Disusun oleh :
Disusun oleh :
Mengetahui,
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Pada bagian ini, penulis mengambil kasus pada pasien pada pasien Tn. W
dengan diagnosa medis BPH yang akan di lakukan tindakan open prostatectomy di
Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Ambarawa
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Tujuan umum penulisan asuhan keperawatan anestesi ini adalah untuk
mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan
anestesi mulai dari pre operasi, intra operasi atau durante operasi dan post operasi,
pada klien dengan BPH dengan regional anestesi sub arachnoid block.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran mengenai pengkajian asuhan keperawatan
perianestesia pada pasien Open Prostatectomy dengan Regional Anestesi.
b. Memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan yang timbul pada
asuhan keperawatan perianestesia pada pasien Open Prostatectomy dengan
Regional Anestesi.
c. Memberikan gambaran mengenai perencanaan keperawatan pada asuhan
keperawatan perianestesia pada pasien Open Prostatectomy dengan Regional
Anestesi.
d. Memberikan gambaran mengenai implementasi keperawatan pada asuhan
keperawatan perianestesia pada pasien Open Prostatectomy dengan
Regional Anestesi.
e. Memberikan gambaran mengenai evaluasi keperawatan pada asuhan
keperawatan perianestesia pada pasien Open Prostatectomy dengan
Regional Anestesi.
Gangguan Keseimbangan
Hormon Testoteron dan Estrogen
Sering BAK Pancaran Urine BAK tidak lancar Tidak bisa BAK/Urine
Lemah tidak keluar
Penatalaksanaan
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 64 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/indonesia
Alamat : Jurang 4/2 kenteng, Bandungan
No RM : 1388 xx
Diagosa pre operasi : BPH
Tindakan operasi : Open Prostatectomi
Tanggal operasi : 20 Desember 2017
Dokter bedah : dr. Unggul Sp. B
Dokter anestesi : dr. Ferra Mayasari Sp. An.
2. Anamnesa
a. Keluhan utama : Sulit BAK dan Nyeri saat BAK.
b. Riwayat penyakir sekarang : pasien mengeluh sudah + 1 bulan BAK tidak
lancar, awalnya menetes lama kelamaan BAK tidak bisa dan perut bagian
bawah terasa nyeri. Perut terasa penuh seperti ingin BAK dan BAB tapi tidak
bisa.
c. Riwayat penyakit dahulu : pasien mengatakan untuk aktivitas ringan tidak ada
masalah, riwayat merokok dari sejak SMA.
d. Riwayat penyakit keluarga : pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, DM, Asma, dan lain-lain.
3. Pemerikasaan Fisik
a. Kesadaran umum dan tanda vital
Kesadaran : compos Mentis BB : 60 kg
GCS : E4.V5.M6 TB : 165 cm
TD : 140/90 mmHg RR: 20 x/mnt
N : 80 x/mnt
b. Status Generalis
Kepala : Mesocephal, tidak ada luka dikepala.
Mata : Konjungtiva kemerahan, sklera tidak ikterik, pupil isokor 3/3,
reaksi +/+
Hidung : Patensi +/+, simetris, deviasi (-), secret (-), nafas cuping hidung
(-)
Mulut : Sianosis (-), gigi goyang(-), gigi utuh tidak ada yang tanggal.
Telinga : Pendengaran baik, secret (-)
Leher : JVP tidak meningkat, gerak leher bebas, trakea ditengah
Thoraks : bentuk normal, tidak tampak benjolan atau tumor
Pulmo
Inspeksi : pengembangan paru kanan dan kiri sama
Palpasi : Fremitus raba kanan kiri sama
Perkusi : suara Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesicular +/+, wheezing +/+ minimal, ronckhi
-/-,
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, mur-mur (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada, ekstensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Palpasi : Hepar dan liven tidak teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Atas : tidak ada kelemahan otot atau kontraktur dan kekuatan kanan
sama dengan kiri, tangan kiri terpasang cairan infus Asering 20
tpm.
Bawah : tak ada kelemahan otot, odema (+)
Genetalia : terpasang kateter, urine bag, urine ± 150 cc warna kuning jernih.
4. Psikologis
Pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan operasi sebelumnya,
pasien merasa cemas dan takut menjalani operasi.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium: tanggal 19 desember 2017
Darah rutin
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematokrit 36 40 - 52%
MCH 30 26- 34 pg
MCHC 34 32 – 36 g/dL
MCV 90 80-100 fL
Eosinofil 5, 30 2- 4 %
Basofil 0, 30 0–1%
Monosit 7, 80 2–8%
Gol darah AB
Kimia Rutin
Elektrolit
Hasil laboratorium tanggal 19 desember 2017
Kimia klinik :
Hasil
Pemeriksaan NIlai Normal
5. Diagnosis Anestesi
Laki-laki 75 tahun, diagnosa medik BPH+ Vencotialiasis direncanakan dilakukan
open prostatectomy + Sectio Alta status fisik ASA II direncanakan regional
anestesi dengan teknik Subarachniod Blok (SAB).
4. Penatalaksanaan anestesi
Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang alat pelindung diri (APD),
alat monitor, manset, finger Sensor, memberitahu pasien akan di bius,
menganjurkan pasien untuk berdoa, memulai persiapan penyuntikan jarum spinal,
menyuntikan obat-obatan maintenance, pengakhiran anestesi dan oksigenasi
sampai dengan perawatan di recovery room.
Pasien dipindahkan di meja operasi dilakukan pemasangan monitor tekanan
darah, saturasi oksigen , hasil pengukuran monitor :
TD : 150/80 mmHg; N: 80x/mnt; SpO2: 97%; RR : 22x/mnt, pernapasan spontan
dengan Nasal Kanul 2lt/mnt
a. Penyuntikan jarum Spinal
Pasien dilakukan penyuntikan jarum Spinal posisi duduk area tusukan pada
Lumbal 4-5 kemudian disuntikkan bupivacain 15 mg. Setelah penyuntikan
dilakukan pemeriksaan tanda vital
TD : 130/70 mmHg; N : 90x/mnt; SpO2: 97%; RR : 20x/mnt, pernapasan
spontan dengan Nasal Kanul 2 lt/mnt.
b. Melakukan evaluasi pemberian obat
TD : 130/86 mmHg; N : 85 x/mnt; SpO2: 98 %; RR : 20x/mnt, dilakukan
pengecekan rangsang nyeri pada perut bagian bawah sampai pada daerah
femur pasien mengatakan tidak merasa nyeri.
c. Pasien mulai dilakukan insisi pukul 12.30 WIB yang sebelumnya dilakukan
time out.
d. Pasien selesai operasi dilsakukan sign out
e. Pukul 13.30 WIB dan dipindahkan ke recovery room.
C. Maintanance
Maintanance menggunakan:
O2 : 2 lt/mnt dengan Nasal Kanul
Balance cairan:
Stress operasi (SO) = 8 x 120 = 960 cc (operasi berat)
Maintance (M) = 2 x 60 = 120 cc
Pengganti Puasa (PP) = 12 jam x 120 = 1440 cc
Kebutuhan Cairan : Jam 1 : M + 1/2PP + SO = 1850 cc
Jam 2 : M + 1/4PP + SO = 1440 cc
Jam 3 : M + 1/4PP + SO = 1440cc
Jam 4 : M + SO = 1080 cc
D. Monitoring Selama Operasi
Jam
TD N SPO2 O2 Respirasi Tindakan
JAM
E. Pengakhiran Anestesi
1. Operasi selesai jam 13:30 WIB, napas spontan
2. Pasien menggunakan Nasal Kanul dengan oksigen 2 lt/mnt
3. Monitor tanda vital sebelum pasien di bawa ke ruang pemulihan TD: 140/70
mmHg; N:88 x/mnt; SpO2 : 99 %; RR: 22 x/mnt.
4. Pasien dipindahkan ke recovery room dan dilakukan monitor selama 30 menit
lalu dipindahkan ke ruang Teratai.
Pre Anestesi
1 20/ 12 /17 S : Pasien mengatakan belum Cemas Kurang
12.00 pernah dilakukan tindakan pengetahuan
operasi sebelumnya, pasien
merasa cemas dan takut
menjalani operasi.
O : Pasien tampak gelisah,
keringat dingin
TD : 130/80 mmHg;
N :95 x/mnt; SpO2 : 90%;
RR : 22 x/mnt
Intra Operasi Hipotermi Terpapar di
2 20/ 12 /17 S : Pasien mengatakan lingkungan
12.50 kedinginan dingin
O : Pasien tampak menggigil
kedinginan, kulit teraba dingin
N : 90 x/mnt
RR: 20 x/mnt
Post Anestesi
4 20/ 12 /17 S : Pasien mengatakan kedua Resiko cidera Pengaruh
13.30 kaki terasa lemas jatuh sekunder obat
O : Pasien post anestesi anestesi
Pasien, pasien mampu
menggerakan ekstremitas
bawah tetapi lemah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Anestesi
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan masalah pembiusan dan
operasi ditandai dengan pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan
operasi sebelumnya, pasien merasa cemas dan takut menjalani operasi. Pasien
tampak gelisah, keringat dingin, TD : 150/90 mmHg; N :80 x/mnt; SpO2 :
97%; RR : 22 x/mnt
2. Intra Anestesi
Hipotermi berhubungan dengan berada atau terpapar dengan udara dingin
ditandai dengan pasien mengatakan kedinginan, pasien tampak menggigil
kedinginan, kulit teraba dingin, N : 90 x/mnt; RR: 20 x/mnt
3. Post Anestesi
Resiko kecelakaan cidera jatuh berhubungan dengan efek anestesi (RA)
ditandai dengan pasien mengatakan kedua kaki terasa lemas, pasien post
anestesi, pasien mampu menggerakan ekstremitas bawah tetapi lemah
C. Rencana dan Implementasi Keperawatan
RENCANA INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Pre Anestesi Setelah dilakukan tindakan Kaji tingkat kecemasan Mengetahui tingkat kecemasan dapat
keperawatan selama 15 Orientasikan dengan tim menentukan tindakan keperawatan.
Cemas menit cemas pasien operasi dan kamar operasi Pengenalan akan tim dan lingkungan operasi
berhubungan berkurang/hilang dengan Jelaskan tindakan jenis mengurangi kecemasan pasien
dengan kurang kriteria : tindakan anestesi yanga Pengetahuan yang cukup tentang tindakan
pengetahuan akan dilakukan pembiusan mengurangi kecemasan
masalah Pasien menyatakan tahu Dampingi pasien dalam Pendampingan kepada pasien meningkatkan
pembiusan dan tentang proses kerja obat mengurangi rasa cemas. rasa nyaman dan aman.
operasi anestesi Ajarkan teknik relaksasi Teknik relaksasi yang benar mengurangi
Pasien menyatakan siap Kolaborasi dalam pemberian kecemasan pasien
dilakukan pembiusan obat Pemberian obat yang tepat mengurangi
Pasien tampak tenang kecemasan pasien
dan kooperatif
2 Intra Anestesi Setelah dilakukan tindakan Mempertahankan suhu Suhu ruangan yang sesuai meminimalkan
keperawatan selama 10 ruangan selama pembiusan pasien terpapar udara yang terlalu dingin
Hipotermi menit pasien menunjukkan atau operasi sesuai yang Tanda-tanda vital menunjukan perubahan
berhubungan termoregulasi, dengan diharapkan termoregulasi pasien
dengan berada kriteria : Pantau tanda vital Penghangat membantu pasien mencapai
atau terpapar Beri penghangat termoregulasi
dengan udara Kulit hangat
dingin Perubahan warna kulit
tidak ada
Pasien tidak menggigil
3 Post Anestesi Pasien aman selama proses Tingkatkan keamanan Keadaan lingkungan yang aman
anestesi dan post anestesi lingkungan sekitar pasien meminimalkan pasien dari cidera
Resiko dengan kriteria : Jaga posisi pasien Posisi yang aman dan nyaman meminimalkan
kecelakaan Pasang pengaman tempat pasien dari cidera
cidera jatuh Pasien tenang tidur Pengaman tempat tidur mencegah pasien jatuh
berhubungan Pasien aman tidak jatuh Pantau efek anestesi yang Efek anestesi yang timbul dapat menentukan
dengan efek Pasien mampu untuk timbul tindakan keperawatan selanjutnya
anestesi (RA) bergerak yang bertujuan
dan berkomunikasi
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
20/ 12 /17 Hipotermi Intra Operasi S : Pasien mengatakan sudah tidak kedinginan
berhubungan O : warna kulit pasien tidak tampak ada
12.50 dengan berada Mengatur suhu ruangan dengan perubahan, kulit teraba hangat, pasien tidak
atau terpapar menurunkan suhu AC di kamar operasi menggigil
dengan udara menjadi 250 C TD: 110/80 mmHg; N: 88x/mnt; RR: 18x/mnt
dingin Memantau tanda vital SpO2 : 97%
Memberikan selimut penghagat A : Hipotermi teratasi
disekitar leher dan kedua tangan
P : lanjutkan intervensi sampai dengan pasien
selesai tindakan di kamar operasi
20/ 12 /17 Resiko kecelakaan Post Operasi S : Pasien mengatakan kedua kaki masih
13.30 cidera jatuh terasa lemas
berhubungan Pasien selesai tindakan di meja operasi, O: KU sedang kesadaran CM, pasien tampak
dengan efek memindahkan pasien menggunakan tenang, ekspresi wajah rileks, pengaman
anestesi (RA) tempat tidur tempat tidur terpasang dengan baik dan benar,
Memposisikan pasien di tempat tidur pasien tidak terjatuh selama proses
Memasang pengaman tempat tidur pemindahan dan sampai di ruang RR
Mendorong pasien ke RR TD: 140/70 mmHg; N: 88x/mnt; RR: 22x/mnt
Melakukan serah terima pasien di ruang SpO2 : 99%
RR A : Resiko jatuh teratasi sebagian
A. Kesimpulan
Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Regional Anestesi Sub Arachnoid Block
Pada Tn. S Dengan Open Prostatectomy Di IBS RSUD Dr. Soedirman Kebumen
didapatkan 4 diagnosa keperawatan anestesi yaitu :
1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan masalah pembiusan dan
operasi. Masalah teratasi dengan 3 tujuan semua tercapai.
2. Hipotermi berhubungan dengan berada atau terpapar dengan udara dingin.
Masalah teratasi dengan 3 tujuan semua tercapai.
3. Resiko kecelakaan cidera jatuh berhubungan dengan efek anestesi (RA).
Masalah teratasi sebagian dengan 1 tujuan belum tercapai dan 2 tujuan
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 2. Jakarta:
EGC
Latief, Said A., Suryadi, Kartini A., Dachlan, M Ruswan. (2010). Petunjuk Praktis
Anestesiologi 5th. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UI
Majid, A., Judha, M., Istianah, U. 2011. Keperawatan Perioperatif . Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Mangku, Gde., Senapathi, Tjokorda Gde A. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan
Reaminasi. Jakarta: Indeks