Di Susun Oleh :
Anjuwita
2019.C.11a.0999
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan
Pendahuluan Dalam Keperawatan Gerontik Dengan Diagnosa Diabetes Melitus
Di Wilayah Kerja Pkm Marina Permai Kota Palangka Raya ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Praktik Praklinik Keperawatan IV (PPK 4) pada Program Studi S-1 Keperawatan.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Laporan
Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1) Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2) Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep, Selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3) Ibu Ika Paskaria, S.Kep., Ners. Selaku Pembimbing Akademik yang telah
banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan
pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
4) Ibu Susilawati, S.Kep., Ners Selaku Pembimbing Lahan yang telah banyak
memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan
pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini
5) Semua pihak yang turut ambil bagian dalam membantu penulis
menyelesaikan Laporan Pendahuluan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun, untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang. Akhir kata penulis
mengucapkan sekian dan terima kasih.
Anjuwita
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2.Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan......................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Destruksi sel beta Oksidasi glukosa Konsentrasi Destruksi sel beta akibat
Kegagalan relative sel beta dan Kegagalan relative
akibat proses terganggu glukosa dalam proses autoimun sel beta dan
resistensi insulin pada jaringan
lemak autoimun darah ↑ resistensi insulin
Perubahan fungsi Mengganggu kerja
Perubahan metabolisme lemak Vasikularisasi aliran serebral enzim di pankreas System otot terganggu
Ginjal tidak
darah ↓
dapat menyerap
Pembentukan dan akumulasi Menurunnya glukosa Mengganggu proses Transport asam
benda-benda keton Pembuluh darah kesadaran dan absorsi makanan amino terganggu
menyempit penglihatan
Glukosa di urine +
Keseimbangan asam basa Cadangan glikogen
dan disertai Penyimpanan dan
terganggu MK : Resiko cidera dalam otot ↓
vasokontriksi pengeluaran cairan metabolisme gizi
berlebih
Hiperventilasi Gangguan urat saraf
MK : Resiko tinggi penurunan curah Ketidakseimbangan zat
jantung Peningkatan dalam berkemih gizi
Transport O₂ ↓ Kesemutan, kelelahan
dan kram
Hipoglikemi/Hiperglikemi
MK : Kekurangan volume cairan
MK : Gangguan pertukaran gas MK : Gangguan
Gangguan eliminasi urine
Perubahan perfusi jaringan MK : Resiko nutisi kurang dari metabolisme fisik
kebutuhan/lebih dari kebutuhan tubuh
2.2.7 Komplikasi
Komplikasi menurut (Subiyanto, 2019) :
Diabetes sering disebut “the great imitator”, yaitu penyakit yang dapat
menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan.
Penyakit ini timbul secara perlahan-lahan, sehingga seseorang tidak
menyadarinya adanya berbagai perubahan dalam dirinya. Kadar glukosa
darah yang terus menerus tinggi akan menyebabkan gangguan-gangguan
yang akan timbul beberapa tahun kemudian. Ini biasanya dikenal sebagai
komplikasi kronis. Komplikasi akut juga dapat terjadi jika kadar glukosa
darah seseorang meningkat atau menurun dengan tajam dalam waktu
relatif singkat. Tidak semua orang dengan diabetes akan menderita
komplikasi jangka Panjang. Bagaimanapun penelitian telah membuktikan
bahwa kontrol glukosa darah yang baik akan mencegah atau
memperlambat perkembangan komplikasi akut dan kronis.
1. Komplikasi Akut
Dalam komplikasi yang dikenal dikenal beberapa istilah sebagai
berikut:
a. Hipoglikemia adalah keadaan seseorang dengan kadar glukosa
darah di bawah nilai normal (˂60 mg/DL) Gejala ini berkeringat
dengan munculnya rasa lapar, gemetar, mengeluarkan keringat,
berdebar-debar, pusing, pusing, dan penderita bisa menjadi tidak
sadar kejang.
b. Hiperglikemia Hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah
meningkat secara tiba-tiba. Gejala hiprglikemia adalah
poliuria,polidipsia,polifagia, kelelahan yang parah dan pandangan
yang kabur. Hiperglikemia yang berlangsung lama dapat menjadi
keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis
diabetik yaitu dimana tubuh sangat kekurangan insulin secara
mendadak.
2. Komplikasi kronis/jangka
Meskipun komplikasi jangka panjang dari Diabetes berkembang secara
bertahap, komplikasi penyebab kecacatan permanen atau bahkan
mengancam jiwa. Beberapa komplikasi potensial diabetes termasuk :
a. Penyakit jantung dan pembuluh darah. Diabetes meningkatkan
risiko berbagai masalah kardiovaskalar, termasuk penyakit arteri
koroner dengan nyeri dada (angina), serangan jantung, stroke,
penyempitan arteri (aterosklerosis), dan tekanan darah tinggi.
b. Kerusakan saraf (neuropati). Kelebihan gula dapat melukai dinding
pembuluh darah kecil (kapiler) terutama di kaki. Ini dapat
menyebabkan kesemutan mati rasa, rasa terbakar atau rasa sakit
yang biasanya dimulai di ujung jari kaki dan secara bertahap
menyebar ke tubuh bagian atas. Gula darah yang tidak terkontrol
pada akhirnya dapat menyebabkan mati rasa di bagian tubuh yang
terkena. Kerusakan pada saraf yang mengontrol sistem pencernaan
yang menyebabkan masalah mual, muntah, diare atau sembelit.
c. Kerusakan ginjal (nefropati). Ginjal mengandung jutaan kluster
darah kecil yang menyaring limbah dari darah. Diabetes dapat
merusak sistem penyaringan tersebut. Kerusakan parah dapat
menyebabkan gagal ginjal atau penyakit ginjal tahap akhir yang
ireversibel, yang akhirnya memerlukan dialisis atau transplantasi
ginjal.
d. Kerusakan mata. Diabetes dapat merusak pembuluh darah retina
(diabetic retinopathy), berpotensi menyebabkan kebutaan. Diabetes
juga meningkatkan risiko kondisi penglihatan serius lainnya,
seperti katarak dan glaukoma.
e. Kerusakan kaki. Kerusakan saraf di kaki atau aliran darah yang
buruk ke kaki meningkatkan risiko berbagai komplikasi kaki. Jika
tidak diobati, luka dan lecet bisa menjadi infeksi serius. Kerusakan
parah mungkin menyebabkan terjadinya amputasi kaki.
f. Gangguan pendengaran. Masalah pendengaran lebih sering terjadi
pada penderita diabetes.
g. Gangguan kulit. Diabetes dapat membuat seseorang lebih rentan
terhadap masalah kulit, termasuk infeksi bakteri dan jamur.
h. Penyakit Alzheimer. Diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko
penyakit Alzheimer. Semakin buruk kendali gula darah, semakin
besar risikonya
2.2.8 Pemeriksaan Penunjang
Beberapa cara pemeriksaan kadar glukosa darah untuk menegakkan
diagnosa DM berdasarkan konsensus pengelolaan dan pencegahan DM di
indonesia (Kardiyudiani & Dwi, 2019) adalah :
1. Tes gula darah (A1C). Tes darah ini menunjukkan tingkat gula darah rata-
rata selama dua hingga tiga bulan terakhir. Tes ini mengukur persentase
gula darah yang melekat pada hemoglobin dan protein pembawa oksigen
dalam sel darah merah. Semakin tinggi kadar gula darah, semakin banyak
hemoglobin yang dimiliki dengan gula darah, semakin banyak hemoglobin
yang dimiliki dengan gula darah yang menempel. Tingkat A1C 6,5% atau
lebih tinggi pada dua tes terpisah menunjukkan pasien menderita diabetes.
Hasil antara 5,7-6,4% dianggap prediabetes, yang menunjukkan risiko
tinggi terkena diabetes. Tingkat normal dari A1C adalah dibawah 5,7%.
2. Jika tes A1C tidak dapat dilakukan karena kondisi tertentu yang dapat
membuat tes A1C tidak akurat, seperti hamil atau kelainan, dokter akan
menggunakan tes berikut untuk mendiagnosis diabetes :
a. Tes gula darah acak. Sampel darah akan di ambil pada waktu acak.
Nilai gula darah dinyatakan dalam milligram per desiliter (mg/dL) atau
milimoles per liter (mmol/L). Kadar gula darah acak 200 mg/dL (11,1
mmol/L) atau lebih tinggi menunjukkan diabetes, terutama bila
digabungkan dengan salah satu tanda dan gejala diabetes, seperti sering
buang air kecil dan haus ekstrem
b. Tes gula darah puasa. Sampel darah akan diambil setelah pasien
menjalani puasa dalam semalam. Tingkat gula darah puasa normal
adalah kurang dari 100 mg/dL (5,6 mmol/L). Tingkat gula darah puasa
dari 100 hingga 125 mg/dL (5,6 hingga 6,9 mmol/L) dianggap
prediabetes, sedangkan hasil pengukuran 126 mg/dL (7 mmol/L) atau
lebih tinggi pada dua tes terpisah adalah indikasi diabetes.
3. Tes toleransi glukosa oral. Untuk tes ini, pasien akan diminta berpuasa
dalam semalam dan kadar gula darah puasa diukur keesokan harinya.
Pasien akan diminta minum cairan bergula dan kadar gula darah diuji
secara berkala selama dua jam kedepan. Kadar gula darah kurang dari 140
mg /dL (7,8 mmol/ L) dikatakan normal. Hasil antara 140 dan 199 mg/Dl
(7,8 mmol/ L dan 11,0 mmol/ L) menunjukkan prediabetes. Sementara itu,
pasien dikatakan menderita diabetes bila memiliki hasil tes 200 mg / Dl
(11,1 mmol/ L) atau lebih tinggi setelah dua jam.
2.2.9 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Medis menurut (Kardiyudiani & Dwi, 2019)
1. Tablet Obat Hipolikemia Oral (OHO)
Obat ini biasanya hanya untuk Diabetes Tipe 2. Tegantung dari
pasar penyebab diabetes dan berat badan. Ada beberapa OHO yang dapat
digunakan secara tunggal maupun kombinasi (termasuk kombinasi
insulin). Obat hipoglikemia oral saat ini terbagi dalam 2 kelompok:obat
yang memperbaiki efek kerja insulin dan obat-obat yang menambah
produk insulin. Obat-obatan seperti metformin, glitazon, dan ascorbe
adalah obat-obatan kelompok pertama. Obat tersebut bekerja pada hati,
otot, jaringan lemak, dan lumen usus. Singkatnya, obat tersebut bekerja
ditempat dimana terdapat insulin yang mengatur glukosa darah.
Sulfonileura, Repaglinid, dan Netaglinid bekerja meningkatkan sekresi
insulin ke sirkulasi porta, sedangkan suntikan insulin menambah kadar
insulin disirkulasi darah.
Jika dokter memberikan obat tablet, yakinkan pasien dan keluarga
mengetahui nama dan kerja obat yang didapatkan, karena pasien dan
keluarga merupakan bagian dari pengobatan. Tanyakan pula ke dokter,
perawat, atau educator diabetes, kapan obat diminum atau disuntikkan,
efek samping dan interkasi dengan obat yang lain.
2. Insulin
Insulin yang ada dipasaran saat ini adalah insulin manusia dengan
tingkat kemurnian yang relatif baik, yakni hasil rekayasa genetik. Insulin
tersebut merupakan suatu bahan sintesis dan bukan berasal dari hewan.
Insulin bekerja melalui suatu reseptor insulin yang terutama terdapat di sel
hati, sel otot, dan sel lemak. Insulin bekerja memasukkan glukosa dari
dalam darah ke intra sel. Sekarang dikembangkan juga cara injeksi insulin
yang baru, sangat mudah dan tidak terasa sakit, serta mudah dibawa
kemana-mana karena bentukanya seperti pena. Penyandang diabetes yang
mendapatkan insulin secara teratur harus dapat menyuntik insulin secara
mandiri. Dokter atau perawat akan mengajarkan pasien cara dan tempat
menyuntik yang benar.
Hipoglikemia merupakan komplikasi yang perlu mendapat
perhatian dan dapat terjadi bila terdapat ketidaksesuaian antara diet,
kegiatan jasmani, dan jumlah insulin yang disuntikkan.
a. DPP-4 inhibitor. Obat-obatan ini membantu mengurangi kadar gula
darah, tetapi cenderung memiliki efek sederhana. Obat ini tidak
menyebabkan kenaikan berat badan. Contoh dari obat-obatan ini
adalah sitagliptin (Januvia), saxagliptin (Onglyza), dan lina gliptin
(Tradjenta).
b. Agonis reseptor GLP-1. Obat obatan ini memperlambat pencernaan
dan membantu menurunkan kadar gula darah, meskipun tidak
sebanyak sulfoniluera. Penggunaanya sering dikaitkan dengan
penurunan berat badan. Jenis obat ini tidak direkomendasikan untuk
digunakan sendiri.
c. Exenatide (Byetta) dan liraglutide (Victoza) adalah contoh agonis
reseptor GLP-1. Kemungkinan efek sampingnya termasuk mual dan
peningkatan resiko pankreatitis.
d. Inhibor SGT2. Ini adalah obat diabetes terbaru dipasaran. Mereka
bekerja dengan mencegah ginjal menyerap Kembali gula kedalam
darah. Sebaliknya, gula diekresikan dalam urine. Contohnya termasuk
canaglifozin (Inovakana) dan dapaglifozin (Faraxiga). Efek
sampingnya mungkin termasuk infeksi ragi dan infeksi saluran kemih,
peningkatan buang air kecil, dan hipotensi.
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama serta bagian awal dari sebuah
proses keperawatan. Dengan mengumpulkan data yang akurat, serta
sistematis, dan akan sangat membantu untuk menentukan status kesehatan.
Pola pertahan pasien dari berbagai penyakit yang mendera dirinya juga
akan semakin terbaca. Proses pengkajian ini juga dapat memetakan serta
mengantisipasi berbagai kekuatan, pertahanan, serta kelemahan pasien.
Selain itu pengkajian ini juga dapat membantu merumuskan diagnosa
keperawatan pada pasien DM tipe II, pengkajian data dasar pasien
(Subiyanto, 2019) yaitu :
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Meliputi: nama, tempat, tanggal lahir, jenis kelamin, umur, alamat,
status perkawinan, agama, suku, pekerjaan, tanggal masuk RS, no.
MR, tanggal pengkajian, diagnosa medis, TB/BB, TTV (suhu, nadi,
tekanan darah, pernafasan).
c. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk, ke RS dengan keluhan sering BAK,
kesemutan pada ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit
kering, merah, sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah,
lemah otot, disorientasi, letargi, koma.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien DM mempunyai riwayat hipertensi. Memiliki
kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak, kurang olahraga.
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, apa
terapinya, apakah klien teratur dalam minum obat.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
d) Riwayat kesehatan lingkungan
Pengkajian ini merupakan bentuk pengkajian yang bertujuan untuk
mengidentifikasi pengaruh lingkungan terhadap kesehatan pasien,
faktor lingkungan yang ada keterkaitannya dengan sakit yang
dialami pasien saat ini dan kemungkinan masalah yang dapat
terjadi akibat pengaruh lingkungan. Data pengkajian dapat meliputi
kebersihan dan kerapian ruangan, penerangan, sirkulasi udara,
keadaan kamar mandi dan WC, pembuangan air kotor, sumber air
minum, pembuangan sampah, sumber pencemaran, penataan
halaman, privasi, resiko injuri
2. Data dasar klien dan pemeriksaan fisik
a) Kebutuhan aktivitas
Gejala : Mudah lelah, mudah mengantuk, kram otot.
Tanda : Kadar glukosa darah rendah < 60 mg/DL atau tinggi > 200
mg/DL, takikardia dan takipnea ketikaeraktivitas; letargi/disorientasi
penurunan kesadaran dan kekuatan otot.
b) Kebutuhan istirahat
Gejala: Gangguan tidur/istirahat pada malam hari karena sering
kencing, nyeri pada kaki.
Tanda: Kadar glukosa darah > 200 mg/DL (hiperglikemia) yang
menyebabkan sering kencing.
c) Sirkulasi
Gejala: kesemutan dan nyeri pada ekstremitas bawah, ulkus pada kaki,
dan penyembuhan luka atau penyakit yang lama.
Tanda: suhu tubuh (tanda sistemik infeksi), tekanan darah: hipertensi,
nadi yang menurun, disritmia, krekels, kulit panas, kering dan
kemerahan, bola mata cekung.
d) Kebutuhan eliminasi
Gejala: perubahan pola kemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar
pada kandung kemih, kesulitan berkemih (infeksi) akibat ISK
baru/berulang, nyeri saat abdomen ditekan.
Tanda: urine encer, pucat, poliuria (dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria jika terjadi hipovolumia berat); urine berkabut dan
berbau busuk (terjadi infeksi).
e) Kebutuhan nutrisi (makanan/cairan)
Gejala: polifagia (sering lapar dan sering makan), sebaliknya nafsu
makan hilang atau berkurang, mual muntah; tidak patuh dengan diet,
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat; penurunan berat badan dari
periode beberapa hari/minggu; haus berlebihan; penggunaan diuretik
(tiazid).
Tanda: kulit kering/bersisik, turgor terlihat jelek; pembesaran tiroid
(peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah atau
sebaliknya terjadi hipoglikemia); kekuatan/distensi abdomen, muntah;
bau halitosis, bau buah (napas aseton).
f) Kebutuhan oksigenasi (pernapasan)
Gejala: sesak napas atau merasa kekurangan oksigen, batuk dengan
tanpa sputum baik karena adanya infeksi maupun tanpa adanya infeksi
saluran pernapasan.
Tanda: suhu tubuh (tanda sistemik dari infeksi), batuk dnean/tanpa
sputum purulen (infeksi); frekuensi pernapasan yang meningkat serta
tidak teratur.
g) Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesi,
gangguan penglihatan (Padila,2019).
h) Nyeri/kenyamanan abdomen
Abdomen tegang, nyeri (sedang/berat) (Padila,2019).
i) Keamanan
Kulit kering gatal,ulkus kulit (Padila,2019)
3. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a) Psikososial Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang,
sikap klien pada orang lain, harapan- harapan klien dalam melakukan
sosialisasi
b) Identifikasi masalah emosional seperti: kesulitan tidur, merasa gelisah,
murung dan menangis, kuatir banyak pikira,masalah dengan keluarga,
menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter, mengurung
diri, jiak lebih dari atau sama 1 jawaban “ya” memiliki Masalah
Emosional Positif (+)
4. Pengkajian Fungsional Klien (INDEKS KATZ)
Mengamati kemandirian dalam makan, kontinensia (BAB/BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah dan mandi apakah
mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas, atau mandiri
kecuali mandi dan salah satu fungsi lain, mandiri kecuali mandi,
berpakaian dan salah satu fungsi diatas, mandiri kecuali mandi,
berpakaian, ke toilet dan salah satu fungsi yang lain, mandiri kecuali
mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain atau
ketergantungan untuk semua fungsi dengan catatan Mandiri berarti tanpa
pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif dari orang lain, seseorang
yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan
fungsi, meskipun ia dianggap mampu Modifikasi Dari Barthel Indeks.
5. Pengkajian Status Mental
a) Identifikasi tingkat intelektual dengan short portable mental status
questioner (SPSMQ)
b) Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan
MMSE (Mini Mental Status Exam)
1. Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan Tindakan Observasi
berhubungan dengan hiperglikemia selama 3x24 jam diharapkan, Kriteria
1. Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi
ditandai dengan penyembuhan luka Hasil :
perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
lambat
1. Penyembuhan luka meningkat suhu, anklebrachial index)
Terapeutik :
1. Hindari pemasangan infus atau
pengembalian darah di area keterbatasan
perfusi
6. Lakukan hidrasi
Edukasi :
1. Anjurkan berhenti merokok
Terapeutik :
1. Fasilitasi aktivitas ambulansi dengan
alat bantu (mis. tongkat, kruk)
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulansi
Edukasi :
1. Anjurkan menggunakan pelembab (mis.
lotion, serum)
Terapeutik :
1. Catat intakeoutput dan hitung balans
cairan 24 jam
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian diuretik, jika
perlu
5. Resiko infeksi ditandai dengan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Tindakan Observasi :
penyakit kronis (mis.diabetes selama 3x24 jam di harapkan
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal
mellitus)
1. Kemerahan menurun sistemik
2. Nyeri menurun
Terapeutik :
3. Cairan berbau busuk menurun
1. Batasi jumlah pengunjung
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
perlu
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang telah anda tetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga
meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons klien selama
dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Budiono, 2015)
dalam Rafli (2019)
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan
dan kriteria hasil yang anda buat pada tahap perencanaan. (Budiono,2015) dalam
(Rafli, 2019)
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. W (P)
Tempat & Tanggal Lahir : Pandan Asri, 12 Februari 1958 Gol.Darah : A
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 150 Cm / 55 Kg
Penampilan : Baik Ciri-ciri Tubuh : Ideal
Alamat : Jalan Candra buana, gang Pandan Asri
Orang Yang Dekat Di hubungi : Tn. D
Hubungan dengan Lansia : Suami
Alamat : Jl. Candra buana, gang Pandan Asri
B. RIWAYAT KELUARGA
Susunan Anggota Keluarga
Jenis Hubungan
No Nama Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin Keluarga
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga
Alamat pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah :-
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya :-
Sumber pendapatan & Kecukupan : Sumber Pendapatan keluarga diperoleh
pekerjaan suami.
D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP (DENAH)
Pasien dan keluarga memiliki jumlah kamar 5 dirumah, kondisi tempat
tinggal bersih, pasien tinggal bersama suami dan 2 orang anaknya, pasien
berhubungan baik dengan tetangganya
E. RIWAYAT REKREASI
Dalam masyarakat, pasien mengikuti kegiatan pengajian dan arisan
F. SISTEM PENDUKUNG
Perawatan kesehatan pasien dirumah kurang, keluarga kurang
memperhatikan pola makan dari pasien, jarak rumah ke klinik cukup dekat
namun pasien dan keluarga jarang memeriksakan kesehatan.
G. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan dirumah selalu berdoa sebelum memulai kegiatan. Sebelum dan
sesudah makan selalu berdoa
H. STATUS KESEHATAN
1. Status kesehatan umum selama setahun yang lalu : pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya, pasien sering
pusing mudah lelah
2. Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu lalu : pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya
3. Keluhan Utama : Pasien mengatakan pusing,mudah lelah kaki terasa
nyeri dan kebas kiri dan kanan, pasien lebih sering buang air kecil, sering
merasa haus dan penglihatan kabur
4. Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Pasien mengatakan
belum tahu ap aitu diabetes, pasien jarang memeriksakan kesehatannya.
5. Obat-Obatan : Pasien Tidak pernah di rawat di RS, pasien dulu sering
mengkonsumsi obat di warung.
STATUS IMMUNISASI : (Catat tanggal
terbaru)
Tetanus, Difteri : tidak ada
Influensa : tidak ada
Pneumothoraks : tidak ada
Pen yakit yan g dider ita : tidak ada penyakit yang diderita sebelumnya
I. AKTIFITAS SEHARI-HARI
Indeks Katz :
Pasien di kamar mandi mandiri, menyiapkan dan menggunakan pakaian
mandiri, BAB di WC mandiri, pasien mampu menontrol pengeluaran feses,
BAK di kamar mandi mandiri, pasien dapat mengontrol pengeluaran air
kemih, berjalan tanpa menggunakan alat bantu jalan, pasien dapat
menajalankan ibadah, dapat melakukan pekerjaan rumah, dapat berbelanja,
dapat menelola keuangan sendiri, menggunakan sarana transportasi umum
untuk bepergian, dapat menyiapkan obat dan minum obat, tidak dapat
megambil keputusan sendiri, dapat melakukan aktivitas
Oksigenasi : pasien tyidak sesak, tidak terpasang oksigen
Nutrisi Eliminasi Aktivitas : pasien makan 2x sehari, sering minum teh manis,
BAB 1X sehari, BAK, 6-7 xsehari
Istirahat & Tidur : pasien tidur 6-7 jam sehari
Personal Hygiene : baik
Seksual : pasien memiliki 4 orang anak
Psikologis
Persepsi Klien : pasien mengatakan dirinya sakit
Konsep Diri : pasien dapat memahami sakitnya
Emosi : pasien dapat mengontrol emosinya
Adaptasi : pasien mampu beradaptasi dengan sakitnya
Mekanisme Pertahanan Diri : pasien dapat menontrol dirinya
K. DATA PENUNJANG
Laboratorium : tidak ada
Radiologi : tidak ada
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas kehidupan Sehari-hari
Skore Kriteria
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi, dan
satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam smeua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
Lain- Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di klasifikasikan
lain sebagai C, D, E Atau F
SKORE
NO PERTANYAAN JAWABAN
+ -
1 Tanggal berapa hari ini? Benar
2 Hari apa sekarang ini? Benar
3 Apa nama tempat ini? Benar
4 Berapa nomor telepon anda? Salah
5 Berapa umur anda? Benar
6 Kapan anda lahir? Benar
7 Siapa presiden Indonesia sekarang? Benar
8 Siapa presiden sebelumnya? Benar
9 Siapa nama kecil ibu anda? Benar
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap penggurangan 3 Salah
dari setiap angka baru, semua secara
menurun?
Jumlah kesalahan total 2
Keterangan:
1. Kesalahan 0-2 fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10 kerusakan intelektual berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek
mempunyai pendidikan lebih dari SD
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit
hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
NILAI
KLIEN PERTANYAAN
Maks
ORIENTASI
5 4 (Tahun, musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang? Dimana kita :
5 (Negara, bagian, Wilayah, Kota).
REGISTRASI
3 3 Nama 3 objek (1 detik untuk mengatakan masing-masing) tanyakan
klien ke 3 obyek setelah anda telah mengatakan. Beri 1 point untuk
tiap jawaban yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ke 3 nya jumlahkan percobaan dan catat.
PERHATIAN & KALKULASI
5 2 Seri 7’s (1 point tiap benar, berhenti setelah 5 jawaban, berganti eja
kata belakang) (7 kata dipilih eja dari belakang).
MENGINGAT
3 3 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1 point untuk
kebenaran.
BAHASA
9 9 Nama pensil & melihat (2 point)
Mengulang hal berikut tak ada jika (dan atau tetapi) 1 point.
30 Nilai total
KETERANGAN:
Mengkaji tingkat kesadaran klien sepanjang kontinum:
Composmentis
Nilai dari Ny. W adalah 21 yaitu tidak ada kerusakan kognitif
URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa dan memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis/kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/ istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAKPUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat buruk/tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya
Keterangan:
0-4 : depresi tidak ada/ minimal
5-7 : depresi ringan
8-15 : depresi sedang
16+ : depresi berat
ANALISA DATA
OBYEKTIF DAN DATA SUBYEKTIF INTERPRESTASI MASALAH
No
(sign/symptom) (Etiologi) (Problem)
1. Poliuria
DS : Ketidakstabilan
kadar glukosa
Pasien mengatakan pusing,mudah Lelah,
Hiperglikemi darah
kaki terasa nyeri dan kebas kiri dan kanan,
pasien lebih sering buang air kecil, sering
Ketidakstabilan gula
merasa haus dan penglihatan kabur
DO :
Ketidakstabilan kadar
1. Kesadaran Komposmentis gula darah
2. Pasien tampak lemas
3. GDS : 420 mg/dL Resistensi insulin
4. TTV :
TD : 150/90 mmHg
S : 36 ℃
N : 90 x/menit
2 DS :
Defisit
Pasien mengatakan belum tahu apa itu
Pola makan pengetahuan
diabetes, pasien jarang memeriksakan
kesehatannya ke puskesmas maupun
Hipoglikemi
rumah sakit.
DO :
Ketidakstabilan gula
1. Nampak klien terlihat bingung saat
darah
ditanya perihal penyakit diabetes
melitus
Kurang terpapar
2. GDS : 420 mg/dL informasi
Defisit pengetahuan
PRIORITAS MASALAH
1 (D.0027) Ketidakstabilan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama : Manajemen 1. Mengidentifikasi kadar glukosa
kadar glukosa darah keperawatan selama 3x24 hiperglikemia (I.03115) darah diatas normal
berhubungan dengan jam diharapkan kestabilan
Observasi : 2. Mengelola kadar glukosa darah
resistensi insulin ditandai kadar glukosa darah
diatas normal
dengan mudah lelah dan meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi kemungkinan
Edukasi :
2. Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
3. Ajarkan pengelolaan
diabetes (mis. penggunaan
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan)
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
insulin
2. Kolaborasi pemberian
2. (D.0111) Defisit
cairan IV
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24
kurang terpapar jam diharapkan tingkat Intervensi utama : Edukasi
informasi ditandai pengetahuan membaik kesehatan (I.12383)
dengan menunjukkan dengan kriteria hasil :
Observasi :
perilaku tidak sesuai
1. Perilaku sesuai
anjuran, menjalani Identifikasi kesiapan dan
anjuran dari cukup
pemeriksaan yang tidak kemampuan menerima informasi
menurun (2) Mengajarkan pengelolaan faktor risiko
tepat
menjadi cukup Terapeutik : penyakit dan perilaku hidup bersih sehat
meningkat (4) 1. Sediakan materi dan
media pendidikan
2. Kemampuan
kesehatan
menjelaskan
tentang suatu topik 2. Jadwalkan pendidikan
dari cukup kesehatan sesuai
menurun (2)
menjadi cukup kesepakatan
meningkat (4)
3. Berikan kesempatan
3. Kemampuan untuk bertanya
menggambarkan
Edukasi :
pengalaman
1. Jelaskan faktor risiko
sebelumnya yang
yang dapat
sesuai dengan topik
mempengaruhi
dari cukup
kesehatan
menurun (2)
menjadi cukup 2. Ajarkan perilaku hidup
meningkat (4) bersih dan sehat
IMPLEMENTASI
No Dx Kep Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD/Nama
1. Ketidakstabilan kadar glukosa 1. Mengidentifikasi S : Pasien mengatakan
darah berhubungan dengan kemungkinan penyebab pusing,mudah Lelah, kaki
resistensi insulin ditandai hiperglikemia terasa nyeri dan kebas kiri dan
dengan mudah lelah dan kadar 2. Memonitor kadar glukosa kanan, pasien lebih sering
glukosa dalam darah tinggi darah buang air kecil, sering merasa
3. Memberikan asupan cairan haus dan penglihatan kabur
oral O : Pasien tampak lemah
4. Menganjurkan monitor GDS : 420 mg/dL
kadar glukosa darah secara A : Masalah belum teratasi
mandiri P: Lanjutkan intervensi
5. Menganjurkan kepatuhan 1. Pemantauan GDS
terhadap diet dan olahraga 2. Pemberian obat
6. Mengajarkan pengelolaan insulin dan oral
diabetes (mis. penggunaan
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan)
7. Mengkolaborasikan
pemberian insulin
8. Mengkolaborasikan
pemberian cairan IV
CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari / Tanggal /Jam Dx Implementasi Evaluasi (SOAP) TTD/Nama
Kep
1. Senin, 19 September 1 1. Memonitor kadar glukosa darah S : Pasien mengatakan
2022 Jam 08.00 Wib kadang-kadang masih
2. Memonitor tanda dan gejala pusing,mudah Lelah, kaki
hiperglikemia (mis. pandangan kabur, terasa nyeri dan kebas kiri
sakit kepala) dan kanan, pasien lebih
sering buang air kecil, sering
merasa haus dan penglihatan
kabur
O : Pasien tampak lemas
GDS : 420 mg/dL
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Pemantauan GDS
2. Pemberian obat
insulin dan oral
2. Senin, 19 September 2
1. Menjelaskan faktor risiko yang dapat
2022 Jam 09.00 Wib
mempengaruhi kesehatan S : Pasien mengatakan tidak
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan mengetahui tentang
sehat
3. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan penyakitnya
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih O : pasien tampak
dan sehat menanyakan penyakitnya
GDS : 420 mg/dL
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
1. Pemberian
pendidikan
kesehatan tentang
DM dan diit DM
2. Pemberian obat
insulin dan oral
Rabu, 21 September
2022 Jam 11.00 Wib S : Pasien mengatakan sudah
paham tentang
penyakitnya
O : pasien tampak paham
tentang penyakitnya
GDS : 325 mg/dL
A : Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, S. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Hasdiana. (2012). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa Dan Anak
Dengan Solusi Herbal . Nuha Medika .
OLEH :
Anjuwita
2019.C.11a.0999
Sasaran : Lansia
Tujuan :
Metode :
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
Media
1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi Tentang seputar Diabetes Melitus
Waktu Pelaksanaan
EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Peserta dan keluarga hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan di ruang Rumah Pasien
3) Pengorganisasian penyelenggaraan di lakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang “perawatan dan
pencegahan penyakit diabetes dan senam kaki diabetes melitus”
2) Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3) Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
1. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “perawatan dan
pencegahan penyakit diabetes dan senam kaki diabetes melitus”
2. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Manfaat perawatan
dan pencegahan penyakit diabetes dan senam kaki diabetes melitus”
3. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Waktu Pelaksanaan,
Hal-Hal yang Perlu di Perhatikan, Teknik, dan Prosedur/Langkah-
Langkah perawatan dan pencegahan penyakit diabetes dan senam kaki
diabetes melitus”
4. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Pengaruh senam kaki
diabetes melitus untuk penurunan persepsi nyeri
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar gula di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan
insulin secara efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal.
Insulin memasukkan gula kedalam sel sehingga bisa menghasilkan energi
atau disimpan sebagai cadangan energi.
Hipoglikemia adalah suatu keadaan abnormal dimana kadar glukosa
dalam darah ≤ 50-60 mg/dl.
Hiperglikemia adalah suatu keadaan abnormal dimana kadar glukosa
dalam darah ≤ 200 mg/dl.
B. Penyebab Diabetes Melitus
1) Pola makan
2) Keturunan (faktor genetic).
3) Usia
4) Bahan-bahan kimia dan infeksi pada pancreas.
5) Pola hidup.
6) Kegemukan (obesitas)
7) Kurang gerak.
8) Kehamilan.
9) Kehilangan insulin
10) Konsumsi Alkohol
C. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
1) Sering merasa haus dan lapar
2) Sering kencing terutama malam hari
3) Nafas berbau buah.
4) Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas.
5) Penurunan berat badan
6) Kulit terasa kering
7) Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit
sembuh
8) Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
9) Mual dan muntah
Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada
penderita DM :
1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung /
sikat halus
2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna (pucat,
kemerahan), bentuk (pecahpecah, lepuh, kalus, luka), suhu (dingin,
lebih panas)
4. Bila kaki kering,olesi dengan lotion
5. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu
keras kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit.
6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada
sesuatu didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan
pergelangan kaki dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar.
8. Lakukan senam kaki.
9. Jangan biarkan luka sekcil apapun.
d. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki
ke atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan
tumit kaki diangkatkan ke atas.Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki
kiri dan kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
Gambar 3. Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki di angkat
e. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.
Gambar 4. Ujung kaki diangkat ke atas
g. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan
turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi
sebanyak 10 kali.
h. Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut
dan gerakkan ujung jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali
kelantai.
i. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke 8, namun gunakan
kedua kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
j. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
k. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan
kaki ,tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10 lakukan
secara bergantian. Gerakan ini sama dengan posisi tidur.
Gambar 6. Kaki diluruskan dan diangkat
l. Letakkan sehelai koran dilantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola
dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran
seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Cara ini dilakukan
hanya sekali saja
m. Lalu robek koran menjadi 2 bagian, pisahkan kedua bagian koran.
n. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki
o. Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh.
p. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola