Manajemen Keperawatan
KOMUNIKASI EFEKTIF
OLEH :
Dosen Pembimbing:
Dr. Nurhidayah., S.Kep., Ns., M.Kes
Syamsiah Rauf, S.Kep., Ns., M.Kep
Andi Andriana Amal, S.Kep., Ns., M.Kep
2020
1
Kata pengantar
Dengan menyebut nama Allah Swt. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan hidayah-Nya kepada kami, solawat serta salam semoga tercurah
makalah ini.
Adapun tugas ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada para dosen
serta semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
Daftar Isi
2
BAB I Pendahuluan...............................................................................................4
1. Deskripsi Materi..........................................................................................4
2. Tujuan Pembelajaran...................................................................................4
3. Topik Materi................................................................................................4
1. Tujuan....................................................................................................6
2. Manfaat.................................................................................................16
B. Komunikasi efektif
BAB V Kesimpulan.............................................................................................36
Daftar Pustaka...................................................................................................37
BAB I
3
Pendahuluan
1. Deskripsi Materi
sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi
kepercayaan, perasaan, dan sikap antara dua orang atau sekelompok yang
Service/NCSS (2006) adalah suatu rencana pulang pada pasien yang ditulis di
2. Tujuan Pembelajaran
3. Topik Materi
4
Secara umum, mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan
pelayanan akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan
rumah sakit atau puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan
secara aman dan memuaskan norma, etika, hukum, dan sosial budaya dengan
banyak lainnya. Untuk melakukan komunikasi dengan baik kita juga perlu
Pasien atau keluarga adalah manusia, dia mempunyai perasaan, ego atau
harga diri, serta kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Salah besar jika
petugas kesehatan dokter, perawat, tenaga analis, atau tenaga kesehatan lain
menganggap pasien adalah orang yang tidak berdaya. Bahkan pasien yang
kesadaran diri. Pasien yang datang ke rumah sakit bukan berarti orang yang
rumah sakit, apabila kondisi tersebut sudah diluar kemampuannya. Hal ini terkait
5
individu tersebut sudah berusaha mencari cara untuk menyeimbangkan atau
mengatasi masalah kesehatannya. Entah itu minum obat yang di beli di warung,
minum jamu, atau pergi ke dukun, atau ketempat pelayanan kesehatan lain.
Kondisi tersebut harus dipahami oleh tenaga kesehatan, salah besar apabila pada
saat pasien baru datang ke rumah sakit, petugas kesehatan sudah mengeluarkan
seperti ini, maka akan timbul perasaan bersalah atau malu, sehingga dapat
“Sebelum berobat ke sini, upaya apa yang bapak sudah lakukan?” Kalau kita
telaah, kalimat ini tidak menghakimi, tetapi petugas kesehatan akan memperoleh
informasi upaya yang sudah dilakukan sebelumnya. Pasien atau keluarga akan
perawat, dari komunikasi verbal atau non verbal yang ditunjukkan oleh petugas
disaat pertama kontak atau menyambut pasien. Hal tersebut tidak bisa ditipu,
atau dimanipulasi, insting pasien akan mengatakan, apakah dokter atau perawat
“care” terhadap dirinya. Oleh karena itu membangun komunikasi efektif antara
dokter/perawat dengan pasien dimulai sejak kontak pertama kali. Apabila diawal
kontak, pasien merasa tidak nyaman atau mendapat respon yang negatif,
dengan sendirinya kontak berikutnya tidak akan berhasil secara maksimal. Pasien
tidak akan percaya kepada petugas kesehatan baik dokter atau perawat,
sehingga timbul perasaan tidak aman dan tidak terlindungi, yang berakibat
keinginan untuk mengakhiri terapi. Ingat suatu iklan yang mengatakan “kesan
6
pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda.” Makna dari pesan ini
begitu dalam, kalau kesan pertama begitu menyenangakan bagi pasien, maka
pasien akan memberikan imbalan jasa, baik secara material maupun immaterial
dengan iklas atau perasaan senang. Disamping itu pasien tanpa sadar akan
rumah sakit atau individu (dokter) akan diuntungkan karena dipromosikan secara
gratis. Oleh karena itu, jika dokter atau perawat ingin hubungan yang baik
dengan pasien tercipta, maka buatlah kesan pertama kontak dengan pasien
sebaik mungkin. Memang sulit merubah kebiasaan umum, atau pandangan yang
sudah lama berlaku. Hubungan antara dokter dan pasien sangat jauh sekali
berdaya. Kedua posisi yang berbeda ini sangat berpengaruh dalam proses
komunikasi efektif, dan hal tersebut akan berdampak pada kualitas pelayanan
semakin membuat lemah posisi pasien, pasien akan merasa dokter sangat sibuk,
sehingga timbul rasa ragu apakah dokter punya waktu banyak untuk
7
pasien yang keluar hanyalah kalimat pendek yang dianggap perlu saja, sehingga
8
BAB II
1. Discharge Planning
rumah.
perawatan di rumah. Namun sampai saat ini, perencanaan pulang bagi pasien
perawat terbatas pada kegiatan rutinitas saja, yaitu hanya berupa informasi
kembali ke ruang kedaruratan dengan masalah minor, dan sering kali diterima
kembali dalam waktu 24 jam sampai 48 jam dan kemudian pulang kembali.
9
dengan rentang keperawatan. Rentan keperawatan sering pula disebut
b. Tujuan
c. Manfaat
1. Bagi pasien
rumah
10
c. Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
2. Bagi mahasiswa
penerima pelayanan.
pasien
di rumah.
Berikut hal yang berkenan dengan Discharge Planning yang harus dipahami
1. Prinsip
11
e. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan
adekuat.
perawatan berkelanjutan.
12
Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien,
c. Tahap III : Fase Stabilisasi, yaitu saat kondisi pasien telah stabil dan
nutrisi, farmasi, organisasi atau praktisi kesehatan di luar rumah sakit, serta
13
tersebut setiap hari. Perkiraan waktu pemulangan pasien terdokumentasi
1. Pengkajian
data tentang pasien, keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses ini agar
sesuai dengan yang diperlukan. Diskusikan dengan pasien dan care giver
perawatan di rumah
14
d. Kaji persepsi pasien dan keluarga terhadap keberlanjutan perawatan di
2. Penentuan Masalah
keluarga.
3. Perencanaan
METHOD, yaitu :
a. Medication (obat)
pulang
b. Environment (lingkungan)
c. Treatment (perawatan)
berlanjut setelah pasien pulang yang dilakukan oleh pasien sendiri atau
15
d. Health Teaching (Pendidikan kesehatan)
e. Outpatient referral
f. Diet
4. Implementasi
16
Persiapkan pasien dan keluarga dengan memberikan informasi
keluarga
pemulangan pasien
17
3. Diskusikan dengan pasien dan keluarga jenis transportasi yang akan
administrasi
7. Rencana control
(sebutkan kembali).
6. Evaluasi
(tiga) hari sampai dengan seminggu setelah pasien berada di rumah yang
18
e. Karakteristik
pemulangan adalah:
pemulangan.
f. Cara Penyampaian
tim kesehatan.
19
g. Berikan nama dan nomor telepon fasilitas kesehatan terdekat yang
Hemodinamik stabil
Selesai pengobatan
20
a. Pasien memilih untuk mengakhiri program perawatan dikarenakan
keluarga.
21
8. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien dipulangkan dari
penanggungjawab pasien.
dengan :
pasien.
dukungan tambahan.
22
rencana keperawatan.
23
9) Perawat tersedia sebagai orang yang dapat dihubungi oleh pasien
penjelasannya.
24
2. Komunikasi efektif dalam keperawatan
kesehatan lain) dengan pasien secara efektif dalam kontak sosial yang
dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan memberi terapi yang
tepat bagi pasien. Demikian juga dengan tenaga kesehatan lain, apabila
dimengerti dan dihargai, sehingga apa yang diinginkan dapat tercapai. Pasien
jelas berkaitan dengan gejala dan keluhan yang dihadapi oleh pasien, dan
saat dilakukan pemeriksaan pasien kooperatif. Kedua tujuan ini baik dari
pasien maupun dokter dapat tercapai apabila didasari keinginan yang kuat
25
Komunikasi efektif harus terus dipertahankan mulai awal kontak dengan
ketika pasien sakit. Perawat dituntut juga harus terampil dalam melaksanakan
diperhatikan karena pasien yang dirawat bukanlah robot, tetapi manusia yang
memiliki perasaan dan harga diri. Beberapa karakter interpersonal yang baik
antara lain, ketika bertemu pasien perawat harus selalu senyum, salam, dan
sertakan doa kesembuhan untuk pasien. Dengan demikian maka pasien akan
sangat terkesan dan senang dengan asuhan yang berikan oleh perawat
berkarakter ini.
26
c. Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif
umumnya akan menimbulkan rasa nyaman dan puas bagi kedua belah pihak.
1. Keterbukaan, artinya membuka diri bagi orang lain, bereaksi pada orang
lihat oleh pasien adalah, apakan dokter atau tenaga kesehatan membuka diri
untuk kehadiran pasien secara tulus? Keterbukaan secara fisik dan psikologis
hormat dan saling menghargai. Rasa peduli kepada orang lain, dengan
dengan oang lain. Pada prinsipnya semua manusia ingin dihargai dan diakui
respect kepada pasien, dengan sendirinya pasien akan merasa dihormati dan
dihargai.
kondisi yang dihadapi oleh orang lain atau merasakan perasaan orang lain.
27
dikembangkan, apabila tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat
Empati ini harus dipelajari dan dilatih secara terus menerus, hal tersebut
pada orang lain. Seseorang akan merasa senang apabila dirinya diperhatikan,
dengan diperhatikan maka harga diri individu akan meningkat. Pasien akan
oleh petugas kesehatan. Secara psikologis pasien sudah merasa asing dengan
lingkungan baru rumah sakit, kondisi ini akan diperparah apabila petugas
kesehatan tidak care terhadap kebutuhan pasien. Semua pasien akan merasa
perasaan anda hari ini?” merupaka bagian dari terapi yang mujarap bagi
positif atau kebesaran jiwa, baik kepada pasien, diri sendiri, dan lingkungan.
Apapun yang dilakukan oleh pasien, dan dikomunikasikan baik secara verbal
yang temperamen suka marah, ada yang cuek atau acuh tak acuh, dan ada
28
apa adanya, mendengarkan dengan penuh perhatian, dengan tetap
memegang konsep, bahwa pasien adalah individu yang sedang sakit. Kondisi
sakit dapat didefinisikan situasi yang tidak seimbang baik fisik, psikologis,
7. Rendah hati, apapun kondisi pasien tidak peduli apakah pasien kaya atau
miskin, berpendidikan atau tidak, pintar atau bodoh, semua itu harus dilayani
dengan rendah hati dan kasih sayang. Terkadang karena kondisi penyakitnya,
dokter maupun perawat tidak memahami kondisi pasien, maka akan timbul
situasi yang tidak kondusif atau efektif lagi. perawat bisa jengkel karena ulah
dari si pasien, kondisi ini tidak boleh terjadi, karena dapat mempengaruhi
rasa rendah hati perlu terus dilakukan oleh tenaga kesehatan, agar timbul
rasa kasih sayang terhadap pasien. Apapun keadaan pasien, saat ini dia
29
sedang sakit, dan harus ditolong.
EXERCISE
4.
30
Kesimpulan
bagaimana kondisi dan keinginan pasien. Dan pasien merasa percaya dan
lebih nyaman ditangani oleh dokter dan perawat, karena mereka yakin bahwa
kesehatan yang dihadapi. perawat akan lebih efektif dan efisien dalam
kewajibannya.
31
Daftar Pustaka
32