• Anestesi lokal
• Anestesi regional
• Anestesi Umum
Intravena
Inhalasi
Imbang
OBAT-OBAT ANESTESI
Obat Premedikasi
Obat Anestesi
Intravena
Obat-obat Pelumpuh
Otot
General Anestesi OTT
INDIKASI
-Mempermudah ventilasi
positif dan oksigenasi
-Pencegahan terhadap
aspirasi dan regurgitasi KONTRAINDIKASI
-Operasi-operasi pada
Tidak ada kontraindikasi yang
kepala, leher, mulutm hidung
absolut ; namun demikian
dan tenggorokan
edema jalan napas bagian
-Pada operasi intrathorakal,
atas yang buruk atau fraktur
supaya jalan nafas selalu
dari wajah dan leher dapat
terkontrol
menjadi kontraindikasi
Prosedur Pemasangan OTT
Riwayat Pengobatan
Ambroxol 3 x 30 mg
Tremenza 3 x 60 mg
Cefixime 2 x 100 mg
PEMERIKSAAN FISIK
• B1 (Brain) : Compos mentis, Defisit neurologis (-)
• B2 (Breath) : Vesikuler +/+ rhonki -/- wheezing -/-.
RR : 18 x/menit, Malampathi :
1 , Obstruksi jalan nafas (-),
T1/T1.
• B3 (Blood) : Tekanan Darah :110/70 mmHg, Nadi:
84x/menit, S1 S2 tunggal
reguler, murmur (-), gallop (-)
• B4 (Blader) : Urine Spontan
• B5 (Bowel) : Distensi (-), Bising usus (+) normal
• B6 (Bone) : Akral hangat, Fraktur (-) Tiromental
distance >3 jari., Leher panjang,
gerakan leher bebas, Gigi tidak maju,
Rahang tidak besar.
Status lokalis
Maksila :
Inspeksi : hiperemis (), edema (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) (d/s)
Cavum nasi : hipertopi konka inferior (s)
Laboratorium
Darah Lengkap
– WBC : 7,1
– HGB : 13,0
– HCT : 39,5
– PLT : 189
– BT : 1’20”
– CT : 8’00”
Foto Waters
1. Tampak perselunungan
dengan air fluid level di
sinus maxillaris kanan dan
perselubungan memenuhi
sinus maxilaris kiri
2. Tidak tampak
perselubungan pada sinus
frontalis dan sphenoidalis
3. Tidak tampak deviasi
septum nasi
Kesan : gambaran sinusitis
maxilaris bilateral masif (kirii
> kanan )
Kesimpulan
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, maka didapatkan:
• Pramedikasi :
– Sedatif : Midazolam 0,05-0,1 mg/KgBB 2 mg (IV)
– Analgetik : Ketorolac 0,5mg/KgBB 30 mg (IV)
– Antiemetik : Ondancentron 0,05-0,1 mg/KgBB 4 mg (IV)
Ranitidine 1-2 mg/KgBB 50 mg (IV)
• Induksi :
– Fentanyl 1-2 µg/KgBB 100 µg (IV)
– Propofol 2-2,5mg/KgBB100 mg (IV)
– Atrakurium 0,5-0,6mg/KgBB25 mg (IV)
• Intubasi : Laringoskop blade no 4
• Endotracheal Tube kinking no 7
• Maintenence: N2O : O2 : Sevofluran : 40: 60 : 2 vol%
ANALGETIK POST OP
• Paracetamol 3x750 mg (po)
• Ketorolac 3x30mg setiap 8 jam (iv)
• Pasien1 tahun terakhir ini merasakan kedua
hidung tersumbat dan ingus berwarna kuning
berbau,oleh karena itu dokter menganjurkan
untuk dilakukan operasi irigasi.
• Pasien IKP 23 tahun datang ke ruang operasi
untuk menjalani operasi Irigasi Sinusitis
Maxilaris D/S pada tanggal 13 Februari 2018
dengan diagnosis pre operatif Sinusitis
Maxilaris D/S.
• Pemeriksaan fisik dari tanda vital didapatkan
tekanan darah 110/70 mmHg; nadi 84x/menit;
respirasi 18x/menit; suhu 36,8OC. Dari
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan
tanggal 8 Februari 2018 dengan hasil dalam
batas normal. Dari hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
disimpulkan bahwa pasien masuk dalam ASA I.
Alasan pemilihan teknik
anestesi GA-OTT
• Posisi pasien saat operasi adalah terlentang
• Durasi operasinya singkat dan factor resiko lebih
rendah
• Pada pemeriksaan fisik dan penunjang diketahui
bahwa keadaan pasien baik
• Terdapat manipulasi kepala
• Pasien perempuan, usia 23 tahun dengan berat badan
50 kg datang dengan keluhan pilek tidak berhenti sejak 1
tahun yll dan disertai ingus berbau, dengan diagnosis
Sinus Maksila Dekstra dan Sinistra. Pasien
direncanakan dilakukan tindakan Irigasi. Pemilihan
tindakan anestesi pada pasien ini adalah General
Anestesi Orotrakeal Tube (GA OTT) dengan jenis napas
kendali dan hasil pemeriksaan didapatkan status fisik
ASA 1.