1. PENGKAJIAN
a. Identitas
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn. M
b. Umur : 69 Tahun
c. Jenis kelamin : Laki - Laki
d. Tanggal lahir : 27 Maret 1952
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SLTP
g. Pekerjaan : Tidak Bekerja
h. Status perkawinan : Sudah menikah
i. Golongan darah :O
j. Alamat : sruweng, kebumen
k. No.RM : 009*****
l. Diagnosa medis : Hernia Inguinalis
m. Cara Masuk : Jalan tanpa bantuan
Jalan dengan bantuan
Kursi roda
Brankart/bed
n. Asal Masuk : UGD
Poliklinik
Rujukan
o. Tanggal masuk : 18 Maret 2020
p. Tanggal pengkajian : 18 Maret 2020
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada selangkangan kiri saat beraktivitas, nyeri seperti
ditusuk-tusuk menjalar ke perut tengah bagian bawah dengan skala nyeri 6 dan dirasakan
terus menerus.
Pasien datang dengan keluhan nyeri di selangkangan kiri sudah 1 minggu ini, perut
nyeri terus menerus, mual (+) muntah (-), dating ke poli rs pku sruweng pada tanggal 18
maret 2021, BAK lancar, BAB lancar.
Pasien mengatakan sudah dua kali di operasi dengan diagnose heria juga tetapi pada
selangkangan bagian kanan.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari data yang diperoleh di Rekam Medik pasien, pasien tidak memiliki riwayat
penyakit keluarga.
5. Riwayat Alergi
Dari data yang diperoleh dari pengkajian dan rekam medik, pasien tidak memiliki
riwayat alergi obat dan makanan.
6. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan. Pasien mengatakan sudah dua
kali di operasi dengan diagnose heria juga tetapi pada selangkangan bagian kanan.
c. Pemeriksaan Fisik
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0 :Mandiri, 1 : Alat Bantu, 2 : Dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat,
4 : tergantung total
b. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit
Pasien mengatakan frekuensi waktu dan beraktivitas lebih banyak dari pada
waktu beristirahat. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami insomnia.
Pasiaen mmengatakan jam tidur sekitar 6 -7 jam
Saat sakit
Pasien mengatakan mengalami insomnia. Pasen mengatakan waktui tidur
sekitar 6 - 7 jam
6) Interaksi sosial
- Kegiatan lingkungan : Kurang baik
- Interaksi sosial : Kuran baik
- Keterlibatan kegiatan sosial : Kurang baik
7) Pemeliharaan kesehatan
- Konsumsi vitamin : Tidak
- Imunisasi : Tidak
- Olahraga : Jarang
- Upaya keharmonisan keluarga : Baik
- Stress dan adaptasi : Baik
8) Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
- Hubungan dengan lingkungan masyarakat, keluarga, kelompok, teman (Baik)
- Pemanfaatan pelayanan kesehatan : (Baik)
2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaaan umum
3. Perkusi
Batas-batasjantung normal adalah :
Batas atas : Normal (N=ICS II)
Batas bawah : Normal (N=ICS V)
Batas kiri : Normal (N=ICS V Mid Clavikula Sinistra)
Batas kanan : Normal (N=ICS IV Mid Sternalis Dextra)
4. Auskulltasi
BJ I terdengar (tunggal, keras dan reguler)
BJ II terdengar (tunggal, keras dan reguler)
Bunyi jantung tambahan : BJ III (-), gallop rhythm (-), murmur (-)
10) Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : cembung
Massa / benjolan (-), kesimetrisan (+)
Bayangan pembuluh darah vena (-), asites (-)
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus :12x/menit
c. Perkusi :
Tympani (+)
d. Palpasi
1.Palpasi hepar :
Nyeri tekan (-), pembesaran (-), perabaan (keras), permukaan
(halus), tepihepar (tumpul). (Hepar tidak teraba)
2.Palpasi lien : Pembesaran lien : (-)
3. Palpasi appendik
Titik Mc.Burney, nyeri tekan (+), nyeri lepas (-), nyeri menjalar
kontra lateral (-)
4.. Palpasi ginjal :
Nyeri tekan (-), pembesaran (-). (Nginjal tidak teraba)
11) Pemeriksaan ekskremitas
c. Ekskremitas atas
a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-)
b. Palpasi
Edema (-)
d. Ekskremitas bawah
a. Inspeksi
Otot antar sisi kanan dan kiri (simetris), deformitas (-), fraktur (-),
terpasang Gib (-), traksi (-)
c. Palpasi
Edema: (-)
Keluhan nyeri dirasakan selama: <6 minggu (akut) >6 minggu (kronik)
HASIL LABORATORIUM
- Terpasang kateter
Intra Operasi
Intra Operasi - Posisi selama operasi: supinasi
- Pasien mengatakan kedinginan - Suhu ruang 22oC
- Pasien menggunakan baju operasi
- Pasien tampak menggigil
Post Operasi
Post Operasi - Kesadaran pasien composmentis
- Pasien mengatakan kakinya belum - Pengkajian tanda dan gejala infeksi
bisa di gerakan - Luka bekas insisi
- Pasien mengatakan kaki terasa - TD: 151/94 mmHg, N: 89 x/menit,
kebas RR: 20 x/menit
DIAGNOSA DAN PRIORITAS DIAGNOSA ASUHAN KEPERAWATAN
ANESTESI
Pre anestesi
No Symptom Etiologi Problem
1. DO: Agen cidera biologis Nyeri Akut
- TTV pre-op : TD 162/90 mmHg,
nadi 88x/mnt, RR 20x/mnt.
DS:
- Pasien mengatakan nyeri perut saat
beraktivitas, nyeri seperti ditusuk-tusuk
dari perut kiri menjalar ke tengah
dengan skala nyeri 6 dan dirasakan
terus menerus. Pasien datang dengan
keluhan nyeri perut sudah 1 minggu
ini, perut nyeri terus menerus,
Pengkajian PQRST :
P: nyeri perut sudah 1 minggu ini
Q: ditusuk tusuk
R: nyeri pada perut
S: 6
T: Terus menerus
Intra Anestesi
1. DO : Terpapar atau berada Hipotermia
- pasien tampak mengginggil. pada lingkungan
- Suhu 36o C, TD 124/60 mmHg, dingin
Nadi 67x/mnt.
DS :
- Selama intra operasi pasien
mengatakan badannya dingin.
Post Anestesi
2. DS : - pasien mengatakan kakinya Anestesi narkotik Resiko Jatuh
masih kebas dan belum bisa di
gerakan
DO :
- terpasang infus RL 20 tpm,
pasien tampak lemah, pucat TD
133/70 mmHg, bromage score
3, pasien sama sekali belum
dapat menggerakkan kaki.
1. DS : - Luka insisi post Resiko infeksi
DO : pembedahan
- Terdapat jahitan luka post insisi
- TD : 133/70 mmHg
Nadi : 85x/mnt
Suhu : 36,5 C
Pernapasan : 16x/menit
SPO2 100%
PRIORITAS DIAGNOSA :
PRE- OPERASI :
Nyeri akut
INTRA- OPERASI :
Hipotermia
POST – OPERASI :
Resiko Jatuh
Resiko Infelsi
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI
PRE – OPERASI
PRE ANESTESI
Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan - Kaji tingkat nyeri, - Untuk mengetahui
keperawatan anestesi selama lokasi dan sejauh mana tingkat
pre operasi , diharapkan karasteristik nyeri. nyeri dan merupakan
nyeri klien berkurang - Jelaskan pada pasien indiaktor secara dini
dengan kriteria hasil : tentang penyebab untuk dapat
- Pasien mampu nyeri memberikan tindakan
mengontrol nyeri (tahu - Edukasi pasien tehnik selanjutnya
penyebab nyeri,mampu pernafasan - Informasi yang tepat
menggunakan tehnik diafragmatik lambat / dapat menurunkan
nonfarmakologi untuk napas dalam tingkat kecemasan
mengurangi nyeri, - Observasi tanda-tanda pasien dan menambah
mencari bantuan) vital pengetahuan pasien
- Melaporkan bahwa nyeri - Kolaborasi dengan tentang nyeri.
berkurang dari 6 tim medis dalam - Napas dalam dapat
menjadi 1 bahkan hilang pemberian analgetik menghirup O2 secara
- Tanda vital dalam adequate sehingga
rentang normal : TD otot-otot menjadi
(systole 110-130mmHg, relaksasi sehingga
diastole 70-90mmHg), dapat mengurangi
HR(60-100x/menit), RR rasa nyeri.
(16-24x/menit), suhu - Meningkatkan
0
(36,5-37,5 C) relaksasi dan dapat
- Klien tampak rileks meningkatkan
kemampuan kooping.
- Deteksi dini terhadap
perkembangan
kesehatan pasien.
- Sebagai profilaksis
untuk dapat
menghilangkan rasa
nyeri.
INTRA ANESTESI
Hipotermia Setelah dilakukan asuhan - Observasi TTV - Mengetahui
keperawatan anestesi selama - Tutup tubuh perkembangan
intra anestesi, tidak pasien dengan keadaan pasien
terjadinya hipotermi dengan selimut - Memberikan rasa
kriteria hasil : - Berikan informasi hangat pada
- TTV dalam batas tentang pengaruh tubuh
normal, TD:120- 140/70- anestesi - Meningkatkan
90 mmHg N:60- pengetahuan
100x/menit, RR:16- pasien akibat
20x.menit, S:36-37,5℃, pengaruh anestesi
- klien tidak menggigil
dan gemeteran.
- Kulit teraba hangat
POST ANESTESI
Risiko jatuh Setelah dilakukan - Berikan pembatas - Pemberian pembatas
tindakan keperawatan kanan dan kiri pasien mencegah pasien
selama post anestesi - Pastikan kepala agak jatuh
diharapkan risiko jatuh ditinggikan setiap 30 - Meninggikan kepala
teratasi dengan kriteria: menit setiap 30 menit
a. Klien tidak jatuh dari - Kurangi kerentanan untuk memastikan
tempat tidur klien terhadap resiko kepatenan posisi
b. Klien tidak mengalami jatuh misalnya tidur klien
cidera luruskan leher dan - Lakukan intervensi
tulang belakang untuk mengurangi
secara sering, jangan kerentanan klien
biarkan ekstremitas terhadap resiko jatuh
terjulur dari tempat - Pemantauan status
tidur kesadaran untuk
- Pantau kondisi mencegah klien
kesadaran klien bergerak secara tiba-
tiba dan
menyebabkan jatuh.
Resiko infeksi Setelah di lakukan tindakan - kaji adanya factor - Untuk mengetahui
keperawatan selama post yang meningkatkan tanda infeksi dan
operasi di harapkan masalah resiko infeksi perubahan suhu, nyeri,
risiko infeksi pasien tidak (preoperatif) perdarahan serta
terjadi dengan kriteria hasil : - kuranginy organisme mengetahui hasil
- Memperlihatkan yang masuk kedalam abnormal yang terjadi
tehnik cuci tangan tubuh individu dengan pada pasien
yang sangat cermat teknik aseptic - Untuk memberikan
pada saat - jelaskan pada individu antibiotic yang sesuai
pemulangan dan keluarga tentang indikasi
- Menjelaskan metode penyebab, resiko, dan - Pemberian edukasi
penyebaran infeksi derajat penularan untuk meningkatkan
- Menjelaskan infeksi pengetahuan klien dan
pengaruh nutrisi - jelaskan kepada keluarga tentang tanda
dalam mencegah individu untuk dan gejala infeksi
infeksi mempertahankan - Untuk mengetahui
asu[an kalori dan jumlah WBC
protein - Pemberian obat yang
- kolaborasi dengan diresepkan dokter
dokter untuk untuk mempercepat
pemberian anti biotik penyembuhan infeksi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
ANESTESI
PRE ANESTESI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
1. Nyeri Akut 18 Maret 2021 pukul 19.05 18 Maret 2021 pukul 19.05 Maulid
- Mengkaji tingkat S:
nyeri, lokasi dan - Pasien mengatakan nyeri
karasteristik nyeri. mulai berkurang setelah di
- Menjelaskan pada ajarkan teknik napas dalam
pasien tentang - Pengkajian nyeri, pasien
penyebab nyeri mengatakan :
- Mengedukasi pasien P: nyeri selangkangan kiri
Q: ditusuk tusuk
tehnik pernafasan
R: nyeri pada selangkangan
diafragmatik kiri menjalar ke tengah
S: 6
lambat / napas dalam
T: Terus menerus
- Mengobservasi O:
tanda-tanda vital - Pasien tampak lebih tenang
- Melakukan - Pasien mampu melakukan
kolaborasi dengan nafas dalam
tim medis dalam - Kesadaran composmentis
pemberian analgetik GCS : 4-5-6
TTV pre-op : TD 162/80
mmHg, nadi 88x/mnt, RR
16x/mnt. S : 36⁰C
- Terpasang kateter.
- Tangan kanan terpasang
cairan infus ringer laktat
20 tpm.
A : Masalah nyeri Akut teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
manajemen nyeri
INTRA ANESTESI
1. Hipotermia 18 Maret 2021 pukul 19.45 18 Maret 2021 pukul 19.45 fakhri
- Megobservasi TTV Dx : Hipotermi
- Menutup tubuh S:
pasien dengan - Pasien mengatakan sedikit
selimut hangat
- Memberikan air O:
warming - mengigil dan gemetar
- Memberikan Pasien tampak berkurang
informasi tentang - TTV intra-op : TD 124/60
pengaruh anestesi mmHg, nadi 67x/mnt, RR
16 x/mnt. S : 36⁰C
A : Masalah Hipotermia teratasi
P : lanjutkan intervensi
POST ANESTESI
1. Resiko jatuh 18 Maret 2021 pukul 20.15 18 Maret 2021 pukul 20.15 Nue fauziah
- Memastikan untuk Dx : Resiko Jatuh
memasang pembatas S : - pasien mengatakan kakinya
tempat tidur pasien masih kebas dan belum bisa di
- Stabilkan dan kunci gerakan
dengan baik tempat O:
tidur pasien. - terpasang infus RL 20 tpm,
- Kurangi kerentanan pasien tampak lemah, pucat
klien terhadap resiko TD 133/70 mmHg,
jatuh misalnya luruskan - bromage score 3, pasien
leher dan tulang sama sekali belum dapat
belakang secara sering, menggerakkan kaki.
jangan biarkan - Terpasang pembatas di
ekstremitas terjulur dari kanan dan kiri pasien
tempat tidur A : Masalah resiko jatuh teratasi
- Pantau kondisi sebagian
kesadaran klien P : Lanjutkan intervensi masalah
resiko jatuh
2. Resiko infeksi 18 Maret 2021 pukul 20.20 18 Maret 2021 pukul 20.20 Randy
- mengkaji adanya factor Dx : Resiko infeksi
yang meningkatkan resiko S: -
infeksi (preoperatif) O:
- mengurangi organisme -tampak luka post
yang masuk kedalam pembedahan
tubuh individu dengan - TD: 133/70 mmHg, N: 85
teknik aseptic x/menit, RR: 20 x/menit
- menjelaskan pada A: Masalah resiko infeksi teratasi
individu dan keluarga sebagiang
tentang penyebab, resiko, P: intervensi di hentikan
dan derajat penularan
infeksi
- menjelaskan kepada
individu untuk
mempertahankan asu[an
kalori dan protein
- mengkolaborasi dengan
dokter untuk pemberian
anti biotik