Anda di halaman 1dari 5

Proposal

Terapi Modalitas
Guided Imagery

A. TOPIK : Terapi modalitas guided imagery.


B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengatasi atau mengurangi nyeri dengan guided
imagery.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mempraktekan guided imagery
b. Klien mampu mengurangi atau mengatasi nyeri dengan
mempraktekan guided imagery
C. LANDASAN TEORI
1. Nyeri
Proses menua merupakan tahap lanjut dari suatu kehidupan yang
ditandai dengan menurunnya kemampuan tubuh untuk beradaptasi
terhadap stres atau pengaruh lingkungan, dimulai dari kemunduran
secara fisik maupun psikis (kejiwaan), atau yang lazim dikatakan
adalah keuzuran.
Masalah-masalah

kesehatan

akibat

penuaan

terjadi

pada

berbagai sistem tubuh, salah satunya adalah penyakit rematik.


Reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat
sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris. (Chairuddin, 2006)
Penelitian dari Mayo Clinic yang dilakukan di Amerika Serikat
menunjukkan antara tahun 1995 dan 2005, penderita wanita
mencapai 54 dari 100 ribu orang dan pria hanya 29 dari 100 ribu
orang. Sementara itu di Indonesia, berdasarkan hasil penelitian
terakhir dari Zeng QY et al pada tahun 2008 lalu, prevalensi nyeri
rematik

mencapai

23,6%

hingga

31,3%.

Seiring

dengan

meningkatnya jumlah penduduk dunia maka jumlah penderita


penyakit rematik secara otomatis akan meningkat pula.
Untuk itu diharapkan para lansia sekarang mampu mengenali dan
mengelola dengan baik masalah kesehatannya yang bertujuan untuk
mengurangi

kecacatan

atau

penurunan

kualitas

hidup

yang

disebabkan oleh rematik. Adanya nyeri membuat penderita seringkali


takut untuk bergerak sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan
dapat

menurunkan

produktivitasnya.

Disamping

itu,

dengan

mengalami nyeri, sudah cukup membuat pasien frustasi dalam


menjalani

hidupnya

sehari-hari

sehingga

dapat

menggaggu

kenyamanan pasien. Karenanya, terapi utama yang diarahkan adalah


untuk menangani nyeri ini (Potter & Perry, 2005).
Tujuan manajemen therapeutic mencakup manajemen nyeri,
perawatan fungsi sendi dan meminimalkan kerusakan sendi. Tujuan
utamanya adalah untuk mengurangi peradangan sebelum sendi
tersebut secara permanen rusak. Perawatan tersebut mencakup
penggunaan penyangga atau alat pembantu untuk membatasi
penggunaan sendi. Terapi dingin dengan menggunakan kantong es
atau terapi panas dengan menggunakan kompres hangat, ultrasound,
perubahan posisi, tehnik relaksasi, Transcutaneous Electric Nerve
Stimulation (TENS) dan Range Of Motion (ROM) merupakan terapi
non farmakologi yang dapat menurunkan nyeri Reeves, 2001).
Stimulasi kutaneus, distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing dan
hipnosis adalah contoh intervensi non farmakologis yang sering
digunakan dalam keperawatan untuk mengelola nyeri.
2. Guided Imagery
Guided imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan
tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang
menyenangkan. Khayalan tersebut memungkinkan klien memasuki
keadaan atau pengalaman relaksasi (Kaplan & Sadock, 2010).
Guided imagery menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu yang
dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu
(Smeltzer & Bare, 2002). Imajinasi bersifat individu dimana individu
menciptakan

gambaran

mental

dirinya

sendiri,

atau

bersifat

terbimbing. Banyak teknik imajinasi melibatkan imajinasi visual tapi

teknik ini juga menggunakan indera pendengaran, pengecap dan


penciuman (Potter & perry, 2009). Guided imagery mempunyai
elemen yang secara umum sama dengan relaksasi, yaitu sama-sama
membawa klien kearah relaksasi. Guided imagery menekankan
bahwa

klien

membayangkan

hal-hal

yang

nyaman

dan

menenangkan.Penggunaan guided imagery tidak dapat memusatkan


perhatian pada banyak hal dalam satu waktu oleh karena itu klien
harus

membayangkan

satu

imajinasi

yang

menyenangkan (Brannon & Feist, 2000).


Tujuan dari guided imagery yaitu

sangat

kuat

menimbulkan

dan

respon

psikofisiologis yang kuat seperti perubahan dalam fungsi imun (Potter


& Perry, 2009). Menurut Smeltzer dan bare (2002), manfaat dari
guided imagery yaitu sebagai intervensi perilaku untuk mengatasi
kecemasan, stress dan nyeri. Imajinasi terbimbing dapat mengurangi
tekanan

dan

berpengaruh

terhadap

proses

fisiologi

seperti

menurunkan tekanan darah, nadi dan respirasi. Hal itu karena teknik
imajinasi terbimbing dapat mengaktivasi sistem saraf parasimpatis.
Dossey, et al. (dalam Potter & Perry, 2009) menjelaskan aplikasi
klinis guided imagery yaitu sebagai penghancur sel kanker, untuk
mengontrol dan mengurangi rasa nyeri, serta untuk mencapai
ketenangan dan ketentraman. Guided imagery juga membantu dalam
pengobatan seperti asma, hipertensi, gangguan fungsi kandung
kemih, sindrom pre menstruasi, dan menstruasi. Selain itu guided
imagery juga digunakan untuk mereduksi nyeri luka bakar, sakit
kepala migraine dan nyeri pasca operasi (Branon & Feist, 2000).
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), dibutuhkan waktu yang lama
untuk menjelaskan teknik imajinasi terbimbing dan mempraktekannya.
Langkah-langkah dalam melakukan guided imagery yaitu: untuk
persiapan, mencari lingkungan yang nyaman dan tenang, bebas dari
distraksi (Kozier & Erb, 2009). Lingkungan yang bebas dari distraksi
diperlukan oleh subjek guna berfokus pada imajinasi yang dipilih.
Untuk pelaksanaan, subjek harus tahu rasional dan keuntungan dari
teknik imajinasi terbimbing. Subjek merupakan partisipan aktif dalam
latihan imajinasi dan harus memahami secara lengkap tentang apa
yang harus dilakukan dan hasil akhir yang diharapkan. Selanjutnya

memberikan kebebasan pada subjek. Membantu subjek ke posisi


yang nyaman dengan cara: membantu subjek untuk bersandar dan
meminta menutup matanya. Posisi nyaman dapat meningkatkan fokus
subjek selama latihan imajinasi. Menggunakan sentuhan jika hal ini
tidak membuat subjek merasa terancam. Bagi beberapa subjek,
sentuhan fisik mungkin mengganggu karena kepercayaan budaya dan
agama mereka. Langkah berikutnya menimbulkan relaksasi. Dengan
cara memanggil nama yang disukai. Berbicara jelas dengan nada
suara yang tenang dan netral. Meminta subjek menarik napas dalam
dan perlahan untuk merelaksasikan semua otot. Untuk mengatasi
nyeri atau stress, dorong subjek untuk membayangkan hal-hal yang
menyenangkan. Setelah itu membantu subjek merinci gambaran dari
bayangannya.

Mendorong

subjek

untuk

menggunakan

semua

indranya dalam menjelaskan bayangan dan lingkungan bayangan


tersebut. Langkah berikutnya meminta subjek untuk menjelaskan
perasaan fisik dan emosional yang ditimbulkan oleh bayangannya.
Dengan mengarahkan subjek untuk mengeksplorasi respon terhadap
bayangan karena ini akan memungkinkan subjek memodifikasi
imajinasinya. Respons negatif dapat diarahkan kembali untuk
memberikan hasil akhir yang lebih positif. Selanjutnya memberikan
umpan balik kontinyu pada subjek. Dengan memberi komentar pada
tanda-tanda relaksasi dan ketentraman. Setelah itu membawa subjek
keluar

dari

bayangannya.

Setelah

pengalaman

imajinasi

dan

mendiskusikan perasaan subjek mengenai pengalamannya tersebut,


serta

mengidentifikasi

pengalaman

imajinasi,

setiap

hal

selanjutnya

yang

dapat

memotivasi

meningkatkan
subjek

untuk

mempraktekkan teknik imajinasi.


D. KLIEN
Karakteristik klien:
1. Emak Mimi yang berada di Panti Werda Budi Pertiwi dan mengalami
nyeri lutut
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu
a. Hari/Tanggal : Senin/ 13 April 2015

b. Jam

: 09.00-09.15

2. Tim Terapis
a. Millati Nurhanifah Z
3. Fungsi Tim Terapis
a. Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi modalitas
sebelum kegiatan dimulai.
b. Menjelaskan permainan
c. Mampu memimpin terapi aktivitas dengan baik dan tertib.
F. METODE DAN MEDIA
1. Metode
a. Guided Imagery
2. Media
a. Laptop
b. Video guided imagery
G. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
2. Salam perkenalan
3. Penjelasan tujuan dan peratuan terapi

4. Kerja
a. Duduk relaks dengan nyaman dan tenang.
b. Tarik napas dalam.
c. Peserta menonton video tentang guided imagery.
d. Peserta diarahkan untuk berimajinasi tentang tempat-tempat yang
indah dan menentramkan yang dibantu oleh audio dan visual.
5. Terminasi
a. Terapis menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi
guided imagery.
b. Terapis memberikan tugas / rencana tindak lanjut.
c. Terapis membuat kontrak untuk yang akan datang
d. Terapis menutup acara.

Anda mungkin juga menyukai