Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI

PASIEN Tn. D DILAKUKAN TINDAKAN OPERASI


HIDRONEFROSISDENGAN TINDAKAN
ANESTESI GENERAL ANESTESI INHALASI DENGAN LMA
DI RUANG IBS RS KARDINAH TEGAL
PADA TANGGAL 09/08/2021

I. PENGKAJIAN
1) Pengumpulan Data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Umur : 64 th
Jeniskelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Status perkawinan` : Kawin
Golongan darah :
Alamat : Jl. Kemuning RT 02 RW 03 Kejambon , Tegal
No. CM :0819659
Diagnosa medis : Hidronefosis
Tindakan Operasi :URS
Tanggal MRS :07/08/2021
Tanggal pengkajian :08/08/2021
Jaminan : BPJS

2) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Khoerul Amin
Umur : 23 th
Jeniskelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Hubungan dg Klien : Anak
Alamat :Jl. Kemuning RT 02 RW 03 Kejambon , Tegal

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Klien mengeluh nyeri pada pinggang kanan yang menurut dokter sesuai hasil USG
ada pembesaran ginjal
b. Saat Pengkajian
Pasien mengeluh
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang ke poli klinik urologi pada tanggal 6 agustus 2021 jam 08.00 dengan
keluhan nyeri pada bagian perut dan pinggang kanan , kemudian dilakukan
pemeriksaan radiologi dan kemudian klien disarankan oleh dokter untuk
dilakukan tindakan URS dengan general anestesi .
3) Riwayat Penyakit Dahulu: Tidak ada

4) Riwayat Penyakit Keluarga : hipertensi ( ibunya)


5)Riwayat Kesehatan
- Sebelumnya pernah masuk Rumah Sakit? Pernah
Jika ya, menderita penyakit apa? Tindakan
operasi
- Riwayat operasi sebelumnya : tahun: 2020 jenis:
Komplikasi:
- Riwayat anestesi sebelumnya : tidak ada
Komplikasi:
- Apakah pasien pernah mendapatkan transfusi darah? tidak
- Apakah pasien pernah didiagnosis penyakit menular?tidak
6)Riwayat pengobatan/konsumsi obat:
a) Obat yang pernah dikonsumsi:
Tidak ada
b) Obat yang sedang dikonsumsi:
Tidak ada
7)Riwayat Alergi : ya/tidak, jika ya, sebutkan :
8)Kebiasaan :
a) Merokok ya Sehari 3-4 batang
b) Alkohol tidak
c) Kopi/teh/soda : ya Sehari 1-2 kali :

c. Pola Kebutuhan Dasar


1)Udara atau oksigenasi
Sebelum Sakit
- Gangguan pernafasan : tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak ada
- Sirkulasi udara :SpO2 100%
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat Ini
- Gangguan pernafasan : tidak ada
- Alat bantu pernafasan : tidak ada
- Sirkulasi udara :SpO2 100%
- Keluhan :tidak ada
- Lainnya :tidak ada

2)Air / Minum
Sebelum Sakit
- Frekuensi : 3-4 gelas perhari
- Jenis :cair
- Cara :menggunakan gelas
- Minum Terakhir :
- Keluhan :tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat Ini
- Frekuensi :2-3 gelas
- Jenis :cair
- Cara :menggunakan gelas
- Minum Terakhir : jam 00.00
- Keluhan :tidak da
- Lainnya :

3) Nutrisi/ makanan
Sebelum Sakit
- Frekuensi :3 kali sehari
- Jenis : nasi, lauk
- Porsi : secukupnya
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai :
- Napsu makan :baik
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada
Saat ini
- Frekuensi : 3 kali sehari
- Jenis : bubur
- Porsi : sedikit
- Diet khusus : tidak ada
- Makanan yang disukai : nasi dn lauk pauk
- Napsu makan : menurun
- Puasa terakhir : jam 00.00
- Keluhan : tidak terlalu suka makan bubur
- Lainnya : tidak ada

4)Eliminasi BAB Sebelum sakit


- Frekuensi : 1-2 kali sehari
- Konsistensi : padat
- Warna : khas feses
- Bau : khas feses
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : tidak ada
- Lainnya : tidak ada

Saat ini
- Frekuensi : 1-2 kali sehari
- Konsistensi : padat
- Warna : khas feses
- Bau : khas feses
- Cara (spontan/dg alat) : spontan
- Keluhan : sulit jongkok
- Lainnya :tidak ada
b) BAK
Sebelum sakit
- Frekuensi : 2-4 kali sehari
- Konsistensi :cair
- Warna :khas urin
- Bau :khas urin
- Cara (spontan/dg alat) : dg alat
- Keluhan : susah buang ir kecil
- Lainnya : tidak ada
Saat ini
- Frekuensi : jarang
- Konsistensi : cair
- Warna :khas urin
- Bau : khas urin
- Cara (spontan/dg alat) :dg alat
- Keluhan : susah buang air kecil
- Lainnya : tidak ada

5)Pola aktivitas dan istirahat


a) Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan
alat, 4: tergantung total

b) Istirahat Dan Tidur


Sebelum sakit
- Apakah anda pernah mengalami insomnia?
Tidak
- Berapa jam anda tidur: malam 6 jam siang 1 jam
- Saat ini
- Apakah anda pernah mengalami insomnia?pernah
- Berapa jam anda tidur: malam 3-4 jam siang jarang

6)Interaksi Sosial
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman.
Baik
7)Pemeliharaan Kesehatan
- Rasa Aman : terhadap lingkungan
- Rasa Nyaman : bersama keluarga
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : Rumah sakit , puskesmas, klinik

8)Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial


sesuai dengan potensinya.
- Konsumsi vitamin : dari buah dan sayur
- Imunisasi : tidak
- Olahraga : jarang
- Upaya keharmonisan keluarga: baik
- Stres dan adaptasi : Baik
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : komposmetis
GCS : Verbal: 5 Motorik: 6 Mata : 4
Penampilan : tampak sakit sedang
Tanda-tanda Vital : Nadi = 108x/menit, Suhu =36,80 C, TD 160/85 mmHg,
RR =18x/menit, Skala Nyeri: 4
BB: 70 Kg, TB:167 Cm,

b. Pemeriksaan 6 B
1) B1 (BREATH
- Wajah : normal
- Kemampuan membuka mulut < 3 cm : □Tidak
- Jarak Thyro - Mental < 6 cm : □Ya
- Cuping hidung :□Tidak
- Mallampati Skor :□I
- Tonsil : □ T0
- Kelenjar tiroid : tidak ada
- Obstruksi Jalan Napas :Tidak ditemukan
- Bentuk Leher : □Simetris
 Mobilitas Leher :
 Leher pendek : □Tidak
 Dapatkah pasien menggerakkan rahang ke depan? Ya
 Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala? Ya
 Apakah pasien menggunakan collar? Tidak
- Thorax:
 Bentuk thorax : simetris
 Pola napas : normal
 Retraksi otot bantu napas : normal
 Perkusi paru : □ sonor
 Suara napas : □ vesikuler
2) B2 (BLOOD)
- Konjungtiva: anemis
- Vena jugularis : tidak ada pembesaran
- BJ I : tunggal
- BJ II : tunggal
- Bunyi jantung tambahan: tidak ada

3) B3 ( BRAIN )
- Kesadaran : □ kompomentis
- GCS : Verbal: 5 Motorik :6 Mata :4
- Reflek fisiologis
a. Reflek bisep (+)
b. Reflek trisep (+)
c. Reflek brachiradialis (+)
d. Reflek patella (+)
e. Reflek achiles (+)
- Reflek Pathologis
Bila dijumpai adanya kelumpuhan ekstremitas pada kasus-kasus tertentu.
a. Reflek babinski ( -)
b. Reflek chaddok (-)
c. Reflek schaeffer (-)
d. Reflek oppenheim (-)
e. Reflek gordon (-)

4) B4 ( BOWEL )
- Frekuensi peristaltic usus : tidak terkaji
- Titk Mc. Burney : tidak ada nyeri tekan
- Borborygmi : Tidak
- Pembesaran hepar : Tidak
- Distensi : Tidak
- Asites : Tidak

5) B4 ( BLADER)
- Buang air kecil : □Tidak
- Terpasang kateter : □Ya
- Gagal ginjal : □Ya
- Infeksi saluran kemih : □Ya
- Produksi urine : 500 CC
- Retensi urine : □Ya

6) B6 ( BONE )
a) Pemeriksaan Tulang Belakang :
- Kelainan tulang belakang: Kyposis (-), Scoliosis (-), Lordosis (-), Perlukaan (-),
infeksi (-), mobilitas (leluasa), Fibrosis (-), HNP (-)
- Lainnya : Tidak Ada

b) Pemeriksaan Ekstremitas
- Ekstremitas Atas
 Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-)
Fraktur(-), terpasang gips (-), Traksi (-), atropi otot (-)

 Palpasi
Perfusi:
normal
CRT:< 2 detik
Edema : tidak ada
Lakukan uji kekuatan otat : ( 5 )
Lainnya:Tidak ada

- Ekstremitas Bawah :
 Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris / asimetris), deformitas (-)
Fraktur (-), lokasi fraktur : tidak ada jenis fraktur :
tidak ada , terpasang gips (-),
Traksi (-), atropi otot (-)
IV line: terpasang di: sinistra, ukuran abocatch: 20
ROM: aktif
Lainnya: tidak ada
 Palpasi
Perfusi:Normal
 CRT:< 2 detik
 Edema :tidak ada
Kekuatan otot : (5)
Kesimpulan palpasi ekstermitas :

- Edema :

- uji kekuatan otot :

1. Data Penunjang Diagnostik


a. Pemeriksaan Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


HEMATOLOGI
CBC
Hemoglobin L 10.5 13,7-17,7
Lekosit H 20.5 4,4-11,3
Hematokrit L 30 42-52
Trombosit H 638 150-521
Erikosit L 3,8 4,5-5,9
RDW H 17.7 11,5-14,5
MCV L 76,8 80-96
MCH L 27,3 28-33
Ureum H 67,6 18.0-55.0
Creatinine H 1.70 0.70-1.30
Natrium L 134.4 135-145
Kalium 3.75 3.3-5.1
Klorida 103.9 96-106
SGOT H 35.5 <35u/l
SGPT 21.9 <46 u/l
HIV 3 TEST
HIV (Rapid test) Non reaktif Non reaktif
ONCOFROSE
Anti HCV Negatif Negatif
HbsAg Negatif Negatif
SARS-COV 2 Antigen Non Reaktif Non Reaktif
Test

B. Pemeriksaan Radiologi: Cardiomegali


TERAPI SAAT INI
No. Jenis terapi Dosis Indikasi Kontraindikasi
1. Sevoflurane 2,00 % Induksi dan a. Kerentanan genetik
pemeliharaan anestesi yang diketahui atau
umum dicurigai terhadap
hipertermia maligna
b. Riwayat gangguan
hati, demam, atau
leukositosis yang tidak
diketahui penyebabnya
terkait dengan anestesi
halogenasi.
2. Oxygen 3L/menit Mencukupi kebutuhan Kontraindikasi secara
oksigen selama anestesi absolut tidak ada
3. N2O 2L/menit untuk mendapatkan efek
analgesik intra operasi
4. FEtanyl 100mcg Analgesia post operatif sangat berbahaya bila
digunakan pada pasien
pneumotoraks,
pneumomediastinum,
obstruksi, emboli udara,
dan timpanoplasti
5. Propofol 200mg Induksi general anestesia a. Hipersensitivitas
terhadap zat atau
formula yang
terkandung dalam
propofol
b. Memiliki
hipersensitivitas
terhadap telur dan
olahannya serta kedelai
dan olahannya
7. Ketorolac 30 mg Untuk penatalaksanaan a. Ulkus peptikum
jangka pendek terhadap b. Bronkospasme, alergi
nyeri akut sedang sampai rinitis dan urtikaria
berat setelah prosedur karena asetosal
bedah. c. Hipersensitif terhadap
ketorolac
d. Gangguan ginjal atau
hati derajat berat
e. Anak di bawah 16
tahun
f. Risiko perdarahan
yang tinggi
8. Paracetamol inf. 1 gr Terapi jangka pendek Hipersensitif dan gangguan
untuk demam dan nyeri hati berat
derajat ringan-sedang.

2. Kesimpulan status fisik (ASA):


ASA II

3. Pertimbangan Anestesi
a. Faktor penyulit: Kelinan tulang belakang
b. Jenis Anestesi:General Anestesi
Indikasi:Tidak dapat dilakukan spinal anestesi karena ada kelainan tulang
belakang
c. Teknik Anestesi :Intubasi dengan LMA
Indikasi:
7) Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
I. PRE ANESTESI
1. DS : klien mengatakan nyeri pada pinggang bagian Gangguan Nyeri akut
kanan obstruksi akut
DO: saluran urin
a. Klien tampak mengerutkan dahi menahan sakit
b. Klien nampak memegangi area yang sakit
c. Vital signs
N : 108X/mnt, RR : 18X/mnt, S : 36,8 C, SpO2 : 99%
2. DS: klien mengatakan takut akan dilakukan tindakan Prosedure ansietas
pembedahan tindakan
DO: a. Klien nampak cemas dan gelisah
N : 108X/mnt, RR : 18X/mnt, S : 36,8 C,

INTRA ANESTESI

No Symptom Etiologi Problem


1 DS :- Efek obat Resiko komplikasi
DO : anestesi disfungsi

a. Klien tampak tidur setelah diinduksi teknik anestesi pernafasan

menggunakan general anestesi inhalasi dengan LMA


karena pasien terdapat kelain tulang belakang jadi
tidak bisa dilakukan dengan teknik spinal .
terhubung dengan circuit mesin anestesi dengan
agen inhalasi sevoflurane : 2%, O2 : 3L/mnt, N 2O :
2L/mnt,
b. Tampak nafas spontan dan nadi radalis tera

2 DS :- Anestesia Resiko aspirasi


DO :
a. Maintenance inhalasi anestesi menggunakan LMA
no 4
b. Klien terdapat gangguan pda tulang belakang jadi
harus lebih diwaspadai, dalam memilih teknik
anestesinya

PASCA ANESTESI

No Symptom Etiologi Problem

1 DS:- Pengaruh obat Ketidakefektifan


DO: anestesia pola nafas

a. Tampak klien belum sadar dan bernafas


menggunakan bantuan
b. Terpasang canul oksigen
c. Vita signs :
- N : 110 X/menit
- RR : 20X/mnt
- SpO2 : 99%
- S : 36,8C
II. Problem ( Masalah )
a. PRE ANESTESI
1. Nyeri akut berhubungan dengan gangguan obstruksi saluran urin
2. Ansietas berhubungan dengan prosedure akan dilakukan tindakan pembedahan
Alasan prioritas: karena kenyaman pada klien yang akan dilakukan tindakan pembedahan
itu juga sangat penting , jika klien merasakan nyeri pada area yang akan dilakukan
pembedahan tentu membuat klien tidak nyaman dan cemas akan tindakan pembedahan.
Kelancaran tindakan harapan semua klien. Dan menurut saya ansietas dan nyeri menjadi
prioritas masalah anestesi karena yang menentukan kelancaran proses tindakan
pembedahan

b. INTRA ANESTESI
1. Resiko komplikasi disfungsi pernafasan berhubungan dengan efek obat anestesi

2. Resiko aspirasi berhubungan dengan anestesia

Alasan prioritas :

Karena masalah dalam intra anestesi berupa komplikasi disfungsi pernafasan yang
membahayakan keselamatan rawan terjadi pada klien saat dilakukan pembiusan sehingga
menurut saya hal ini harus diwaspadai dan diantisipasi supaya tidak terjadi.
c. PASCA ANESTESI
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pengaruh obat anesthesia
Alasan prioritas: Karena klien post operasi pola nafas belum spontan
III.Rencana Intervensi, Implementasi dan Evaluasi

1) Pra Anestesi
Nama :Darto No. CM :0819659
Umur :64 th Dx : Hidronefrosis
Jenis kelamin : Laki- laki Ruang : Wk bawah

No Problem(Masalah) Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi
1. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan a. Bina hubungan saling a. Membina hubungan saling S : klien mengatakan sudah lebih tenang akan
dengan tindakan tindakan masalah teratasi percaya percaya tindakan pembedahan
pembedahan dengan kriteria hasil : b. Orientasikan klien pada b. Mengorientasikan klien pada
O:Klien nampak lebih baik
. a. Klien lebih tenang lingkungan dengan bahasa lingkungan dengan bahasa
A:masalah sudah teratasi
b. TTV dalam batas yang mudah dipahami dan yang mudah dipahami dan
normal: diselingi dengan pujian diselingi dengan pujian untuk P: Lanjutkan untuk tindakan anestesi dan pembedahan
N : 86X/mnt untuk klien. klien.
RR : 14X/mnt c. Ciptakan suasana yang c. Menciptakan suasana yang
tidak mengancam secara tidak mengancam secara
emosional. emosional.
d. Berikan kesempatan d. Memberikan kesempatan
kepada klien dan kepada klien dan keluarganya
keluarganya untuk untuk bertanya terkait
bertanya terkait prosedur prosedur tindakan.
tindakan

S : klien mengatakan nyeri pada siku


2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan a. Identifikasi lokasi, a. Mengidentifikasi lokasi,
dengan gangguan tindakan masalah teratasi karakteristik, durasi, karakteristik, durasi, kanannya nyaman dengan posisi digendong.
obstruksi akut saluran dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, frekuensi, kualitas, intensitas O:
urin a. Nyeri klien intensitas nyeri. nyeri.
a. Klien tampak sudah lebih nyaman
berkurang b. Identifikasi skala nyeri. b. Mengidentifikasi skala nyeri.
b. TTV dalam batas c. Berikan tindakan c. Memberikan tindakan b. tidak memegangi area pinggang yang sakit dan klien n
normal: nonfarmakologis untuk nonfarmakologis untuk lebih tenang
N : 86X/mnt mengurangi rasa nyeri mengurangi rasa nyeri dengan c. TTV :
R : 16X/mnt dengan teknik imajinasi teknik imajinasi terbimbing
N : 100 X/menit
terbimbing dan posisi dan posisi nyaman.
nyaman. RR : 16X/mnt

A: masalah teratasi

P:Lanjutkan untuk tindakan anestesi dan pembedahan


ASSESMEN PRA INDUKSI/ RE - ASSESMEN
Tanggal : 10 Agustus 2021
Kesadaran : composmentis Pemasangan IV line : -
Nadi : 86x/mnt. Kesiapan mesin anestesi : baik
RR : 16 x/mnt Suhu : 35,60C Kesiapan Sumber gas medik : baik
Saturasi O2 : 99% Kesiapan volatile agent : baik
Kesiapan obat anestesi parenteral : baik
Kesiapan obat emergensi : baik
Penyakit yang diderita :hipertensi terkontrol
Penggunaan obat sebelumnya : tidak ada
Gigi palsu : Tidak ada
Alergi :Tidak ada
Kontak lensa : Tidak ada.
Asesoris: Tidak ada
CATATAN LAINNYA : -
2) Intra Anestesi
Nama :Darto No. CM :0819659
Umur :64 th Dx : Hidronefrosis
Jenis kelamin : Laki- laki Ruang : Wk bawah

No Problem(Masalah) Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi
1. Resiko komplikasi Setelah dilakukan a. Lakukan tindakan a. Melakukan tindakan kolaborasi S :
disfungsi pernafasan tindakan masalah teratasi kolaborasi dengan DPJP dengan DPJP anestesi untuk
O:
berhubungan dengan dengan kriteria hasil : anestesi untuk tindakan tindakan induksi teknik inhalasi
a. klien bernafas spontan
efek obat anestesi a. Klien dapat induksi tekhnik inhalasi dengan LMA dengan
bernafas dengan dengan LMA dengan agen agentsevofluran 2% b. Maintenancedengn teknik inhalasi LMA no 4 dengan
spontan sevofluran 2% b. Melakukan kolaborasi dengan konsentrasi anestesi sevofluran 2% N2O : 3Lm
b. Tanda-tanda vital b. Lakukan kolaborasi DPJP anestesi untuk maintenance
c. TTV: RR: 18x/mnt, SPO2:99% N: 80-90x/mnt
dalam batas dengan DPJP Anestesi dengan teknik LMA no 4,
normal untuk maintenance terhubung ke sirkuit semi close
RR : 18X/mnt dengan tekhnik LMA no mesin anestesi dengan A:masalah sudah teratasi
SpO2 : 99% 4, terhubung kesirkuit konsentrasi gas anestesi P: pertahankan intervensi
N : 80-90X/mnt semiclose mesin anestesi sevofluran 2% o2: 3L
CR <2detik dengan konsentrasi gas N2O:2L/mnt
anestesi sevoflurane 2%, c. Melkukan pemantauan vital
O2 : 3L/m. N2O : 2L/mnt sign
c. Pantau monitor vital sign
S : klien mengatakan nyeri pada siku kanannya nyaman
dengan posisi digendong.
2. Resiko Aspirasi Setelah dilakukan a. Posisikan klien dengan posisi
O:
tindakan selama intra kepala lebih tinggi
anestesi, masalah b. Hindari bantuan ventilasi d. Klien tampak sudah lebih nyaman dan sudah tidak
resiko aspirasi teratasi berlebihan memegangi area pinggang yang sakit dan klien nampak
dengan kriteria hasil c. Siapkan electric suction lebih tenang
tidak terjadi aspirasi. didekat meja tindakan yang
e. TTV :
mudah dijangkau dan siap
digunakan. N : 100 X/menit

RR : 16X/mnt

A: masalah teratasi

P:Lanjutkan untuk tindakan anestesi dan pembedahan


.
3) Pasca Anestesi
Nama :Darto No. CM :0819659
Umur :64 th Dx : Hidronefrosis
Jenis kelamin : Laki- laki Ruang : Wk bawah

No Problem(Masalah) Rencana Intervensi Implementasi Evaluasi


Tujuan Intervensi
1. Ketidak efektifan pola Setelah dilakukan a. Monitor tanda-tanda vital a. Memonitor tanda-tanda vital
S : klien mengatakan sudah bisa bernafas dengan
nafas berhubungan tindakan kepenataan b. Ajarkan teknik bernafas b. Mengajarkan teknik bernafas
baik
dengan obat anesthesi anestesi selama anestesi, dan relaksasi yang benar dan relaksasi yang benar
O:
masalah Ketidakefektifan c. monitoring c. Memonitor respirasi dan status
pola nafas teratasi dengan Respirasi dan status oksigen oksigenasi
a. Klien tampak bernafas dengan teratur dan
kriteria hasil :
tampak tenang
a. Klien dapat bernafas
b. Klien lebih nyaman
dengan normal
b. Tanda-tanda vital c. TTV:
dalam batas normal RR : 18x/mnt
RR : 18X/mnt
SpO2 : 99%
SpO2 : 99% tanpa
oksigen dengan N: 120X/mnt
canul CR : <2detik
N : 98X/mnt
A : masalah teratasi
CR : <2detik
P : Klien boleh pindah ke ruang rawat inap dan
tetap di awasi.
I. Hand Over recovery Room ke Ruang Rawat Inap
Nama :Darto No. CM :0819659
Umur :64 th Dx : Hidronefrosis
Jenis kelamin : Laki- laki Ruang : Wk bawah

Klien Tn. D umur 64tahun, dengan diagnosa hidronefrosis Tanda-


S (Situation)
tanda vital : RR : 18x/mnt, SpO2 : 99%, S: 36,6C, CR : <2detik

B (Background) Klien Tn . D tindakan pembedahan menggunakan teknik general


anestesi dengan LMA Kondisi klinis pasien baik, sadar penuh,
bernafas spontan, tidak ada mual/muntah, reflek batuk (+), coba
minum (+).
A Klien sudah bisa dipindahkan keruang rawat , agar klien bisa
(Assestment/Analisa beristirahat lebih nyaman lagi dan tetap dalam pengawasan
)

R a. Awasi tanda-tanda vital klien setiap 15 menit sampai dengan


(Recommendation) stabil penuh.
b. Boleh mulai makan jika tidak mual/muntah.

Nama dan Paraf yang Nama : Farah Fildzah Rosadi Paraf


menyerahkan pasien

Nama dan paraf yang Nama : Paraf


menerima pasien

Anda mungkin juga menyukai