Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR TERAPI KOMPLEMENTER

kushariadi@gmail.com
1. Konsep
2. Pengertian
3. Klasifikasi
4. Penggunaan terapi komplementer
5. Terapi komplementer keperawatan
1. KONSEP
Terapi komplementer banyak menggunakan dan mengacu pada
efektivitas dari beberapa terapi (Snyder dan Lindquist, 1998).

Florence Nightingale menggambarkan penggunaan terapi


komplementer, seperti musik, di dalam perawatan holistis klien
(Nightingale, 1860/1969).

Survei di Amerika Serikat menemukan bahwa 42% responden


menggunakan satu atau lebih terapi komplementer (Eisenberg
dkk., 1998).
Penggunaan terapi komplementer meningkat hampir 10%
berdasarkan hasil survei tahun 1990 (Eisenberg dkk., 1993).

Terapi komplementer lebih populer di Eropa daripada di Amerika


Serikat (Pelletier, 2000).

Di Jerman penggunaan herbal merupakan bagian dari perawatan


kesehatan. Hasil penelitian tentang obat herbal menunjukkan
bahwa 70–90% dari terapi kesehatan di seluruh dunia
menggunakan terapi komplementer secara rutin sebagai bagian
perawatan kesehatan (Kreitzer dan Jensen, 2000).
2. PENGERTIAN
Istilah terapi modalitas dalam ilmu keperawatan lebih dikenal
dengan terapi komplementer, terapi alternatif, terapi holistis,
terapi nonbiomedis, pengobatan integratif atau perawatan
kesehatan, perawatan nonalopati, dan perawatan nontradisional.

Terapi modalitas merupakan metode pemberian terapi yang


menggunakan kemampuan fisik atau elektrik.

Terapi modalitas bertujuan untuk membantu proses


penyembuhan dan mengurangi keluhan yang dialami oleh klien
(Lundy dan Jenes, 2009). Terapi komplementer adalah istilah
untuk terapi yang bukan bagian dari terapi medis konvensional.
Terapi komplementer atau terapi modalitas diakui sebagai upaya
kesehatan nasional oleh National Center for
Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) di Amerika.

Penggunaan istilah komplementer disebabkan karena pemakaian


bersama terapi lain, bukan sebagai pengganti dan pengobatan
biomedis.

Terapi komplementer juga digunakan dalam praktik keperawatan


profesional sebagai terapi alternatif di beberapa klinik perawatan,
misalnya latihan relaksasi otot progresif pada penanganan klien
dengan epilepsi yang menyertai penggunaan obat antiepilepsi.
Studi menunjukkan bahwa penggunaan relaksasi otot progresif
dapat meningkatkan kontrol kejang (Whitman dkk., 1990).

Namun demikian, terapi komplementer dapat digunakan mandiri


atau tidak berhubungan dengan terapi biomedis karena
diposisikan sebagai upaya promosi kesehatan, misalnya klien
dipijat secara rutin untuk mencegah munculnya stres.

Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi


nonbiomedis. Hasil penelitian tentang psikoneuroimunologi
mengungkapkan bahwa proses interaktif pada manusia dengan
tubuh, pikiran, dan interaksi sosial memengaruhi kesejahteraan
seseorang.
NCCAM menetapkan bahwa terapi komplementer secara garis
besar didasarkan sebagai kategori terapi pikiran-tubuh (mind-
body terapies).

Sementara terapi biomedis lebih banyak memengaruhi seluruh


tubuh dan berfokus pada dampak terapi terhadap pengobatan atau
penanganan masalah fisik.

Sebagai contoh, pada terapi biomedis, evaluasi efek obat


antihipertensi hanya ditentukan melalui tekanan darah dan tidak
memperhatikan bagaimana obat memengaruhi alam rohani dan
psikologis.
NCCAM mendefinisikan terapi komplementer adalah suatu
penyembuhan yang mencakup sistem kesehatan, modalitas,
praktik dan teori, serta keyakinan dari masyarakat atau budaya
dalam periode sejarah tertentu.

CAM mencakup semua praktik serta ide-ide yang dimaknai


sebagai upaya mencegah atau mengobati penyakit atau
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan.
3. KLASIFIKASI
Terdapat lebih dari 1800 terapi komplementer yang diidentifikasi
berdasarkan sistem perawatan, terapi yang cukup dikenal luas dan
digunakan, variasi dari terapi, praktik budaya asli yang tidak
dikenal, dan mekanisme yang mendasari tindakan terapi yang
tidak diketahui.

Kategori terapi komplementer menurut NCCAM adalah sebagai


berikut.
1. Terapi pikiran-tubuh (mind-body therapies).
2. Terapi berbasis biologi (biologically based therapies).
3. Terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and body
based therapies).
4. Terapi energi yang termasuk dalam kategori energi hayati dan
bioelektromagnetik (energy and biofield therapies).
Tabel 1. memberikan gambaran dan contoh terapi dalam setiap
kategori. Menurut NCCAM terapi komplementer menjadi
pengobatan untuk kondisi tertentu dan merupakan bagian integral
dari sistem pelayanan kesehatan termasuk profesi perawat.

Basis filosofis yang mendasari penggunaan terapi komplementer


berbeda dengan model biomedis konvensional. Biomedis
berusaha untuk menghilangkan dan memperbaiki etiologi atau
masalah yang mendasari serta menekankan pada pengobatan
trauma maupun situasi darurat lainnya (Weil, 1995).
Sementara itu, tujuan terapi komplementer dalam sistem
keperawatan adalah untuk mencapai keselarasan dan
keseimbangan dalam diri seseorang.

Zollman dan Vickers (1999) menyatakan tujuan dari intervensi


terapeutik adalah untuk mengembalikan keseimbangan dan
memfasilitasi respons tubuh daripada penyembuhan proses
penyakit atau penghentian gejala.

Oleh karena itu, perawat memberikan perawatan yang mencakup


modifikasi gaya hidup, perubahan diet, olahraga, pengobatan
khusus, konseling, latihan, bimbingan pada pernapasan, relaksasi,
serta resep herbal.
Konsep ini menekankan pentingnya sistem perawatan yang
menerapkan pendekatan kepedulian secara holistis terhadap
perawatan klien yang akan meningkatkan pelayanan kesehatan.
4. PENGGUNAAN TERAPI KOMPLEMENTER
• Faktor yang memengaruhi perkembangan atau penggunaan
terapi komplementer (Astin, 1998; Kaptchuk dan Eisenberg,
1998; Jobst, 1998; Mitzdorf dkk., 1999) antara lain:
1) adanya keyakinan bahwa terapi biomedis tidak menyentuh
seluruh domain yang dimiliki individu;
2) adanya efek obat biomedis yang dianggap lebih buruk
daripada efek terapi yang diharapkan;
3) konsumen menginginkan penyedia layanan kesehatan yang
peduli (caring);
4) konsumen menginginkan pengakuan dan perlakuan secara
utuh atau holistis;
5) konsumen menginginkan keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapi;
6) faktor lain yang telah meningkatkan penggunaan terapi
komplementer adalah peningkatan pergeseran budaya yang
menggunakan sistem pelayanan kesehatan lain selain sistem
biomedis.

Terapi komplementer sangat penting dalam perawatan klien


dengan kondisi kesehatan kronis yang meliputi spiritual, sosial,
psikologis, dan masalah fisik (Haynes, McKibbon, dan Kanani,
1996)
5. TERAPI KOMPLEMENTER KEPERAWATAN
Nightingale menyarankan penggunaan terapi komplementer
dalam perawatan klien. Fundamental of nursing menjelaskan
beberapa penggunaan prinsip terapi komplementer seperti pijat
(massage), panas dan dingin, dan gizi.

Pada akhir 1950-an, proses keperawatan diperkenalkan dengan


menggunakan lima langkah pendekatan pemecahan masalah
untuk keperawatan yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, intervensi, dan evaluasi. Keterampilan pengkajian
sangat penting karena berkaitan dengan langkah selanjutnya,
yaitu intervensi.
Perbedaan dalam penyusunan intervensi dipengaruhi oleh
pengelompokan yang meliputi tindakan dependen (dependent),
kolaborasi (interdependent), dan mandiri (independent).

Perawat memiliki otonomi yang luas dalam memberikan


intervensi, terutama tindakan mandiri, sebagai sebuah profesi
yang ditunjang dengan pendidikan tinggi.

Kondisi ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk dapat


memberikan praktik keperawatan komplementer.
Menurut Snyder, Bulechek, dan McCloskey (1985), beberapa
intervensi keperawatan mandiri yang termasuk terapi
komplementer antara lain musik, imagery, relaksasi otot
progresif, journaling, reminiscence, dan pijat.

Identifikasi dan klasifikasi intervensi keperawatan oleh


International Council of Nurses Project (ICNP) dan National
Intervention Classification Project (NIC) telah memperluas ruang
lingkup intervensi yang mencakup seluruh kegiatan keperawatan
(ICNP, 1997; McCloskey dan Bulechek, 1996).
Dengan demikian berdasarkan konsep keperawatan, istilah
intervensi tidak membedakan terapi komplementer dengan
tindakan keperawatan lainnya seperti pemantauan status
perawatan klien atau koordinasi.

Perawat harus menggunakan terapi komplementer yang lebih


banyak untuk membantu klien mencapai hasil kesehatan yang
lebih optimal.
• Klasifikasi Terapi Berdasarkan National Center for
Complementary/Alternative Medicine
Jenis:
Terapi pikiran-tubuh (mind-body).
Pendekatan perilaku, psikologis, sosial, dan spiritual untuk
kesehatan.
Contoh:
Yoga, tai chi, internal qi-gong, meditasi, imagery, hipnosis,
biofeeedback, dukungan kelompok, terapi seni, terapi musik,
terapi dansa, journaling, humor, psikoterapi tubuh, pengakuan,
nonlocality, soul retrieval, penyembuhan spiritual, holistic
nursing, plasebo, sweat lodges.
Jenis:
Terapi sistem pengobatan alternatif (alternative medical
systems).
Pengobatan nonmedis yang melibatkan teori dan praktik dari
sistem yang komplet
Contoh:
Pengobatan tradisional cina (akupunktur, formula herbal, diet,
external and internal qi-gong, tai chi, pijatan dan manipulasi,
acupotomy), sistem adat tradisional seperti pengobatan asli
penduduk Amerika, pengobatan ayurveda, unani-tibbi,
pengobatan kampo, pengobatan tradisional afrika, pengobatan
tradisional aborigin, curanderismo, sistem pengobatan barat
yang tidak konvensional (homeopati, radiestesia, cayce-based
systems, radionics), naturopati.
Jenis:
Terapi berbasis biologi (biological based therapies).
Terapi yang bersifat alami. Praktik, intervensi, dan produknya
berbasis biologis.
Contoh:
Herbal, diet khusus (Pritkin, Ornish, Atki, tinggi serat,
makrobiotik), pengobatan orthomolecular (gizi), intervensi
farmakologis/biologis/instrumental (kartilago, ozon, cone
therapy, sengatan lebah, elektrodiagnostik, dan iridologi).
Jenis:
Terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and body
based systems).
Sistem yang didasarkan pada kegiatan manipulasi dan atau gerakan
anggota tubuh.
Contoh:
Pengobatan kiropraktik, pijatan dan gerak tubuh atau body work
(kranial–sakrum osteopathic manipulative treatment, pijatan
swedia, refleksologi, metode pilates, polaritas, gerak tubuh trager,
teknik Alexander, teknik Feldenkrais, pijatan Chinese tui Na,
akupresur, rolfing), serta terapi fisika nonkonvensional seperti
hidroterapi, diatermi, terapi cahaya dan warna, colonic,
pernapasan lubang hidung secara bergantian (alternate nostril
breathing).
Jenis:
Terapi energy (energy therapies).
Sistem pengobatan yang menggunakan medan energi halus di
dalam dan sekitar tubuh.
Contoh:
Sentuhan terapeutik, sentuhan penyembuhan, penyembuhan
natural, shen, reiki, huna, qi-gong eksternal, dan magnet.
• Terapi komplementer yang umum digunakan dalam
keperawatan meliputi:
active listening, akupresur, animal-assisted, aroma terapi,
biofeedback, healing touch, tertawa (humor), imagery,
journaling, pijatan, meditasi, musik, spiritual, presence, relaksasi
otot progresif, reiki, storytelling, tai chi, sentuhan terapeutik, dan
lain-lain

Anda mungkin juga menyukai