hari , ia mengeluh susah bernafas dan menelan
RPD : infeksi gigi berulang sejak 2 bulan

Objektif
Vital Sign : Suhu 1010F (38.30C), Nadi 110x/mnt, TD 140/90 mmHg, RR
25x/mnt
Pemeriksaan Fisik
Leher : gerakan fleksi dan ekstensi leher terbatas pada nyeri

Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium Leukositosis

Assesment : Angina Ludwig


Planing : insisi drainase abses dengan local anastesi

Post op pasien merasa nyaman dan bengkak berkurang


Post operasi H-10 necrotizing fasciitisterapi oksigen hiperbarik 8
siklus pasien sembuh dengna baik

PEMBAHASAN
Etiologi : 80% infeksi gigi, sialadenitis, abses peritonsilar, fraktur
terbuka mandibular, trauma, tindik lidah
Penanganan : tahap awal antibiotik spectrum luas intravena
( kombinasi penicillin, clindamycin, dan metronidazole ), tahap infeksi
lebih lanjutdrainase pembedahan, hiperbarik oksigen infeksi berat
seperti fasciitis nekrotik
Penanganan jalan nafas trakeostomi, laringoskopi, intubasi nasal
dam intubasi fiber optik

Intubasi dan Laringoskopi konvensional pembukaan mulut terbatas,


edema leher, imobilitas jaringan dan rupture abses aspirasi darah,
pus, dan secret
Blind nasal intubation resiko kegagalan tinggi, edema jalan nafas,
perdarahan, dan drainase pus ke oral cavity
Trakeostomi elektif distorsi anatomi pada leher anterior, resiko
penyebaran infeksi ke thorak

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai