Anda di halaman 1dari 6

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI MODALITAS : TERAPI BERKEBUN

I.

LATAR BELAKANG MASALAH


Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan
kemampuan fisik, mental dan social secara bertahap sampai tidak dapat melakukan
tugasnya sehari-hari lagi. Bagi kebanyakan orang masa tua itu masa yang kurang
menyenangkan.
Anggapan terhadap lansia adalah bingung dan tidak peduli terhadap lingkungan, kesepian
dan tidak bahagia, pikun, tidak berminat dengan sexual dan tidak berguna bagi
masyarakat. Namun kenyataannya tidak semua usia lanjut yang mencapai kematangan,
kemantapan dan produktivitas mental dan material pada usia lanjut.
Oleh karena itu perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lanjut usia
dalam memecahkan masalah dan mengurangi rasa putus asa, rendah diri, rasa
keterbatasan akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya. Dapat
disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan
upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan dan ketenangan para klien lanjut
usia.
Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat beradaptasi
terhadap situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah
satu terapi modalitas pada lanjut usia adalah terapi berkebun yaitu terapi dengan
menggunakan berkebun secara terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis,
kognitif, perilaku dan fungsi sosial serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga
dapat memperbaiki, memelihara dan meningkatkan status fisik dan mental.
Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa aman
dan membuat lanjut usia merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu luang luangnya.
Jenis terapi berkebun adalah: kegiatan bercocok tanam, mencangkok, merawat dan
memelihara tanaman sehingga energi yang di keluarkan akan menghasilkan keringat,.

II.

TOPIK
Terapi berkebun

III.

TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah selesai mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun klien mampu beradaptasi
terhadap situasi, lebih banyak aktivitas dan lebih mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun selama 45 menit diharapkan klien
dapat:
a.

Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih sayang terhadap
seseorang dan lingkungan.

b. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.


c.

Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.

d. Meningkatkan control diri dan perasaan berharga.


e.

Mengubah perilaku.

f.

Mengembangkan kreatifitas.

g. Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.


3. Tujuan Hari Ini
a.

Klien dapat meningkatkan interaksi social dengan orang lain.

b. Menurunkan atau mengurangi kejenuhan dengan kegiatan rutinitas.


c.

Klien dapat mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosional yang dihadapi.

d. Klien mendapatkan hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.


IV.

INDIKASI TERAPI BERKEBUN


Dilakukan pada lanjut usia dengan kondisi:
a.

Lansia yang masih bisa bergerak dan sehat secara fisik

b. Defisit fungsional pada fisik, psikologis/fungsi mental.


c.

Marah gusar dan kesepian.

d. Gangguan emosi dan perilaku.

V.

e.

Stres dan kecemasan

f.

Gangguan kepribadian (anti sosial)


PROSES SELEKSI
Seleksi dilakukan oleh terapis selama pengkajian dan observasi serta wawancara
dengan menggunakan pedoman pengkajian fisik, psikososial, masalah emosional, spiritual,
pengkajian fungsional klien yaitu KATZ indeks, BARTHEL indeks, pengkajian status mental
gerontik yaitu SPSMQ dan MMSE serta pengkajian keseimbanagan, yang dilakukan mulai
tanggal 08 10 April 2014.

VI.

SASARAN KEGIATAN
Semua klien perempuan dan laki-laki ( oma dan opa) dengan kriteria di atas yang
berjumlah 12 orang.

VII.

TEMPAT
Kebun BPSTW Ciparay

VIII.

WAKTU
Hari : Kamis
Tanggal
Jam

IX.

: 10 April 2014.

: 16.30 17.15 WIB

METODE DAN ALAT BANTU


Metode
Dinamika kelompok.
Alat Bantu:
a.

Tanah kosong

b. Alat Perkakas
c.

Ember

d. Air
e.

Gayung

f.

Benih Kangkung

g. Pupuk

X.

URAIAN STRUKTUR KELOMPOK


Pengorganisasian:

a.

Leader: Nandang Sunandar


Tugas :

Membuka acara
Memimpin kegiatan.
Memotivasi peserta.
Menjelaskan tujuan terapi berkebun.
Menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi berkebun
Menutup acaa
b. Co-Leader : Rian Rustandi
Tugas :
Mendampingi dan membantu Leader menjalankan tugasnya.
Mengambil alih tugas Leader jika Leader pasif.

c.

Fasilitator : Nurul Iksan, Rizki Maulana, Risma ayu M, Rosalita, Rizkiah lubis, Neng susan.
Tugas :

Mempertahankan keikutsertaan klien


Memfasilitasi dan memotivasi klien untuk ikut Berkebun
d. Observer : Selvyana Agustie
Tugas :
Mencatat anggota yang pasif/aktif, respon verbal dan non verbal, kejadian penting selama
terapi tertawa.
Mengidentifikasi issue penting selama terapi berkebun
Memberika umpan balik selama proses kegiatan dari mulai persiapan sampai selesai.
XI. LANGKAH-LANGKAH
A. PERSIAPAN
Klien diatur membentuk persegi
B. FASE ORIENTASI ( 5 menit)
1. Leader membuka acara.
2. Melakukan perkenalan (terapis dan klien).
3. Leader menyampaikan tujuan terapi berkebun.
4. Leader membuat validasi kontrak.
5. Co-Leader membaca tata tertib.
6. Leader di bantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
C. FASE KERJA (30 menit)
Pelaksanaan terapi berkebun
1. Leader memimpin peserta dan terapis untuk menggali tanah sedalam 20 cm.
2. Lalu tanah yang sudah di gali di isi dengan biji kangkung
3. Selanjutnya di tutup kembali dengan tanah
4. Lalu di beri pupuk
5. Serta di siram air
6. Leader membuat kesimpulan.
D. FASE TERMINASI (10 menit)
a. Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi berkebun.
b. Leader menanyakan / melakukan evaluasi materi.
c. Leader memberikan tugas/rencana tindak lanjut.
d. Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
e. Leader menutup acara.
E. PERILAKU YANG DIHARAPKAN
a.

Persiapan:
1.

Fasilitator

Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi berkebun dilakukan.


Mengatuir setting tempat/ruangan untuk terapi berkebun.
2.

Lansia:

Siap untuk mengikuti terapi berkebun:


Mengetahui aturan permainan terapi berkebun
Hadir 10 menit sebelum terapi dimulai.
b. Proses
1.

Terapis

Melaksanakan terapi berkebun sampai dengan selesai.


Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
2.

Lansia

Mengikuti terapi berkebun sampai dengan selesai.


Klien aktif mengikuti terapi berkebun dengan ceria.
c.
1.

Hasil
Fasilitator
Menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi saat acara

2.

Lansia
Mengungkapkan rasa senang dan lebih santai.
F. TATA TERTIB
a.

Peserta bersedia mengikuti terapi berkebun.

b. Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai.


c.

Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi

d. Perserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan.


e.

Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan bicara setelah
dipersilahkan.

f.

Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta

g. Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih dahulu kepada pemimpin
acara.
G. PROGRAM ANTISIPASI.
a.

Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, fasilitator
mengingatkan dan mengarahkan.

b.

Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan.

c.

Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai, fasilitator membimbingnya agar
menyelesaikan terapi

d.

Bila leader bloking maka co-leader yang mengambil jalan acara

XII.

PENUTUP.
Demikian proposal Terapi Berkebun ini kami susun sebagai media penuntun dalan
pelaksanaan

Terapi

Modalitas

yang

akan

dilaksanakan

di BPSTW

Ciparay pada

praktek Keperawatan Gerontik smester V Program Studi D-III Keperawatan. Besar harapan
kami agar terapi berkebun ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak terkait, terutama lansia. Atas kerjasama yang baik dan dukungannya kami
mengucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai