Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Penata

Anestesi dengan
Profesi Kesehatan
Lain
Etika Profesi dan Hukum Kesehatan
Topik Bahasan 1. Praktik Patient-Centered
Care
2. Hubungan Penata Anestesi
dengan Profesi kesehatan
Lain
3. Hambatan Kerjasama
antara dokter dan tenaga
kesehatan lain
4. Konflik Profesi
Praktik Patient-
Centered Care
Sistim pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan anestesi dan
terapi intensif dewasa ini harus
mengutamakan pelayanan yang
Praktik
berpusat pada pasien dan keluarga
(patient and family centered care) Patient-
Centered
untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas, kepuasan kepada
pasien dan terhindar dari kejadian

Care
yang tidak diharapkan perlu tim
antar profesi yang bekerja sama
untuk satu pasien
Ingat
Kolaborasi interprofesi akan
menurunkan angka komplikasi, lama
Kolabora
rawat di rumah sakit, ketegangan
dan konflik diantara tim kesehatan,
angka kematian, serta dapat
si yang
mengurangi biaya perawatan dan
durasi pengobatan, meningkatkan
kepuasan pasien dan tim kesehatan
Sudah
itu sendiri (WHO,2010)
Kita
Bahas?
Hubungan
Penata Anestesi
dengan Profesi
Kesehatan Lain
Hubungan
Pada dasarnya, kolaborasi penata
anestesi mayoritas adalah dengan
dokter spesialis anestesi. Hubungan
kolaborasi ini terutama dalam hal Penata
pelimpahan wewenang dan tim
yang menuntut komunikasi dua arah
(bukan satu arah yang bersifat
Anestesi
perintah).
dengan
Profesi kesehatan lain yang sering
berhubungan dengan penata
Profesi
anestesi: Dokter spesialis bedah
(dan operator lain), perawat bedah, Kesehatan
bidan dan perawat perinatologi,
cleaning service, perawat ICU. Lain
Hambatan
Kerjasama
Antara Dokter
dan Tenaga
Kesehatan Lain
Perbedaan Tingkat Pendidikan

Hambatan Dokter yang berada pada level 7 KKNI (level 8


untuk spesialis) jauh diatas tenaga kesehatan

Kerjasama
lain yang mayoritas di leve 5 (D3) dan 6 (D4)

Dominasi Kekuasaan
Antara Dokter Dokter sebagai pendiagnosis dan penentu terapi
utama untuk kesembuhan pasien.

dan Tenaga Cara Pandang


Secara emperis menunjukkan Dokter sebagai

Kesehatan pengambil keputusan dan tenaga kesehatan lain


hanya sebagai pelaksana.

Lain Komunikasi
Dengan konteks dokter sebagai penentu dan
tenaga kesehatan lain sebagai pelaksana,
meyebabkan komunikasi cenderung satu arah
(perintah).
Konflik Profesi
Tahukah kalian bahwa penata anestesi hingga hari ini
memiliki konflik profesi yang sebetulnya tidak perlu
terjadi (seperti layaknya profesi lainnya)?

Konflik penata anestesi dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) berakar dari
masa perjuangan Pengesahan Undang-Undang Keperawatan pada tahun 2014. Saat
itu, perawat anestesi (nama penata anestesi dahulu) dan perawat gigi (kini disebut
terapis gigi dan mulut) merupakan bagian dari tenaga keperawatan, yang masing-
masing mempunyai bab khusus penjabaran dalam RUU Keperawatan.
Tahukah kalian bahwa penata anestesi hingga hari ini
memiliki konflik profesi yang sebetulnya tidak perlu
terjadi (seperti layaknya profesi lainnya)?

Setelah RUU Keperawatan disahkan, bab tentang perawat anestesi dan perawat gigi
dihilangkan dengan justifikasi bahwa perawat tidak bisa dan boleh mengerjakan
tindakan medis (yang merupakan pekerjaan sehari-hari perawat anestesi dan perawat
gigi). Untuk mengakomodir 2 profesi "yang dihilangkan dari RUU Keperawatan"ini,
pemerintah kemudian memasukan keduanya ke jenis tenaga kesehatan lain (rumpun
keteknisian medis)
Tahukah kalian bahwa penata anestesi hingga hari ini
memiliki konflik profesi yang sebetulnya tidak perlu
terjadi (seperti layaknya profesi lainnya)?

Masing-masing kemudian merubah nama profesi dan membangun organisasi


profesinya secara mandiri. Perawat anestesi menjadi penata anestesi dan tergabung
dalam Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI), sementara perawat gigi berubah
menjadi Terapis Gigi dan Mulut dan membuat Persatuan Gigi dan Mulut Indonesia
(PTGMI). Keduanya sudah memiliki peraturan perundangannya masing-masing dalam
rangka penyelenggaraan profesinya. Baik dari tingkat Undang-Undang, PP, Permenkes,
dll.
Tahukah kalian bahwa penata anestesi hingga hari ini
memiliki konflik profesi yang sebetulnya tidak perlu
terjadi (seperti layaknya profesi lainnya)?

Setelah berjalan dengan baik, kini PPNI kembali menganggap kompetensi penata
anestesi yang dulu dianggap "bukan pekerjaan perawat" sebagai bagian dari
kompetensinya, dan kembali menghidupkan nama "perawat anestesi" dengan seminat
bernama Himpunan Perawat Anestesi Indonesia (HIPANI). Hal ini jelas tidak bisa
dibenarkan karena 2 hal, yaitu: tidak boleh ada profesi yang memiliki kompetensi
serupa, dan sudah ada organisasi profesi IPAI yang menaungi jenis tenaga yang
menjalankan asuhan anestesi.
Tahukah kalian bahwa penata anestesi hingga hari ini
memiliki konflik profesi yang sebetulnya tidak perlu
terjadi (seperti layaknya profesi lainnya)?

Dengan kuantitas perawat yang jauh lebih banyak dari penata anestesi di Indonesia,
PPNI masih sering melakukan tekanan kepada penata anestesi di Indonesia, meskipun
pemerintah (terutama bidang kesehatan, pendidikan, dan aparatur negara sudah
menyatakan bahwa jenis tenaga legal yang melakukan asuhan anestesi hanyalah
penata anestesi, yang dinaungsi organisasi profesi IPAI.
Tahukah kalian bahwa penata anestesi hingga hari ini
memiliki konflik profesi yang sebetulnya tidak perlu
terjadi (seperti layaknya profesi lainnya)?

Dengan peraturan perundangan yang lengkap, dan dijalankan konsisten maka


sebetulnya konflik seperti yang dialami penata anestesi dan terapis gigi mulut
sebetulnya tidak perlu terjadi.

Sebagai calon penata anestesi, apa yang dapat kamu lakukan untuk menyelesaikan
konflik ini di masa mendatang?

Anda mungkin juga menyukai