Anda di halaman 1dari 66

MASALAH KESEHATAN ANESTESI

EMANUEL I LEWAR
Pasien

Pengkajian

Masalah kes anest

Masalah Kep Anest Masalah Kolaborasi

P & Risiko RK
* Intervensi PA * Intrvsi mds olh PA
SEHAT
• Sehat menurut WHO
– Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental
maupun sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit , kelemahan
atau kecacatan
– Mengandung 3 ( tiga ) karakteristik :
1. merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
2. memandang sehat dalam konteks lingkungan internal ataupun
eksternal
3. sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif
Next., Sehat
• Payne ( 1983 )
– Sehat  fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri ( Self Care
Resources ) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( Self Care
Action ) secara adekuat.
– Self Care Resources  mencakup pengetahuan, ketrampilan dan
sikap
– Self Care Action  perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlakukan
untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi,
psikososial dan spiritual.
SAKIT
• Parsors ( 1972 )
Sakit  Gangguan dalam fungsi normal individu sebagai
totalitas, termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis
dan penyesuaian sosialnya
Next.. Sakit
• Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan 3 (tiga) kriteria untuk menentukan sakit :
1. Adanya gejala : misalnya naiknya temperatur, nyeri
2. Persepsi tentang merasakan baik, buruk, sakit
3. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari
Rentang Sehat Sakit
• Yaitu suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur keadaan
sehat/kes seseorang.
• Kedudukannya pada tingkat skala ukur : dinamis dan bersifat
individual.
• Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara optimal pada
satu titik dan kematian pada titik lain.
Next..Rentang Sehat Sakit
Faktor Yg Mempengaruhi Kes
Masalah kesehatan
• Masalah kesehatan adalah perubahan status kesehatan
klien/pasien berupa respon manusia yang disebabkan karena
kesenjangan antara sehat dan sakit
Pengertian Masalah Kes Anestesi

• Masalah kes anestesi adalah pernyataan yang


menggambarkan respon manusia akibat efek anestesi atau
tindakan medis yang dapat diselesaikan dengan asuhan
keperawatan anestesi secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
pelimpahan wewenang ( CRNA 1987 )
Tipe masalah kes anestesi
• teridiri dari :
1. Masalah kep anestesi :
Penata anestesi secara legal dapat memberikan intervensi
tertentu untuk mencapai tujuan dari suatu masalah pasien
2. Masalah kolaboratif:
Penata anestesi dapat memberikan intervensi dengan
pelimpahan tugas medis /delegatif atau bersama profesi
kesehatan lainnya yang diperlukan secara bersama untuk
mencapai tujuan dari suatu masalah pasien.
Pentingnya Masalah
1) Memfasilitasi kebutuhan pasien
2) Meningkatkan akuntabilitas profesional dengan menampilkan
kemampuan penanganan pasien secara mandiri dan
delegatif
3) Merupakan alat komunikasi di antara PA dgn tenaga medis
dan nakes lainnya
4) Merupakan parameter pengkajian
5) Menjamin kontinuitas ASKAN
Tujuan

1) Mengenali masalah-masalah utama klien/pasien pada


pengkajian
2) Masalah dimana adanya respons klien/pasien terhadap status
kesehatan atau penyakit

14
I. Masalah kes anestesi
Masalah dietapkan sesuai dengan kondisi respon pasien akibat
risiko anestesi yang dapat diselesaikan dengan asuhan kep
anestesi ( askan ) secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
pelimpahan tugas
Kriteria
 Fokus : reaksi/respon pasien terhadap tindakan mandiri
dan tindakan medis/lainnya
 Berubah sesuai perubahan respon pasien
 Mengarah pada fungsi mandiri PA dan kolaborasi dalam
melaksanakan tindakan dan evaluasinya
Langkah-langkah Menetapkan Masalah
1) Klasifikasi data
2) Interprestasi data
3) Menentukan etiologi yang merupakan hubungan sebab akibat
dari maslah
4) Formulasi/menetapkan masalah
Next..Langkah-langkah Menetapkan Masalah

1). Klasifikasi data


• adalah mengelompokkan data klien/pasien yang
bermasalah berdasarkan kriterianya.
• Data dikelompokkan berdasarkan kebutuhan manusia dlm
Data Subjektif ( DS ) dan Data Objektif ( DO)

18
Next.. Klasifikasi data

• DS dan DO merupakan Sign/symptom (tanda/gejala)


sebagai tanda dari masalah kesehatan pasien.
• Memerlukan kriteria evaluasi,

Contoh :
- D S : pasien mengatakan badan terasa panas
- DO : suhu 39 0C, muka tampak kemerahan,
kulit teraba panas

19
Next.. Klasifikasi Data
Pengelompokan Data
• Tuliskan DS dan DO
• Data yang menunjang dan sesuai untuk satu kebutuhan
• Kelompokan data hanya yg sudah diperoleh dari hasil
pengkajian
• Kumpulan DS dan DO hanya satu masalah
• Bila tidak ada DS dan DO : ditulis ( - )
Next..Langkah-langkah Menetapkan Masalah
2). Interpretasi Data

Level I- mengidentifikasi data-data kunci


a. Kelompokkan data kedalam format yang jelas sesuai
dengan kerangka kerja yang dipilih/dipakai
b. Identifikasi kesenjangan data
c. Bandingkan standar normal dan data individu
d. Buat konklusi pertimbangan
Next.. Interpretasi Data
Level II – mengelompokkan data, mengidentifikasi masalah

a. Kategorikan kelompok data


b. Identifikasi masalah
c. Pertimbangkan status setiap masalah  aktual, risiko, risiko
komplikasi
Next.. Interpretasi Data
Level III – Pertimbangkan tipe etiologi dan masalah
a. Tentukan etiologi dari tiap masalah ( PSMM)
b. Identifikasi tipe masalah: masalah kep anestesi dan masalah
kolaborasi
Next..Langkah-langkah Menetapkan Masalah
3. Menentukan Etiologi :
merupakan hubungan sebab akibat dari masalah yang terjadi,
dan mengacu kepada pengelompokkan data yang sudah ada
Next.. Etiologi
• Etiologi sesuai dengan DS dan DO yang sudah dikelompokkan
• Etilogi ada hubungan sebab akibat dengan masalah yang
didukung dengan DS dan DO
• Etiologi meliputi unsur PSMM
– P= Patofisiologi dari penyakit
– S= Situational (keadaan lingkungan )
– M= Medication ( pengobatan yang diberikan)
– M= Maturasi (tingkat kematangan/ kedewasaan pasien)
Next.. Etiologi
Etiologi, faktor penunjang dan resiko, meliputi:
a. Pathofisiologi: Semua proses penyakit, akut dan kronis, yang
dapat menyebabkan atau mendukung masalah
Misalnya : Tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari (CVA,
trauma servical, nyeri, IMA)

b. Situasional (personal, environment)


Misalnya : kurangnya pengetahuan karena kurangnya
penjelasan dari petugas kesehatan,
26
Next.. Etiologi
c. Medication (treatment-related) : efek yg merugikan dari
pemberian pengobatan atau tindakan.
Mis: hipotensi ( krn tindakan RA)

d. Maturational
- Adolescent: ketergantungan dalam kelompok, independen dari
keluarga
- Young adult: menikah, hamil, orangtua
- Dewasa: tekanan karir, dan tanda-tanda pubertas
- Elderly: kurangnya sensorik, motorik, kehilangan (factor lain)
27
Next..Langkah-langkah Menetapkan Masalah
4. Menetapkan Masalah
• Interprestasi masalah sesuai dengan data yg sudah
dikelompokkan
• Tuliskan masalah yang sesuai label masalah
• Jangan membuat singkatan yang tidak umum digunakan
• Perumusan/formulasi masalah berdasarkan identifikasi
respon pasien dan penyebabnya
Proses penetapan Masalah :
a. Pengetahuan empiris dan ilmiah :
Merupakan penilaian klinis yaitu interpretasi atau kesimpulan tentang
kebutuhan pasien, atau masalah kesehatan, dan/atau keputusan untuk
mengambil tindakan.
b. Berpikir kritis
Kemampuan berfikir yang kompleks menggunakan proses analisis dan
evaluasi terhadap suatu informasi yg diterima maupun dalam
menyelesaikan permasalahan
c. Mengambil keputusan
Tipe Masalah Kes Anestesi
1. Masalah Kep Anestesi
a. Aktual  yang terdapat dan muncul pada saat pengkajian
b. Risiko  masalah yang akan terjadi bila tidak ditangani
2. Masalah Kolaborasi : Risiko Komplikasi
Contoh Analisa Data
PENGELOMPOKAN ETIOLOGI PROBLEM
DATA

DS : P= Patofisiologi dari penyakit P dan Risiko


DO : S= Situational (keadaan lingkungan )
M= Medication ( pengobatan yang diberikan)
M= Maturasi (tingkat kematangan/ kedewasaan
pasien)
DS : - P= Patofisiologi dari penyakit RK
DO : S= Situational (keadaan lingkungan )
M= Medication ( pengobatan yang diberikan)
M= Maturasi (tingkat kematangan/ kedewasaan
pasien)
Cont..Contoh Analisa Data
PENGELOMPOKAN ETIOLOGI PROBLEM
DATA

DS : Pelepasan cairan Hypovelmia


pusing, haus, dll intraoperasi
DO :
Turgor kulit jelek, mata cekung, bibir kering, TD. 90/60
mmHg, N. 112 x/mnt .
DS : Efek agen RK Hipotensi
Akan dilakukan pembedahan dan anestesi anestesi
DO :
• ASA II
• Jenis anestesi RA
• Teknik anestesi SAB
• Obat yang digunakan bupivacaine
• Terpasang infus RL 20 tts/menit
Penentuan Prioritas Masalah
Prioritas, Berdasarkan tingkat kegawatan/urgensi
1. Prioritas tinggi : masalah yang mengancam nyawa manusia
sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu
Contoh : masalah Tidak efektifnya jalan nafas.
2. Prioritas sedang : masalah yang mengancam Kesehatan
menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak mengancam
nyawa pasien
Contoh : masalah nyeri
3. Prioritas rendah : masalah yang mempengaruhi perilaku manusia
Contoh : masalah cemas 33
Komponen Masalah Kes Anest
Komponen :
• Label
• Definisi
• Karakteristik : DS dan DO

34
Next..Komponen Masalah Kes Anest
• Label
merupakan deskripsi tentang defenisi masalah dan batasan
karakteristik.
Contoh : RK Hipotensi
Next..Komponen Masalah Kes Anest
• Definisi
menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk masalah
kesehatan pasien.
Contoh : RK Hipotensi adalah kondisi ketika TD < 90/60 mmHg
Next..Komponen Masalah Kes Anest
• Batasan Karakteristik.
– Mengacu pada manifestasi klinis, tanda subjektif dan objektif.
– Batasan mengacu pada gejala yang ada dalam kelompok yang tdd
batasan mayor dan minor.
Contoh ..Batasan karakteristik Masalah

Mayor Minor
• TD < 90/60 mmHg • Pusing.
• Lemas
• Mual
• Kehilangan keseimbangan.
• Pandangan buram.
• Kulit pucat dan dingin
• Pernapasan cepat dan dangkal
Kategori Masalah Kes Anest
A. Masalah Kep Anestesi
1. Masalah Aktual .
• Masalah aktual adalah masalah yang menyajikan keadaan
klinis yang telah divalidasikan melalui batasan
karakteristik mayor yang diidentifikasi.
• Label penulisan masalah kes anestesi adalah : P (Problem
: Masalah Aktual)
Contoh : Masalah Hipertermi.
Next.. Kategori Masalah Kes Anest

2. Masalah Risiko
• Masalah risiko adalah keputusan klinis yang sangat rentan untuk
mengalami masalah aktual.
• Masalah kesehatan yang nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi
• Formularium penulisan : P ( Masalah Risiko )

Contoh :
- Masalah : Risiko Penurunan curah jantung
40
Next.. Kategori Masalah Kes Anest

B. Masalah Kolaborasi
Menurut Carpenito, (1987), yakni Masalah Kolaborasi :
• Adalah Komplikasi fisiologi yang diakibatkan oleh
patofisiologis, pengobatan, tindakan medis dan situasi lain.
• Perubahan patofisiologi pada status kes pasien.
• Kewenangan PA yaitu memonitor dan berkolaborasi dengan
tim medis untuk mendapatkan pelimpahan wewenang .
• Label penulisan dengan formulasi Risiko Komplikasi ( RK )
Perbedaan PK & Masalah Kep Anest
Masalah Kolaboratif Masalah Kep Anest

1. Disusun oleh PA dan harus 1. Disusun oleh PA


diketahui oleh dokter

2. Tindakan memonitor untuk 2. Tindakan mengurangi dan


mendeteksi masalah klien/pasien menyelesaikan masalah klien/pasien
dan mengatasinya

3. Tipe tujuan tanpa atau dengan 3. Tipe Tujuan dengan kriteria hasil
kriteria hasil
Kolaborasi
• Istilah kolaborasi biasanya digunakan untuk menjelaskan praktik
dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dan
melibatkan proses kerja masing- masing maupun kerja sama
dlm mencapai tujuan bersama

• Kolaborasi sebagai sebuah proses dimana dokter dan tenaga kes


merencanakan dan praktik bersama sebagai kolega, dengan
batasan lingkup praktik dan berbagai nilai, saling mengakui dan
menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk
merawat pasien (American Medical Assosiation : AMA, 1994)
Kolaborasi
• Kolaborasi merupakan hubungan kerja sama antara anggota tim
dalam memberikan asuhan kesehatan. Pada kolaborasi terdapat
sikap saling menghargai antar tenaga kesehatan dan saling
memberikan informasi tentang kondisi pasien utk mencapai
tujuan (Hoffart & Wood, 1996; Wlls, Jonson & Sayler, 1998).
Kolaborasi
• Kolaborasi interprofesi adalah kerja sama antar profesi kes dari latar
belakang profesi yg berbeda dgn pasien dan keluarga pasien untuk
memberikan kualitas pelayanan yg terbaik (WHO, 2010).

• Hubungan kolaborasi interprofesi dlm pelayanan kesehatan


melibatkan sejumlah profesi Kes

• Pentingnya Kolaborasi interprofesi kes krn masing-masing tenaga


kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan,
keahlian, dan pengalaman yang berbeda.
Karakeristik Kolaborasi
Menurut Carpenter (1990), karakteristik kolaborasi, yaitu:
1) Partisipasi tidak dibatasi dan tidak hirarkis.
2) Partisipan bertanggung jawab dalam memastikan pencapaian
kesuksesan.
3) Adanya tujuan yang masuk akal.
4) Ada pendefinisian masalah.
5) Partisipan saling mendidik satu sama lain.
6) Adanya identifikasi dan pengujian terhadap berbagai pilihan.
7) Implementasi solusi dibagi kepada beberapa partisipan yang
terlibat.
8) Partisipan selalu mengetahui perkembangan situasi.
Manfaat Kolaborasi
1) Memberikan yankes yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian/ profesional.
2) Memaksimalkan efektifitas dan efisiensi sumber daya.
3) Meningkatkan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja.
4) Meningkatkan kohesivitas atau kemitraan antar nakes
profesional.
5) Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar nakes
profesional.
Tujuan kolaborasi
• Untuk safety pasien
• Untuk meningkatkan pamahaman tentang kontribusi setiap
anggota tim nakes
• Untuk mengidentifikasi cara meningkatkan mutu asuhan
pasien
Tujuan Praktik kolaborasi interprofesi
• Menurunkan komplikasi penyakit dan angka mortalitas
• Mengurang lama rawat di rumah sakit
• Mengurangi durasi pengobatan
• Mengurangi biaya perawatan
• Meningkatkan kepuasan.
Prinsip kolaborasi interprofesi
1. Patient-centered Care
Mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien.
2. Recognition of patient-physician relationship
Kepercayaan dan berperilaku sesuai dgn kode etik dan
menghargai satu sama lain.
3. Physician as the clinical leader
Menjadi pemimpin yg baik dlm pengambilan keputusan
penanganan kasus yang bersifat darurat
4. Mutual respect and trust
Saling percaya dgn memahami pembagian tugas dan
kompetensinya masing-masing.
Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
1) Komunikasi
2) Respek dan kepercayaan
3) Koordinasi
4) Kerja sama
5) Manajemen konflik
Next.. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi

1) Komunikasi
Kolaborasi membutuhkan pemecahan masalah yang
lebih komplek,  dibutuhkan komunikasi efektif
yang dapat dimengerti oleh semua anggota tim.
Next.. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
2) Respek dan kepercayaan
Respek dan kepercayaan dapat disampaikan secara verbal
maupun non verbal serta dapat dilihat dan dirasakan dalam
penerapannya sehari-hari.
Next.. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
3) Koordinasi
• Memberikan dan menerima feed back
• Efisiensi organisasi yang dibutuhkan dalam asuhan pasien,
dan menjamin orang yang berkualifikasi dalam
menyelesaikan permasalahan.
Next.. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
4) Kerjasama
• Menghargai pendapat orang lain dan bersedia untuk
memeriksa beberapa alternatif pendapat dan perubahan
kepercayaan.
• Asertifitas mendukung pendapat orang lain dengan
keyakinan.
• Tanggung jawab, mendukung suatu keputusan yang
diperoleh dari hasil konsensus dan harus terlibat dalam
pelaksanaannya.
Next.. Dasar – Dasar Kompetensi Kolaborasi
5) Manajemen konflik
Masing-masing anggota harus memahami peran dan
fungsinya, melakukan klarifikasi persepsi dan harapan,
mengidentifikasi kompetensi, serta melakukan negosiasi peran
dan tanggung jawabnya.
Dimensi pelayanan bermutu
Menurut Institute of Medicine (IOM), 2001 :
1. Safe : Aman
2. Effective : Efektif
3. Patient centered care : Berpusat pd pasien
4. Timely : tepat waktu
5. Efficient : Efisien
6. Equitable : Adil
• Patient centered care (PCC) merupakan model pelayanan kes
yg menempatkan pasien sbg pusat perawatan.
• Diterapkan PCC <-- Kolaborasi
Kesimpulan
Masalah Kesehatan Anestesi : tdd
1. Masalah kep anestesi :
• Adalah komponen utama yg menggambarkan inti dari respon pasien
terhadap kondisi kesehatan
• Penata anestesi secara legal dapat memberikan intervensi tertentu
untuk mencapai tujuan dari suatu masalah pasien
• Label penulisan dgn Formulasi : P ( Aktual dan Risiko )
Cont.. Kesimpulan

2. Masalah Kolaborasi :
Menurut Carpenito, (1987), yakni Masalah Kolaborasi :
• Adalah Komplikasi fisiologi yang diakibatkan oleh
patofisiologis, pengobatan, tindakan medis dan situasi lain.
• Disusun oleh PA yg diketahui oleh dokter.
• Kewenangan PA yaitu memonitor dan berkolaborasi dengan
tim medis untuk mendapatkan pelimpahan wewenang .
• Label penulisan dgn formulasi Risiko Komplikasi ( RK )
DAFTAR MASALAH KES ANESTESI
( Kepmenkes, No 722, Tahun 2020)

Masalah Umum
No Masalah Kesehatan
1. Cemas
2. Nyeri
3. Risiko cedera /trauma fisik
4. Risiko cedera anestesi/ Risiko Komplikasi agen anestetik
5 Kurang pengetahuan
6 Kerusakan alat dan mesin anestesi
MASALAH KHUSUS
1 RK disfungsi respirasi: hipoksia, hipoksemia
2 Tidak efektifnya fungsi respirasi: obstruksi jalan nafas, tidak
efektifnya jalan napas, tidak efektifnya pola napas, aspirasi, deperesi
pernapasan, henti napas
3 RK disfungsi kardiosirkulasi: penurunan cardiac output,
hipotensi, hipertensi, hipertensi, disritmia/aritmia, cardiac arrest
4 Aspirasi
5 Gangguan keseimbangan cairan (kekurangan, kelebihan)
6 Risiko ketidakkeseimbangan cairan (kekurangan, kelebihan)
7 Gangguan keseimbangan elektrolit (kekurangan, kelebihan)
8 RK ketidakseimbangan elektrolit (kekurangan, kelebihan)
9 Perdarahan
MASALAH KHUSUS
10 RK disfungsi termoregulasi: hipotermia, hipertermia
11 RK disfungsi ginjal/perkemihan
12 RK Retensi urine akut
13 RK disfungsi neuromuskuler
14 RK disfungsi saraf perifer
15 RK disfungsi hepar
16 RK gangguankeseimbangan asam basa ( asidosis, alkalosis )
17 RK hipo/hiperglikemia
18 RK disfungsi neurosensorik (tersadar dlm proses pembedahan)
19 Penurunan kesadaran
Cont..MASALAH KHUSUS
20 RK peningkatan tekanan intra kranial
21 Kejang
22 Mual
23 Post operatif nausea and vomiting (PONV)
24 Hipersensitifitas obat anestesi
25 Nyeri
26 Nyeri punggung pasca regional anestesi ( RK PDPH )
27 RK spinal hematom
28 Gangguan perfusi jaringan
29 Risiko keracunan
30 Risiko jatuh
31 Risiko cedera posisi perioperatif
The End

Anda mungkin juga menyukai