Anda di halaman 1dari 8

Judul Jurnal Trend dam Issue

EFEKTIFITAS HAND Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang
MASSAGE kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien. Secara garis
TERHADAP SKALA besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen
NYERI PADA PASIEN farmakologi dan non farmakologi (Smeltzer & Bare, 2010).
POST OPERASI Manajemen nyeri non farmakologi merupakan upaya-upaya mengatasi
LAPARATOMI DI RS. atau menghilangkan nyeri seperti kompres panas dan dingin, distraksi,
DR. REKSODIWIRYO relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis, akupuntur, umpan balik
PADANG biologis, massage (Andarmoyo, 2013).
Terapi massage adalah sebagai manipulasi jaringan lunak dengan
tangan untuk menghasilkan efek positif pada fungsi berbagai sistem
tubuh (Abdelaziz & Mohammed, 2014). Hand massage merupakan
suatu bentuk pijatan pada tangan yang didasarkan pada premis bahwa
ketidaknyamanan atau nyeri diarea spesifik tangan berhubungan
dengan bagian tubuh atau gangguan (Stillwel, 2011 dalam Hariyanto
dkk, 2015).
Massage merupakan teknik sederhana, biaya kecil dan tidak
memerlukan peralatan khusus dan massage telah dianjurkan sebagai
teknik yang efektif dan mudah yang dapat diterapkan secara mandiri
oleh perawat untuk pasien dalam periode post operasi. laparatomi akan
merasakan nyeri hal ini dikarenakan tindakan yang dilakukan adalah
dengan cara membedah atau menyayat lapisan perut lapis demi lapis
sehingga menyebabkan nyeri yang dirasakan oleh pasien post operasi.
Hand massage merupakan salah satu teknik relaksasi untuk
menurunkan nyeri dengan cara memberikan sentuhan dan tekanan
yang lembut dibawah jaringan kulit. Efek relaksasi yang ditimbulkan
dari hand massage dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh
pasien, sehingga dapat mencegah nyeri bertambah berat.
APLIKASI TEORI Nyeri merupakan salah satu efek samping dari pembedahan
KATHARINE laparatomi. Nyeri menurut International Association for the Study
KOLBACA PADA of Pain (IASP) merupakan pengalaman sensoris dan emosional
KASUS KANKER yang tidak menyenangkan berhubungan dengan kerusakan
KOLON PASCA jaringan aktual atau potensial. atau dijelaskan dalam istilah
LAPARATOMI kerusakan tersebut (Treede, 2018).
DENGAN MUSIK Penanganan nyeri pasca operasi membutuhkan penatalaksanaan
yang tepat. Efek dari nyeri yang tidak tertangani dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem kardiovaskular
(meningkatnya detak jantung, tekanan darah dan kebutuhan
oksigen), pernafasan (meningkatnya laju pernafasan), imun (rentan
terjadinya infeksi) dan sistem tubuh lainnya (Swift, 2018).
Manajemen nyeri yang baik setelah
operasi menurut program Enhanced Recovery After Surgery
(ERAS) dianjurkan agar pasien dapat melakukan mobilisasi
sesegera mungkin, menurunkan resiko komplikasi,
memperpendek lama rawat dan mengurangi terjadinya angka
kematian.
Terapi musik salah satu jenis terapi komplementer yang banyak
digunakan untuk menangani masalah nyeri. Terapi musik bertujuan
untuk menenangkan pasien secara emosional sehingga sekresi
adrenalin akan terhambat dan sebaliknya sekresi kortisol akan
meningkat sehingga efek nyeri menjadi berkurang. Pemberian
terapi musik juga dapat mempengaruhi hormon stres dan
meningkatkan aktivitas dopamin pada mesolimbik otak (Singh &
Chaturvedi, 2015). Terapi musik merupakan intervensi non
farmakologi yang aman, mudah dilakukan dalam praktik
keperawatan.
Pemberian terapi musik merupakan
bentuk dari rangsang yang diterima oleh indera pendengaran
yang mempengaruhi kebutuhan secara fisik, psikologi, keognitif,
sosial dan spiritual pendengarnya. Musik memiliki berbagai
faktor yang mampu mengaktifkan otak secara bilateral
didalam ritme, melodi, harmoni, timbre, akord serta dinamika
musik (Singh & Chaturvedi, 2015).
ACTION RESEARCH 5 kategori tema yang menjelaskan proses hypnotherapi dan respon
HYPNOTHERAPI partisipan terhadap hypnotherapi yang dilakukan dalam tiga siklus.
PADA Kategori tema di uraikan berdasarkan tujuan khusus sebagai berikut :
PENANGANAN 1. Pra Induksi
NYERI DAN Tahap pra induksi bertujuan untuk mendapatkan data terkait
KECEMASAN dengan hal- hal yang dirasakan oleh partisipan, termasuk harapan
PASIEN KANKER dan keinginan terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi.
KOLON Informasi mengenai hal tersebut akan dapat diperoleh jika terjadi
hubungan saling percaya antara terapis dengan partisipan, dalam
hal ini adalah peneliti dengan partisipan. Interaksi antara peneliti
dan partisipan dilakukan menggunakan pendekatan komunikasi
terapeutik yaitu dengan berhadapan dengan partisipan,
menampilkan sikap tubuh yang rileks, mempertahankan kontak
mata, mempertahanan sikap terbuka.
2. Induksi dan Deepening
Induksi adalah merupakan suatu metode yang digunakan oleh
terapis (peneliti) untuk membimbing pasien (partisipan) untuk
mengalami suatu trance hypnotheray. Kondisi ini merupakan
proses ini terjadi perpindahan pikiran pasien dari pikiran sadar
(conscious mind) ke alam pikiran bawah sadar (sub-conscious
mind). Trance hypnosis adalah suatu kondisi kesadaran dimana
bagian kritis pikiran sadar tidak aktif, sehingga partisipan sangat
reseptif terhadap sugesti yang diberikan oleh hypnotist27.
Deepening merupakan kelanjutan dari induksi yang bertujuan
untuk membawa partisipan pada tingkatan trance hypnosis
sehingga akan meningkatkan kemampuan partisipan untuk
menerima sugesti.
3. Sugesti terapi
ugesti therapi Sugesti terapi yang di berikan kepada partisipan
pada penelitian ini menggunakan metode relaksasi, perintah
paradoks dan pemisahan/ disosiasi, pemberian dilakukan ketika
partisipan sudah memasuki kondisi trance, akan lebih efektif
apabila sampai pada deep trance atau somnabulism karena pada
tahap ini kondisi mental atau pikiran pasien menjadi sangat
sugestif .
Setelah menjalani semua siklus hypnotherapi di dapatkan data
terjadi penurunan nyeri dan kecemasan pada masing-masing
siklus, penurunan nyeri dalam kisaran 4 sampai 6. Rata-rata
penurunan nyeri tertinggi pada siklus hypnotherapi 3 yaitu pada
angka 6,3, hal ini kemungkinan disebabkan karena pada tahap
induksi dan deepening siklus 3 ini semua partsipan bisa memasuki
level deep trance yang lebih dalam sehingga partisipan lebih
sugestif terhadap sugesti terapi
4. Alerting
Proses alerting bertujuan untuk membawa partisipan kembali ke
alam sadar, pada semua tahap hypnotherapi menggunakan metode
menghitung 1- 10
5. Penurunan nyeri dan kecemasan
Penurunan tingkat nyeri dirasakan oleh semua partisipan setelah
proses hypnoterapi di lakukan terlihat dari penurunan scala nyeri
yang di keluhkan partisipan, walaupun rasa nyeri muncul lagi
sebelum hypnotherapi tahap berikutnya, penurunan yang paling
banyak terjadi pada hypnotherapi tahap 3, rata-rata penurunan
scala nyeri pasca hypnotherapi tahap 1 adalah 4, pada
hypnotherapi 2 adalah 4,3 dan pada hypnotherapi 3 sebesar 6,3 ini
menunjukan bahwa angka rata-rata penurunan nyeri terbanyak
pada hypnotherapi tahap 3
LITERATURE Salah satu intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri yaitu
REVIEW: SELF PAIN metode Self Pain Management. Metode ini menggabungkan antara
MANAGEMENT metode farmakologis menggunakan analgesik yang juga didukung
SEBAGAI dengan edukasi dan monitoring nyeri pada pasien. Metode Self Pain
INTERVENSI NYERI Management yaitu pemberian informasi terkait nyeri dan cara
PADA PASIEN mengatasi nyeri, melatih ketrampilan dalam mengenali nyeri,
KANKER penggunaan obat serta pendampingan dan monitoring dari perawat.
LITERATUR Pro-self pain control merupakan suatu metode yang didesain agar
REVIEW: SELF PAIN pasien mampu meningkatkan kemampuan dirinya dalam mengatasi
MANAGEMENT nyeri. Metode ini memiliki tiga strategi yaitu pemberian informasi
INTERVENTION FOR terkait nyeri dan cara mengatasi, melatih ketrampilan dalam mengenali
PAIN CANCER nyeri, menggukan obat serta pendampingan dan monitoring dari
PATIENTS perawat. Metode pro self pain control menunjukkan efek yang positif
terhadap peningkatan pengetahuan dan penurunan intensitas nyeri
pada pasien dengan kanker.
Perawat dalam memberikan intervensi keperawatan terbagi dalam
tindakan observasi, tindakan mandiri keperawatan, edukasi, dan
kolaborasi.
Literature Review: 1. Terapi musik
Managemen Nyeri dapat mengurangi nyeri melalui mekanisme peningkatan
pada Pasien Kanker denyut jantung dan aliran darah perifer yang mana
Literature Review: Pain meningkatkan modulasi parasimpatetik dan mengurangi
Managements in modulasi simpatetik aktivitas kardiovaskular dari sistem saraf
Cancer Patients autonom.
Adapun keuntungan dari menggunakan terapi musik :
kemungkinan bisa diaplikasikan di lapangan cukup besar, dapat
dikolaborasikan dengan keluarga pasien, pasien, dan petugas
medis. Terapi musik dapat meningkatkan hubungan terapeutik
pasien dengan petugas medis, dan pasien dapat mengungkap
perasaan secara verbal mengenai pengalaman penyakit dan
meningkatkan kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
perawatan dan meningkatkan kemampuan sosial supportnya.
Hal ini akan membuat pasien merasa berkurang rasa
kecemasan sehingga bisa mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan.
2. Akupuntur
Akupuntur sebuah metode pengobatan yang dapat diterima
secara sicientific yang mana menjaga keseimbangan dengan
melakukan beberapa stimulasi di beberapa titik fokus pada
tubuh dengan menggunakan jarum. Hal ini dapat dijelaskan
dengan menggunakan gate control teory yang mana dapat
menstimulasi sensory, dapat ditekan dengan stimulasi lainnya
(jarum) melalui sistem saraf. Akupuntur memiliki potensi
untuk memproduksi efek analgesik secara cepat dan efektif
ketika jarum diinsersi cukup dalam. Pada pasien kanker yang
mengalami nyeri, pemberian akupuntur disamping pemberian
obat-obatan dapat meningkatkan efek analgesia.
3. terapi massage
dapat mengurangi nyeri pada pasien paliative. Terapi massage
merupakan terapi yang melibatkan manipulasi jaringan lunak
tubuh dengan menggunakan berbagai macam teknik manual
dan mengaplikasikan penekanan dan penarikan. Reseptor
peripher distimulasi yang mana mencapai otak melalui spinal
cord. Massage dapat mengurangi stress dan level kecemasan
dan nyeri. Di sisi lain, massage bisa meningkatakan symptom
managemen dan kualitas hidup pasien kanker.
Dalam proses ini, massage menurunkan aktivasi sistem saraf
simpatetik dan distribusi dan transmisi adrenalin dan
noradrenalin akan berkurang. Oleh sebab itu intensitas nyeri
yang dirasakan juga berkurang.
4. Guided Imagery
Guided imagery merupakan salah satu intervensi psikososial
pada pasien kanker yang mengalami nyeri. Pasien diajarkan
teknik guided imagery. Pasien dibuat fokus pada perasaan yang
membuat senang atau melakukan distraksi seperti dengan
menampilkan gambar, suara, dan mencium sesuatu yang
menyenangkan. Terapi self guided imagery memberikan efek
relaksasi pada pasien dan efektif mengurangi nyeri.

Kesimpulan :

Dari 5 jurnal mengenai cara menagatasi nyeri pada pasien kanker kolorektal yang paling efektif
yaitu dengan metode pro self pain control. Penelitian terkait Self Pain Management sudah
dilakukan di beberapa Negara. Penelitian yang dilakukan di Belanda selama 12 minggu dengan
jumlah responden sebanyak 73 kelompok intervensi dan 73 kelompok kontrol didapatkan adanya
penurunan intensitas nyeri . Penurunan intensitas nyeri dengan cara meningkatkan pengetahuan
sehingga pasien dapat secara mandiri mengatasi nyeri (Hochstenbach., et al.2016).

Penelitian yang dilakukan di California, melalui pemberian intervensi proself pain control selama
6 minggu melalui kunjungan rumah. Dapat mengurangi intensitas nyeri dengan skor intensitas
nyeri menurun secara signifikan. Penelitian yang dilakukan Koller terhadap 35 pasien rawat jalan
dukungan manajemen nyeri oleh perawat dan diminta untuk mengikuti protocol intervensi dan
pemberian booklet meliputi penilaian awal nyeri pasien, efek samping dan pengalaman dengan
manajemen nyeri yang pernah dilakukan dapat menurunkan intensitas nyeri pasien dengan
psikoedukasi untuk menyempurnakan hasilnya dalam menurunkan intensitas nyeri. Eliminasi
gejala nyeri akan diikuti oleh peningkatan kualitas hidup.

Jadi Metode pro self pain control ini efektif dalam menurunkan intensitas nyeri karena metode
ini menggabungkan antara metode farmakologis menggunakan analgesik dan juga didukung
tiga strategi utama yaitu pemberian informasi terkait nyeri dan cara mengatasi, serta melatih
berbagai macam keterampilan dalam mengenali nyeri dan tidak lepas dari monitoring atau
pemantauan doketr maupun perawat.

Menurut kelompok kembali lagi kepada individu yang merasakan nyeri karena nyeri merupakan
presepsi individu masing-masing. Sesuai dengan penelitian Miller-Keane & O’toole 2015, yaitu
nyeri adalah gejala subjektif, hanya klien yang dapat mendeskripsikannya. Nyeri tidak dapat di
ukur secara objektif oleh praktisi kesehatan .

Sumber :
Munawaroh, K. (2017). Modifikasi Pro Self Pain Control Untuk MenurunkanNyeri Dan
Meningkatkan Kemampuan Aktivitas pada Pasien Kanker Kolorektal yang Menjalani
Kemoterapi. Thesis. Universitas Diponegoro.

Singh P, Chaturvedi A. Complementary and Alternative Medicine in Cancer Pain Management:


A Systematic Review. Indian J Palliat Care. 2015

Hochstenbach, L., Zwakhalen, S, M, G., Annemie, C., et al. (2016). Feasibility of a Mobile and
Web Based Intervention to Support Self Management in Outpatients with Cancer Pain. European
Journal of Oncology Nursing

Koller, A., Miaskowski, C., Geest, S., Opitz, O, et al. (2013). Supporting Self Management of
Pain Cancer Patients: Methods and Lessons Learned From a Randomized Controlled Pilot Study.
European Journal of Oncology Nursing

Anda mungkin juga menyukai