Disusun Oleh:
Nama: Lusi Indah Silvia
NIM: 2018040050
I. Latar Belakang
Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang
radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah
baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung (Noor, 2012).
Fraktur adalah suatu perpatahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan
tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan atau primpilan korteks,
biasanya patahan tersebut lengkap dengan fragmen tulangnya bergeser.
Jika kulit diatasnya masih utuh disebut fraktur tertutup, sedangkan jika
salah satu rongga tubuh tertembus disebut fraktur terbuka (Thomas
dkk,2011).
Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan
kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya. Tetapi fraktur juga bisa
terjadi akibat faktor lain seperti proses degeneratif dan patologi (Depkes
RI, 2005). Adapun komplikasi terparah yang dapat terjadi adalah kematian
(World Health Organization WHO) dalam Widyastuti, 2015). Penyebab
terbanyak dari fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja,
kecelakaan lalu lintas dan sebaigainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi
akibat faktor lain seperti proses degeneratife dan patologi (Depkes RI,
2007).
Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau tanpa
pembedahan, meliputi imobilisasi, reduksi dan rehabilitasi. Reduksi adalah
prosedur yang sering dilakukan untuk mengoreksi fraktur, salah satu cara
dengan pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal melalui proses
operasi (Smeltzer & Bare, 2002). Penatalaksanaan lain pada pasien yang
mengalami gangguan muskuloskeletal secara umum dibagi menjadi
penatalaksanaan konservatif dan penatalaksanaan pembedahan. Setiap
pembedahan selalu berhubungan dengan insisi/sayatan yang merupakan
trauma atau kekerasan bagi penderita yang menimbulkan berbagai keluhan
dan gejala. Salah satu keluhan yang sering dikemukakan adalah nyeri
(Sjamsuhidajat dan Jong, 2012).
Untuk teknik operasi biasanya dilakukan dengan ORIF (Open
Reduction Internal Fixation), ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis,
yang tindakannya mengacuh pada operasi terbuka untuk mengatur tulang
kembali pada posisi anatominya. Fiksasi internal mengacu pada fiksasi
Plate and Screw untuk memfasilitasi penyembuhan (Brunner &Suddart,
2003). Dari teknik penyembuhan menggunakan teknik operatif dari
tindakan post operatif tersebut tentu menimbulkan adanya suatu
permasalahan yang meliputi gangguan kapasitas fisik dan kemampuan
fungsional, yaitu adanya keluhan nyeri akibat incise serta nyeri gerak,
oedema, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), penurunan kekuatan
otot, serta penurunan aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS).
Dengan demikian selain bertujuan menghilangkan penderitaan,
mengatasi nyeri merupakan salah satu upaya menunjang proses
penyembuhan (Wirjoatmodjo, 2009). Dalam hal ini praktek pelayanan
anestesi mengharuskan setiap penata anestesi meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya dalam proses pelayanan kesehatan dan memahami
penyakit dengan memperhatikan pemeberian asuhan keperawatan anestesi
kondisi pasien secara individual (Rovers et al., 2013 ). Berdasarkan
pembahasan latar belakang diatas, maka penting dilakukan tindakan
anestesi umum pada pasien dengan tindakan operasi open reduction inflan
fixation (Orif). Dilihat dari uraian diatas dan literatur yang ada maka
mendorong penulis untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa fraktur radius Ulna.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan
masalah “Asuhan Kepenataan Anestesi pada An. R dengan Fraktur Radius
Ulna Sinistradengan Tehnik General Anestesi di Rumah Sakit Islam
Kendal.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kepenataan anestesi pada pasien Fraktur
Radius Ulna Sinistradengan teknik General Anestesi.
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan
kepenataan anestesi pada pasien pre, intra dan post operasi
yang akan dilakukan pemberian General anestesi.
2. Mahasiswa diharapakan mampu melakukan perhitungan dan
pemberian terapi cairan pada saat pre, intra dan post operasi.
3. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan perhitungan dosis
pemberian obat-obat anestesi sesuai dengan kondisi pasien.
4. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan tindakan intubasi
dan memberikan pemeliharaan tindakan anestesi.
5. Mahasiswa diharapakan mampu memberikan asuhan
kepenataan anestesi setelah selesai operasi dan akhir dari
anestesi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang
menyebabkan suatu retakan sehingga mengakibatkan kerusakan pada otot
dan jaringan. Kerusakan otot dan jaringan akan menyebabkan
perdarahan, edema, dan hematoma. Lokasi retak mungkin hanya retakan
pada tulang, tanpa memindahkan tulang manapun. Fraktur yang tidak
terjadi disepanjang tulang dianggap sebagai fraktur yang tidak sempurna
sedangkan fraktur yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal
sebagai fraktur lengkap (Digiulio, Jackson dan Keogh, 2014).
Menurut Helmi (2012), hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
fraktur adalah:
A. Fraktur traumatik, disebabkan karena adanya trauma ringan atau
berat yang mengenai tulang baik secara langsung maupun tidak.
B. Fraktur stres, disebabkan karena tulang sering mengalami
penekanan.
C. Fraktur patologis, disebabkan kondisi sebelumnya, seperti kondisi
patologis penyakit yang akan menimbulkan fraktur.
5. Penatalaksanaan Medis
Menurut Istianah (2017) penatalaksanaan medis antara lain :
A.Diagnosis dan penilaian fraktur
Anamnesis pemeriksaan klinis dan radiologi dilakukan dilakukan untuk
mengetahui dan menilai keadaan fraktur. Pada awal pengobatan perlu
diperhatikan lokasi fraktur, bentuk fraktur, menentukan teknik yang sesuai
untuk pengobatan komplikasi yang mungkin terjadi selama pengobatan.
B. Reduksi
B. PERTIMBANGAN ANESTESI
1. Definisi Anestesi
Anestesi dan reanimasi adalah cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tatalaksana untuk mematikan rasa. Rasa nyeri, rasa tidak
nyaman pasien, dan rasa lain yang tidak diharapkan. Anestesiologi adalah
ilmu yang mempelajari tatalaksana untuk menjaga atau mempertahankan
hidup pasien selama mengalami “kematian”akibatobat anestesia (Mangku,
2010).
Anestesi berarti “hilangnya rasa atau sensasi”. Istilah yang
digunakan para ahli saraf dengan maksud untuk menyatakan bahwa terjadi
kehilangan rasa secara patologis pada bagian tubuh tertentu, atau bagian
tubuh yang dikehendaki (Boulton, 2012).
2. Jenis Anestesi
Menurut Mangku (2010) general anestesi merupakan Tindakan
meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan bersifat
pulih Kembali (reversible). General anestesi menyebabkan mati rasa
karena obat ini masuk ke jaringan otak dengan tekanan setempat yang
tinggi. Selama masa induksi pemberian obat bius harus cukup untuk
beredar didalam darah dan tinggal di jaringan tubuh. Beberapa Teknik
general anestesi inhalasi adalah Endotrakea Tube (ETT) dan Laringeal
Mask Airway (LMA).
3. Teknik Anestesi
LMA adalah suatu alat bantu jalan napas yang ditempatkan di hipofaring
berupa balon yang jika dikembangkan akan membuat dacrah sekitar laring
tersekat schingga memudahkan ventilasi spontan maupun ventilasi tekanan
positif tanpa penetrasi ke laring atau esophagus (Dorsch,2009)
Brunner and Suddarth , 2010. Buku Ajar Bedah, Ed. 6, EGC, Jakarta.
Watson. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 4. Jakarta : EGC
LAPORAN KASUS
Disusun Oleh:
Nama: Lusi Indah Silvia
NIM: 2018040050
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : An. R
Umur : 12 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Jawa
Status perkawinan : Belum Kawin
Golongandarah :-
Alamat : Sekepel 05/01 penyangkringan
No. RM : 00316XXX
Diagnosa medis : Fraktur Radius Ulna Sinistra
Tindakan Operasi : ORIF
Tanggal MRS : 1 November 2021
Tanggal pengkajian : 1 November 2021
Jam Pengkajian: : 19.00
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dg Klien : Ibu kandung
Alamat : Sekepel 05/01 penyangkringan
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada tangan kiri
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien An. R umur 12 tahun datang ke RSI Kendal bersama
keluarganya pada tanggal 1 November 2021 dengan keluhan
nyeri pada tangan kiri karena jatuh saat olahraga pull up
disekolah Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien di diagnosa
Fraktur Radius Ulna sinistra. Pasien akan direncanakan untuk
dilakukan Tindakan ORIF pada 1 November 2021 pukul 19.00
oleh spesialis Ortopedi.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma, alergi, jantung,
paru, darah tinggi dan diabetes.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yg
mempunyai riwayat penyakit menurun.
5)Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Tidak
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? Tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular? Tidak
6) Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
a) Obat yang pernah dikonsumsi: -
b) Obat yang sedang dikonsumsi: -
7)Riwayat Alergi : tidak
8)Kebiasaan :
a) Merokok : ya/tidak , jika ya,jumlah :
b) Alkohol : ya/tidak , jika ya,jumlah :
c) Kopi/teh/soda : ya/tidak , jika ya,jumlah : ± 1 cangkir
c. Pola Kebutuhan Dasar
1)Udara atau oksigenasi Sebelum Sakit
- Gangguan pernafasan :-
- Alat bantu pernafasan :-
- Sirkulasi udara : Ventilasi Normal
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat Ini
- Gangguan pernafasan :-
- Alat bantu pernafasan :-
- Sirkulasi udara : Ventilasi Normal
- Keluhan :-
- Lainnya :
2) Air / Minum sebelum sakit
- Frekuensi : ± 5-6 gelas sehari
- Jenis : Air Putih
- Cara : dengan gelas
- Minum Terakhir: Sebelum operasi
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat Ini
- Frekuensi : ± 4-5 gelas
- Jenis : Air putih
- Cara : Dengan gelas
- Minum Terakhir: jam 13.00
- Keluhan :-
- Lainnya :-
3) Nutrisi / makanan
- Frekuensi : ± 2-3 x sehari
- Jenis : Nasi
- Porsi : 1 porsi
- Diet khusus :-
- Makananyangdisukai : semua suka
- Napsu makan : Normal
- Puasaterakhir : 13.00 WIB
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : ± 2-3 x sehari
- Jenis : Nasi
- Porsi : 1 porsi
- Dietkhusus :-
- Makananyangdisukai : semua suka
- Napsu makan : Normal
- Puasaterakhir : 13.00 WIB, 1 November 2021
- Keluhan :-
- Lainnya :-
4) Eliminasi
a) BAB
Sebelum sakit
- Frekuensi : ± 1-2 x sehari
- Konsistensi : Padat
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Bau
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : ± 1-2 x sehari
- Konsistensi : Padat
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Bau
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan :-
Lainnya :-
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : ± 4-10 kali sehari
- Konsistensi : Cair
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan :-
- Lainnya :-
Saat ini
- Frekuensi : ± 4-10 kali sehari
- Konsistensi : Cair
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
- Cara (spontan/dg alat) : Spontan
- Keluhan :-
- Lainnya :-
a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3:
dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
2) B2 ( BLOOD )
- Konjungtiva : □ anemis ☑ tidak
- Vena jugularis : pembesaran □ ya ☑tidak
- BJ I : □ tunggal □ ganda ☑regular □ irreguler
- BJ II : □ tunggal □ ganda ☑regular □ irregular
- Bunyi jantung tambahan: BJ III □ murmur
3) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : ☑ kompomentis □ apatis □ delirium □
somnolen □ sopor
□ koma
- GCS : Verbal 5 Motorik: 6 Mata : 4
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep ( ✓+ / -)
b. Reflek trisep ( ✓+ / -)
c. Reflek brachiradialis ( ✓+ / -)
d. Reflek patella ( ✓+ / -)
e. Reflek achiles ( ✓+ / -)
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-
kasus tertentu.
a. Reflek babinski ( ✓+ / -)
b. Reflek chaddok ( ✓+ / -)
c. Reflek schaeffer ( ✓+ / -)
d. Reflek oppenheim ( ✓+ / -)
e. Reflek gordon ( ✓+ / -)
4) B4 ( BOWEL )
- Frekuensi peristaltic usus : 10 x/menit
- Titk Mc. Burney : □ nyeri tekan □ nyeri lepas
- Borborygmi : □Ya ☑Tidak □ nyeri
menjalar
- Pembesaran hepar : □Ya ☑Tidak
- Edema :
7) Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
I. PRE ANESTESI
1 DS: Tindakan Operasi Ansietas
Pasien mengatakan takut dengan
tindakan operasi.
Pasien mengatakan merasa
khawatir dengan tindakan
operasi karena baru pertama
kalinya operasi.
DO:
Pasien tampak gelisah, tidak
tenang, Wajah klien tampak
tegang.
Hasil tanda-tanda vital:
TD : 130/80 mmHg,
Nadi : 120 /menit
RR : 20x/menit
Suhu : 360C
SPO2 : 99%
2. DS: Agen cidera fisik Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri pada
tangan kiri
P : saat gerak
Q: seperti tertusuk-tusuk
R: tangan kiri
S: 4
T: hilang timbul
DO:
- Pasien tampak merasa nyeri
II. INTRA ANESTESI
No Symptom Etiologi Problem
1 Intra Anestesi Efek agen anestesi Pola napas tidak efektif
Do:
Pasien tidak sadar
Pasien terpasang LMA ukuran
3
Isoflurane 1,2 , O2 3 lpm
Hasil tanda-tanda vital:
TD : 114/59 mmHg,
Nadi : 103 /menit
RR : 20x/menit
Suhu : 360C
SPO2 : 99%
III. PASCA ANESTESI
No Symptom Etiologi Problem
B.INTRA ANESTESI
Alasan prioritas: Karena pola nafas pasien tidak efektif dan belum
sadar.
C.PASCA ANESTESI
CATATAN LAINNYA:
2) Intra Anestesi